Di susun oleh:
HURIL AINIAH
(14401.16.17017)
PROBOLINGGO
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
3. Penyebab\
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi social. Isolasi
social adalah opercobaan untuk mengindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain.
Tanda-gejala isolasi social :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindar dari orang lain.
c. Komunikasi kurang / tidak ada.
d. Tidak ada kontak mata.
e. Tidak melakukan aktivitas sehari-hari.
f. Berdiam diri di kamar.
g. Mobilitas kurang.
h. Posisi janin saat tidur.
4. Tanda dan gejala
Gejala dan tanda seseorang yang mengalami halusinasi adalah :
a. Tahap 1 (comforting)
1) Tertawa tidak sesuai dengan situasi.
2) Menggerakkan bibir tanpa bicara.
3) Bicara lambat.
4) Diam dan pikiranya dipenuhi pikiran yang menyenangkan.
b. Tahap 2 (condemning)
1) Cemas.
2) Konsentrasi menurun.
3) Ketidakmampuan membedakan realita.
c. Tahap 3
1) Pasien cenderung mengikuti halusinasi.
2) Kesulitan berhubungan dgn orang lain.
3) Perhatian dan konsentrasi menurut.
4) Afek labil.
5) Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk).
d. Tahap 4 (controlling)
1) Pasien mengikuti halusinasi.
2) Pasien tidak mampu mengendalikan diri.
3) Tidak mampu mengikuti perintah nyata.
4) Beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5. Akibat
Akibat dari perubahan sensoori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri
sendiri,orang lain dan lingkungan. Adalah suatu suatu perilaku maladaptive dalam
memanifestasikanperasaan marah yang dialami oleh sesorang. Perilaku tersebut dapat
berupa menciderai diri sendiri, melalukan penganiayaan terhadap orang lain dan
merusak lingkungan.
Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai suatu
ancaman ( stuart dan Sundeen,1995). Perasaan marah sendiri merupakan suatu hal
yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada pada rentang adaptif.
Tanda dan gejala :
a. Data obyektif :
1) Mata merah.
2) Pandangan tajam.
3) Otot tegang.
4) Nada suara tinggi.
5) Suka berdebat.
6) Sering memaksakan kehendak.
7) Merampas makanan, memukul jika tidak senang.
b. Data subyektif
1) Mengeluh merasa terancam.
2) Mengungkapkan perasaan tak berguna.
3) Mengungkapkan perasaan jengkel.
4) Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa tercekik, sesak
dan bingung.
C. POHON MASALAH
Isolasi social
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi.
2. Isolasi sosial : menarik diri.
F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa I : perubahan sensori persepsi: halusinasi.
a. Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
b. Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk
kelancaran hubungan interaksi seanjutnya.
H. EVALUASIKEPERAWATAN
Asuhan keperawatan klien dengan halusinasi berhasil jika :
1. Klien menunjukkan kemampuan mandiri untuk mengontrol halusinasi
2. Mampu melaksistrian program pengobatan berkelanjutan
3. Keluarga mampu menjadi sebuah sistem pendukung yang efektif dalam membantu
klien mengatasi masalahnya
I. CARA MENGONTROL HALUSINASI
Menurut Budi Anna Keliat (2009), Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol
halusinasi,Perawat dapat melati pasien dengan empat cara yang sudah terbukti dapat
mengendalikan halusinasi.keempat cara mengontrol halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan
cara menolak halusinasi yang muncul.Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap
halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan halusinasinya. Jika ini dapat
dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi
yang muncul.
2. Minum obat secara teratur
Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi.Pasien juga harus dilatih untuk
minum obat secara teratursesuai dengan program terapi dokter. Pasien gangguan jiwa
yang dirawat dirumah sering mengalami putus obat sehingga pasien mengalami
kekambuhan.Jka kekambuhan terjadi,untuk mencapai kondisi seperti semula akan
membutuhkan waktu. Oleh karena itu, pasien harus dilatih minum obat sesuai program
dan berkelanjutan berikut ini intervensi yang dapat dilakukan Perawatagar pasien
patuh minum obat.
a. Jelaskan kegunaan obat.
b. Jelaskan akibat jika putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat.
d. Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar pasien, benar
cara, benar waktu ,dan benar dosis).
3. Bercakap – cakap dengan orang lain
Bercakap- cakap dengan orang lain dapat membantu mengotrol halusinasi.Ketika
pasien bercakap- cakap dengan orang lain, terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan
beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain.
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik :
Perawat : Assalamualaikum..!!! Selamat pagi bu… perkenalkan nama saya Refiazka
Yusalia.Saya mahasiswa praktek dari Poltekkes Kemenkes Padang.Hari ini saya dinas pagi
dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit
ini. Nama ibusiapa?
Pasien : nama saya Rahmi Novania
Perawat : Senangnya ibu dipanggil apa?
Pasien : Rahmi
b. Evaluasi/validasi :
Perawat : Baiklah ibuk Rahmi, Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
Pasien : baik buk
c. Kontrak :
Perawat :Buk Rahmi, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang
mengganggu ibuk dan cara mengontrol suara-suara tersebut, Apakah ibuk
Rahmi bersedia?
Pasien : iya buk (sambil menganguk-anggukan kepala)
Perawat : Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Pasien : baiklah buk
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : Disini saja buk.
Perawat : baiklah buk kitaakan berbincang-bincang disini
2. Fase Kerja .
Perawat : Apakah ibu rahmi mendengar suara tanpa ada wujudnya?
Pasien : Iya buk..
Perawat : Saya percaya ibu mendengar suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak
mendengar suara itu.Apa yang dikatakan oleh suara yang ibu dengar?Apakah
ibu mendengarnya terus menerus atau sewaktu- waktu?
Pasien : suara itu mengejek saya buk, saya mendengarnya kadang- kadang buk
Perawat : Kapan yang paling sering Ibu mendengar suara itu?
Pasien : siang hari setelah makan buk.
Perawat : Berapa kali dalam sehari ibu mendengarnya?
Pasien : 3- 5 kali buk
Perawat : Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?
Pasien : ya buk,saat saya sedang duduk dikamar setelah saya selesai makan
Perawat :Apa yang ibu rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana perasaan ibu
ketika mendengar suara tersebut?
Pasien : saya merasa kesal mendengar suara itu
Perawat :Kemudian apa yang ibu lakukan?
Pasien : jika saya mendengar suara itu, saya langsuang menutup telinga saya dengan
bantal dan kadang saya berteriak agar suara itu diam
Perawat :Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang?
Pasien :tidak, suaranya tetap bisa saya dengar.
Perawat : Baiklah bu, apa yang alami itu namanya Halusinasi. Ada empat cara untuk
mengontrol halusinasi yang ibuk Rahmi alami yaitu menghardik, minum
obat, bercakap-cakap, dan melakukan aktifitas. Hari ini, Bagaimana kalau
kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik, apakah ibu
Rahmi bersedia?
Pasien : bersedia buk (sambil menganguk-anggukkan kepala)
Perawat : Bagaimana kalau kita mulai ya. Sayaakan mempraktekan dahulu, baru ibu
mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Begini bu, jika suara
itu muncul katakan dengan keras “ pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu
suara palsu” sambil menutup kedua telinga ibu. seperti ini ya bu. Coba
sekarang ibu ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat :Wah bagus sekali bu, ibu sudah bisa mempraktekkan.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Rahmi setelah kita kita bercakap-cakap?
Pasien : saya merasa baikan bu
Perawat : Baiklah bu, Jika suara itu masih terdengar mengejek ibu, seperti yang telah
kita pelajari bila suara-suara itu muncul ibu bisa mengatakan “ pergi-pergi
saya tidak mau dengar kamu suara palsu”
b. Tindakan Lanjut
Perawat : Ibu lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3
kali sehari yaitu jam 08:00, 14:00 dan jam 20:00 atau disaat ibu mendengar
suara tersebut. cara mengisi buku kegiatan harian adalah sesuai dengan
jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya bu. Jika ibumelakukanya
secara mandiri maka ibu menuliskan di kolom M, jika ibu melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat di kolom B,
Jika ibuk tidak melakukanya maka ibu tulis di kolom T. apakah ibu
mengerti?
