Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN JIWA

DENGAN HALUSINASI DI KOMUNITAS

Disusun oleh :

SLAMET NURROCHMAD

NIM 18.0.P.215

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR

2021
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

A. MASALAH UTAMA
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangasangan eksternal terjadi
pada keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilai realitas (Sunaryo,2014). Halusinasi dapat dikatakan sebagai persepsi
sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan
kenyataaan (Damayanti ,2015).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi „suatu penyerapan panca indra tanpa
adanya rangsangan dari luar jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah
gangguan persepsi tanpa ada rangsangan dari luar dimana merasakan stimulus
yang sebenarnya tidak ada (Maramis,2013)

2. Rentang Respon
Persepsi mengacu pada identifikasi dan interpretasi awal dari suatu stimulus
yang berdasarkan informasi diperoleh melalui panca indra Respon
neurolobiologis sepanjang rentang sehat dan sakit berkisar dari adaptif yang
meliputi pikiran logis, persepsi akurat , emosi konsisten, perilaku sesuai dan
hubungan sosial teratur, sampai maladaptif yang meliputi gangguan pikiran
/waham, halusinasi ,kesulitan memproses emosi , ketidakteraturan dan isolasi
sosial dapat digambarkan sebagai berikut:

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Pikiran logis pikiran kadang menyimpang gangguan pikir/waham

Persepsi akurat ilusi halusinasi

Emosi konsisten emosional berlebihan sulit memproses emosi

Perilaku sesuai perilaku tidak lazim ketidakteraturan

Hubungan social menarik diri isolasi social

Teratur

Rentang respon neurobiologis (Stuart dan Laraia, 2011)

3. Tanda Dan Gejala


Perilaku pasien dengan halusinasi adalah sebagai berikut :
a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
b. Mengatakan mendengar, melihat mengecap,mencium merasakan
sesuatu yang tidak nyata
c. Merusak diri sendiri,orang lain dan lingkungan
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
e. Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi
f. Menarik diri dan menghindari dari orang lain
g. Tidak mau melakukan perawatan diri
h. Mudah tersinggung jengkel, dan marah
i. Ekspresi wajah tegang dan marah
j. Tekanan darah meningkat, nadi cepat napas terengah-engah
k. Sikap curiga dan saling bermusuhan (Sunaryo,2014)

4. Penyebab
Gangguan halusinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Biologiso
 Genetik
Diturunkan melalui kromosom orang tua, apabila orang tua
keduanya penderita maka beresiko 35% dan apabila hanya
salah satu beresiko 15%
 Kelainan fisik
Terdapat lesi daerah frointal sehingga neurotransmitter
dopamin berlebihan dibandingkan serotonin
 Riwayat janin saat pre dan perinatal
Meliputi prematur, preeklamsi, ibu perokok/alkohol ,stress
 Keadaan kesehatan secara umum
Meliputi kurang gizi, kurang tidur dan infeksi
 Sensitivitas biologi
Seperti riwayat penggunaan obat halusinogen, riwayat infeksi
riwayat trauma ataupun riwayat pengobatan sebelumnya
b. Psikologis
 Pengalaman masa lalu
Meliputi orang tua yang otoriter, dan selalu membandingkan,
konflik dengan orang tua , terlalu dingin dan tidak berperasaan
 Konsep diri
Adanya riwayat ideal diri yang tidak realistis, harga diri yang
rendah
 Motivasi
Riwayat kurangnya penghargaan dan adanya riwayat kegagalan
 Self Kontrol
Adanya riwayat tidak bisa mengontrol saat stimulus datang
misalnya suara, rabaan, penglihatan ,penciuman,pengecapan
c. Sosial Budaya
 Usia
Riwayat tugas perkembangan yang tidak sesuai
 Pendidikan
Pendidikan yang rendah ,riwayat putus sekolah
 Pendapatan
Penghasilan yang rendah
 Pengalaman social
Meliputi perceraian, tekanan dalam pekerjaan sulit
mendapatkan pekerjaan (Iskandar, 2013)
5. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control terhadap dirinya
sehingga bisa membahayakan diri sendiri,orang lain dan lingkungan Hal ini
bisa terjadi jika halusinasi sampai fase ke 4 ,dimana klien mengalami panik
dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya klien benar-benar
kehilangan kemampuan penialaian realita terhadap lingkungan dalam situasi
ini klien dapat melakukan bunuh diri ,membunuh orang lain dan bahkan
merusak lingkungan (Keliat,2015)

C. MEKANISME KOPING
Menurut( Yosep ,2013) mekanisme koping pada klien halusinasi yaitu upaya
untuk melindungi dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon
neurobiologis maladaptive yaitu:
1. Regresi
Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi
ansietas yang menyisahkan sedikit energi untuk aktivitas sehari-hari
2. Proyeksi
Sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
3. Menarik diri
Ketika klien halusinasi yang akan dilakukan adalah menarik diri dan
menghindar dari orang lain

D. POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori:


Halusinasi

Isolasi Sosial Menarik Diri


E. MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
6. Masalah Keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
c. Isolasi Sosial Menarik Diri
7. Data yang perlu dikaji
a. Resiko perilaku kekerasan
 Data Subjektif
1) klien mengatakan benci dan kesal pada seseorang
2) klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah
3) riwayat perilaku kekerasan
 Data Objektif
1) Mata merah wajah agak merah
2) Nada suara tinggi, dan keras bicara menguasai :
berteriak, menjerit, memukul diri sendiri dan orang lain
3) Ekspresi marah saat membicarakan orang.pandangan
tajam
4) Merusak dan melempar barang –barang
b. Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
 Data Subjektif yang tidak
1) Klien mengatakan mendengar bunyi berhubungan
dengan stimulus yang nyata
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus
yang nyata
3) Klien mengatakan mencium suatu bau tanpa stimulus
4) Klien merasa makan sesuatu
5) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
6) Klien takut pada suara /bunyi/gambar yang dilihat dan
didengar
7) Klien ingin memukul /melempar barang –barang
 Data Objektif
1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperi mendengar /melihat sesuatu
3) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
4) Disorientasi
c. Isolasi sosial Menarik diri
 Data Subjektif
1) Klien mengatakan saya tidak mampu,tidak bisa tidak
tahu apa-apa „bodoh mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan. perasaan malu terhadap diri sendiri
dan klien mengatakan sering merasa kesepian
 Data Objektif
1) Klien terlihat suka sendiri
2) Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
3) Ingin mencederai diri /ingin mengakhiri hidup
4) Apatis dan ekspresi sedih
5) Komunikasi verbal kurang
6) Aktivitas menurun
7) Posisi janin saat tidur
8) Menolak berhubungan dan kurang mermperhatikan
kebersihan
F. FOKUS INTERVENSI
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
TUM: klien dapat mengontrol halusinasinya
TUK:
a. TUK I
Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Kriteria evaluasi
Setelah interaksi klien mampu membina huhungan saling percaya dengan
perawat seperti ekspresi wajah bersahabat, menujukkan rasa senang, mau
berjabat tangan mau menyebutkan nama, mau duduk berdampingan dengan
perawat ,mau mengungkapkan perasaannya
 intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara:
1) sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) perkenalkan diri dengan sopan
3) tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4) jelaskan tujuan pertemuan
5) jujur dan menepati janji
6) tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) berikan pada klien perhatian dan kebutuhan dasarnya

b. TUK II
Klien dapat mengenal halusinasinya
 Kriteria evaluasi setelah interaksi klien dapat menyebutkan isi, waktu
frekuensi, situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinari
 Intervensi
1) adakah kontak sering dan singkat secara bertahap
2) observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya : bicara dan tertawa
tanpa stimulus memandang ke kiri/kanan depan seolah -olah ada teman
bicara
3) bantu klien mengenal halusinasinya
4) diskusikan dengan klien tentang situasi penyebab halusinasinya
5) diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi
(marah takut, sedih senang ) beri kesempatan klien mengungkapkan
perasaannya.

c. TUK III
Klien dapat mengontrol halusinasinya
 Kriteria evaluasi
Setelah interaksi klien dapat menycbutkan tindakan yang biasanya dilakuakan
untuk mengendalikan halusinasinya
 Intervensi
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur,marah, menyibukan diri)
2) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien jika bermanfaat beri pujian
3) Diskusikan cara baru untuk mengontrol halusinasinya
4) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya
5) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih
6) Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
7) Anjurkan klien mengikuti TAK ,orientasi realita stimulasi persepsi

d. TUK IV
Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi
 Kriteria evaluasi
Setelah interaksi keluarga menyatakaa setuju untuk mengikuti pertemuan
dengan perawat
 Intervensi
1) Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
2) Diskusikan dengan keluarga (saat berkunjung): Gejala halusinasi cara
yang dapat dilakukan untuk memutus halusinasi cara merawat anggota
keluarga yang mengalami halusinasi dirumah , beri informasi waktu
follow up atau kapan perlu mendapat bantuan dan beri reinforcemen atas
keterlibatan keluarga
e. TUK V
Klien dapat menggunakan obat dengan benar
 Kriteria evaluasi
Setelah interaksi klien dapat menggunakan obat dengan benar
 Intervensi
1) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis frekuensi, manfaat
minum obat
2) Anjurkan klien meminta sendiri obatnya pada perawat
3) Diskusikan akibat berhenti obat-obatan tanpa konsultasi
4) Pantau klien saat minum obat
5) Beri reinforcement jika klien menggunkan obat dengan benar
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti.2015.Penanganan Pada Gangguan Jiwa.Yogjakarta:Momedia

Iskandar.2013.Faktor Penyebab Gangguan Jrwa.Jogjakarta:Trans Info Media

Keliat.2015.Gangguan Konsep Diri.Bandung:RSJP

Laria,Stuart.2011.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Jakarta:EGC

Maramis.2013. Asuhan Keperawatan Jrwa.Jogjakarta:Nuha Medika

Sunaryo.2014.Standar Pedoman Keperawatan Jiwa.Jogjakarta:Media

Yosep.2013.Standar Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Utama.

Anda mungkin juga menyukai