Di susun Oleh :
Sonia Anendhita Novitasari
1830702015
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
LAPORAN HALUSINASI
2) Rentang respon
Respon Adatif Respon Maladaftif
4) Penyebab
a. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya keperdulian
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak
kecil, mudah frustasi, hilangnya kepercayaan diri dan lebih rentan terhadap
stress.
2. Faktor sosiokultural
Seseorang yang tidak diterima oleh lingkungannya sejak bayi akan
merasa diasingkan dan dijauhi, kesepian dan tidak percaya pada
lingkungannya.
3. Faktor biokimia
Stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti
Buffofenon dan Dimetytranferse (DMP). Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan terakitvasinya neurotrasmitter otak.
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif.
4. Faktor genetik dan pola asuh
Anak yang di asuh oleh orang tua yang mengalami gangguan jiwa
cenderung mangalami gangguan jiwa dan faktor keluarga menunjukan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
b. Faktor presipitasi
1. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium,
intoksikasi alkohol dan kesulitan dalam waktu yang lama.
2. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusinasi yang terjadi.
3. Dimensi intelektual
Dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi
akan memperlihatkan penurunan fungsi ego seseorang yang pada awalnya
halusinasi merupakan usaha dari ego itu sendiri untuk melawan impuls yang
menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang
dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol
semua perilaku klien
4. Dimensi sosial
Dimensi sosial ini klien mengalami gangguan interaksi sosial dan merasa
bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat membahayakan.
5. Dimensi spiritual
Klien dengan halusinasi secara Spritual dimulai dengan kehampaan
hidup, rutinitas tidak bermakna, hilangnya keinginan untuk beribadah dan
jarang berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri.
5) Akibat
Akibat dari halusinasi adalah risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Ini
diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk
melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.
C. Pohon Masalah
Resiko perilaku
kesehatan
DO:
-Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri
saat dikaji
-Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
-Berhenti bicara di tengah- tengah kalimat
unutk menfengarkan sesuatu
-Disorientasi
-Kosentrasi rendah
-Pikiran cepat berubah-ubah
- Kekacauan alur pikiran
E. Diagnosa
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Direja, A. Herman., 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta : Nuha Medika
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.