Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. PENGERTIAN

Stuart & Laraia (2009) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan dari panca
indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Ada lima jenis halusinasi
yaitu pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan dan perabaan.Halusinasi pendengaran
merupakan jenis halusinasi yang paling banyak ditemukan terjadi pada 70% pasien, kemudian
halusinasi penglihatan 20%, dan sisanya 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan
perabaan.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan, klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Muhith, 2011).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanda ada rangsangan dari
luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimullus eksteren
: persepsi palsu(Prabowo, 2014).

B. PROSES TERJADINYA HALUSINASI


Proses terjadinya halusinasi dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi
Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
1. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari :
1) Faktor Biologis : Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2) Faktor Psikologis Memiliki riwayat kegagalan yang berulang.Menjadi korban, pelaku
maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari orang-orang
disekitar atau overprotektif.
3) Sosiobudaya dan lingkungan Sebagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga
dengan sosial ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari
lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali memiliki tingkat
pendidikan yang rendah serta pernah mengalami kegagalan dalam hubungan sosial
(perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja. .
2. Faktor Presipitasi Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya riwayat
kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya
aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta
konflik antar masyarakat
3. Stress Lingkung
Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilaku.
4. Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapistress(Prabowo, 2014)
5. Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah,
dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta
tidak dapat membedakan nyata dan tidak.
6. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa,
penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur
dalamwaktu yang lama.
7. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab
halusianasi itu terjadi, isi dari halusinasi dapat berupa peritah memaksa dan menakutkan.Klien
tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
8. Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi akan
memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usha dari ego
sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengotrol semua
perilaku klien
9. Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting, klien menganggap
bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata sangat membahayakan. Klien asyik dengan dengan
halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,
kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan
kontrol oleh individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasiberupa ancaman, dirinya atau
orang lain individu cenderung keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interkasi
yang menimbulkan pengalama nterpersonal yang memuaskan, serta mengusahakan klien tidak
menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak
berlangsung.
10. Dimensi spiritual
Secara spiritualklien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas, tidak bermakna,
hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri, irama
sirkardiannya terganggu(Damaiyanti, 2012).

C. RENTANG RESPON NEUROLOGIS


Persepsi menga cu pada identifikasi dan interprestasi awal dari suatu stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra. Respon neurobiologis sepanjang
rentang sehat sakit berkisar dari adaptif pikiran logis, persepsi akurat, emosi konsisten, dan
perilaku sesuai sampai dengan respon maladaptif yang meliputi delusi, halusinasi, dan isolasi
sosial.
Rentang Respon Neurobiologis

Respon adaptif Respon maladaptif

Pikiran logis Proses pikir kadang terganggu Gangguan prose piker


Persepsi akurat Ilusi waham
Emosi konsisten Emosional berlebih/kurang Halusinasi
Perilaku sesuai Perilaku tidak teroganisir Kerusakan proses pikir
Hub sosial Menarik diri Perilaku tidak sesuai
Hub Sosial harmonis
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial budaya yang berlaku.
Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi suatu masalah akan
dapat memecahkan masalah tersebut. Respon adaptif :
 Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
 Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
 Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari pengalaman ahli
 Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran
 Hubungan social adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan lingkungan
b. Respon psikosossial
Meliputi :
 Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.
 Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang benar-
benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indra
 Emosi berlebih atau berkurang
 Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas kewajaran
 Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
c. Respon maladapttif
Respon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang
dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, ada pun respon maladaptive antara lain :
 Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakinioleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial
 Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak
realita atau tidak ada.
 Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.Perilaku tidak
terorganisirmerupakan sesuatu yang tidak teratur.
 Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai
ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negative mengancam
(Damaiyanti,2012).
D. TAHAPAN HALUSINASI
Halusinasi yang dialami pasien memiliki tahapan sebagai berikut
a. Tahap I (Sleep Disorder}
Halusinasi bersifat menyenangkan, tingkat ansietas pasien sedang.Pada tahap ini halusinasi
secara umum menyenangkan.
Karakteristik : Karakteristik tahap ini ditandai dengan adanya perasaan bersalah dalam diri
pasien dan timbul perasaan takut.Pada tahap ini pasien mencoba menenangkan pikiran untuk
mengurangi ansietas.Individu mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya dapat
dikendalikan dan bisa diatasi (non psikotik).
Perilaku yang teramati:
 Menyeringai / tertawa yang tidak sesuai
 Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
 Respon verbal yang lambat
 Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.
b. Tahap II ( Comforting)
Halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat dan halusinasi
bersifat menjijikkan untuk pasien.
Karakteristik : Pengalaman sensori yang dialami pasien bersifat menjijikkan dan
menakutkan, pasien yang mengalami halusinasi mulai merasa kehilangan kendali, pasien
berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan, pasien merasa malu
karena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang lain (nonpsikotik).
Perilaku yang teramati :
 Peningkatan kerja susunan saraf otonom yang menunjukkan timbulnya ansietasseperti
peningkatan nadi, tekanan darah dan pernafasan.
 Kemampuan kosentrasi menyempit.
 Dipenuhi dengan pengalaman sensori, mungkin kehilangan kemampuan untuk
membedakan antara halusinasi dan realita.
c. Tahap III ( Condeming)
Pada tahap ini halusinasi mulai mengendalikan perilaku pasien, pasienberada pada tingkat
ansietas berat.Pengalaman sensori menjadi menguasai pasien.
Karakteristik: Pasien yang berhalusinasi pada tahap ini menyerah untuk
melawanpengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya. Isi halusinasi
dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman tersebut
berakhir (Psikotik)
Perilaku yang teramati:
 Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari pada
menolak.
 Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
 Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari ansietas berat
seperti : berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti petunjuk.
d. Tahap IV ( Controling Severe Level Of Anxiety)
Halusinasi pada saat ini, sudah sangat menaklukkan dan tingkat ansietasberada pada tingkat
panik.Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik : Pengalaman sensori menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah
halusinasinya. Halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak
diintervensi (psikotik).
Perilaku yang teramati :
 Perilaku menyerang - teror seperti panik.
 Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
 Amuk, agitasi dan menarik diri.
 Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek .
 Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
e. Tahap V ( Consequering Panis\]k Level Of Anxiety)
Pengalaman sensorinya terganggu. Klien mulai terasa terancamandengan datangnya suara-
suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari
halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama minimal empat jam atau seharian bila
klien tidak mendapatkan komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.

E . JENIS HALUSINASI
a) Halusinasi Pendengaran ( akustik, audiotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara-suara orang, biasanya
pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b) Halusinasi Pengihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pencaran cahaya, gambaran geometrik,
gambar kartun dan/ atau panorama yang luas dan komplesk. Bayangan bias bisa menyenangkan
atau menakutkan.
c) Halusinasi Penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau yang
menjijikan seperti : darah, urine atau feses. Kadang-kadangterhidubauharum.Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d) Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e) Halusinasi Pengecap (Gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis, dan menjijikkan.
Halusinasi sinestetik Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena arteri
f. Halusinasi Viseral Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya, meliputi :
 Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah tidak seperti
biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sering pada skizofrenia dan
sindrom obus parietalis. Misalnya sering merasa dirinya terpecah dua.
 Derealisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak sesuai dengan
kenyataan. Misalnya perasaan segala suatu yang dialaminya seperti dalam mimpi.

