Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN


MASALAH UTAMA HALUSINASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Di susun oleh :
IJUL SUARDI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUNASI

A. MASALAH UTAMA
Perubahan persepsi sensori : halusinasi

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan
penyerapan (persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat
meliputi semua system penginderaan pada seseorang dalam keadaan
sadar penuh ( baik ).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu penyerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar.
2. Rentang Respon
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptive individual
yang berbeda rentang respon neurobiologi (Stuart and Laraia, 2005) dalam
Yusalia 2015. Ini merupakan persepsi maladaptive. Jika klien yang sehat
persepsinya akurat, mampu mengidentifisikan dan menginterpretasikan
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera
(pendengaran, pengelihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan) klien
halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun
stimulus tersebut tidak ada.Diantara kedua respon tersebut adalah respon
individu yang karena suatu hal mengalami kelainan persensif yaitu salah
mempersepsikan stimulus yang diterimanya, yang tersebut sebagai ilusi.
Klien mengalami jika interpresentasi yang dilakukan terhadap stimulus
panca indera tidak sesuai stimulus yang diterimanya,rentang respon
tersebut sebagai berikut:
Respon Respon
Adaptif Maladaptif

a. Pikiran logis a. Proses pikir a. Waham halusinasi


b. Persepsi akurat terganggu b. Kerusakan proses
c. Emosi konsistensi b. Ilusi emosi
dengan c. Emosi c. Perilaku
pengalaman d. Perilaku yang tidak
d. Perilaku cocok tidak biasa terorganisasi
e. Hubungan social e. Menarik diri d. Isolasi sosial
humoris

3. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi
social. Isolasi social adalah opercobaan untuk mengindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
Tanda-gejala isolasi social :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindar dari orang lain.
c. Komunikasi kurang / tidak ada.
d. Tidak ada kontak mata.
e. Tidak melakukan aktivitas sehari-hari.
f. Berdiam diri di kamar.
g. Mobilitas kurang.
h. Posisi janin saat tidur.
4. Tanda dan gejala
Gejala dan tanda seseorang yang mengalami halusinasi adalah :
a. Tahap 1 (comforting)
1) Tertawa tidak sesuai dengan situasi.
2) Menggerakkan bibir tanpa bicara.
3) Bicara lambat.
4) Diam dan pikiranya dipenuhi pikiran yang menyenangkan.
b. Tahap 2 (condemning)
1) Cemas.
2) Konsentrasi menurun.
3) Ketidakmampuan membedakan realita.
c. Tahap 3 (controlling)
1) Pasien cenderung mengikuti halusinasi.
2) Kesulitan berhubungan dgn orang lain.
3) Perhatian dan konsentrasi menurut.
4) Afek labil.
5) Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti
petunjuk).

d. Tahap 4 (consquering)
1) Pasien mengikuti halusinasi.
2) Pasien tidak mampu mengendalikan diri.
3) Tidak mampu mengikuti perintah nyata.
4) Beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5. Akibat
Akibat dari perubahan sensoori persepsi halusinasi adalah resiko
mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan. Adalah suatu suatu
perilaku maladaptive dalam memanifestasikanperasaan marah yang
dialami oleh sesorang. Perilaku tersebut dapat berupa menciderai diri
sendiri, melalukan penganiayaan terhadap orang lain dan merusak
lingkungan.
Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan
sebagai suatu ancaman ( stuart dan Sundeen,1995). Perasaan marah sendiri
merupakan suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan
berada pada rentang adaptif.
Tanda dan gejala :
a. Data obyektif :
1. Mata merah.
2. Pandangan tajam.
3. Otot tegang.
4. Nada suara tinggi.
5. Suka berdebat.
6. Sering memaksakan kehendak.
7. Merampas makanan, memukul jika tidak senang.
b. Data subyektif
1. Mengeluh merasa terancam.
2. Mengungkapkan perasaan tak berguna.
3. Mengungkapkan perasaan jengkel.
4. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa
tercekik, sesak dan bingung.
C. POHON MASALAH

Resti menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori persepsi ; halusinasi

