KEPERAWATAN JIWA
DISUSUN OLEH :
DINDA INDRASWARI
NIM : 1920068
A. MASALAH UTAMA
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
3. Penyebab
1) Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobiologi
c. Neurotransmiter
d. Abnormal perkembangan saraf
e. Psikologis.
2) Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c. Adanya gejala pemicu.
4. Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang
meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.
5. Klasifikasi Halusinasi
a) Halusinasi pendengaran
Mendengarkan suara atau kebisingan yang kurang jelas ataupun yang
jelas, dimana terkadang suara-suara tersebut seperti mengajak berbicara
klien dan kadang memerintah klien untuk melakukan sesuatu.
b) Halusinasi penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan atau cahaya, gambar atau bayangan
yang rumit dan kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau
menakutkan.
c) Halusinasi penghidu
Membau bauan tertentu seperti bau darah,urine, feses, farfume, atau bau
yang lain. Ini sering terjadi pada seseorang pasca serangan stroke, kejang,
atau demensia.
d) Halusinasi pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, feses, atau yang lainnya.
e) Halusinasi perabaan
Merasa mengalami nyeri, rasa tersetrum atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas.
f) Halusinasi cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
g) Halusinasi kinestetika
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
Adaptif Maladaptif
D. POHON MASALAH
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi
2) Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
F. FOKUS INTERVENSI
a) Diagnosa keperawatan 1 : Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi
1. Tujuan Umum :
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
2. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1) Salam terapeutik – perkenalan diri – jelaskan tujuan – ciptakan
lingkungan yang tenag – buat kontrak yang jelas (waktu, tempat,
topik)
2) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan
3) Empati
4) Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungan
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
1) Kontak sering dan singkat
2) Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan
non verbal)
3) Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara
yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara itu. Katakan bahwa
perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi perawat tidak
mendengarnya. Katakan bahwa perawat akan membantu
4) Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu,
frekuensi terjadinya halusinasi serta apa yang dirasakan saat terjadi
halusinasi
5) Motivasi untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003.
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999.
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995.
Stuart, G.W. & Michele T. Laraia, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6 th
Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000.
Yusuf, Ah, dkk, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. – Jakarta : Salemba
Medika, 2015.
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
A. Pengkajian
1.1 Identitas Klien
Nama : Ny “ H“
Umur : 31 tahun Tanggal pengkajian : 08 Juli 2021
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : KRI RAMDANI
Alamat : Kepanjen
Pendidikan : SMP
Status : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
NO. RM : ******
Keterangan :
: Laki-laki : Anggota Keluarga Serumah
: Perempuan : Klien atau pasien
: Meninggal
Penjelasan Gambar : “Ny. H” mengatakan bahwa dia adalah anak yang
ketiga dari sepuluh bersaudara, dan mempunyai 2 orang anak perempuan.
Keluarga pasien mengatakan bahwa setiap kali ada masalah pasien selalu
tidak mau dibicarakan dengan keluarga pasien selalu memilih diam saat ada
masalah, pasien di asuh oleh orang tuanya.
2) Konsep diri
(1) Citra tubuh
“Ny. H” mengatakan bersyukur dengan keadaan fisiknya, karena merasa
tidak ada kecacatan, baik bentuk, struktur, dan fungsinya.
(2) Identitas
“Ny. H” dapat menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, alamat dan
tempat tinggal.
(3) Peran
Pasien mengatakan pasien merupakan iburumah tangga dan dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari berupa menyiapkan makanan, mencuci
baju, membersihkan rumah dll. Selain itu pasien membantu suami untuk
menggembala kambing.
(4) Ideal diri
Pasien berharap bisa sembuh dengan baik, hidup tentram dan bertemu
dengan keluarg
(5) Harga diri
Pasien merasa bahwa dirinya dihargai dimasyarakat.
MK : -
3) Hubungan sosial
(1) Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan bahwa suami, anak dan ibunya adalah orang yang
paling dekat.
(2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum sakit Pasien mengatakan mengikuti kegiatan dimasyarakat,
seperti tahlil rutin.
Setelah muncul gejala gangguan jiwa hampir 2 tahun terakhir klien
cenderung menyendiri, jarangberinteraksi, suka marah sehingga tidak
mampu mengikuti kegiatan di masyarakat.
(3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Informasi dari keluarga klien mulai mengalami kesulitan dalam
bersosialisasi karena bicara nglantur, dan banyak bicara sendiri seperti ada
yang mengajaknya .
MK : isolasi sosial
4) Spiritual
(1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam dan percaya bahwa gangguan jiwa
memang ada
(2) Kegiatan ibadah
Dalam kegiatan beribadah pasien selalu menjalankan ibadah sholat .
MK: Tidak Ada
Do :
- Pasien sering berbicara sendiri.
- Pasien bersikap seperti melihat sesuatu
- Pasien jika diajak berkomunikasi jarang
menatap mata lawan bicara/tidak focus/kontak
mata kurang/ bingung
2 DS: Isolasi sosial :
Setelah muncul gejala gangguan jiwa hampir 2 tahun menarik diri
terakhir klien cenderung menyendiri, jarang
berinteraksi, suka marah sehingga tidak mampu
mengikuti kegiatan di masyarakat.
DO:
Selama wawancara pasien tidak ada kontak mata,
pasif, jawaban singkat
- Kontak mata kurang
- Hanya berbicara kalau diberi pertanyaan
3 DS: Defisit
Pasien mengatakan tidak tau akan penyakit pengetahuan
kejiwaannya
DO:
- Saat pasien ditanya tentang kejiwaannya
pasien bingung
- Pasien diam saja saat ditanya
Causa
………. solasi social : Menarik diri
08 Juli Gangguan TUM: Klien dapat 1. Setelah 1 x interaksi klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya
mengontrol halusinasi tanda – tanda percaya kepada perawat : dengan menggunakan prinsip komunikasi
2021 persepsi sensori :
yang dialaminya a) Ekspresi wajah bersahabat. terapeutik :
halusinansi b) Menunjukkan rasa senang. a) Sapa klien dengan ramah baik verbal
Tuk 1 : c) Ada kontak mata. maupun non verbal
pendengaran
Klien dapat membina d) Mau berjabat tangan. b) Perkenalkan nama, nama panggilan
hubungan saling e) Mau menyebutkan nama. dan tujuan perawat berkenalan
percaya f) Mau menjawab salam. c) Tanyakan nama lengkap dan nama
g) Mau duduk berdampingan dengan panggilan yang disukai klien
perawat. d) Buat kontrak yang jelas
h) Bersedia mengungkapkan masalah e) Tunjukkan sikap jujur dan menepati
yang dihadapi. janji setiap kali interaksi
f) Tunjukan sikap empati dan menerima
apa adanya
g) Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
h) Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien
i) Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien.
TUK 2 : 2. Setelah 2 x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering dan singkat
Klien dapat mengenal menyebutkan : secara bertahap
a) Isi 2.2. Observasi tingkah laku klien terkait
halusinasinya
b) Waktu dengan halusinasinya (* dengar /lihat
c) Frekunsi /penghidu /raba/kecap), jika
d) Situasi dan kondisi yang menemukan klien yang sedang
menimbulkan halusinasi halusinasi:
a) Tanyakan apakah klien mengalami
sesuatu ( halusinasi dengar/ lihat/
2. Setelah 2x interaksi klien menyatakan
penghidu /raba/ kecap )
perasaan dan responnya saat mengalami
b) Jika klien menjawab ya, tanyakan apa
halusinasi :
yang sedang dialaminya
a) Marah
c) Katakan bahwa perawat percaya
b) Takut
klien mengalami hal tersebut, namun
c) Sedih
perawat sendiri tidak mengalaminya (
d) Senang
dengan nada bersahabat tanpa
e) Cemas
menuduh atau menghakimi)
f) Jengkel
d) Katakan bahwa ada klien lain yang
mengalami hal yang sama.
e) Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan klien :
a) Isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi ( pagi, siang,
sore, malam atau sering dan
kadang – kadang )
b) Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
1. Gangguan persepsi 08 Juli 1. Mengidentifikasi halusinasi (isi, waktu, S : Ny H mengatakan masih mendengar suara untuk
sensori : halusinasi 2021 frekuensi , situasi dan respon ). menyuruhnya untuk sholat dan mengikuti
pendengaran 2. Menjelaskan cara mengontrol intruksi perawat untuk mempraktikkan cara
halusinasi (menghardik suara, mengontrol halusinasi.
bercakap-cakap dengan orang lain,
melakukan kegiatan yang sudah O :
terjadwal, minum obat dengan teratur). - pasien terlihat berbicara sendiri
3. Melatih cara mengontrol halusinasi - pasien jika diajak berkomunikasi jarang menatap
dengan menghardik. mata lawan berbicara.
4. Membantu pasien memasukkan ke - pasien terlihat bingung
dalam jadwal latihan menghardik
halusinasi guna mengontrol halusinasi. A:
- pasien belum mampu mengenal halusinasi
- pasien belum mampu mengidentifikasi frekuensi
terjadinya halusinasi
- pasien belum mampu mampu mengidentifkasi
penyebab halusinasinya muncul
- pasien belum mampu mengontrol halusinasi
P : Lanjutan SP 1
1. Klien mampu mengenal halusinasi (isi, waktu,
frekuensi, situasi dan respon pasien )
2. Klien mampu menjelaskan cara mengontrol
halusinasi ( menghardik suara bercakap-cakap
dengan orang lain, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, minum obat dengan teratur).
3. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
4. Membantu pasien measukkan ke dalam jadwal
latihan menghardik halusinasi guna mengontrol
halusinasi.
IMPLEMENTASI & EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
P : Lanjutan SP 2
1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat
(jelaskan 6 benar : jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat).
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat.