Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

Disusun Oleh:
Ranti Ayuningtyas
010117080
Semester 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

A. Kasus (MasalahUtama):
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejal gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sendori persepsi, merasakan sensai palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, dan
perabaan. Klien merasakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti,
2012, hlm.52).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan


internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien member persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Direja,
2011, hlm.46).

2. Macam – macam halusinasi


Halusinasi dibagi menjadi tuju yaitu (Muhith, 2015, hlm.216-217) :
a. Halusinasi pendengaran
Mendengar suara – suara atau kebisingan, paling sering suara orang suara
berbentuk kebisingan yang kurang keras sampai kata – kata yang jelas berbicara
tentang klien, bahkan sampai percakapan lengkap antara dua orang atau lebih.
Pikiran yang di dengar klien dimana klien disuruh untuk melakukan sesuatu yang
kadang – kadang membahayakan.
b. Halusinasi penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran geometris, gambaran
kartun, bayangan yang rumit dan komplek. Bayangan bias menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
c. Halusinasi penciuman
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin atau feces, umumnya bau –
bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penciuman sering mengakibatkan
stroke, tumor, kejang atau dimensia
d. Halusinasi pengecapan
Merasa mengecap seperti darah, urin, atau feces
e. Halusinasi perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersengat
listrik yang dating dari tanah, benda mati atau orang lain
f. Halusinasi chenestetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makanan, atau pebentukan urin.
g. Halusinasi kinesthic
Merasakan gerakan saat berdiri tanpa bergerak.

3. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala halusinasi menurut Direja (2011, hlm.48) sebagai berikut:
a. Halusinasi pendengaran
Data subyektif: mendengar suara atau kegaduhan, mendengar suara yang
mengajak bercakap – cakap, mendengar suara yang menyuruh sesuatu yang
berbahaya
Data obyektif: bicara atau ketawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
mengarahkan telinga kearah tertentu, menutup telinga.
b. Halusinasi penglihatan
Data subyektif: melihat bayangan, sinar bentuk geometris, bentuk kortoon,
melihat hantu atau monster.
Data obyektif: menunjuk-nunjuk kearah tertentu, ketakutan pada sesuatu yang
tidak jelas
c. Halusinasi penciuman
Data subyektif: membaui bau-bauan seperti darah, urin atau feces, kadang bau itu
menyenangkan
Data obyektif: hidung seperti sedang membaui bau-bauan tertentu, menutup
hidung
d. Halusinasi pegecapan
Data subyektif: merasakan rasa seperti darah, urine atau feces
Data obyektif: sering meludah, muntah
e. Halusinasi perabaan
Data subyektif: mengatakan ada serangga dipermukaan kulit, merasakan tersengat
listrik
Data obyektif: menggaruk-garuk permukaan kulit

B. Proses Terjadinya Masalah


Faktor-faktor penyebab halusinasi dibagi menjadi dua (Yosep,2010, 72) yaitu:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Klien yang terganggu misalnya rendahnya control dan kehangatan keluarga
menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejakkecil, mudah frustasi, hilangnya
kepercayaan diri dan lebih rentan terhadap stress
b. Faktor sosiokultural
Seseorang yang tidak diterima oleh lingkungannya sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian dan tidak percaya lingkungan
c. Faktor biokimia
Stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan
suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan
Dimetytran ferse (DMP). Akibat sters berkepnajangan mengakibatkan
teraktivasinya neurotransmitter otak.
d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.

e. Faktor genetic atau pola asuh


Anak sehat yang diaush oleh orang tua yang mengalami gangguan jiwa cenderung
mengalami gangguan jiwa dan factor keluarga menunjukkan hubungan yang
berpengaruh pada penyakit

2. Faktor presipitasi
a. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa fisik seperti kelelahan luar biasa,
penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alcohol dan
kesulitan dalam waktu lama
b. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi yang terjadi.
c. Dimensi social
Klien mengalami gangguan interaksi social dan menganggap bahwa hidup
bersosialisai di alam nyata sangat membahayakan

C. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori :


Core Problem
Halusinasi

Isolasi Sosial
D. Masalah Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
3. Isolasi social

Data yang perlu dikaji :


Masalah
Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
Resiko perilaku 1. Klien mengatakan benci atau 1. Mata merah, wajah agak
kekerasan kesal dengan seseorang. merah.
2. Klien suka membentak dan 2. Nada suara tinggi dan
menyerang orang yang keras, bicara menguasai :
mengusik jika sedang bertiak, menjepit, memukul
kesal/marah. diri sendiri/orang lain
3. Riwayat perilaku kekerasan / 3. Ekspresi marah saat
gangguan jiwalainnya. membicarakan orang,
pandangan tajam.
4. Merusak dan melempar
barang-barang
Perubahan persepsi 1. Klien mengatakan mendengar 1. Klien berbicara dan tertawa
sensori : halusinasi bunyi yang tidak berhubungan sendiri
dengan stimulus nyata 2. Klien bersikap seperti
2. Klien mengatakan melihat mendengar/melihat sesuatu
gambarantanpa ada stimulus 3. Disorientasi
yang nyata 4. Klien berhenti berbicara
3. Klien mengatakan mencium ditengah kalimat untuk
bau tanpa stimulus mendengarkan sesuatu
4. Klien merasa makans esuatu

Isolasi social 1. Ekspresi sedih


2. Afek tumpul
3. Menyendiri/menghindar
dari orang lain
4. Komunikasi kurang atau
tidak ada
5. Kotak mata kurang
6. Menolak berhubungan
dengan orang lain

E. DiagnosaKeperawatan
Perubahan Persepsi Sensori :Halusinasi

F. RencanaTindakanKeperawatan
Tujuan umum :klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal halusinasinya

Tindakan keperawatan untuk paisen


1. SP 1
a. Identifikasi : isi, frekuensi, waktuterjadi, situasi, dan respon halusinasi pasien
b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : menghardik, minumobat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
2. SP 2
a. Evaluasi kegiatan menghardik dan berikan pujian
b. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara minum obat (jelaskan 6 benar: jenis,
guna, dsis, frekuensi, cara, kontinuitasi minum obat)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat
3. SP 3
a. Evaluasi kegiatan menghardik dan minum obat dan berikan pujian
b. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
c. Masukkan jadwal kegiatan untuk cara menghardik, minumobat, dan bercakap-
cakap
4. SP 4
a. Evaluasi kegiata nmenghardik, minum obat, dan bercakap-cakap dan berikan
pujian
b. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk cara menghardik, minumobat, bercakap-
cakap, dan melakukan kegiatan harian
Tindakan keperawatan untuk keluarga
1. SP 1
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya halusinasi (gunakan
blooklet)
c. Jelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi
2. SP 2
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
3. SP 3
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
4. SP 4
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
b. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, M. Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama

Direja, A. Herman. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :Nuha Medika

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi

Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai