A. PENGERTIAN
Halusinasi Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan alur jumlah, dan pola
dari stimulus yang mendekat (Eksternal dan Internal), disertai dengan suatu penggunaan yang
berlebih-lebihan diasertai atau kelainan respon terhadap stimulus (A.Marry dan Towsend,
1985).
Halusinasi pendengaran adalah : mendengarkan suara – suara atau kebisingan, paling sering
suara orang terdengar kebisingan yang kurang jelas sampai ke percakapan lengkap antara dua
orang atau lebih, tentang orang yang mengalalami halusinasi pikiran yang terdengar, dimana
klien disuruh melakukan sesuatu kadang – kadang dapat membahayakan (Stuart.G.W. dan
Sunden.S.J).
B. ETIOLOGI
Menurut Stuard & Sundent, 1995, Halusinasi di bagi atas dua faktor :
Faktor Predisposisi
1. Biologis
Hambatan perkembangan otak korteks frontal, temporal,gejala yang timbul adalah
hambatan belajar, bicara, daya ingat, prilaku menarik diri.
2. Psikologis
Ibu atau pengasuh yang cemas, oferprotektif dengan tidak sensitive.
Pola asuh yang tidak adekuat.
Konflik permainan.
Koping dalam menghadapi stress tidak kontruktif.
Tidak mampu menggapai cita – cita.
Faktor Presipitasi
Rangsangan Lingkungan yang Sering Sebagai Pencetus Yaitu :
a) Kurangnya partisipasi klien dalam kelompok.
b) Hubungan interpersonal maupun masalah psikososial yang meningkatkan stress
dan kecemasan.
c) Respon koping yang mal adaptif.
C. RENTANG RESPON
1
Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuntar
dan tidak dapat diselesaikan.
Klien mulai melawan dan memikirkan tentang hal-hal yang menyenangkan. Cara
ini hanya menolong sementara.
F. AKIBAT
Mencedrai diri, orang lain, dan lingkungan.
Bermusuhan dan perilaku kekerasan.
3. POHON MASALAH
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencedrai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan
Halusinasi.
2. Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi berhubungan dengan Menarik Diri.
3. Isolasi Sosial : Mernarik diri berhubungan dengan Harga Diri Rendah.
6. RENCANA KEPERAWATAN
Dx. 1.Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi
dengar.
a. Tujuan Umum
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1 Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutamakan masalah yang dihadapi.
1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
komunikasi terapeutik.
Sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun nonverbal.
Perkenalkan diri dengan sopan.
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien.
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang diceritakan klien.
DAFTAR PUSTAKA
1. DR. Budi Anna Keliat,S.KP.M.App.Sc, Ria Utami Panjaitan,S.Kp. dan Novy. Helena
C.D.S.Kp,M.Sc. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2. 2006. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC; Jakarta.
5
2. Stuart.G.W. dan Sunden.S.J, 1995. Prinsiples and Practise Of Psychiatric Nursing St,
Lois Mosdy Year Book (5 th ed)
3. Townsend.M.C, 1998, Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatr, Pedoman
Untuk Pembuatan Keperawatan. Jakarta; EGC (Terjemahan)