A. Definisi
Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsangan dari luar
(Yosep,2011). Menurut Direja (2011) halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia
dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar) .
Sedangkan halusinasi menurut Keliat dan Akemat (2010) adalah suatu gejala gangguan jiwa
pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi : merasakan sensasi palsu
berupa penglihatan, pengecapan , perabaan, penghiduan, atau pendengaran.
Halusinasi adalah distorsi perseptual palsu yang terjadi dalam respons maladaptif.
Pasien secara aktual mengalami distorsi sensori yang menjadi nyata dan berrespons
terhadapnya, tidak ada stimulus eksternal (Stuart & Laraia, 2005). Gangguan sensorik
persepsi: halusinasi adalah gangguan penerimaan panca indera tanpa adanya sumber
rangsang eksternal (Keliat, 2006).
Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang diterima disertai
dengan penurunan berlebihan distorsi atau kerusakan respon beberapa stimulus.
(Nanda,2006).
B. Jenis-Jenis Halusinasi
C. Rentang Respon
E. Mekanisme Koping
a. Regresi
Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas,
yang menyisakan sedikit energi untuk aktivitas hidup sehari-hari.
b. Proyeksi
Sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
c. Menarik diri
a. Faktor predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Faktor perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang
percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa
disingkarkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan
dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan sesuatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia seperti buffofonen dan Dimentytranferase (DMP). Akibat
stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak. Misalnya
terjadi ketidakseimbangan acetylcholine dan dopamine.
4) Faktor Psikologis
b. Faktor Presipitasi
Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman,
gelisah, dan bingung , perilaku merusak diri , kurang perhatian, tidak mampu mengambil
keputusan. Serta tidak mampu membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Menurut
Rawlins dan Haecock , 1993 mencoba memecahkan masalah halusinasi berlandaskan atas
hakikat keberadaan seseorang individu, sebagai makhluk yang dibangun atas dasar unsur-
unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu :
1. dimensi fisik
2. dimensi emosional
3. dimensi intelektual
4. dimensi sosial
5. dimensi spiritual
Fase Halusinasi
Isolasi sosial
IV. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji : Mekanisme koping
Masalah keperawatan :
DS : Ungkapan tentang isi, frekuensi, waktu, yang dilakukan, dan perasaan saat terjadi
halusinasi
DO :
Perilaku halusinasi: mendengarkan sesuatu, berbicara sendiri, pandangan tajam
ke suatu tempat, merasakan sesuatu di kulit, pengecapan, menghidu sesuatu
tanpa ada objeknya
Tingkat konsentrasi rendah, tidak mampu fokus pada lingkungan
Perilaku melamun, sampai dengan teror, melukai karena kendali halusinasi
Mekanisme Koping
a. Regresi
Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas, yang
menyisakan sedikit energi untuk aktivitas hidup sehari-hari.
b. Proyeksi
Sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
c. Menarik diri
V. Diagnosa keperawatan
- Resiko Perilaku Kekerasan
- Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
- Isolasi sosial
VI. Rencana tindakan keperawatan
3. Pasien dapat
mendemonstra 3. Identifikasi
sikan cara cara yang 3. Agar dapat
mengontrol dilakukan mengetahui
halusinasi jika terjadi tindakan
halusinasi yang
a. Diskusik dilakukan
an cara dalam
mengontrol mengontrol
halusinasi halusinasin
b. Bantu ya
pasien
memilih
cara yang
sudah
diajarkan
c. Beri
kesempatan
untuk
melakukan
cara yang
dipilih
d. Jika
berhasil beri
pujian
A. PENGERTIAN
Waham adalah Keyakinan yang salah yang dipertahankan dengan kuat meskipun tidak
didapat dari orang lain dan kontradiksi dengan realita sosial (Stuart & Laraia, 2018). Waham
juga diartikan sebagai gangguan atau kekacauan yang dialami individu dalam proses dan
aktivitas kognitif.
Jenis-jenis waham:
B. ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Faktor biologis antara lain genetik, merupakan keturunan atau bawaan,
ketidakseimbangan neurotransmiter (dopamin dan glutamat)
b. Faktor lingkungan antara lain kurang gizi selama kehamilan, masalah proses
kehamilan, stres lingkungan dan stigma (kekambuhan).
2. Faktor Presipitasi
a. Individu tidak mampu mentoleransi stres yang berinteraksi dengan stresor
lingkungan.
b. Berduka yang belum selesai
c. Trauma masa kanak – kanak/penganiayaan
d. Ancaman terhadap konsep diri
C. Mekanisme koping
a. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi
ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-
hari.
b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Menarik Diri
d. Mekanisme pertahanan jangka pendek, jangka panjang dan pertahanan ego.
D. Rentang Respons
a. Respons adaptif
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang timbul dari hati
sesuai dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu sesuai dengan
stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang berhubungan baik
mengenai masyarakat
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang
sungguh terjadi, karena rangsangan panca indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek datar yaitu
rentang dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan, gangguan
perilaku sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
atau hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap, keyakinan yang
salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang diterima melalui
pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan emosi yang tepat
terhadap stimulus atau ketidakmampuan berlebihan terhadap pengendalian
kontrol diri (locus of control)
4) Perilaku yang tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan negatif atau
mengancam
E. Prinsip tindakan
1. Lakukan pendekatan dengan tenang dan empati
2. Kaji isi waham tanpa mendukung atau membantah
3. Jangan berusaha menjelaskan secara logika tentang waham
4. Jangan meremehkan kekuatan waham
5. Jangan merendahkan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan waham dari realita
6. Hubungkan waham dengan stres
7. Berespons terhadap perasaan yang melatarbelakangi waham
8. Anjurkan melakukan kegiatan dengan teknik distraksi untuk menghentikan berfokus pada
waham
F. Asuhan Keperawatan
1. Pohon Masalah
DS :
- Interpretasi tidak akurat atas informasi (orang lain adalah mata-mata iblis)
- Ketidakmampuan membedakan secara internal stimuus dari suatu kejadian
atau fakta (presiden adalah pemimpin yang mengatur hidup dan mati)
- Merasa bahwa orang disekitarnya mendengarkan pikirannya
- Yakin bahwa ia bertanggung jawab atas suatu peristiwa
- Ungkapan berkuasa atau berkekuatan super
- Meyakini orang lain akan berbuat jahat
- Menghasut rasa takut atau bingung pada orang lain
- Ungkapan ide religius yang tidak benar
DO :
- Reaksi tidak sesuai terhadap komunikasi dan perilaku orang lain (tertawa
ketika sedih)
- Tidak dapat mengikuti instruksi sederhana
- Curiga, marah, ketakutan dengan alasan tidak logis
- Mudah beralih, rentang perhatian buruk, kesulitan berkonsentrasi
- Disorganisasi bicara, inkoheren, fragmentasi, kehilangan asosiasi,
sirkumstansial, tangensial, flight of idea,
- Ambivalen
- Membuat gerak atau isyarat sendiri
- Pola tidur terganggu, hiperaktivitas
Pertemuan Ke :1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Interpretasi tidak akurat atas informasi (orang lain adalah mata-mata iblis)
- Ketidakmampuan membedakan secara internal stimuus dari suatu kejadian
atau fakta (presiden adalah pemimpin yang mengatur hidup dan mati)
- Merasa bahwa orang disekitarnya mendengarkan pikirannya
- Yakin bahwa ia bertanggung jawab atas suatu peristiwa
- Ungkapan berkuasa atau berkekuatan super
- Meyakini orang lain akan berbuat jahat
- Menghasut rasa takut atau bingung pada orang lain
- Ungkapan ide religius yang tidak benar
DO:
- Reaksi tidak sesuai terhadap komunikasi dan perilaku orang lain (tertawa
ketika sedih)
- Tidak dapat mengikuti instruksi sederhana
- Tidak dapat berpikir abstrak
- Curiga, marah, ketakutan dengan alasan tidak logis
- Mudah beralih, rentang perhatian buruk, kesulitan berkonsentrasi
- Disorganisasi bicara, inkoheren, fragmentasi, kehilangan asosiasi,
sirkumstansial, tangensial, flight of idea,
- Ambivalen
- Membuat gerak atau isyarat sendiri
- Pola tidur terganggu, hiperaktivitas
-
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Tindakan Keperawatan:
a. Bantu orientasi realita
b. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Bantu klien memenuhi kebutuhannya
d. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini
di ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat
abang hari ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan abang hari ini?”
c. Kontrak
Topik : “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan
sekarang?”
kalau 15 menit?”
2. Kerja
“Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa
kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?”
“Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang bang B rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri abang sendiri?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang
lain?”
“O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau di rumah terus ya”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
Obyektif : ”Apa saja rencana abang tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
c. Kontrak
Topik : ”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki?