Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 KEPADA KLIEN

Tn. J DENGAN MASALAH : PPOK EKSERBASI AKUT


RUANG DAHLIA A

OLEH : SONIA ANENDHITA NOVITASARI


1830702015
PPOK ( Penyakit Paru Obstruktif Kronis) adalah penyakit
peradangan paru yang berkembang dalam jangka waktu
yang panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari
paru- paru karena terhalang pembengkakan dan lendir
atau dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas.
Yang menjadi penyebab ada beberapa faktor antara
lain :
1. Kebiasaan merokok
2. Adanya infeksi
3. Faktor keturunan
4. Faktor keadaan lingkungan
Adapun tanda dan gejala yang biasa nya timbul saat
seorang menderita penyakit ini :
1.Kelemahan Badan
2.Batuk
3.Sesak Napas terlebih saat melakukan banyak aktivitas
4.Suara napas tambahan
Resiko utama dari PPOK adalah merokok
komponen-komponen asap rokok merangsang
perubahan pada sel- sel penghasil mukus bronkus.
Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami
atau disfungsional serta metaplasia. Asap rokok juga
merangsang terjadinya peradangan kronik pada paru
akibat hilangnya elaktisitas saluran udara dan
kolapnya alveolus maka ventilasi berkurang.
merokok

Faktor
predisposisi

Bersihan jalan Edema spasme bronkus,


napas tidak efektif peningkatan sekret bronkus

Obstruksi bronkiolus
awal fase ekspirasi

Udara terperangkap Sesak napas , napas pendek


dalam alveolus

Pola napas tidak efektif


PaO2 rendah Gangguan
PaCO2 tinggi pertukaran gas

Gangguan
metabolisme
jaringan

Metabolisme
aerob

Produksi ATP
menurun
Risiko
intoleransi

Defisit energi Lelah,


lemah Gangguan
pola tidur
Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:
1.Hipoxemia
2.Asidosis Respiratory
3.Infeksi Respiratory
4.Gagal jantung
5.Status asmatikus
Adapun beberapa penatalaksanaan yang dapat di
lakukan :
1. Meniadakan faktor etiologi misalnya memberhentikan
merokok, menghindari polusi udara
2. Mangatasi bronkopasme dengan obat-obatan
bronkodilator.
3. Penanganan terhadap komplikasi- komplikasi yang
timbul
4. Pemberian oksigen bila perlu
5. Melakukan fisioterapi
6. Latihan pernapasan
ASUHAN KEPERAWATAN
 Alasan masuk rumah sakit : Klien datang dengan keluhan sesak napas

 Keluhan utama : Klien mengeluh sesak napas


 Riwayat kesehatan sekarang : Klien masuk ruang perawatan Dahlia A
tanggal 23 November 2019, saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25
november 2019 klien mengatakan sesak dirasakan di daerah lapang dada.
Klien mengatakan sesak nya berkurang bila hanya baring atau dalam posisi
semi fowler dan bertambah apabila banyak bergerak melakukan aktivitas.
Klien mengatakan waktu sesak tidak menentu apabila terlalu dingin sedak
klien akan bertambah. Klien mengatakan sesak disertai batuk dan saat
batuk terasa sedikit sulit mengeluarkan dahak.
Riwayat kesehatan lalu : klien mengatakan
sebelumnya sudah pernah dirawat di rumah sakit
dengan keluhan yang sama yaiyu sesak napas
klien mengatakan sudah menderita penyakitnya
kurang lebih dua tahun lamanya. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan,
klien tidak memakan makanan yang terlalu pedas.
Klien tidak memiliki alergi obat. Klien mengatakan
dulu merokok tapi tidak mengkonsumsi alkohol
Data Subjektif Data Objektif

• Klien mengatakan batuk • Terdapat suara napas tambahan


• Klien mengatakan saat batuk ronkhi
sedikit sulit mengeluarkan dahak • Klien terlihat batuk
• Klien mengatakan sesak napas • Klien terlihat sesak napas
• Klien mengatakan sesak • Klien terpasang nasal kanul 3 ltr
bertambah apabila banyak • SPO2 91%
beraktivitas • Nadi : 105 x/menit RR: 22 x/menit
• Klien mengatakan sesak • Klien berjalan di bantu oleh
dirasakan di daerah lapang dada anaknya
• Klien mengatakan lemah • Klien terlihat lemah
• Klien mengatakan sulit tidur • Klien BAK menggunakan
• Klien mengatakan tidur 1-2 jam pampers
terbangun
• Klien mengatakan terkadang
terjaga semalaman
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF B.D


SEKRESI YANG TERTAHAN D.D KLIEN MENGATAKAN
SEDIKIT SULIT MENGELUARKAN DAHAK
2. POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF B.D HAMBATAN UPAYA
NAPAS D.D KLIEN MENGATAKAN SESAK
3. GANGGUAN POLA TIDUR B.D HAMBATAN
LINGKUNGAN D.D KLIEN MENGATAKAN SULIT TIDUR
4. RISIKO INTOLERANSI D.D GANGGUAN PERNAPASAN
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan • Identifikasi
napas tidak efektif b.d keperawatan selama 3x24 kemampuan batuk
sekresi yang tertahan jam diharapkan klien • Atau posisi fowler
d.d klien mengatakan dapat mengeluarkan atau semi fowler
sedikit sulit dahak dengan kriteria hasil
mengeluarkan dahak : • Jelaskan tujuan dan
• Klien dapat melakukan prosedur batuk efektif
batuk efektif • Anjurkan untuk
• Klien mengeluarkan melakukan batuk
dahak efektif
• Tidak ada napas • Kolaborasi
tambahan pemberian mukolitik
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan • Monitor pola napas,
efektif b.d hambatan keperawatan 3x24 jam ( frekuensi, kedalaman,
upaya napas d.d klien diharapkan klien dapat usaha napas)
mengatakan sesak menunjukkan kepatenan • Posisikan semi fowler
jalan napas dengan kriteria atau fowler
hasil : • Lakukan nebulizer
• Frekuensi napas normal • Berikan oksigen jika
• Kepatenan jalan napas perlu
• Anjurkan asupan cairan
200 ml/ hari, jika tidak
kontraindikasi
• Kolaborasi pemberian
obat atau terapi
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan • Observasi pola aktivitas
b.d hambatan keperawatan 3x24 jam dan tidur
lingkungan d.d klien diharapkan klien istirahat • Identifikasi faktor
mengatakan sulit tidur tidur cukup dengan kriteria penggangu tidur
hasil : • Modifikasi lingkungan
• Pasien • Jelaskan pentingnya
mengkomunikasikan tidur cukup selama
bisa tidur nyenyak sakit
• Tidur 6-8 jam
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
4. Risiko intoleransi Setelah dilakukan asuhan • Identifikasi gangguan
aktivitas d.d gangguan keperawatan selama 3x 24 fungsi tubuh yang
pernapasan jam mangakibatkan
kelelahan
• Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak
berpindah atau berjalan
• Anjurkan tirah baring
• Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
EVALUASI

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan


;d.d klien mengatakan sulit mengeluarka dahak

S : Klien mengatakan setelah di anjurkan dan melakukan btuk


efektif klien dapat mengeluarkan sekret
O : klien mengeluarkan sekret
A : masalah teratasi, pasien pulang
P : intervensi di pertahankan, menganjurkan pasien melakukan
batuk efektif apabila sulit mengeleluarkan sekret
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d klien mengatakan
sesak

S = klien mengatakan setelah diberikan posisi semi fowler atau fowler dan di
berikan nebulizer klien merasa nyaman dan sesak nya berkurang
O = klien terlihat rileks dan sesak berkurang
A = masalah teratasi, pasien pulang
P = intervensi dii pertahankan, menganjurkan klien posisi semi fowler atau
fowler apabila sesak datang kembali
3. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d klien mengatakan sulit
tidur

S = klien mengatakan sudah dapat tidur dengan nyenyak dan cukup dan tidak
terjaga semalaman
O = klien tidur 6- 8 jam
A = masalah teratasi
P = intervensi di hentikan
4. Risiko intoleransi aktivitas d.d gangguan pernapasan

S = klien mengatakan setelah melakukan tirah baring klien merasa lebih


rileks dan sesak nya berkurang
O = klien terlihat tenang dan sesak berkurang, klien dapat berjalan sendiri
A = Masalah teratasi
P = Intervensi di pertahankan, anjurkan klien tetap melakukan latihan fisik
ringan
THANK YOU FOR ATTENTION 

Anda mungkin juga menyukai