DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
Era Rahayu
1714201009
Objektif:
1. Berbicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat kesatu arah
4. Mengarah telinga ke arah tertentu
5. Tidak dapat memfokuskan pikiran
6. Diam sambil menikmati halusinasinya
Minor
Subjektif:
1. Sulit tidur
2. Khawatir
3. Takut
Objektif
1. Konsentrasi buruk
2. Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
3. Afek datar
4. Curiga
5. Menyendiri, melamun
6. Mondar-madir
7. Kurang mampu merawat diri
4. Proses terjadinya halusinasi
Halusinasi berkembang melalui 4 fase, yaitu:
a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yang menyenangkan. Pada
tahap ini masuk dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik: klien mengalami
sterss, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan
tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang
menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara.
Perilaku klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan
bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang
asyik dengan halusinasinya dan suka menyendiri.
b. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi
menjadi menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik: pengalaman
sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun, dan
berfikir sendiri menjadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas.
Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.
Perilaku klien: meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf otonom seperti
peningkatan deyut jantung dan tekanan darah. Klien aasyik dengan halusinasinya
dan tidak bisa membedakan realitas.
c. Fase ketiga
Disebut dengan fase contolling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori
menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik. Karakteristik: bisikan,
suara, isi halusinasi semakin menonjol, meguasai dan mengontrol klien. Klien
menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
Perilaku klien: kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya
beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor, dan
tidak mampu mematuhi perintah.
d. Fase keempat
Disebut fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya,
Termasuk dalam psikotik berat. Karakteristik: halusinasinya berubah menjadi
mengancam, memerintah, dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya,
hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain
dilingkungan.
Perilaku klien: perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku
kekerasan, agitasi, manarik diri atau kakatonik, tidak mampu merespons trehadap
perintah kompleks dan tidak mampu berespons lebih dari satu orang.
5. Jenis dan tanda halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
Ditandai dengan bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
mengarahkan telinga ke arah tertentu, menutup telinga, mendengar suara atau
kegaduhan, mendengar suara mengajak bercakap-cakap dan mendengarkan suara
yang menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
b. Halusinasi penglihatan
Ditandai dengan menunjuk kearah tertentu, ketakutan terhadap sesuatu yang tidak
jelas, dan melihat bayangan, sinar atau melihat hantu.
c. Halusinasi penghidu
Ditandai dengan menghidu seperti bau-bauan tertentu, menutup hidung.
d. Halusinasi pengecap
Ditandai dengan sering meludah atau muntah, merasakan rsa seperti darah, urine
atau feses.
e. Halusinasi perabaan
Ditandai dengan menggaruk-garuk permukaan kulit dan menyatakan ada serangga
dipermukaan kulit, merasa tersengat listrik.
6. Pohon masalah
effect
Resiko mencederai diri, orang
lain dan lingkungan
7. Diagnosa awal
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Halusinasi
4. Koping individu tidak efektif
5. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
8. Tindakan keperawatan
1. Kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab dan kemampuan klien mengatasinya.
Jika ada halusinasi katakan anda percaya, tetapi anda sendiri tidak
mendengar/melihat/menghidu/merasakan.
2. Jelaskan proses terjadinya halusinasi.
3. Tindakan keperawatan
a. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
b. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
c. Latih klien mengabaikna halusinasi dengan bersikap cuek
d. Laatih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan secara teratur
e. Latih klien dengan minum obat dengajn 8 benar, yaitu benar obat, benar
pasien, benar manfaat obaat, benar dosis, benar frekuensi, benar cara, benar
tanggal kadaluawarsa dan benar dokumentasi
f. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan
mengendalikan halusinasi
g. Berikan pujian padaa klien saat mampu mempraktikkan latihan mengendalikan
halusinasi
B. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. k
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jln. Tp.Sriwijaya, 16 Mayang
RM No. : 15432
Informan : orangtua
Tgl Masuk Dirawat : 04 juni 2020
Tgl Pengkajian : 04 juni 2020
Ket:
= perempuan
= laki-laki
Kemampuan personal : klien tidak bisa mengatasi masalah yang ada pada
diri klien, sehingga membutuhkan bantuan orang
lain.