Pasien : Iya,,saya mengerti buk.
c. Kontrak yang akan datang :
Perawat : Baik lah buk, Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
yang kedua yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul,
apakah ibu bersedia?
Pasien : saya bersedia buk.
Perawat : Ibukmaunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 09:00 ?
Pasien : baik buk
Perawat :Ibukmaunya dimana kita berbincang-bincang?
Pasien : disini saja buk.
Perawat : Baiklah buk Rahmi besok saya akan kesini jam 09:00 ya buk. Saya permisi
ya buk. Assalamualaikum wr.wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : ENAM BENAR MINUM OBAT
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Assalamualaikum, Ibuk masih ingat dengan saya?
Pasien : Masih buk
Perawat : Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini?
Pasien : baik buk
b. Evaluasi/validasi.
Perawat : Apakahbuk Rahmi masih mendengar suara yang mengejek ibu?
Pasien : masih buk, saya masih mendengarnya
Perawat : Apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin?
Pasien : sudah, saya sudah melakukannya
Perawat : Apakah dengan menghardik suara-suara yang ibu dengar berkurang?
Pasien : ya, suara sudah berkurang
Perawat : Bagus buk.Sekarang coba ibu praktekkan pada saya bagaimana ibu
melakukannya.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat : Bagus sekali buk. Coba kita lihat jadwal kegiatan hariannya ya buk
Pasien : (mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali buk Rahmi. Ibuk sudah bisa melakukan kegiatan menghardik
secara mandiri ibukwalaupun masihada diingatkan oleh keluarga.
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah buk Rahmi, sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
yang kedua dari empat mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara
minum obat yang benar, apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia buk ( sambil mengannguk)
Pearaibuat :Berapa lama ibuk mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Pasien : baik buk
Perawat : ibuk mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : disini saja buk
Perawat Baiklah buk
2. Fase Kerja.
Perawat : Ibuk sudah dapat obat dari Perawat?
Pasien : sudah buk
Perawat : Ibuk perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan
tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang warnanya
orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan
berkurang rasa marah dan mondar mandirnya, yang warnanya putih namanya
THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang warnanya merah
jambu ini namanya HLP gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang ibuk
dengar. Semuanya ini harus ibuk minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut ibuk terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibuk bisa menghisap es batu yang bisa diminta pada
Perawat.Bila ibuk merasa mata berkunang-kunang, ibuk sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu.Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya buk.
Sampai disini, apakah buk Rahmi mengerti ?
Pasien : ya, saya mengerti (sambil menggangguk)
Perawat : Baiklah buk Rahmi, kita lanjutkan ya. Sebelum ibuk meminum obat lihat dulu
label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama ibuk yang tertulis
disitu. Selain itu ibuk perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu
atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus
diminum, dan cara meminum obatnya. ibuk harus meminum obat secara teratur
dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita
memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya buk. Cara mengisi
jadwalnya adalah jika ibuk minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh
Perawat atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika ibu meminum
obatnya diingatkan oleh Perawat atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu,
jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak melakukannya.
Mengerti bu?
Pasien : saya mengerti
Perawat : coba ibuk ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan?
Pasien : jika saya meminum obat tanpa diingatkan maka saya isi di kolom M artinya
mandiri, jika saya minum obat diingatkan oleh keluarga/ Perawat/ teman saya buat di kolom
B, jika saya tidak melakukannya saya buat di kolom T.
Perawat : Nah bagus, ibuk sudah mengerti.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita berbincang-bincang tentang obat?
Pasien : saya sekarang mengerti cara minum obat yang baik buk
Perawat : Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba ibu
sebutkan?
Pasien : menghardik dan minum obat
Perawat : Wah, ibu benar sekali
b. Tindakan lanjut
Perawat : Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu07:00, 13:00 dan 19:00 pada
jadwal kegiatan ibuk. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum obat
yang telah kita buat tadi ya ibuk.jangan lupa lakukan semua dengan teratur ya
ibuk
Pasien : baik buk
c. Kontrak yang akan datang :
Perawat : Baik lah buk. Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat
manfaat minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang ketiga
yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. apakah buk Rahmi bersedia?
Pasien : ya, saya bersedia buk
Perawat : Karena besok saya dinas siang dari pukul 14.00- 21.00 Wib, jadi kita latihan
sore saja ya buk. Kira- kira ibuk siang jam berapa ibuk bisa?
Pasien : jam 15.00 buk
Perawat : baiklah buk. Kita akan bertemu jam 15.00 disini ya buk. Saya permisi dulu ya
buk. Assalammualaikum wr.wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : BERCAKAP-CAKAP.
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Asalammualaikum wr. wb.. selamat pagi buk Rahmi
Pasien : Walaikum salam buk
b. Evaluasi/validasi.
Perawat : Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini?
Pasien : Baik buk
Perawat : Apakah suara-suara masih muncul?
Pasien : masih buk, tapi sudah berkurang
Perawat : Apakah Ibuk telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : sudah buk
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibuk?
Pasien :(mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali buk, sekarang coba lihat obatnya. Ya bagus, ibu sudah minum
obat dengan teratur jam 07:00, 13:00 dan 19:00 dan latihan menghardik
suara-suara juga dilakukan dengan teratur.Sekarang coba ceritakan pada saya
apakah dengan dua cara tadi suara-suara yang ibukdengarkan berkurang?
Pasien : ya, suara sudah mulai berkurang
Perawat : Coba sekarang praktekkan cara menghardik suara-suara yang telah kita
pelajari.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat : Coba ibuk jelaskan kembali pada saya cara minum obat dengan benar.
Pasien :Sebelum saya meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus
obat, apakah benar nama saya yang tertulis disitu, perhatikan jenis obatnya,
berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja
obatnya harus diminum, dan cara meminum obatnya.
Perawat : Bagus sekali ibuk rahmi
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah ibuksesuai janji kita kemaren hari ini kita akan belajar cara ketiga
dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu bercakap-
cakap dengan orang lain, Apakah buk Rahmi bersedia?
Pasien : saya bersedia buk
Perawat : Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit, Buk?
Pasien : baik buk
Perawat : ibuk mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : Disini saja buk.
Perawat : Baiklah ibuk.
2. Fase Kerja.
Perawat : Caranya adalah jika ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja ibu cari
teman untuk diajak berbicara. Minta temanibuuntuk berbicara dengan
ibu.Contohnya begini ibu, tolong berbicara dengan saya, saya mulai
mendengar suara-suara. Ayo kita ngobrol dengan saya! Atau Ibuk minta pada
perawat untuk berbicara dengannya seperti “ buk tolong berbicara dengan
saya karena saya mulai mendengar suara-suara.
Sekarang coba ibupraktekkan !
Pasien :Jika saya mendengar suara itu, saya cari teman atau perawat untuk berbicara
dengan saya. Buk, tolong bicara dengan saya karena saya sudah mendengar
suara-suara
Perawat : Bagus sekali buk Rahmi
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita berlatih tentang cara mengontrol
suara-suara dengan bercakap-cakap.
Pasien : merasa baik buk
Perawat :Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara?
Pasien : sudah 3 cara
Perawat : Coba sebutkan
Pasien : menghardik, minum obat dan bercakap- cakap dengan teman
Perawat : Bagus sekali ibuk.mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan harian ya Ibu
b. RTL :
Perawat : berapa kali ibukakan bercakap-cakap.
Pasien : dua kali buk
Perawat : baiklah buk dua kali saja. Jam berapa saja ibuk?
Pasien : Jam 08.00 dan 19.00
Perawat : Baiklah ibuk jam 08:00 dan 19:00. Jangan lupa ibuk lakukan cara yang ketiga
agar suara-suara yang ibuk dengarkan tidak mengganggu ibuk lagi.
c. Kontrak yang akan datang :
Perawat : Baik lah buk, Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
manfaat bercakap-cakap dan berlatih cara keempat untuk mengontrol suara-
suara yang ibukdengar dengan cara melakukan kegiatan aktivitas fisik,
apakah buk Rahmi bersedia?
Pasien : ya, saya bersedia (sambil mengangguk-anggukan kepala)
Perawat : besok saya masih dinas seperti sekarang. Kira kira ibuk bisa jam berapa?
Pasien : jam 17.00 setelah saya tidur siang saja buk.
Perawat : Baiklah buk, saya akan datang besok jam 17.00 di ruangan ini ya buk. Saya
permisi dulu.Assalammualaikum wr. Wb
Pasien : Walaikumsalam wr wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI.
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Asalamualaikum buk Rahmi, selamat pagi..Saya boleh duduk buk?
Pasien : Walaikumsalam wr.wb, boleh buk
Perawat : Ibu masih ingat dengan saya?
Pasien : Masih buk (sambil mengangguk)
b. Evaluasi validasi.
Perawat :Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini? Apakah masih ada mendengar
suara-suara?
Pasien : saya baik buk, suaranya sudah jarang saya dengar
Perawat :Apakahibuk telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : ya , saya sudah melakukannya
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya?
Pasien : (mengambil buku kegiatan harian dan memberikannya pada perawat)
Perawat :Bagus sekali buk, ibuk minum obatnya dengan teratur, latihan
bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara tadisuara-suara
yang ibu dengarkan berkurang?
Pasien : iya buk, suaranya berkurang
Perawat :Bagus sekali buk, dengan cara tersebut suara-suara itu sudah tidak akan
menganggu ibuk lagi. Coba sekarang ibuk praktekkan lagi bagaimana cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada
saya 6 cara minum obat yang benar dan dengan siapa ibu bisa bercakap-
cakap?
Pasien :Jika saya mendengar suara itu lagi, saya katakan “Pergi.. pergi saya tidak
mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya).Sebelum
saya meminum obat saya lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama saya yang tertulis disitu, perhatikan jenis obatnya, berapa
dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya
harus diminum, dan cara meminum obatnya. Dan yang terakhir saya harus
bercakap cakap dengan teman atau perawat jika suara itu terdengar.
Perawat : Bagus sekali buk Rahmi !Ibu sudah bisa mempraktekkannya.
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah ibu sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang
muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar tujuannya
kalau ibuk sibuk maka kesempatan muncul suara-suara akan berkurang.
Apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia
Perawat : Berapa lama waktu kita berbincang-bincang buk? Bagaimana kalau 20 menit?
Pasien :baiklah buk
2. Fase Kerja.
Perawat : Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar ibuk dapat
mengalihkan suara yang didengar.Dimana kamar tidur ibu?
Pasien : Disana buk, disebelah dapur.
Perawat : (di kamar) Baiklah buk sekarang kita merapikan tempat tidur ibuk ya. Kalau
kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling dan
selimutnya. Lalu kita pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas ya
sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir
dimasukkan.Sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian atas
kepala.Selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah
kaki.
Pasien : (mempraktekkan)
Perawat :Bagus sekali ibuk. ibuk dapat melakukannya dengan baik dan rapi.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita membereskan tempat tidur apakah
selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang?
Pasien : saya senang buk dan suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Perawat : Bagus sekali buk. Jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya buk.Ibu
dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara dengan sering
bekerja.Apakah ibuk bisa menjelaskan kembali langkah-langkah merapikan
tempat tidur?
Pasien : Pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu pasang sepraynya,mulai
dari arah atas lalu bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir
dimasukkan. Kemudian letakkan bantal dibagian atas kepala.Selanjutnya lipat
dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah kaki.
b. RTL :
Perawat :Bagus sekali buk sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian.
Pasien : baik buk ( sambil membuka buku jadwal harian)
c. Kontrak yang akan datang
Perawat : Ibuk kita telah melakukan keempat cara untuk menghilangkan suara-suara
yang ibuk dengar. Jadi ibuk harus melakukannya setiap hari agar suara- suara
itu tidak mengganggu ibuk lagi.Bagaimana buk?Apakah ibu mengerti?
Pasien : ya saya mengerti
Perawat : Baiklah buk,saya akan menemui ibuk besok untuk melihat apakah ibuk
melakukan keempat kegiatan tersebut atau tidak. Saya permisi dulu ya buk.
Assalammualaikum wr wb
d. SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
a. Orientasi
Adik pasien : Saya kurang baik, Sus. Saya khawatir melihat kondisi kakak saya.
Perawat : Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang kakak ibuk alami dan
bantuan apa yang bisaibuk berikan.Kita mau diskusi di mana, Buk?
Bagaimana kalau di ruang wawancara?
Perawat :Berapa lama waktu ibuk inginkan? Bisa selama 20 menit, Buk?
b. Kerja
Perawat : Baiklah buk. Apa yang ibuk rasakan ketika melihatkakak ibuk?
Adik : Saya sedih Sus, saya tidak tau apa yang terjadi pada kakak saya.
Adik :Saya hanya bisa menemani dia dan menenangkannya, Sus. Tapi kakak saya
tidak mau berhenti untuk berteriak.
Perawat : Baiklah Buk. Gejala yang dialami oleh kakak itu dinamakan halusinasi,
yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara sendiri, tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab.
Jadi kalau kakak ibuk mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara
itu tidak ada.Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa
cara. Ada beberapa cara untuk membantu kakak ibuk agar bisa
mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan
kakak ibuk, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja
ibuk percaya bahwa kakak ibuk tersebut memang mendengar suara, tetapi
ibuk sendiri tidak mendengarnya.Kedua, jangan biarkan kakak ibuk melamun
dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan
ada orang mau bercakap-cakap dengannya.Buat kegiatan keluarga seperti
makan bersama, sholat bersama-sama.Tentang kegiatan, saya telah melatih
kakak ibuk untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.Tolong ibuk pantau
pelaksanaannya ya dan berikan pujian jika dia lakukan.Sampai disini apakah
ibuk sudah mengerti?Apakah ada yang ingin ibuk tanyakan?
Perawat : Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi kakak ibuk. Sambil menepuk
punggung kakak ibuk, contoh : Buk, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa
yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Buk.
Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”.
Ucapkan berulang-ulang, Buk. Sekarang coba ibuk praktekkancara yang
barusan saya ajarkan.
Adik : Jika kakak saya terlihat sedang mendengar suara-suara saya harus
katakan :Buk, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat
bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Buk. Tutup telinga kamu dan
katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, Buk.
Perawat :Bagus buk. Ibuk sudah bisa mempraktekkan yang saya ajarkan
c. Terminasi:
Perawat :Bagaimana perasaan ibuk setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan
halusinasi kakak ibuk?
Adik : saya merasa senang Sus, sekarang saya sudah bisa membantukakak saya
Perawat :Sekarang coba ibuk sebutkan kembali tiga cara merawat kakak ibuk?
Adik :Mengingatkan minum obat, tidak membiarkan sendiri (sering bercakap-
cakap), dan mengingatkan untuk menghardik suara tersebut jika terdengar.
Perawat :Bagus sekali Buk. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan kakak ibuk.
Jam berapa kita bertemu?
Adik Pasien : jam 2 siang Sus, soalnya pagi saya harus kerja dulu.
Perawat :Baiklah, Buk. Kita bertemu lagi di ruangan ini 2 hari lagi jam 2 ya buk. Saya
permisi dulu.Assalamu’alaikum wr wb
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995.
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999.
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI.
1999.
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000.