Isolasi social

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


a. Masalah keperawatan
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi.
c. Isolasi sosial : menarik diri.
b. Data yang perlu dikaji

No. Masalah/Diagnosa Data Yang Perlu Dikaji


Keperawatan
1 Risiko mencederai Data Subyektif :
diri, orang lain dan
lingkungan 1) Klien mengatakan benci atau kesal pada
seseorang.
2) Klien suka membentak dan menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah.
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan
jiwa lainnya.
Data Objektif :
1) Mata merah, wajah agak merah.
2) Nada suara tinggi dan keras, bicara
menguasai: berteriak, menjerit, memukul
diri sendiri/orang lain.
3) Ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam.
4) Merusak dan melempar barang-barang.

2 Perubahan sensori Data Subjektif :


perseptual: 1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang
halusinasi tidak berhubungan dengan stimulus nyata
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa
ada stimulus yang nyata
3) Klien mengatakan mencium bau tanpa
stimulus
4) Klien merasa makan sesuatu
5) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
6) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang
dilihat dan didengar
7) Klien ingin memukul/melempar barang-
barang
Data Objektif :
1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperti mendengar/melihat
sesuatu
3) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
4) Disorientasi

3 Isolasi social : Data Subyektif :


menarik diri Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa,
tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis,
Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang,
Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur,
Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan
kebersihan

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi.
2. Isolasi sosial : menarik diri.
F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa I : perubahan sensori persepsi: halusinasi.
a. Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
b. Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar
untuk kelancaran hubungan interaksi seanjutnya.
2. Diagnosa II : isolasi social: menarik diri.
a. Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi:
halusinasi.
b. Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
G. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan untuk membantu klien mengatasi masalahnya
di mulai dengan membina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Setelah hubungan saling percaya terbina , intervensi keperawatan
selanjutnya adalah membntu klien mengenali halusinasinya.
3. Setelah klien mengenal halusinasinya selanjutnya klien dilatih
bagaimana cara yang biasa terpakti efektif mengatasi atau mengontrol
halusinasi.
Adapun cara yang efektif dalam memutuskan halusinasi adalah :
1. Menghardik halusinasi.
2. Berinteraksi dengan orang lain.
3. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian.
4. Memanfaatkan obat dengan baik.
Keluarga perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan klien
yang mengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga. Hal ini penting
karena keluarga adalah sebuah system dimana klien berasal dan halusinasi sebagai
salah satu gejala psikosis dapat berlangsung lama (kronis) sehingga keluarga perlu
mengetahu caraPerawatan klien halusinasi dirumah.
Dalam mengendalikan halusinasi diberikan psikofarmaka oleh tim medis
sehingga Perawat juga perlu memfasilitasi klien untuk dapat menggunakan obat
secara tepat. Prinsip lima benar harus menjadi focus utama dalam pemberian obat.

H. EVALUASIKEPERAWATAN
Asuhan keperawatan klien dengan halusinasi berhasil jika :
1. Klien menunjukkan kemampuan mandiri untuk mengontrol halusinasi
2. Mampu melaksistrian program pengobatan berkelanjutan
3. Keluarga mampu menjadi sebuah sistem pendukung yang efektif dalam
membantu klien mengatasi masalahnya
I. CARA MENGONTROL HALUSINASI
Menurut Budi Anna Keliat (2009), Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi,Perawat dapat melati pasien dengan empat cara yang
sudah terpakti dapat mengendalikan halusinasi.keempat cara mengontrol
halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul.Pasien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
memedulikan halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan, pasien akan mampu
mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
2. Minum obat secara teratur
Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi.Pasien juga harus
dilatih untuk minum obat secara teratursesuai dengan program terapi
dokter. Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering mengalami
putus obat sehingga pasien mengalami kekambuhan.Jka kekambuhan
terjadi,untuk mencapai kondisi seperti semula akan membutuhkan waktu.
Oleh karena itu, pasien harus dilatih minum obat sesuai program dan
berkelanjutan berikut ini intervensi yang dapat dilakukan Perawatagar
pasien patuh minum obat.
a. Jelaskan kegunaan obat.
b. Jelaskan akibat jika putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat.
d. Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar
pasien, benar cara, benar waktu ,dan benar dosis).
3. Bercakap – cakap dengan orang lain
Bercakap- cakap dengan orang lain dapat membantu mengotrol
halusinasi.Ketika pasien bercakap- cakap dengan orang lain, terjadi distraksi;
fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan
dengan orang lain.
4. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menybapakkan diri melakukan aktivitas yang teratur.Dengan beraktifitas secara
terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering
kali mencetuskan halusinasi. Oleh karena itu, halusinasi dapat dikontrol dengan
cara beraktifitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam. Tahapan
intervensi Perawat dalam memberikan aktivitas yang terjadwal,yaitu
a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi.
b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien.
c. Melatih pasien melakukan aktivitas.
d. Menyusun jadwal aktivitas sehari-harisesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas mulai dari bangun pagi
sampai tidur malam.
e. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan Penguatan
terhadap prilaku pasien yang positif
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
a. Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
b. Klien mengatakan suara itu datang ketika sendiri di kamar.
Data objektif :
a. Klien tampak tertabapaka sendiri.
b. Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi.
c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MENGENAL


HALUSINASI.
SP 1 KLIEN
1. Mengidentifikasi halusinasi : isi, frekuensi, bapakaktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, respon
2. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, minum obat,
bercakap- cakap, melakukan kegiatan
3. Melatih klien cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4. Melatih klien memasukkan latihan menghardik dalam jadbapakal
kegiatan harian klien
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik :
Perawat : Assalamualaikum..!!! Selamat pagi pak… perkenalkan nama saya Ijul
suardi. Saya mahasiswa praktek dari UMT. Hari ini saya dinas pagi dari jam
07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat bapak selama di rumah
sakit ini. Nama bapak siapa?
Pasien : nama saya Tn. A
Perawat : Senangnya bapak dipanggil apa?
Pasien : Tn. A
b. Evaluasi/validasi :
Perawat : Baiklah bapak Tn. A, Bagaimana keadaan bapak hari ini ?
Pasien : baik pak
c. Kontrak :
Perawat :Pak Tn. A, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
suara yang mengganggu bapakk dan cara mengontrol suara-suara
tersebut, Apakah bapak Tn. A bersedia?
Pasien : iya pak (sambil menganguk-anggukan kepala)
Perawat : Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?
Pasien : baiklah pak
Perawat : Bapak mau berbincang-bincang
dimana? Pasien : Disini saja pak.
Perawat : baiklah pak kita akan berbincang-bincang disini
2. Fase Kerja .
Perawat : Apakah bapak Tn. A mendengar suara tanpa ada
wujudnya? Pasien : Iya pak..
Perawat : Saya percaya bapak mendengar suara tersebut, tetapi saya
sendiri tidak mendengar suara itu. Apa yang dikatakan oleh
suara yang bapak dengar ?Apakah bapak mendengarnya terus
menerus atau sewaktu- waktu?
Pasien : suara itu mengejek saya pak, saya mendengarnya kadang- kadang
pak
Perawat : Kapan yang paling sering Bapak mendengar suara
itu? Pasien : siang hari setelah makan pak.
Perawat : Berapa kali dalam sehari bapak
mendengarnya? Pasien : 3- 5 kali pak
Perawat : Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu
sendiri?
Pasien : ya pak, saat saya sedang duduk dikamar setelah saya selesai
makan
Perawat :Apa yang bapak rasakan ketika mendengar suara itu?
Bagaimana perasaan bapak ketika mendengar suara tersebut?
Pasien : saya merasa kesal mendengar suara itu
Perawat :Kemudian apa yang bapak lakukan?
Pasien : jika saya mendengar suara itu, saya langsuang menutup telinga
saya dengan bantal dan kadang saya berteriak agar suara itu diam
Perawat :Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang?
Pasien :tidak, suaranya tetap bisa saya dengar.
Perawat : Baiklah bu, apa yang alami itu namanya Halusinasi. Ada empat
cara untuk mengontrol halusinasi yang bapak Tn. A alami yaitu
menghardik, minum obat, bercakap-cakap, dan melakukan
aktifitas. Hari ini, Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama
dahulu, yaitu dengan menghardik, apakah bapak Tn. A bersedia?
Pasien : bersedia pak (sambil menganguk-anggukkan kepala)
Perawat : Bagaimana kalau kita mulai ya. Saya akan mempraktekan
dahulu, baru bapak mempraktekkan kembali apa yang telah
saya
lakukan. Begini bu, jika suara itu muncul katakan dengan keras “
pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil
menutup kedua telinga bapak. seperti ini ya pak. Coba sekarang
bapak ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya
tidak mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua
telinganya)
Perawat :Wah bagus sekali pak, bapak sudah bisa mempraktekkan.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan bapak Tn. A setelah kita kita bercakap-
cakap? Pasien : saya merasa baikan pak
Perawat : Baiklah pak, Jika suara itu masih terdengar mengejek bapak,
seperti yang telah kita pelajari bila suara-suara itu muncul bapak
bisa mengatakan “ pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara
palsu”
b. Tindakan Lanjut
Perawat : Bapak lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan
itu selama 3 kali sehari yaitu jam 08:00, 14:00 dan jam 20:00 atau
disaat bapak mendengar suara tersebut. cara mengisi paku
kegiatan harian adalah sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang
telah kita buat tadi ya pak. Jika bapak melakukanya secara
mandiri maka bapak menuliskan di kolom M, jika bapak
melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman
maka bapak buat di kolom B, Jika bapakk tidak melakukanya
maka bapak tulis di kolom T. apakah bapak mengerti?
Pasien : Iya,,saya mengerti pak.
c. Kontrak yang akan datang :
Perawat : Baik lah pak, Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara yang kedua yaitu denganminum obat untuk
mencegah suara-suara itu muncul, apakah bapak bersedia?
Pasien : saya bersedia pak.
Perawat : Bapak maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam
09:00 ?

Pasien : baik pak


Perawat :Bapak maunya dimana kita berbincang-
bincang? Pasien: disini saja pak.
Perawat : Baiklah pak Tn. A besok saya akan kesini jam 09:00 ya pak.
Saya permisi ya pak. Assalamualaikum wr.wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : ENAM BENAR MINUM OBAT
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Assalamualaikum, Bapak masih ingat dengan
saya? Pasien : Masih pak
Perawat : Bagaimana perasaan pak Tn. A hari ini?
Pasien : baik pak
b. Evaluasi/validasi.
Perawat : Apakah pak Tn. A masih mendengar suara yang mengejek
bapak?

Pasien : masih pak, saya masih mendengarnya


Perawat : Apakah bapak telah melakukan apa yang telah kita pelajari
kemarin?
Pasien : sudah, saya sudah melakukannya
Perawat : Apakah dengan menghardik suara-suara yang bapak dengar
berkurang?
Pasien : ya, suara sudah berkurang
Perawat : Bagus pak.Sekarang coba bapak praktekkan pada saya
bagaimana bapak melakukannya.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya
tidak mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua
telinganya)
Perawat : Bagus sekali pak. Coba kita lihat jadwal kegiatan hariannya ya
pak
Pasien : (mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali pak Tn. A. Bapak sudah bisa melakukan kegiatan
menghardik secara mandiri bapak walaupun masih ada diingatkan
oleh keluarga.

c. Kontrak.
Perawat : Baiklah pak Tn. A, sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan
latihan cara yang kedua dari empat mengendalikan suara-suara
yang muncul yaitu cara minum obat yang benar, apakah bapakk
bersedia?
Pasien : saya bersedia pak ( sambil mengannguk)
Pearabapakat :Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
Pasien : baik pak
Perawat : bapak mau berbincang-bincang
dimana?

Pasien : disini saja pak


Perawat Baiklah pak
2. Fase Kerja.
Perawat : Bapakk sudah dapat obat dari
Perawat? Pasien: sudah pak
Perawat : Bapak perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi
tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga
macam, yang warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari
gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar
mandirnya, yang warnanya putih namanya THP minum 3 kali
sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang warnanya merah jambu
ini namanya HLP gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang
bapakk dengar. Semuanya ini harus bapakk minum 3 kali sehari
yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut
bapakk terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapakk bisa
menghisap es batu yang bisa diminta pada Perawat. Bila bapakk
merasa mata berkunang-kunang, bapakk sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas
dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya pak.
Sampai disini, apakah pak Tn. A mengerti ?
Pasien : ya, saya mengerti (sambil menggangguk)
Perawat : Baiklah pak Tn. A, kita lanjutkan ya. Sebelum bapak meminum
obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah benar
nama bapak yang tertulis disitu. Selain itu bapak perlu
memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat
yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan
cara meminum obatnya. bapakk harus meminum obat secara teratur
dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter.
Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal
ya pak. Cara mengisi jadwalnya adalah jika bapakk minum obatnya
sendiri tanpa diingatkan oleh Perawat atau teman maka di isi
dengan M artinya mandiri, jika bapak meminum obatnya
diingatkan oleh Perawat atau oleh teman maka di isi B artinya
dibantu, jika bapak tidak meminum obatnya maka di isi T artinya
tidak melakukannya. Mengerti pak?
Pasien : saya mengerti
Perawat : coba bapak ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan?
Pasien : jika saya meminum obat tanpa diingatkan maka saya isi di kolom
M artinya mandiri, jika saya minum obat diingatkan oleh keluarga/ Perawat/
teman saya buat di kolom B, jika saya tidak melakukannya saya buat di kolom T.
Perawat : Nah bagus, bapak sudah mengerti.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan bapakk setelah kita berbincang-bincang
tentang obat?
Pasien : saya sekarang mengerti cara minum obat yang baik pak
Perawat : Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara?
Coba bapak sebutkan?
Pasien : menghardik dan minum obat
Perawat : Wah, bapak benar sekali
b. Tindakan lanjut
Perawat : Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu 07:00, 13:00 dan
19:00 pada jadwal kegiatan bapak. Nah sekarang kita masukan
kedalam jadwal minum obat yang telah kita buat tadi ya bapak.
jangan lupa lakukan semua dengan teratur ya bapak
Pasien : baik pak
c. Kontrak yang akan datang :
Perawat : Baik lah pak. Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
melihat manfaat minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol
halusinasi yang ketiga yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
apakah pak Tn. A bersedia?
Pasien : ya, saya bersedia pak
Perawat : Karena besok saya dinas siang dari pukul 14.00- 21.00 Wib, jadi
kita latihan sore saja ya pak. Kira- kira bapak siang jam berapa bapak bisa?
Pasien : jam 15.00 pak
Perawat : baiklah pak. Kita akan bertemu jam 15.00 disini ya pak. Saya
permisi dulu ya pak. Assalammualaikum wr.wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : BERCAKAP-CAKAP.
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Asalammualaikum wr. wb.. selamat pagi pak Tn. A
Pasien : Walaikum salam pak
b. Evaluasi/validasi.
Perawat : Bagaimana perasaan pak Tn. A hari ini?
Pasien : Baik pak
Perawat : Apakah suara-suara masih muncul?
Pasien : masih pak, tapi sudah berkurang
Perawat : Apakah Bapak telah melakukan dua cara yang telah kita
pelajari untuk menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : sudah pak
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan harian bapak?
Pasien :(mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali pak, sekarang coba lihat obatnya. Ya bagus, bapak
sudah minum obat dengan teratur jam 07:00, 13:00 dan 19:00
dan latihan menghardik suara-suara juga dilakukan dengan
teratur.Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan dua
cara tadi suara-suara yang bapakkdengarkan berkurang?
Pasien : ya, suara sudah mulai berkurang
Perawat : Coba sekarang praktekkan cara menghardik suara-suara yang
telah kita pelajari.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya
tidak mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat : Coba bapak jelaskan kembali pada saya cara minum obat
dengan benar.
Pasien :Sebelum saya meminum obat lihat dulu label yang menempel di
bungkus obat, apakah benar nama saya yang tertulis disitu,
perhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat
yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum,
dan cara meminum obatnya.
Perawat : Bagus sekali bapak Tn. A
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah bapakksesuai janji kita kemaren hari ini kita akan
belajar cara ketiga dari empat cara mengendalikan suara-suara
yang muncul yaitu bercakap-cakap dengan orang lain, Apakah
pak Tn. A bersedia?
Pasien : saya bersedia pak
Perawat : Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit, Pak?
Pasien : baik pak
Perawat : bapak mau berbincang-bincang
dimana? Pasien : Disini saja pak.
Perawat : Baiklah bapak.
2. Fase Kerja.
Perawat : Caranya adalah jika bapak mulai mendengar suara-suara,
langsung saja bapak cari teman untuk diajak berbicara. Minta
temanbapakuntuk berbicara dengan bapak.Contohnya begini
bapak, tolong berbicara dengan saya, saya mulai mendengar
suara-suara. Ayo kita ngobrol dengan saya! Atau Bapakk minta
pada perawat untuk berbicara dengannya seperti “ pak tolong
berbicara dengan saya karena saya mulai mendengar suara-suara.
Sekarang coba bapakpraktekkan !
Pasien :Jika saya mendengar suara itu, saya cari teman atau perawat
untuk berbicara dengan saya. Pak, tolong bicara dengan saya
karena saya sudah mendengar suara-suara
Perawat : Bagus sekali pak Tn. A
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan bapakk setelah kita berlatih tentang cara
mengontrol suara-suara dengan bercakap-cakap.
Pasien : merasa baik pak
Perawat :Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-
suara?
Pasien : sudah 3 cara
Perawat : Coba sebutkan
Pasien : menghardik, minum obat dan bercakap- cakap dengan teman
Perawat : Bagus sekali bapakk.mari kita masukan kedalam jadwal
kegiatan harian ya Bapak
b. RTL :
Perawat : berapa kali bapakkakan bercakap-
cakap. Pasien : dua kali pak
Perawat : baiklah pak dua kali saja. Jam berapa saja
bapakk?
Pasien : Jam 08.00 dan 19.00
Perawat : Baiklah bapak jam 08:00 dan 19:00. Jangan lupa bapak lakukan
cara yang ketiga agar suara-suara yang bapak dengarkan tidak
mengganggu bapakk lagi.
c. Kontrak yang akan datang :
Perawat : Baik lah pak, Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang manfaat bercakap-cakap dan berlatih cara keempat untuk
mengontrol suara-suara yang bapak dengar dengan cara
melakukan kegiatan aktivitas fisik, apakah pak Tn. A bersedia?
Pasien : ya, saya bersedia (sambil mengangguk-anggukan kepala)
Perawat : besok saya masih dinas seperti sekarang. Kira kira bapak bisa jam
berapa?
Pasien : jam 17.00 setelah saya tidur siang saja pak.
Perawat : Baiklah pak, saya akan datang besok jam 17.00 di ruangan ini ya
pak. Saya permisi dulu. Assalammualaikum wr. Wb
Pasien : Walaikumsalam wr wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-
HARI.
Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Asalamualaikum pak Tn. A, selamat pagi..Saya boleh duduk
pak?
Pasien : Walaikumsalam wr.wb, boleh pak
Perawat : Bapak masih ingat dengan saya?
Pasien : Masih pak (sambil mengangguk)
b. Evaluasi validasi.
Perawat :Bagaimana perasaan pak Tn. A hari ini? Apakah masih ada
mendengar suara-suara?
Pasien : saya baik pak, suaranya sudah jarang saya dengar
Perawat :Apakah bapak telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari
untuk menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : ya , saya sudah melakukannya
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya?
Pasien : (mengambil paku kegiatan harian dan memberikannya pada
perawat)
Perawat :Bagus sekali pak, bapak minum obatnya dengan teratur, latihan
bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara tadisuara-suara
yang bapak dengarkan berkurang?
Pasien : iya pak, suaranya berkurang
Perawat :Bagus sekali pak, dengan cara tersebut suara-suara itu sudah
tidak akan menganggu bapakk lagi. Coba sekarang bapakk
praktekkan lagi bagaimana cara menghardik suara-suara yang
telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada saya 6 cara minum
obat yang benar dan dengan siapa bapak bisa bercakap-cakap?
Pasien :Jika saya mendengar suara itu lagi, saya katakan “Pergi.. pergi
saya tidak mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup
kedua telinganya).Sebelum saya meminum obat saya lihat dulu
label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama saya
yang tertulis disitu, perhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu
atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya
harus diminum, dan cara meminum obatnya. Dan yang terakhir
saya harus bercakap cakap dengan teman atau perawat jika suara
itu terdengar.
Perawat : Bagus sekali pak Tn. A !Bapak sudah bisa mempraktekkannya.
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah bapak sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan
cara yang muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu
membersih kamar tujuannya kalau bapak bapak maka kesempatan
muncul suara-suara akan berkurang. Apakah bapakk bersedia?
Pasien : saya bersedia
Perawat : Berapa lama waktu kita berbincang-bincang pak? Bagaimana
kalau 20 menit?
Pasien :baiklah pak
2. Fase Kerja.
Perawat : Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar
bapakk dapat mengalihkan suara yang didengar.Dimana kamar
tidur bapak?
Pasien : Disana pak, disebelah dapur.
Perawat : (di kamar) Baiklah pak sekarang kita merapikan tempat tidur
bapakk ya. Kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita
pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu kita pasang
sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas ya sekarang bagian kaki,
tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan.Sekarang
ambil bantal dan letakkan dibagian atas kepala.Selanjutnya kita
lipat dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah kaki.
Pasien : (mempraktekkan)
Perawat :Bagus sekali bapak. bapakk dapat melakukannya dengan baik
dan rapi.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita membereskan tempat tidur
apakah selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang?
Pasien : saya senang pak dan suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Perawat : Bagus sekali pak. Jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada
ya pak.Bapak dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan
suara-suara dengan sering bekerja.Apakah bapakk bisa
menjelaskan kembali langkah-langkah merapikan tempat tidur?
Pasien : Pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu pasang
sepraynya,mulai dari arah atas lalu bagian kaki, tarik dan
masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Kemudian letakkan
bantal dibagian atas kepala.Selanjutnya lipat dan rapikan
selimutnya dan letakan dibawah kaki.
b. RTL :
Perawat :Bagus sekali pak sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan
harian.
Pasien : baik pak ( sambil mempaka paku jadwal harian)
c. Kontrak yang akan datang
Perawat : Bapakk kita telah melakukan keempat cara untuk
menghilangkan suara-suara yang bapakk dengar. Jadi bapakk
harus melakukannya setiap hari agar suara- suara itu tidak
mengganggu bapakk lagi.Bagaimana pak?Apakah bapak
mengerti?
Pasien : ya saya mengerti
Perawat : Baiklah pak,saya akan menemui bapakk besok untuk melihat
apakah bapakk melakukan keempat kegiatan tersebut atau tidak.
Saya permisi dulu ya pak. Assalammualaikum wr wb
d. SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
merawat pasien halusinasi.
a. Orientasi

Perawat :Assalammualaikum Pak!”“Saya ijul, perawat yang merawat


Kakak Bapak. Bagaimana perasaan bapakk hari ini?

Adik pasien : Saya kurang baik, Sus. Saya khawatir melihat kondisi kakak saya.

Perawat :Apa pendapat bapakk tentang kondisi AdikBapak?

Adik : saya merasa sedih Sus melihatnya.

Perawat : Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang kakak
bapakk alami dan bantuan apa yang bisabapakk berikan.Kita mau
diskusi di mana, Pak? Bagaimana kalau di ruang wawancara?

Adik Pasien : Baiklah,Sus

Perawat :Berapa lama waktu bapakk inginkan? Bisa selama 20 menit,

Pak? Adik pasien : bisa Sus, saya ikut Suster saja.

b. Kerja

Perawat : Baiklah pak. Apa yang bapakk rasakan ketika melihatkakak bapak?
Adik : Saya sedih Sus, saya tidak tau apa yang terjadi pada kakak saya.

Perawat : Apa yang bapakk lakukan saat melihat kakak bapakkberteriak-teriak?

Adik :Saya hanya bisa menemani dia dan menenangkannya, Sus. Tapi
kakak saya tidak mau berhenti untuk berteriak.

Perawat : Baiklah Pak. Gejala yang dialami oleh kakak itu dinamakan
halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya
tidak ada bendanya. Tanda-tandanya bicara sendiri, tertawa
sendiri,atau marah-marah tanpa sebab. Jadi kalau kakak bapakk
mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak
ada.Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan
beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu kakak bapakk
agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara
lain: Pertama, dihadapan kakak bapakk, jangan membantah
halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja bapakk percaya
bahwa kakak bapakk tersebut memang mendengar suara, tetapi
bapakk sendiri tidak mendengarnya.Kedua, jangan biarkan kakak
bapakk melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi
akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya.Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat
bersama- sama.Tentang kegiatan, saya telah melatih kakak
bapakk untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.Tolong
bapakk pantau pelaksanaannya ya dan berikan pujian jika dia
lakukan.Sampai disini apakah bapakk sudah mengerti?Apakah
ada yang ingin bapakk tanyakan?

Pasien : Saya mengerti,Sus. Dan saya tidak ada pertanyaan

Perawat : Baiklah pak, kita lanjutkannya. Ketiga, bantu kakak bapakk


minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi.Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih kakak
bapakk untuk minum obat secara teratur.Jadi adik dapat
mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange
namanya CPZ
gunanya untuk menghilangkan suara-suara . Diminum 3 X sehari
pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih
namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama
dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan
cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu
diminum untuk mencegah kekambuhan.Terakhir, bila ada tanda-
tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi kakak
bapakkdengan cara menepuk punggung kakak bapakk. Kemudian
suruhlah kakak bapakk menghardik suara tersebut.Kakak bapakk
sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi.Bagaimana pak?
Apakah sudah paham?

Adik : paham Sus.

Perawat : Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi kakak bapakk.


Sambil menepuk punggung kakak bapakk, contoh : Pak, sedang
apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-
suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Pak. Tutup telinga kamu dan
katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-
ulang, Pak. Sekarang coba bapakk praktekkancara yang barusan
saya ajarkan.

Adik : Jika kakak saya terlihat sedang mendengar suara-suara saya harus
katakan :Pak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu,
Pak. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak
mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, Pak.

Perawat :Bagus pak. Bapakk sudah bisa mempraktekkan yang saya ajarkan

c. Terminasi:

Perawat :Bagaimana perasaan bapakk setelah kita berdiskusi dan latihan


memutuskan halusinasi kakak bapakk?

Adik : saya merasa senang Sus, sekarang saya sudah bisa


membantukakak saya
Perawat :Sekarang coba bapakk sebutkan kembali tiga cara merawat kakak
bapakk?

Adik :Mengingatkan minum obat, tidak membiarkan sendiri (sering


bercakap- cakap), dan mengingatkan untuk menghardik suara
tersebut jika terdengar.

Perawat :Bagus sekali Pak. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu
untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan kakak bapakk. Jam berapa kita bertemu?

Adik Pasien : jam 2 siang Sus, soalnya pagi saya harus kerja dulu.

Perawat :Baiklah, Pak. Kita bertemu lagi di ruangan ini 2 hari lagi jam 2 ya
pak. Saya permisi dulu.Assalamu’alaikum wr wb

Pasien : Walikumsalam wr wb.


DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen, Paku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995.

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999.

Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta :
FIK UI. 1999.

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999.

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003.

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,


RSJP Bandung, 2000.

Anda mungkin juga menyukai