Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEPERAWATAN ANAK
“TERAPI BERMAIN PADA ANAK”

DISUSUN OLEH:
Nurul Hayati
Mutiara Meitrisia
Sonia Anendhita Novitasari
Dhita Siti Aminah
M.Ridho Chandra Pratama
M. Ibnu mas’ud

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018/2019
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
Jalan Amal Lama Nomor 1 Tarakan
Telp. 0551-5507023 Fax. 0551-2028655, 2052558
Laman : www.borneo.ac.id

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Terapi Bermain Pada Anak Usia 3-5 Tahun


Hari / tanggal : Rabu, 18 Desember 2019
Waktu : 08.30 - selesai
Tempat : Universitas Borneo Tarakan
Sasaran : Anak Usia 3-5 Tahun

A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak
secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya
disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di
rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi anak.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
A. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
B. Meningkatkan keterampilan anak
C. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
D. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak

C. MATERI
A. Pengertian definisi bermain
B. Fungsi bermain
C. Tujuan bermain
D. Faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain
E. Prinsip-prinsip dalam aktivitas bermain
F. Klasifikasi bermain

D. METODE
A. Bermain dan Bernyanyi (demonstrasi/memperagakan)

E. MEDIA
A. Speaker, laptop dan LCD

F. PENGORGANISASIAN
1. Leader : Sonia Anendhita Novitsari
2. Co Leader : M. Ridho Chandra Pratama
3. Observer : M. Ibnu Mas’ud
4. Fasilitator : - Syahrul Gunawan Kifly
- Nurul Hayati
- Dita Siti Aminah
- Mutiara Meitrisia
Keterangan :
: anak

: observer  
 
: fasilitator

: leader
 
: co leader

F. KEGIATAN PENYULUHAN

N Terapi Subjek Terapi waktu


No
Persiapan:
1 1. Menyiapkan Ruangan, alat, dan 3
. ruangan sasaran siap menit
2. Menyiapkan alat-
alat
3. Menyiapkan
sasaran
2 Pelaksanaan : 10
. 4. membuka proses Menjawab salam, Menit
pembelajaran dengan memperkenalkan diri,
mengucapkan salam, memperhatikan
memperkenalkan diri
5. Perawat
menjelaskan tentang tata
cara terapi bermain
6. mengajak anak Anak berantusias saat
bernyanyi dan menari pemaparan dan
7. memfasilitasi anak bermain game
untuk bermain dan
bernyanyi

3 8. Mengevaluasi Memperhatikan dan 2


. sasaran dengan cara menjawab salam Menit
bertanya apakah mereka
merasa senang dengan
kegiatan ini
9. Membuat keilmuan
bersama tentang terapi
bermain yang telah
dilaksanakan.
10. menyimpulkan dan
mengucapkan salam

G. KRITERIA EVALUASI :
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bernyanyi dan menari seperti speaker, laptop dan LCD
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 3 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan
d. 95 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir

3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

H. Daftar Pustaka
1. Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk
perawat dan bidan). Jakarta :Salemba Medika
2. Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002
3. Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Tarakan, 24 September 2018


Petugas

...........................
LAMPIRAN MATERI

TERAPI BERMAIN ANAK USIA 3-5 TAHUN

A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan
media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal
lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial
anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga
dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit
atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan
bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah
dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya
terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan
etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat
di rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain


1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup
F. Klasifikasi Bermain
1. BERDASARKAN ISI PERMAINAN
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan
mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang
menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain.

b. Sense of Pleasure Play


Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak. Misalnya, bermain dengan pasir.

c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya
motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-
benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda.

d. Games atau Permainan


Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle.

e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi,
sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau
obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan.
Anak tampak senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya
tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru,
ayahnya atau ibunya.

2. DITINJAU DARI KARAKTER


a. Social anlooker play
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain
tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian,
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang
berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi
dengan teman sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara
anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan
ini dilakukan pada usia toddler.
d. Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan
tujuan permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-
masakan.
e. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada
permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya,
bermain sepak bola.

Anda mungkin juga menyukai