HALUSINASI
Disusun Oleh :
TANGERANG 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
1. Definsi Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan
kenyataan seperti melihat bayangan atau suara suara yang sebenarnya tidak ada
(Yudihartono, 2012).
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus/rangsangan
dari luar. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang berbicara
(Azizah, 2016).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melaluipanca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu (Prabowo, 2014).
2. Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
Yaitu halusinasi yang seolah-olah mendengar suara masusia, suara hewan, suara
barang, suara mesin, suara musik, suara kejadian alami.
b. Halusinasi Penglihatan
Sesuatu yang dilihat seolah-olah berbentuk rang, binatang, barang atau benda.
Sesuatu yang dilihat seolah-olah berbentuk: sinar, kilatan atau pola cahaya, dan yang
dilihat seolah-olah berwarnaatau tidak berwarna.
c. Halusinasi Penghidung
Yaitu halusinasi yang seolah-olah mencium suatu bau tertentu.
d. Halusinasi Pengecapan
Merasa mengecap seperti rasa darah, urin atau feses.
e. Halusinasi Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
f. Halusinasi Chenesthetic
Merasakan funsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan atau
pembentukan urin.
g. Halusinasi Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak (Wayan, 2017).
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
c. Jenis
GSP : Halusinasi
d. Fase-fase Halusinasi
Fase 1 Comforting : Ansietas sedang halusinasi menyenangkan
Fase II Condemning : Ansietas berat halusinasi menjadi menjijikan
Fase III Controlling : Ansietas berat halusinasi bersifat mengendalikan
Fase IV Conquering : Halusinasi menjadi menaklukkan
e. Rentang respon
RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS
f. Mekanisme koping
- Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
- Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
- Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.2
5. Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku kekerasan
Isolasi sosial
7. Dagnosa Keperawatan
a) Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
b) Isolasi Sosial : Menarik Diri
c) Risiko Perilaku Kekerasan
d) Risiko Mencederai diri.
1) Azizah, Zainuri, Akbar. 2016. Buku Ajjar Keperwatan Kesehatan Jiwa Teori dan
Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
3) Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pertemuan Ke 1:
1. Kondisi pasien
Klien tanpak cemas, klien tanpak kurang istirahat
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan (TUK/SP)
1) Klien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengenali mengenali halusinasinya
3) Klien dapat menggunakan tehnik menghardik untuk halusinasinya
4. Intervensi
Bina hubungan saling percaya
- Ajarkan pasien untuk menghardik
- Anjurkan pasien untuk bercakap-cakap dengan teman atau keluarga
- Dorong pasien untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk mengalihkan
halusinasinya
- Anjurkan pasien untuk meminum obat
5. Strategi pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam
b) Berkenalan
c) Menjelaskan tujuan, tugas dan peran
2) Evaluasi
a) Perasaan klien saat ini
b) Kondisi pasien saat ini
c) Latihan sebelumnya (untuk pertemuan kedua dst)
3) Kontrak
a) Topik
b) Waktu
c) Tempat
b. Fase kerja
1) Melaksanakan topik (diskusi dan latihan) yang disepakati
2) Ditulis secara singkat, jelas dan sistematis dan tidak menggunakan kalimat langsung
c. Fase terminal
1) Evaluasi
a) Subyektif : tanyakan perasaan klien setelah interaksi
b) Obyektif : minta klien menyimpulkan dan redemonstrasi
2) Rencana tindak lanjut
Tugas atau latihan mandiri klien (masukan dalam jadwal kegiatan harian klien)
Nama & Tanda Tangan Nama & Tanda Tangan Nama & Tanda Tangan
GANGGUAN HALUSINASI
Keluhan : Klien mengatakan cemas karena memikirkan sebentar lagi akan dilakukan
pembelajaran tatap muka
I. FAKTOR PREDIPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami masalah kejiwaan
2. Pengobatan sebelumnya
Klien mengatan belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya
3.
Aniaya Seksual
Penolakan
Kesimpulan : Keluarga klien mengatakan klien sebelumnya tidak pernah mengalami aniaya
baik secara fisik dan seksual, serta tidak pernah mengalami penolakan, kekerasan dalam keluarga
serta tidak pernah melakukan tindakan krimal.
KASUS
Tn. A usia 20 tahun mengalami halusinasi, saat dilakukan pengkajian di dapatkan Tn. A tampak
lelah dan mengatakan takut untuk sendirian karena mendengar bisikan untuk melukai dirinya
bahkan bunuh diri. Tn. A mengatakan jika suara-suara itu muncul jika dirinya sedang melamun
dan juga sedang seorang diri, sejak ayahnya meninggal Tn. A sering mengurung diri di kamar
dan enggan untuk bersosialisasi terhadap temannya. Saat dilakukan pengkajian Tn. A
mengatakan jika suara-suara itu mengganggu dan dia ingin melukai diri sendiri agar suara itu
hilang. TD : 120/100, Suhu 37,5, RR : 23x/mnt, Nadi : 80x/mnt.
1. Analisa Data
2. Pohon Masalah
ISOLASI SOSIAL
3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Halusinasi
3. Isolasi social
kasi Perilaku
Kekerasan
3. Klien dapat
mengidentifi
kasi tanda-
tanda
perilaku
kekerasan
4. Klien dapat
menyebutkan
jenis perilaku
kekerasan
yang pernah
dilakukannya
- Klien dapat
menyebutkan
cara
mencegah /
mengendalika
n perilaku
kekerasannya
2. Halusinasi TUM : Setelah 1x interaksi - Membina
klien menunjukkan hubungan saling
klien dapat
tanda-tanda percaya percaya
mengendalikan
pada perawat - Identifikasi isi,
halusinasinya
waktu, frekuensi,
- Wajah
TUK : situasi yang
tersenyum
- Klien dapat menimbulkan
- Mau berkenalan
membina halusinasi
dengan perawat
hubungan - Mengajarkan klien
- Ada kontak
saling menghardik
mata
percaya halusinasi dan
- Mau berecerita
- Klien dapat memasukkan cara
kapan
menejelaskan mengntrol
halusinasi
kapan halusinasi ke
muncul dan
halusinasi dalam jadwal
frekuensi
muncul dan kegiatan harian
halusinasi
frekuensinya - Mau mengikuti
- Klien dapat cara
mengikuti menghardik
yang perawat yang perawat
ajarkan yaitu ajarkan
dengan cara
menghardik
3. Isolasi Sosial TUM: Setelah 1x interaksi
klien menunjukan
- Klien dapat - Membina
tanda-tanda percaya
berinteraksi hubungan saling
pada perawat
dengan orang percaya
lain - Wajah - Mengidentifkasi
tersenyum penyebab isolasi
TUK:
- Mau berkenalan sosial
- Klien dapat dengan perawat - Berdiskusi dengan
membina - Ada kontak klien tentang
hubungan mata keuntungan
saling - Mau berinteraksi
percaya menjelaskan dengan orang lain
- Klien dapat penyebab - Berdiskusi dengan
menyebutkan isolasi sosial klien tentang
penyebab - Mau kerugian
isolasi sosial menyebutkan berinteraksi
- Klien mampu keuntungan dan dengan orang lain
menyebutkan kerugian jika - Mengajarkan klien
keuntungan terus cara berekenalan
dan kerugian mengurung diri dengan satu orang
menarik diri dikamarnya
Menganjurkan klien
dari orang - Mau
memasukan kegiatan
lain melaksanakan
latihan berbincang-
- Klien dapat hubungan sosial
bincang dengan orang
melaksanaka dengan
lain dalam kegiatan
n hubungan bertahap
harian.
sosial secara - Keluarga mau
bertahap mendukung
dalam memperluas
hubungan sosial hubungan sosial
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
1 Rabu DS : - klien mengatakan takut S :
01 Des 2021 untuk sendirian karena - Klien mengatakan merasa
mendengar bisikan untuk tenang setelah diajarkan
melukai didi sendiri cara mengatasi
halusinasinya dengan cara
DO : - klien tampak Lelah dan
menghardik
was was
- Klien mengatakan akan
- TD : 120/100 melakukannya pada saat
- Suhu : 37, 5 mulai muncul suara-suara
- RR : 23x/mnt kembali
- Nadi : 80x/mnt 0: