Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sonia Anendhita Novitasari

NPM : 1830702015 ( Lokal B1 Keperawatan)

TUGAS RANGKUMAN MATERNITAS

A. ADAPTASI FISIK
Adaptasi fisik adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau alat- alat
tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Memperoleh air, udara,
dan nutrisi. Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperature, cahaya dan panas.
Mempertahankan hidup dari musuh alaminya. Bereproduksi . mersepon perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Contoh adaptasi fisik pada manusia : Kulit manusia akan menghitam
jika berada ditempat panas, rambut manusia akan berubah jika sudah lanjut usia. Contoh
adaptasi fisik pada hewan : Bebek mempunyai selaput pada kakinya karena dia mencari
makan ditempat yang beair, harimau mempunyai taring agar mudah merobek mangsanya.

B. ADAPTASI PSIKOLOGIS
Ada beberapa fase yang akan dilalui oleh ibu nifas menurut teori Reva Rubin
(1977), diantaranya :
1. Fase Taking In
Merupakan periode ketergantungan beberapa rasa yang tidak nyaman seperti
lelah, nyeri jahitan, membuat ibu nifas sangat bergantung dan membutuhkan
perlindungan dan perawatan dari orang lain. Pada fase ini pula, seorang ibu nifas
biasanya akan mengalami kekecewaan atau fase denial, entah itu dari dalam dirinya, bayi
yang di lahirkan, suami atau keluarga. Perasaan bersalah juga sering muncul pada ase
ini, biasanya berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan.

2. Fase Taking Hold


Fase selanjutnya adalah fase dimana psikologis ibu sudah mulai menerima
keadaan. Seorang ibu nifas pada masa fase ini akan mulai belajar untuk melakukan
perawatan pada bayinya. Tugas pendamping dan keluarga adalah memberikan dukungan
dan komunikasi yang baik agar ibu merasa mampu melewati fase ini. Periode ini
biasanya berlangsung selam 3-10 hari.

3. Fase Letting Go
Fase letting go adalah fase dimana seoraang ibu nifas sudah menerima tanggung
jawab dan peran barunya sebagai seorang ibu. Seorang ibu nifas pada masa ini sudah
mampu melakukan perawatan diri sendiri dan bayinya secara mendiri dan sudah mampu
menyesuaikan diri.

C. UKURAN TFU ( TINGGI FUNDUS UTERI)


Pada ibu post partum involusi uterus merupakan proses yang sangat penting
karena ibu memerlukann perawatan yang khusus, bantuan dan pengawasan demi
pulihnya kesehatan seperti sebelum hamil. Tujuan penelitian ini diketahui pengaruh
pelaksanaan senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri (TFU) pada ibu post
partum. Ukuran dengan sentimeter yang diukur dari umbilicus sebagai indikasi dari
proses involusi uteri, sekitar 12 jam setelah melahirkan TFU akann turun 1cm di bawah
umbilicus dan selanjutnya akan turun 1 cm atau 1 jari perhari menuju simpisis. Hasil
analisa data dengan menggunakan uji statistic T test, didapatkan penurunan tinggi
fundus uteri klien pada kelompok yang tidak mendapatkan senam nifas. Rata- rata
penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok yang tidak mendapatkan senam nifas
sebelum sebsar 9,85 dan sesudah 5,50 meskipun secara statistic menurun, akan tetapi
jika dilihat nili selisih antara kedua kelompok tersebut, maka kelompok eksperimen
lebih besar dalam mengalami penurunan, pada kelompok eksperimen selisihnya sebesar
8,85 dan kelompok control sebesar 4,35.
D. TANDA REEDA PADA PEMERIKSAAN IBU POST PARTUMM SPONTAN
Davidson pada tahun 1974 memperkenalkan REEDA ( Redness,Edema,
Ecchymosis,Discharge, and Approximation), REEDA menggunakan kertas perekat
disposable ( disposable paper tapes) dengannb panjang 4 cm yang di tandai 0,25 cnm
setiap bagiannya. Saat ibu posisi miring kiri atau kanan ( sims position) disposable paper
tapes ditempatkan tegak lurus (perpendicular) terhadap garis luka perineum sehingga
ukuran sentimeter dapat menandai luka. Penilaian sistem REEDA meliputi :
1. Redness, tampak kemerahan pada daerah penjahitan
2. Edema, adanya cairan dalam jumlah besar yang abnormal diruang jaringan intraseluler
tubuh, menunjukkan jumlah yang nyata dalam jaringan subcutis, edema dapat terbatas
yang disebabkan oleh obstruksi vena atau saluran limfatik atau oleh peningktan
permeabilitas vascular.
3. Ecchymosis, bercak perdarahan yang kecil, lebih besar dari petekie ( bintik merah
keunguan kecil dan bulat sempurna menonjol), pada kulit perineum membentuk bercak
biru atau ungu yang rata, bulat atau tidak beraturan.
4. Discharge, adanya eksresi atau pengeluaran dari daerah yang luka perineum.
5. Approximation, kedekatan jaringan yang dijahit.

E. POST PARTUM SEKSIO DAN UKURAN LUKA


Seksio sesarea (SC) adalah proses persalinan dangan melalui pemedahan dimana
irisan dilakukan diperut ibu ( laparatomi) dan Rahim ( histerektomi) untuk
mengeluarkan bayi. Seksio sesarea umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal
melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis
lainnya( Purwostuti, Dkk,2015).
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti merekomendasikan rentang optimal untuk
jarak sayatan sesar menjadi antara 12 cm hingga 17 cm atau sekita 4,5 inci hingga 6,5
inci saja. Selain itu, peneliti juga menyarankan agar tidak ada lagi sayatan yang terlalu
pendek atau terlalu panjang dari yang di rekomendasikan jika memungkinkan.

GAMBAR PENURUNAN TFU PADA IBU POST PARTUM DARI HARI KE 1-9

Anda mungkin juga menyukai