Aset / material :keluarga klien sangat mendukung pengobatan klien
X. MEKANISME KOPING
a. Jenis Mekanisme Koping:
Negosiasi/ Kompromi/ Displacement/Tehnik relaksasi/ Regresi/Aktivitas
konstruktif /Menghindar/Mencederai diri
Lainnya, sebutkan: negosiasi
1. kepala, leher :
Kepala : Rambut klien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam, pada
saat dipalpasi tidak terdapat benjolan
Leher : tidak terdapat nyeri tekan.
2. Mata :
Bentuk mata simetris, penglihatan baik.
3. Telinga
4. Hidung
2. Pembicaraan
Cepat /Keras/ Gagap /Inkoheren/Apatis/ Lambat /Membisu /Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : Defensif
Jelaskan : Sirkumtansial
Jelaskan: fobia
Jelaskan : Klien biasanya tidak menyadari dirinya di rumah sakit, tidak menyadari
penyakitnya atau menyalahkan orang lain karena telah membawa dirinya di rumah
sakit jiwa.
XIV. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
Tingkat
NO Aspek yang dinilai kemampuan
0 1 2
1 Makan
b. Kemampuan membersihkan WC
3 Mandi
4 Berpakaian/berdandan
6 Penggunaan obat
7 Pemeliharaan kesehatan
a. Kemampuan berbelanja
b. Kemampuan transportasi
Lain-lain, Jelaskan :
Kesimpulan dari tingkat kemampuan klien
menunjukkan kebanyakan (0) atau bantuan total
Ket:
0: Bantuan Total
1: Bantuan Minimal
2: Mandiri
Jelaskan :
Klien kurang memahami tentang penyakit gangguan jiwa yang di deritanya, klien juga
mengatakan sudah di ajarkan cara minum obat tapi sering lupa, keluarga klien juga
bingung bagaimana mengatasi klien saat klien mengalami halusinasi.
a. Laboratorium: -
Tanggal Test :-
Hasil Nilai :-
Normal Keterangan :-
Skrening awal: Apakah (Tidak) punya keinginan/ide bunuh diri/ide pulang paksa dari
pasien ? Ya (jika Ya, berarti pasien langsung masuk kategori IV/Krisis)
Variabel:
a. Menciderai diri/orang lain : 30
b. Komunikasi : 35
c. Interaksi Sosial : 15
d. ADL
- Makan : 8
- Mandi : 9
- Berpakaian : 9
e. Tidur Istirahat : 3
f. Pengobatan oral/injeksi : 7
g. Aktifitas terjadwal
- Makan : 8
- Mandi : 8
- Berpakaian : 8
Hasil: 140
Skor Total Pasien : III akut
Kategori : ........
a. Tahap Penanganan : …………………………………………
b. Tujuan Perawatan : …………………………………………
c. Fokus Pengkajian : …………………………........................
d. Prinsip Intervensi : …………………………………………
e. Hasil Yang Diharapkan :…………………………………....
Isolasi sosial
Causa
Analisa data
No Data Masalah
Ds: Gangguan persepsi sensori:
- Klien mengatakan mendengar suara halusinasi
bisikan untuk mengakhiri hidup
- Klien mengatakan sering merasa
ketakutan karena suara bisikan itu terus
muncul
- Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan meraasa terganggu
adanya suara suara
Do:
- Klien tampak berbicara sendiri
- Mengarahkan telinga ke arah tertentu
- Klien tampak menutup telinga saat
sedang halusinasi
- Klien tampak suka menyendiri dan
melamun
- Klien tampak kotor
Perencanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat :” selamat pagi buk, perkenalkan nama saya Era rahayu, saya mahasiswa
keperawatan dari STIKES Harapan Ibu Jambi buk, kalau boleh tau nama
ibuk siapa ya??”
Ny. K:” kurnia sus” (dengan nada sedih)
Perawat:” biasa dipanggil apa buk?”
Ny. K:” nia sus.”
Perawat : “salam kenal ya buk?”
Ny. A:” iya.”
b. Tahap validasi
Perawat:” bagaimana keadaan ibuk hari ini?”
Ny. K:” ya begitulah sus.”
Perawat:” apa yang ibu rasakan?”
Ny. K:” saya mendengar suara-suara seperti ada yang bisikin ke saya tapi tidak ada
orang nya.”
Perawat:”sejak kapan ibu merasakan begitu?”
Ny. K:”sejak 1 bulan terakhir sus.”
Perawat:” bagaimana cara ibu untuk mengatasi apabila suara-suara itu datang?”
Ny. K:” saya menutup telinga dengan kedua tangan bahkan bantal sus.”
Perawat:” bagaimana hasilnya buk?”
Ny. K:” suaranya hilang sesaat sus.”
c. Kontrak
Perawat:” baiklah kalau begitu saya meminta waktunya ± 10 menit untuk melakukan
pengkajian kepada ibuk, apakah ibuk bersedia?”
Ny. K:” bersedia sus.”
2. Fase kerja
Pengkajian
Perawat:” apakah ibu nia sering mendengar suara-suara tanpa ada orangnya?”
Ny. K:” lumayan sus.”
Perawat:”apa yang dikatakan suara itu.”
Ny. K:” untuk apa hidup jika hanya sakit hati, sedangkan suamimu bersenang-senang
dengan orang lain, begitu sus.”
Perawat:” kapan/ jam berapa saja yang paling sering muncul suara-suara itu buk?”
Ny. K:” terkadang tengah malam dan pagi jam jam 09.00 ke atas sus.”
Perawat:”berapa sering suara itu muncul buk?”
Ny. K:” mungkin sehari bisa sampai 8 kali sus.”
Perawat:” pada situasi apa yang paling sering muncul buk?”
Ny. K:” malam hari menjelang tidur sus.”
Perawat:” apa yang buk nia rasakan saat suara-suara itu muncul?”
Ny. K:” saya sangat terganggu dan tertekan sus, saya marah dan sedih.”
Perawat:” apa yang ibu lakukan untuk menghilangkan suara-suara itu?”
Ny. K:” saya menutup dengan kedua tangan bahkan bantal, saya terkadang membanting
sesuatu yanga ada didekat saya apabila suara-suaara itu masih ada.”
Perawat:” apakah yang ibuk lakukan itu berhasil untuk menghilangkan ssuara-suara itu?”
Ny. K:” suara itu hilang sebentar sus.”
Perawat:” baiklah, sesuai yang buk nia katakan, ibu mendengar suara-suara tanpa ada
orang yang berbicara dan merasa terganggu. Ini yang kita sebut dengan
halusinasi buk.”
Perawat:”bagus ya buk, ibuk sudah menjawab pertanyaan saya dengan baik.”
3. Tahap terminasi
a. evaluasi subjektif
b. evaluasi objektif
perawat:” apakah ibuk masih ingat tentang hal yang saya tanyakan tadi?”
perawat:” baik buk, kan kita sudah melakukan pengkajian, besok akan kita lanjutan
untuk tindakan selanjutnya mengenai halusinasi.”
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat:” selamat pagi buk, masih ingat dengan saya kan?”
Ny. S:” pagi sus, masih ingat kok sus.”
Ny. S:” perawat Era kan?”
Perawat:” iya buk.”
a. Tahap validasi
Perawat:” bagaimana keadaan ibuk hari ini?”
Ny. S:” masih sama sus.”
Perawat:” yang sabar ya buk.”
b. Kontrak
Perawat:” baiklah kalau begitu buk, sesuai kesepakatan kita kemarin ya, hari ini kita
akan melakukan tindakan tentang tidak mendukung dan tidak membantah
halusinasi klien dan melawan halusinasi dengan menghardik, waktunya
sekitar 10 menit, apakah ibu bersedia?”
Ny. S:” bersedia sus.”
2. Fase kerja
Sp 1 tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
Perawat:”coba ibu ceritakan suara-suara apa saja yang ibu dengar.”
Ny. k:” suara itu bilang saya seharusnya tidak tinggal diam dengan keadaaan seperti ini,
paling tidak harus balas dendam. Lalu ada juga untuk apa hidup kalau sakit hati
begini. Terkadang juga bilang untuk apa mempertahankan anak itu, suami kamu
saja tidak peduli. Begitu sus dan masih banyak lagi yang dikatakannya, saya sangat
tidak nyaman sekali sus.”
Perawat:” ow begitu ya buk.”
Perawat:” sudah bagus ya, ibuk sudah mau menceritakan suara-suara yang ibu dengar.”
Perawat:” kalau begitu mari kita lanjutkan ketindakan selanjutnya buk.”
Sp 2 melawan halusinasi dengan menghardik
Perawat:”baiklah ibuk langsung saja kita ke tindakan ya.”
Perawat :” ikuti apa yang saya katakan dan kerjakan ya buk.”
Ny. k:”baik sus.”
Perawat:” cara pertama yaitu, tanggapi dengan rileks, duduk rileks, kedua pejamkan mata,
konsentrasi dan ambil napas dalam hirup udara lewat hidung dan keluarkan lewat
mulut, ketiga tutup telinga dengan kedua tangan mencembung, keempat yakinkan
dalam hati atau katakan dengan pelan “pergi pergi kamu, kamu suaar palsu, aku
tidak mau dengar, aku ingin bahagia”. Lakukan teknik menghardik sampai suara
berkurang atau hilang.”
Ny. k:” baik sus.”
Perawat:” baiklah kalau begitu, ayo ibuk coba melakukannya dengan yakin.”
Ny. k:” baik sus.”
(klien pun melakukan tindakan teknik menghardik)
Perawat:” wah bagus sekali ya buk, ibu sudah dapat melakukan melawan halusinasi
dengan menghardik.”
3. Fase terminasi
a. evaluasi subjektif
Ny. k: “ senang sus, saya menjadi lebih mengerti dan dapat mengatasi halusinasi.”
b. evaluasi objektif
perawat:” apakah ibu masih ingat tindakan yang kita lakukan tadi?”
perawat:”baiklah kalau begitu buk, mari kita masukkan kegiatan tadi dalam jadwal
kegiataa harian ibuk, agar ibuk lakukan setiap hari .”
N y. k: “ iya sus.”
Implementasi
Dx Implementasi Evaluasi
Halusinasi Sp 1 tidak mendukung dan tidak S: klien mengatakan cara
membantah halusinasi klien mengendalikan halusinasi dengan
Perawat:”coba ibu ceritakan suara- baik.
suara apa saja yang ibu O: klien tampak mampu
dengar.” mempraktikkan teknik
Ny. k:” suara itu bilang saya menghardik.
seharusnya tidak tinggal diam A: masalah teratasi
dengan keadaaan seperti ini, P: intervensi dilanjutkan.
paling tidak harus balas
dendam. Lalu ada juga untuk
apa hidup kalau sakit hati
begini. Terkadang juga bilang
untuk apa mempertahankan
anak itu, suami kamu saja
tidak peduli. Begitu sus dan
masih banyak lagi yang
dikatakannya, saya sangat
tidak nyaman sekali sus.”
Perawat:” ow begitu ya buk.”
Perawat:” sudah bagus ya, ibuk sudah
mau menceritakan suara-suara
yang ibu dengar.”
Perawat:” kalau begitu mari kita
lanjutkan ketindakan
selanjutnya buk.”
Sp 2 melawan halusinasi dengan
menghardik
Perawat:”baiklah ibuk langsung saja
kita ke tindakan ya.”
Perawat :” ikuti apa yang saya katakan
dan kerjakan ya buk.”
Ny. k:”baik sus.”
Perawat:” cara pertama yaitu,
tanggapi dengan rileks, duduk
rileks, kedua pejamkan mata,
konsentrasi dan ambil napas
dalam hirup udara lewat
hidung dan keluarkan lewat
mulut, ketiga tutup telinga
dengan kedua tangan
mencembung, keempat
yakinkan dalam hati atau
katakan dengan pelan “pergi
pergi kamu, kamu suaar palsu,
aku tidak mau dengar, aku
ingin bahagia”. Lakukan
teknik menghardik sampai
suara berkurangatau hilang.”
Ny. k:” baik sus.”
Perawat:” baiklah kalau begitu, ayo
ibuk coba melakukannya
dengan yakin.”
Ny. k:” baik sus.”
(klien pun melakukan tindakan
teknik menghardik)
Perawat:” wah bagus sekali ya buk,
ibu sudah dapat melakukan
melawan halusinasi dengan
menghardik.”
DAFTAR PUSTAKA