Pohon masalah pada halusinasi berdasarkan (Fitria, 2009) adalah sebagai berikut:

Effect Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core Problem Gangguan


Gangguanpersepsi
SensoriSensori:
Persepsipendengaran
: Pendengaran

Causa Isolasi Sosial


F. AKIBAT

Akibat dari hausinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Ini diakibatkan
karena pasien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk melakuka sesuatu hal diluar
kesadarannya.( Prabowo, 2014: 134)

G. MEKANISME KOPING
 Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
 Proyeksi : menjeslaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk mengaliskan
tanggung jawab kepada orang lain
 Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimuus internal. (Prabowo,
2014 :134).

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini peran keluarga sangat penting karena
setelah mendapatkan perawatan di RSJ pasien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga
mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawat pasien, menciptakan lingkungan
keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas minum obat.
a. Farmakoterapi Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita skizofrenia
yang menahun,hasilnyalebih banyak jika mulai diberi dalam dua tahun
penyakit.Neuroleptika dengan dosis efek tiftinggi bermanfaat pada penderita psikomotorik
yang meningkat.
KELAS KIMIA NAMA GENERIK DOSIS HARIAN
(DAGANG)
Fenotiazin Asetofenazin (Tidal) 60-120 mg
Klopromazin 30-800 mg
(Thorazine) 1-40 mg
Flufenazine
(Prolixine, Permit) 30-400 mg
Mesoridazin 12-64 mg
( Serentil) 15-150 mg
Perfenazin (Trialon) 40-1200 mg
Prokloperazin 150-800 mg
(Compazine) 2-40 mg
Promazine (Sparine) 60-150 mg
Tiodazin Mellani)
Trifluopromazine
(Stelazine)
Trifluopromazine
(Vesprin

Toksanten Kloproktisen 75-600 mg


(Tarctan) 8-30 mg
Tioktiksen (Navane)
Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mg
Dibenzondiazepin Klozapin (Clorazil 300-900 mg
Dibenzokasazepin Loksapin(Loxitane) 20-150 mg
Didraindolon Molindone (Moban) 225-225

b. Terapi kejang listrik


Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mall secara
artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau
dua temples, terapi kejang listrik dapat diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan
dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
c. Psikoterapi dan rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan
praktis dengan maksud mempersiapkan pasien kembali kemasyarakat, selain itu terapi kerja
sangat baik untuk mendorong pasien bergaul dengan orang lain, perawat dan dokter.
Maksudnya supaya pasien tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang
kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti Tehrapy
modalitas yang terdiridari :
d. Terapi aktivitas
1) Terapi music
Focus ; mendengar ; memainkan alat musik ; bernyanyi. yaitu menikmati dengan
relaksasi music yang disukai pasien.
2) Terapi seni
Focus: untuk mengekspresikan perasaan melalui beberapa pekerjaan seni
3) Terapi menari
Focus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh
4) Terapi relaksasi Belajar dan praktik relaksasi dalam kelompok
Rasional : untuk koping/perilaku mal adaptif/deskriptif meningkatkan partisipasi dan
kesenangan pasien dalam kehidupan.
5) Terapi social Pasien belajar bersosialisai dengan pasien lain
6) Terapi kelompok
 Terapi group (kelompok terapeutik)
 Terapi aktivitas kelompok (adjunctive group activity Tehrapy)
 TAK Stimulus Persepsi; Halusinasi Sesi
 Sesi 1 : Mengenal halusinasi
 Sesi 2 :Mengontrol halusinasi dengan menghardik
 Sesi 3 :Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Sesi 4 :Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
 Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HALUSINASI

1. Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan
komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010). Keluarga yang
mempunyai anggota keluarga menderita gangguan jiwa ( halusinasi ) adalah salah satu sasaran
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dari Upaya Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
Pelaksanaan keperawatan keluarga di lakukan dengan kunjungan ke rumah keluarga
pasien jiwa oleh Tim Home Care ( perawatan di rumah) Puskesmas salah satunya adalah perawat
sebagai pelaksana asuhan keperawatan yang diberikan melalui tahapan proses keperawatan.
a. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga.
1) Tanda dan gejala halusinasi dapat ditemukan dengan wawancara, melalui
pertanyaan sebagai berikut :
 Apakah mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan?
 Apakah melihat bayangan-bayangan yang menakutkan?
 Apakah mencium bau tertentu yang menjijikkan?
 Apakah merasakan sesuatu yang menjalar di tubuhnya?
 Apakah merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak mengenakkan?
 Seberapa sering mendengar suara-suara atau melihat bayangan tersebut?
 Kapan mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
 Pada situasi apa mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
 Bagaimana perasaan mendengar suara atu melihat bayangan tersebut?
 Apa yang telah dilakukan, ketika mendengar suara dan melihat bayangan tersebut?
2) Tanda dan gejala halusinasi di dapatkan saat observasi :
 Tampak bicara atau tertawa sendiri
 Marah-marah tanpa sebab
 Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga
 Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
 Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
 Menghidu seperti membaui bau-bauan tertentu
 Menutup hidung
 Sering meludah
 Muntah
 Menggaruk permukaan kulit
b. Diagnosis Keperawatan Halusinasi
Masalah keperawatan yang muncul berdasarkan (Fitria, 2009) adalah sebagai berikut:
 Risiko tinggi Perilaku Kekerasan.
 Perubahan sensori persepsi halusinasi.
 Harga diri rendah kronis.

1. Rencana Tindakan Keperawatan Kepada Klien

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Gangguan sensori TUM: Klien Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling


persepsi: halusinasi dapat klien menunjukkan percaya dengan
(lihat/dengar/pengh mengontrol tanda – tanda menggunakan prinsip
halusinasi percaya kepada komunikasi terapeutik :
idu/raba/kecap)
yang perawat :  Sapa klien dengan
dialaminya 1.Ekspresi wajah ramah baik verbal
Tuk 1 : bersahabat. maupun non verbal
2.Menunjukkan rasa  Perkenalkan nama,
Klien dapat senang. nama panggilan dan
membina 3.Ada kontak mata. tujuan perawat
hubungan 4.Mau berjabat berkenalan
saling percaya tangan.  Tanyakan nama
5.Mau menyebutkan lengkap dan nama
nama. panggilan yang disukai
6.Mau klien
menjawab  Buat kontrak yang jelas
salam.  Tunjukkan sikap jujur
7.Mau duduk dan menepati janji
berdampingan setiap kali interaksi
dengan perawat.  Tunjukan sikap empati
8.Bersedia dan menerima apa
mengungkapkan adanya
masalah yang
 Beri perhatian kepada
dihadapi.
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
 Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
 Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien

TUK 2 : Setelah 1x interaksi 2.1. Adakan kontak


Klien dapat klien menyebutkan : sering dan singkat
mengenal 1.Isi secara bertahap
halusinasinya 2.Waktu 2.2. Observasi tingkah
3.Frekunsi laku klien terkait
4.Situasi dan kondisi dengan
yang menimbulkan halusinasinya (*
halusinasi dengar /lihat
/penghidu /raba
/kecap), jika
menemukan klien
yang sedang
halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu (
halusinasi dengar/
lihat/ penghidu
/raba/ kecap )
2. Jika klien
menjawab ya,
tanyakan apa yang
sedang dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya
klien mengalami
hal tersebut,
namun perawat
sendiri tidak
mengalaminya (
dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa
ada klien lain yang
mengalami hal
yang sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi
klarifikasi tentang
adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan
dengan klien :

1. Isi, waktu dan


frekuensi
terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah 1x 2.4Diskusikan dengan
interaksi klien klien apa yang
menyatakan dirasakan jika terjadi
perasaan dan halusinasi dan beri
responnya saat kesempatan untuk
mengalami mengungkapkan
halusinasi : perasaannya.
 Marah 2.3. Diskusikan dengan
 Takut klien apa yang
 Sedih dilakukan untuk
 Senang mengatasi perasaan
 Cemas tersebut.
 Jengkel 2.4. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila
klien menikmati
halusinasinya.

TUK 3 : 1. Setelah 1x 3.1. Identifikasi bersama


Klien dapat interaksi klien klien cara atau
mengontrol menyebutkan tindakan yang
halusinasinya tindakan yang dilakukan jika
biasanya terjadi halusinasi
dilakukan untuk (tidur, marah,
mengendalikan menyibukan diri dll)
halusinasinya 3.2. Diskusikan cara yang
2. Setelah 1x digunakan klien,
interaksi klien  Jika cara yang
menyebutkan digunakan adaptif
cara baru beri pujian.
mengontrol  Jika cara yang
halusinasi digunakan
maladaptif
3. Setelah 1x diskusikan
interaksi klien kerugian cara
dapat memilih tersebut
dan 3.3. Diskusikan cara
memperagakan baru untuk
cara mengatasi memutus/
halusinasi mengontrol
(dengar/lihat/pen timbulnya halusinasi
ghidu/raba/kecap :
)  Katakan pada diri
sendiri bahwa ini
4. Setelah 1x tidak nyata ( “saya
interaksi klien tidak mau dengar/
melaksanakan lihat/ penghidu/
cara yang telah raba /kecap pada
dipilih untuk saat halusinasi
mengendalikan terjadi)
halusinasinya  Menemui orang lain
5. Setelah 1x (perawat/teman/ang
pertemuan klien gota keluarga)
mengikuti terapi untuk menceritakan
aktivitas tentang
kelompok halusinasinya.
 Membuat dan
melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari hari yang
telah di susun.
 Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa
jika sedang
berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih
cara yang sudah
dianjurkan dan latih
untuk mencobanya.

3.5 Beri kesempatan untuk


melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
6. Pantau pelaksanaan
yang telah dipilih dan
dilatih , jika berhasil
beri pujian
7. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok,
orientasi realita,
stimulasi persepsi

TUK 4 : 1. Setelah 1x 4.1 Buat kontrak dengan


Klien dapat pertemuan keluarga untuk
dukungan dari keluarga, pertemuan ( waktu,
keluarga dalam keluarga tempat dan topik )
mengontrol menyatakan 4.2 Diskusikan dengan
halusinasinya setuju untuk keluarga ( pada saat
mengikuti pertemuan keluarga/
pertemuan kunjungan rumah)
dengan perawat  Pengertian
2. Setelah 1x halusinasi
interaksi keluarga  Tanda dan gejala
menyebutkan halusinasi
pengertian, tanda  Proses terjadinya
dan gejala, proses halusinasi
terjadinya  Cara yang dapat
halusinasi dan dilakukan klien dan
tindakan untuk keluarga untuk
mengendali kan memutus halusinasi
halusinasi  Obat- obatan
halusinasi
 Cara merawat
anggota keluarga
yang halusinasi di
rumah ( beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
bepergian bersama,
memantau obat –
obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi
halusinasi )
 Beri informasi
waktu kontrol ke
rumah sakit dan
bagaimana cara
mencari bantuan
jika halusinasi tidak
tidak dapat diatasi
di rumah
TUK 5 : 2. Setelah 1x 5.1 Diskusikan dengan
Klien dapat interaksi klien klien tentang manfaat
memanfaatkan menyebutkan; dan kerugian tidak
obat dengan  Manfaat minum minum obat, nama ,
baik obat warna, dosis, cara ,
 Kerugian tidak efek terapi dan efek
minum obat samping penggunan
 Nama,warna,dosi obat
s, efek terapi
dan efek
samping obat 2. Pantau klien saat
2. Setelah 1x penggunaan obat
interaksi klien 3. Beri pujian jika klien
mendemontrasik menggunakan obat
an penggunaan dengan benar
obat dgn benar 4. Diskusikan akibat
3. Setelah 1x berhenti minum obat
interaksi klien tanpa konsultasi
menyebutkan dengan dokter
akibat berhenti 5. Anjurkan klien untuk
minum obat konsultasi kepada
tanpa konsultasi dokter/perawat jika
dokter terjadi hal – hal yang
tidak di inginkan .

.
2. Rencana Tindakan keperawatan untuk keluarga
pasien Tujuan tindakan untuk keluarga:
a) Mengenal tentang halusinas
b) Mengambil keputusan untuk merawat halusinasi
c) Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung pasien mengatasi halusinas
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan untuk anggota keluarga yang mengalami halusinasi
Tindakan keperawatan:

a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien


b) Menjelaskan tentang halusinasi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab terjadinya
halusinasi, dan akibat jika halusinasi tidak diatasi.
c) Membantu keluarga mengambil keputusan merawat pasien
d) Melatih keluarga cara merawat halusinasi
e) Membimbing keluarga merawat halusinasi
f) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
pasien mengatasi halusinasi
g) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan kesehatan
h) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur

3. Evaluasi

 Evaluasi keperawatan Klien mampu menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:


a) Menghardik halusinasi
b) Mematuhi program pengobatan
c) Mengajak orang lain bercakap-cakap dengan bila timbul halusinasi.
d) Menyusun jadwal kegiatan harian untuk mengurangi waktu luang dan
melaksanakan jadwal kegiatan tersebut secara mandiri.
e) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan halusinasi
 Evaluasi keperawatan untuk keluarga:
Keluarga dapat:
a) Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
b) Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi
c) Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
d) Memodifikasi lingkungan untuk membantu pasien mengatasi masalahnya
e) Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
halusinasi.
3. Dokumentasi Keperawatan Keluarga dengan halusinasi
Setiap tahapan proses keperawatan yang dilakukan pada keluarga yang mempunyai
anggota keluarga mengalami halusinasi didokumentasikan dari pengkajian sampai evaluasi
keperawatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Fitria,Nita.2009. Perinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Iyus, Y.(2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT refika Aditama.

Mukhripah Damayanti, Iskandar . (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Sundeen, S. A. (1998). Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta: EGC.

Wijayaningsih, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta Tim
N A M A : AHMAD MUKDI
NIM 21221187

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
STIKes PERTAMEDIKA

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 15-12-22 Nomor Register :
Ruangan Rawat : Diagnosa Medis : Skizoprenia
Tanggal Dirawat :

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S (L) Suku Bangsa : Sunda
Umur : 30 th Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah Alamat : Kp. Cempaka
Agama : Islam
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga Klien

II. ALASAN MASU Keluarga pasien mengatakan anaknya sering melamun murung tidak b9sa tidur marah
marah sejak pasien Pulang dari pondok Pesantren. Sejak saat itu Klien sering mara-marah tanpa sebab,
mondar mandir dan memukul benda-benda di sekitar bahkan pernah memukul kaca rumah tetangganya.
Klien sering bicara sendiri dengan suara keras ,dan kadang sampai marah-marah dan mencelakai diri sendiri
maupun orang lain. Keluarga dan tetangga merasa terganggu sehinga keluarga membawa klien berobat ke
Puskemas dan sampai saat ini Klien mendapatkan pengobatan di Puskesmas Cirinten.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? ( ) Ya ( √ ) Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. ( - ) Berhasil ( - ) Kurang Berhasil


( - ) Tidak Berhasil
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
Aniaya Seksual ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) (-)(-)
Penolakan ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) (-)(-)
Kekerasan dalam keluarga ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) (-)(-)
Tindakan kriminal ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )

Jelaskan :

klien mengalami gangguan jiwa sejak 3 tahun yang lalu, sudah diobati baik medis
maupun non medis tetapi tidak ada perubahan. Keluarga mengatakan saat ini selalu
meminum obat dari Puskesmas .Gejala suka berbicara sendiri dan marah-marah ,
mondar-mandir klien berkurang .

Masalah Keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ( - ) Ya ( √ ) Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Keluarga mengatakan keluhan klien diawali dengan klien sering melamun saat Masih d
Pondok Pesantren. Menurut keluarganya klien memikirkan Pengajianya yg belum tuntas
aja, Klien sebelumya telah banyak mengikuti tingkatan ilmu pengajian , dan merasa stres
setelah mendalami suatu kitab . Klien sedih dan pusing karena belum kelar dan tamat aja
pengajianya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital : TD : 115/73 mmhg N : 86 x/m
S : 36,6°𝑐 P : 20 x/m
2. Ukur : TB : 170 cm BB : 67 kg
3. Keluhan fisik : ( - ) Ya ( - ) Tidak
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak memiliki keluhan apapun.

Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah

V. PSIKOSOSIAL
. Genogram :
ket :

X : MENINGGAL

: PEREMPUAN

: L AKI-LAKI

: KLIEN

: ORANG YANG
TINGGAL SERUMAH

: CERAI / PUTUS
HUBUNGAN

Jelaskan :
Klien berjenis kelamin Laki-Laki anak Sulung dari 3 bersaudara, klien tinggal serumah
dengan orangtua, dan adik adik nya. Pola asuh dikeluarga baik, pola komunikasi terbuka,
pengambil keputusan dikeluarga ini adalah bapak kandung. Keluarga klien tidak ada yang
menderita gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya.
b. Identitas :
klien mengatakan seorang Laki-Laki, klien mengatakan anak pertama dari 3 bersaudara.
c. Peran :
klien mengatakan berperan sebagai anak tertua dari 3 bersaudara.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan dirinya ingin sembuh .
e. Harga diri :
Pada dasarnya klien merupakan individu yang ceria. Tetapi Klien mengatakan sedih.
Karena tidak bisa ngaji. Klien selalu menjawab pertanyaan. Tetapi klien tampak enggan
menceritakan masa lalunya. Klien mengatakan jika ada masalah tidak menceritakannya
pada orang lain.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
klien mengatakan orang yang paling berarti bagi dirinya adalah keluarga dan adik
adiknya. Klien mengatakan selama di rumah orang terdekat adalah ibu. Klien
mengatakan di rumah lebih tidak ada aktivitas apapun jadi praan suntk.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :


Klien tidak mengikuti kegiatan kelompok dimasyarakat

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:


Klien mengatakan sering berhubungan dengan orang lain terutama tetangga.Tetapi tidak
untuk berbincang-bincang , hanya menyapa saja.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan percaya adanya tuhan dan klien memeluk agama Islam.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan melaksanakan ibadah shalat tepat waktu.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
( - ) Tidak rapi ( - ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( - ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan klien rapih, klien rutin menjaga kebersihan diri seperti Mandi,gosok gigi,
dan keramas.klien mengatakan mandi 2 x 1 hari. Klien tampak selalu berdandan rapi.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

2. Pembicaraan
( -) Cepat ( - ) Keras ( - ) Gagap ( - ) Inkoheren
( - ) Apatis ( - ) Lambat ( - ) Membisu
( √ ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Klien terlihat berbicara dengan nada,bahasa jelas, dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik. Klien menjawab jika ditanya saja. Tidak mampu memulai pembicaraan .

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Aktivitas Motorik
( - ) Lesu ( - ) Tegang ( - ) Gelisah ( - ) Agitasi
( - ) Tik ( - ) Grimasen ( - ) Tremor ( - ) Kompulsif
Jelaskan :
Klien selalu merespon jika diberi stimulus,klien lebih sering beres-beres di rumah, Klien
termasuk aktif dalam kegiatan seperti mencuci piring, membersihkan rumah, mencuci
pakaian dan mencari kayu bakar. Klien mengatakan sudah meminum obat badannya terasa
lemas dan mengantuk.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

4. Alam Perasaan
( √ ) Sedih ( - ) Ketakutan ( - ) Putus asa
( - ) Khawatir ( - ) Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien mengatakan merasa sedih karena tidak bisa ngaji.
Masalah Keperawatan : Harga Diri rendah

5. Afek
( - ) Datar ( - ) Tumpul ( √ ) Labil ( - ) Tidak sesuai

Jelaskan :
Keluarga klien mengatakan pernah mondar-mandir , teriak-teriak dan marah tanpa sebab
sampai memukul benda-benda disekitarnya bahkan pernah memecahkan kaca rumah
tentangganya. Menurut Klien marah disebabkan ada yang mengajaknya bertengkar dan
mengejeknya. Afek klien labil karena emosi klien berubah-rubah.
Masalah Keperawatan :
- Resiko Perilaku kekerasan

6. Interaksi selama wawancara


( - ) Bermusuhan (√ ) Tidak kooperatif ( - ) Mudah tersinggung
(√ ) Kontak mata kurang ( - ) Defensif ( - ) Curiga

Jelaskan :
Kontak mata kurang saat dilakukan wawancara. Klien sering tidak menjawab pertanyaan
perawat. Terutama pertanyaan tentang alasan usaha ngaji nya yang belum tuntas.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

7. Persepsi
Halusinasi
( √ ) Pendengaran ( - ) Penglihatan ( - ) Perabaan
( - ) Pengecapan ( - ) Penghidu
Jelaskan :
klien mengatakan mendengar suara-suara bisikan seperti memenggil-manggil namanya
dan seperti mengajak ngobrol seperti mengajak bertengkar, mengejeknya dan membuat
marah klien. Saat ini kejadiannya dalam 1 hari kira-kira dalam 2 x terdengar kurang
lebih 5 menit dan terjadi bisa kapan saja. Bisa di pagi hari, siang atau malam hari.
Tetapi seringnya terjadi pada saat mau tidur malam dan pada saat istirahat. Klien selalu
mengikuti pembicaraan dari suara bisikan itu .
Masalah Keperawatan : Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran

8. Proses Pikir
( - ) Sirkumstansial ( - ) Tangensial ( - ) Kehilangan asosiasi
( - ) Flight of ideas ( - ) Blocking
( - ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan :
Klien berinteraksi dengan baik,klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas berbicara
klien baik.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

9. Isi pikir
( - ) Obsesi ( - ) Fobia ( - ) Hipokondria
( - ) Depersonalisasi ( - ) Ide yang terkait ( - ) Pikiran magis

Waham :
( - ) Agama ( - ) Somatik ( - ) Kebesaran ( - ) Curiga
( - ) Nihilistik ( - ) Sisip pikir ( - ) Siar pikir ( - ) Kontrol pikir
Jelaskan :
klien mengatakan kadang mendengar bisikan-bisikan yang mengajak dirinya ngobrol
dan mengejeknya.
Masalah Keperawatan : Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran.

10. Tingkat Kesadaran


( - ) Bingung ( - ) Sedasi ( - ) Stupor
Disorientasi :
( - ) Waktu ( - ) Tempat ( - ) Orang
Jelaskan :
Klien dapat mengenal waktu, tempat dan orang lain di sekelilingnya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( - ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( - ) Gangguan daya ingat saat ini
( - ) Konfabulasi
Jelaskan :
klien masih ingat dan dapat menceritakan masalah yang sudah lama ,klien tidak
mengalami gangguan daya ingat saat ini.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


( - ) Mudah beralih ( - ) Tidak mampu berkonsentrasi
( - ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Klien dapat berkonsentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan dan mampu

berhitung Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian


( - ) Gangguan ringan ( - ) Gangguan bermakna
Jelaskan :
Klien tidak dapat mengambil keputusan secara mandiri tanpa dibantu dan diberi
penjelasan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

14. Daya tilik diri


( √ ) Mengingkari penyakit yang di derita
( - ) Menyalahkan hal – hal di luar dirinya
Jelaskan :
Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak sakit, hanya tiap hari diberi obat oleh ibunya
untuk diminum.
Masalah Keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi pendengaran

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
( 3 ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. BAB/BAK
( 3 ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
3. Mandi
( 2 ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
( 1 ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
(√ ) Tidur siang lama : 14.00 s/d 15.00
( √ ) Tidur malam lama : 22.00 s/d 05.00
( √ ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur : Menonton TV
6. Penggunaan obat
( 2 ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak
Perawatan lanjutan ( √ ) ( )
Sistem pendukung ( √ ) ( )

8. Kegiatan di dalam rumah Ya Tidak


Mempersiapkan makanan ( √ ) ( )

Menjaga kerapihan rumah ( √ ) ( )


Mencuci pakaian ( √ ) ( )
Pengaturan keuangan ( ) ( √)

9. Kegiatan di luar rumah Ya Tidak


Pengajian ( ) ( √ )
Jelaskan :
Klien mau makan sendiri, klien dapat BAB dan BAK secara mandiri, klien mandi sehari
2x, memakai sabun dan gosok gigi, klien mampu memakai pakaian sendiri dengan baik,
klien tidurnya tidak terganggu, klien mengatakan jarang tidur siang, klien minum obat
yang diberikan oleh ibunya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

VII. MEKANISME KOPING


Adaftif Maladaftif
) Minum Alkohol ( ) Bicara dengan orang lain (
( ) Mampu menyelesaikan masalah
) Reaksi lambat / berlebih (
( ) Teknik relaksasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) Menghindar
( ) Olahraga ( ) Mencederai diri
( ) Lainnya ………………………. ( √ ) Melamun
Jelaskan :
Klien mengatakan bila ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain ataupun
keluarga . Jika ada masalah menurut Keluarga klien suka tampak melamun, sedangkan
koping Maldaftif bila mendengar bisikan-bisikan klien diam saja . Jika Klien sampai
marah-marah dan memukul maka tindakan keluarga adalah mengurung Klien.
Masalah Keperawatan :
- Koping keluarga inefektif
\
VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
( √ ) Masalah dengan dukungan kelompok,
Klien mengatakan jarang mengobrol.
( ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien mengatakan suka berinteraksi / mengobrol dengan orang di sekitarnya
( √ ) Masalah dengan pendidikan, spesifik
Klien mengatakan Pendidikan terakhirnya yaitu lulusan SMA
( √ ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengatakan dulu pernah mempunyai usaha kelontongan yang sukses
( √ ) Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien mengatakan tinggal dirumah orang tuanya

( √ ) Masalah ekonomi, spesifik


Klien mengatakan terkadang mengalami masalah ekonomi
( √ ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien mengatakan tidak suka memeriksa masalah kesehatan
( ) Masalah lainnya, spesifik Tidak ada masalah
( √ ) Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik
Klien selalu diperhatikan oleh keluarga.
Masalah Keperawatan :
-
IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :
( √ ) Penyakit Jiwa ( √ ) Sistem pendukung
( √ ) Faktor presipitasi ( ) Penyakit fisik
( √ ) Koping ( ) Obat-obatan
( ) Lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
X. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizoprenia
Terapi medik : Halopuridol injek 5 mg
Diaztpam ijex 1 Amp
Halopuridol tab 5 mg 2x1
THP 2 x 2 mg
Clozapine 25 mg malam

Lebak, 15 Desember 2022


Mahasiswa

(Ahmad Mukdi Misbahaludin)


XII. ANALISA DATA
Initial Nama : Tn : S
Alamat : Kp. Cempaka Desa Cempaka Kecamatan Cirinten

TANGGAL / JAM DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN


15-12-2022 DS: Gangguan sensori persepsi
Jam 10.00 wib - Klien mengatakan mendengar halusinasi pendengaran
suara bisikan yang memanggil
namanya seperti mengajak
ngobrol dan mengejeknya.
Kadang suka mengajak
bertengkar sehingga membuat
klien marah. Kejadiannya 1
hari 2x biasanya datang saat
malam mau tidur dan saat
istirahat. Kejadian sekitar 5
menit,
- klien suka mengikuti
pembicaraan dari suara bisikan
tersebut.
- Klien mengatakan dirinya
sehat dan tidak sakit, hanya
setiap hari diberi obat oleh
ibunya.
- Ibu Klien mengatakan klien
sering ditemukan sedang
berbicara sendiri seperti ada
yang mengajak ngobrol.
- Ibu Klien mengatakan selama
ini klien berobat jalan ke
Puskesmas cihara dan gejala
suka bicara sendiri, marah-
marah dan mondar mandir
klien berkurang

DO :

- Klien tampak berbicara sendiri

15-12-2022 DS : Isolasi Sosial


Jam. 10.15 wib - Klien mengatakan tidak
berinteraksi atau
berkomunikasi dengan orang
lain
- Sering suka berhubungan
dengan tetangga tetapi hanya
menyapa, tidak untuk
berbincang-bincang.
DO :
- Klien menjawab jika ditanya
saja sama perawat
- Klien tidak mampu memulai
pembicaraan
- Klien tampak enggan dan tidak
mau menjawab pertanyaan
tentang alasan mengapa ngaji
nya belun juga Hatam
15-12-2022 DS : Harga Diri Rendah
Jam 11.30 - Klien mengatkan sedih karena
tidak kunjing bisa dan hatam
pengajianya atau ilmu yg d
perdalam
- Jika ada masalah tidak
menceritakannya kepada orang
lain
DO :
- Klien tampak enggan
menceritakan masa lalunya
- Klien tidak menceritakan
alasan tidak mau meceritakan
masa lalunya
15-12-2022 DS : Koping Keluarga In Efektif
Jam. 11.40 - Klien suka melamun jika ada
masalah
- Klien tidak menceritakan
masalah kepada orang lain
- Jika klien marah-marah tanpa
sebab, mondar mandir
tindakan keluarga adalah
mengurungnya.
DO :

15-12-2022 DS : Resiko Perilaku Kekerasan


Jam. 11.00 wib - klien mengatakan marah saat
ada yang mengejeknya dan
mengajaknya bertengkar
- Ibu Klien mengatakan klien
pernah marah-marah tanpa
sebab, mondar-mandir dan
memukul benda-benda di
sekitar bahkan memecahkan
kaca rumah tetangganya.
DO :

- Afek klien labil karena emosi

XII. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi Pendengaran

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping KeluargaTidak efektif


XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran


2. Isolasi sosial
3. Harga Diri Rendah
4. Koping Keluarga In efektif
5. Resiko Perilaku Kekerasan
XV. INTERVENSI / RENCANA TINDAKAN
Inisial Klien : Tn : S Alamat : Kp. Cempaka desa Cempaka Kec Cirinten
Dx Perencanaan
No
Keperawat Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx
an
1 Gangguan TUM: Klien Setelah 1x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya
sensori dapat menunjukkan tanda – tanda dengan menggunakan prinsip
persepsi: mengontrol percaya kepada perawat : komunikasi terapeutik :
halusinasi halusinasi  Ekspresi wajah  Sapa klien dengan ramah
dengar yang bersahabat. baik verbal maupun non
dialaminya  Menunjukkan rasa verbal
TUK 1 : senang.  Perkenalkan nama, nama
Klien dapat  Ada kontak mata. panggilan dan tujuan perawat
membina  Mau berjabat tangan. berkenalan
hubungan  Mau menyebutkan nama.  Tanyakan nama lengkap dan
saling percaya  Mau menjawab salam. nama panggilan yang disukai

 Mau duduk klien

berdampingan dengan  Buat kontrak yang jelas

perawat.  Tunjukkan sikap jujur dan

 Bersedia menepati janji setiap kali

mengungkapkan masalah interaksi

yang dihadapi.  Tunjukan sikap empati dan


menerima apa adanya
 Beri perhatian kepada klien
dan perhatikan kebutuhan
dasar klien
 Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
 Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
Klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien 1. Adakan kontak sering dan
Klien dapat menyebutkan : singkat secara bertahap
mengenal  Isi  Observasi tingkah laku
halusinasinya  Waktu klien terkait dengan
 Frekunsi halusinasinya (* dengar

 Situasi dan kondisi /lihat /penghidu /raba


yang menimbulkan /kecap), jika menemukan
halusinasi klien yang sedang
halusinasi:
 Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu (
halusinasi dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap )
 Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedang
dialaminya
 Katakan bahwa perawat
percaya klien mengalami
hal tersebut, namun
perawat sendiri tidak
mengalaminya ( dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien
lain yang mengalami hal
yang sama
 Katakan bahwa perawat
akan membantu klien
2. Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan
dengan klien :
 Isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam atau
sering dan kadang – kadang
)
 Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
3. Setelah 1x interaksi klien  Diskusikan dengan klien
menyatakan perasaan apa yang dirasakan jika
dan responnya saat terjadi halusinasi dan
mengalami halusinasi : beri kesempatan untuk
 Marah mengungkapkan
 Takut perasaannya.
 Sedih  Diskusikan dengan klien
 Senang apa yang dilakukan
 Cemas untuk mengatasi
 Jengkel perasaan tersebut.
 Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya
TUK 3 : 1. Setelah 1x interaksi klien 1. Identifikasi bersama klien
Klien dapat menyebutkan tindakan cara atau tindakan yang
mengontrol yang biasanya dilakukan dilakukan jika terjadi
halusinasinya untuk mengendalikan halusinasi (tidur, marah,
halusinasinya menyibukan diri dll)
2. Setelah 1x interaksi 2. Diskusikan cara yang
klien menyebutkan cara digunakan klien,
baru mengontrol  Jika cara yang digunakan
halusinasi adaptif beri pujian.
 Jika cara yang digunakan
3. Setelah 1x interaksi klien maladaptif diskusikan
dapat memilih dan kerugian cara tersebut
memperagakan cara 3. Diskusikan cara baru untuk
mengatasi halusinasi memutus/ mengontrol
(dengar/lihat/penghidu/ra timbulnya halusinasi :
ba/kecap )  Katakan pada diri
sendiri bahwa ini tidak
4. Setelah 1x interaksi klien nyata ( “saya tidak
melaksanakan cara yang mau dengar/ lihat/
telah dipilih untuk penghidu/ raba /kecap
mengendalikan pada saat halusinasi
halusinasinya terjadi)
5. Setelah 1x pertemuan  Menemui orang lain
klien mengikuti terapi (perawat/teman/anggot
aktivitas kelompok a keluarga) untuk
menceritakan tentang
halusinasinya.
 Membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari
yang telah di susun.
 Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa jika
sedang berhalusinasi.
4. Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan dan
latih untuk mencobanya.

5. Beri kesempatan untuk


melakukan cara yang dipilih
dan dilatih.
6. Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih , jika
berhasil beri pujian
7. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi

TUK 4 : 1. Setelah 1x pertemuan 1. Buat kontrak dengan


Klien dapat keluarga, keluarga keluarga untuk pertemuan (
dukungan dari menyatakan setuju waktu, tempat dan topik )
keluarga dalam untuk mengikuti 2. Diskusikan dengan keluarga
mengontrol pertemuan dengan ( pada saat pertemuan
halusinasinya perawat keluarga/ kunjungan rumah)
2. Setelah 1x interaksi  Pengertian halusinasi
keluarga menyebutkan  Tanda dan gejala
pengertian, tanda dan halusinasi
gejala, proses  Proses terjadinya
terjadinya halusinasi halusinasi
dan tindakan untuk  Cara yang dapat
mengendali kan dilakukan klien dan
halusinasi keluarga untuk memutus
halusinasi
 Obat- obatan halusinasi
 Cara merawat anggota
keluarga yang halusinasi
di rumah ( beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri,
makan bersama,
bepergian bersama,
memantau obat – obatan
dan cara pemberiannya
untuk mengatasi
halusinasi )
 Beri informasi waktu
kontrol ke rumah sakit
dan bagaimana cara
mencari bantuan jika
halusinasi tidak tidak
dapat diatasi di rumah
TUK 5 : 1. Setelah 1x interaksi klien 4 Diskusikan dengan klien
Klien dapat menyebutkan; tentang manfaat dan
memanfaatkan  Manfaat minum obat kerugian tidak minum obat,
obat dengan  Kerugian tidak nama , warna, dosis, cara ,
baik minum obat efek terapi dan efek samping
 Nama,warna,dosis, penggunan obat
efek terapi dan efek 5 Pantau klien saat
samping obat penggunaan obat
2. Setelah 1x interaksi klien 6 Beri pujian jika klien
mendemontrasikan menggunakan obat dengan
penggunaan obat dgn benar
benar 7 Diskusikan akibat berhenti
3. Setelah 1x interaksi klien minum obat tanpa konsultasi
menyebutkan akibat dengan dokter
berhenti minum obat 8 Anjurkan klien untuk
tanpa konsultasi dokter konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi
hal – hal yang tidak di
inginkan .
2 Isolasi TUM: Klien Setelah 1X interaksi klien Bina hubungan saling percaya
Sosial dapat menunjukkan tanda-tanda dengan:
berinteraksi percaya kepada / terhadap • Beri salam setiap
dengan orang perawat: berinteraksi.
lain  Wajah cerah, • Perkenalkan nama, nama
tersenyum panggilan perawat dan
TUK 1:  Mau berkenalan tujuan perawat berkenalan
Klien dapat  Ada kontak mata • Tanyakan dan panggil
membina  Bersedia nama kesukaan klien
hubungan menceritakan • Tunjukkan sikap jujur dan
saling percaya perasaan menepati janji setiap kali
 Bersedia berinteraksi
mengungkapkan • Tanyakan perasaan klien
masalahnya dan masalah yang dihadapi
 Bersedia kllien
mengungkapkan • Buat kontrak interaksi yang
masalahnya jelas
• Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien .
TUK 2 Setelah 1 x interaksi klien 2.1 Tanyakan pada klien
Klien mampu dapat menyebutkan tentang:
menyebutkan minimal satu penyebab • Orang yang tinggal
penyebab menarik diri dari: serumah / teman sekamar
menarik diri  diri sendiri klien
 orang lain • Orang yang paling dekat
 lingkungan dengan klien di rumah/ di
ruang perawatan
• Apa yang membuat klien
dekat dengan orang
tersebut
• Orang yang tidak dekat
dengan klien di rumah/di
ruang perawatan
• Apa yang membuat klien
tidak dekat dengan orang
tersebut
• Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul dengan
orang lain.
2.3 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
Perasaannya
TUK 3 Setelah 1x interaksi 3.1. Tanyakan pada klien
Klien mampu dengan klien dapat tentang :
menyebutkan menyebutkan keuntungan • Manfaat hubungan sosial.
keuntungan berhubungan sosial, • Kerugian menarik diri.
berhubungan misalnya 3.2. Diskusikan bersama klien
sosial dan  banyak teman tentang manfaat
kerugian  tidak kesepian berhubungan sosial dan
menarik diri.  bisa diskusi kerugian menarik diri.

 saling menolong, 3.3. Beri pujian terhadap

 dan kerugian kemampuan klien

menarik diri, mengungkapkan

misalnya: perasaannya.

 sendiri
 kesepian
 tidak bisa diskusi
TUK 4 Setelah 1x interaksi klien 4.1 Observasi perilaku klien
Klien dapat dapat melaksanakan saat berhubungan sosial .
melaksanakan hubungan sosial secara 4.2 Beri motivasi dan bantu
hubungan bertahap dengan: klien untuk berkenalan /
sosial secara  Perawat berkomunikasi dengan :
bertahap  Perawat lain • Perawat lain
 Klien lain • Klien lain
• Kelompok
4.3 Libatkan klien dalam
4.4 Diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan
klien bersosialisasi
4.5 Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah
dibuat.
4.6 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang
dilaksanakan.
TUK 5 Setelah 1x interaksi klien Diskusikan dengan klien
Klien mampu dapat menjelaskan tentang perasaannya setelah
menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan:
perasaannya berhubungan sosial  Orang lain
setelah dengan:  Kelompok
berhubungan Orang lain
sosial

TUK 6 Setelah 1X pertemuan 6.1. Diskusikan pentingnya


Klien keluarga dapat peran serta keluarga
mendapat menjelaskan tentang : sebagai pendukung untuk
dukungan  Pengertian menarik mengatasi prilaku menarik
keluarga dalam diri diri.
memperluas  Tanda dan gejala 6.2. Diskusikan potensi
hubungan menarik diri keluarga untuk membantu
sosial  Penyebab dan akibat klien mengatasi perilaku
menarik diri menarik diri
 Cara merawat klien 6.3. Jelaskan pada keluarga
menarik diri tentang :
• Pengertian menarik diri
• Tanda dan gejala menarik
diri
• Penyebab dan akibat
menarik diri
• Cara merawat klien
menarik diri
6.4. Latih keluarga cara
merawat klien menarik diri.
6.5. Tanyakan perasaan
keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
6.6. Beri motivasi keluarga agar
membantu klien untuk
bersosialisasi.
6.7. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya merawat
klien di rumah sakit.

TUK 7 1. Setelah 1x interaksi klien 7.1. Diskusikan dengan klien


Klien dapat menyebutkan; tentang manfaat dan
memanfaatkan • Manfaat minum obat kerugian tidak minum obat,
obat dengan • Kerugian tidak minum nama , warna, dosis, cara ,
baik obat efek terapi dan efek
• Nama,warna,dosis, efek samping penggunan obat
terapi dan efek 7.2. Pantau klien saat
samping obat penggunaan obat
2. Setelah 1x interaksi klien 7.3. Beri pujian jika klien
mendemontrasikan menggunakan obat dengan
penggunaan obat dgn benar
benar 7.4. Diskusikan akibat berhenti
Setelah 1x interaksi minum obat tanpa
klien menyebutkan konsultasi dengan dokter
akibat berhenti minum 7.5. Anjurkan klien untuk
obat tanpa konsultasi konsultasi kepada
dokter dokter/perawat jika terjadi
3 Harga Diri TUM: Klien Setelah 1 x pertemuan 1. Bina hubungan saling
rendah dapat klien menunjukkan percaya dengan prinsip
meningkatkan expresi wajah bersahabat, komunikasi teurapeutik :
harga dirinya menunjukan rasa senang,  Sapa klien dengan ramah
TUK 1: ada kontak mata, mau baik verbal maupun
Klien dapat berjabat tangan, mau nonverbal
membina menyebutkan nama, mau  Perkenalkan diri dengan
hubungan
menjawab salam, klien sopan
saling percaya
mau duduk  Tanyakan nama lengkap
berdampingan dengan dan nama panggilan
perawat, mau yang disukai klien
mengutarakan masalah  Jelaskan tujuan
yang dihadapi. pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap emapti
dan menerima klien apa
adanya.
 Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
klien.

TUK 2 Setelah 2x pertemuan klien 1. Diskusikan dengan klien

Klien dapat menyebutkan: tentang:

mengidentifika 1. Aspek positif dan  Aspek positif yang

si aspek positif kemampuan yang dimiliki klien, keluarga,

dan dimiliki klien dan lingkungan.

kemampuan 2. Aspek poitif keluarga  Kemampuan yang

yang dimiliki 3. Aspek positif dimilik klien


lingkungan 2. Bersama klien buat daftar
tentang:
 Aspek positif klien
keluarga lingkungan
 Kemampuan yang
dimiliki klien
Beri pujian yang realistis,
hindarkan memberi penilaian
negative.

TUK 3 Setelah 2x pertemuan klien 1. Diskusikan dengan klien

Klien dapat menyebutkan kemampuan kemampuan yang dapat


menilai yang dapat dilaksanakan dilaksanakan yang
kemampuan Diskusikan kemampuan yang
yang dimilik
dapat dilanjutkan
untuk
dilaksanakan pelaksanaannya.

TUK 4 Setelah 1x pertemuan klien 1. Rencanakan bersama klien


membuat rencana kegiatan aktivitas yang dapat
Klien dapat
harian dilakukan setiap hari sesuai
merencanakan
dengan kemampuan klien:
kegiatan sesuai
 Kegiatan mandiri
dengan  Kegiatan dengan bantuan
kemampuan
2. Tingkatkan kegiatan sesuai
yang dimiliki
kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat klien
lakukan.
TUK 5 Setelah 3x pertemuan klien 1. Anjurkan klien untuk

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai melaksakana kegiatan yang


melakukan jadwal yang dibuat telah direncanakan
kegiatan sesuai 2. Pantau kegiatan yang
rencana yang
dilaksanakan klien
dibuat
3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan klien
Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.
TUK 6 Setelah 4x pertemuan klien 1. Beri pendidikan kesehatan

Klien dapat memanfaatkan system pada keluarga tentang cara


memanfaatkan pendukung keluarga yang merawat pada keluarga
system ada di keluarga. tentang cara merawat klien
pendukung
dengan harga diri rendah
yang ada
2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien
dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan yang ramah.

5 Resiko TUK 2 Setelah 2x pertemuan klien 3. Diskusikan dengan klien


Perilaku Klien dapat menyebutkan: tentang:
kekerasan mengidentifika 4. Aspek positif dan  Aspek positif yang

si aspek positif kemampuan yang dimiliki klien, keluarga,

dan dimiliki klien dan lingkungan.

kemampuan 5. Aspek poitif keluarga  Kemampuan yang

yang dimiliki 6. Aspek positif dimilik klien


lingkungan 4. Bersama klien buat daftar
 tentang:
 Aspek positif klien
keluarga lingkungan
 Kemampuan yang
dimiliki klien
 Beri pujian yang
realistis, hindarkan
memberi penilaian
negative.
TUK 3 Setelah 2x pertemuan klien 2. Diskusikan dengan klien

Klien dapat menyebutkan kemampuan kemampuan yang dapat


menilai yang dapat dilaksanakan dilaksanakan yang
kemampuan 1. Diskusikan kemampuan yang
yang dimilik
dapat dilanjutkan
untuk
dilaksanakan pelaksanaannya.

TUK 4 Setelah 1x pertemuan klien 3. Rencanakan bersama klien


membuat rencana kegiatan aktivitas yang dapat
Klien dapat
harian dilakukan setiap hari sesuai
merencanakan
dengan kemampuan klien:
kegiatan sesuai
 Kegiatan mandiri
dengan  Kegiatan dengan bantuan
kemampuan
4. Tingkatkan kegiatan sesuai
yang dimiliki
kondisi klien.
1. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
dapat klien lakukan.
TUK 5 Setelah 3x pertemuan klien 4. Anjurkan klien untuk

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai melaksakana kegiatan yang


melakukan jadwal yang dibuat telah direncanakan
kegiatan sesuai 5. Pantau kegiatan yang
rencana yang
dilaksanakan klien
dibuat
6. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan klien
Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.
TUK 6 Setelah 4x pertemuan klien 4. Beri pendidikan kesehatan

Klien dapat memanfaatkan system pada keluarga tentang cara


memanfaatkan pendukung keluarga yang merawat pada keluarga
system ada di keluarga. tentang cara merawat klien
pendukung
dengan harga diri rendah
yang ada
5. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien
dirawat
6. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan yang ramah.

TUK 6 : Setelah 1x interaksi 6.1 Tanyakan pada klien apakah


Klien dapat klien dapat dia mengetahui cara lain
mengidentifika mengidentifikasi cara yang lebih sehat
si cara yang yang konstruktif dalam 6.2 Beri reinforcemet jika
konstruktif merespon kemarahannya mengetahui cara yang
dalam : positif
merespon Mampu menjelaskan 6.3 Diskusikan cara lain yang
kemarahannya kembali 2 dari 4 cara sehat :
marah yang sehat  Secara fisik : tarik nafas
dalam jika sedang kesal
atau memukul bantal,
o;ah raga atau pekerjaan
yang memerlukan tenaga
 Secara verbal : katakana
bahwa anda sedang
kesal/tersinggung/jengke
l: saya marah, karena
mama tidak memenuhi
keinginan saya
 Secara social : latihan
dalam kelompok-
kelompok ara marah
yang sehat: latohan
asertif , latihan
manajemen perilaku
kekerasan
 Secara spiritual :
sembahyang , berdoa,
meminta kepada Tuhan
agar diberi kesabaran dan
mengadu kepada Nya
jika sedang kesl atau
marah.
TUK 7 : Setelah 1x pertemuan klien 7.1 Bantu klien memilih cara
Klien dapat dapat mendemonstarikan yang cocok atau disukai
mendemostrasi perilaku terkontrol : klien
kan perilaku Menampilkan cara marah 7.2 Anjurkan klien
terkontrol secara fisik,verbal,social menggunakancara yang
dan spiritual telah dipelajari
7.3 Diskusikan dengan
klienmanfaat cara yang
telah dgunakan
7.4 Beri pujian atas
Keberhasilan
TUK 8: Setelah 1x interaksi 8.1 Buat kontrak denga keluarga:
Klien dapat keluraga dapat memberi  Pertemuan ritun dengan
dukungan dukungan dalam perawat
keluarga dalam mengontrol perilaku  Pertemuan dengan
mengontrol kekerasan klien : keluarga
perilaku Terlibat dalam perawatan 8.2 Bantu keluarga
kekerasan Bersedia mengintrol mengidentifikasi
penatalaksanaan kemampuan yang dimiliki:
pengobatan di rumah  Siapa yang dapat
Mampu menjelaskan diterima klien
kembali 2 dari 4 cara marah  Fasilitas yang dimiliki
yang sehat keluarga di rumah
8.3 Jelaskan cara merawat klien
pada keluarga seperti
marah yang sehat
8.4 Latihan keluarga cara
merawat klien di rumah
dan terapi pengobatan
TUK 9 : Setelah 3 x interaksi klien 9.1 Jelaskan obat yang harus
Klien dapat dapat menggunakan obat diminum klien pada klien
menggunakan dengan benar baik jumlah, dan keluarga
obat dengan jenis, dosis, obat, serta 9.2 Diskusikan manfaat minum
benar manfaatnya : obat dan kerugian minum
Obat diminum sesuai aturan obat tanpa ijin dokter
Klien mengungkapkan 9.3 Jelaskan prinsip 5 benar
perasaan selama minum obat : baca laber tertera di
obat obat, waktu, cara dan kenali
warna obat
9.4 Anjurkan klien minum obat
tepat waktu
9.5 Anbjutrkan klien melapor
ke perawat atau dokter jika
merasakan efek yang tidak
menyenangkan
9.6 Beri pujian jika domter
minum obat
XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn : S Umur : 30 Tahun Alamat : Kp. Cempaka Desa Cempaka Kec Cirinten
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DX GSP HALUSINASI PENDENGARAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 16-12- 2022 Jam : 09.15 WIB
Jam : 9.00 WIB
DS: S:
- Klien mengatakan suka mendengar
- Klien mengatakan mendengar suara
suara bisikan seperti mengajak
bisikan yang memanggil namanya seperti
ngobrol dengan menanyakan nama
mengajak ngobrol dan mengejeknya.
klien yaitu “ Samsul ”dan
Kadang suka mengajak bertengkar
menanyakan kabar.”bagaimana
sehingga membuat klien marah.
kabarnya”, dijawab “baik” dan
Kejadiannya 1 hari 2x biasanya datang saat
setelah itu mengejeknya “samsul
malam mau tidur dan saat istirahat.
teu becus ngaji”.
Kejadian sekitar 5 menit,
- Bisikan kadang datang saat
- klien suka mengikuti pembicaraan dari
istirahat dan malam hari sebelum
suara bisikan tersebut.
tidur
- Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak
- Suara itu sudah jarang datang
sakit, hanya setiap hari diberi obat oleh
sehari 1-2x saat mau istirahat dan
ibunya.
malam mau tidur.
- Ibu Klien mengatakan klien sering
- Klien mengikuti dan menjawab
ditemukan sedang berbicara sendiri seperti
bisikan tersebut.
ada yang mengajak ngobrol.
- Klien mengatakan “cara
- Ibu Klien mengatakan sekarang ini klien
mengontrol halusinasinsi bisikan -
berobat jalan ke Puskesmas cirinten dan
bisikan jika muncul dengan cara
gejala suka bicara sendiri, marah-marah
mengahardik, dengan mengatakan
dan mondar mandir klien berkurang
“pergi,…pergi sana .kamu suara
DO :
palsu. Saya tidak mau
- Klien tampak berbicara sendiri
mendengarnya”
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi O :
Pendengaran - Klien menjawab salam perawat
- Klien menjawab pertanyaan
Tindakan Keperawatan (SP 1) perawat.
1. Membina hubungan saling percaya - Klien tampak memperhatikan .
2. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien - klien memperagakan ulang cara
3. Mengidentifikasi isi halusinasi klien. menghardik halusinasi.
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinansi A :
klien. - SP 1 belum teratasi
5. Mengidentifikasi situasi yang P:
menimbulkan halusinasi. - Anjurkan klien untuk latihan
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap menghardik 2x sehari .
halusinasi. - Anjurkan klien untuk
7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi. memasukkan ke jadwal harian.
8. Menganjurkann klien memasukkan cara - Lanjutkan untuk SP 2 di hari
menghardik halusinasi dalam jadwal berikutnya.
kegiatan harian.

Rencana Tindak Lanjut


1. Evaluasi jadual kegiatan harian
2. Latih mengendalikan halusinasi dengan
cara bercakap- cakap dengan orang lain
3. Anjurkan klien masukan kegiatan klien
dalam kegiatan harian
Tanggal : 17-12-2022 Jam : 11.15 WIB
Jam : 11.00 WIB
DS : S:
- Klien mengatakan suara bisikan sudah jarang - Klien mengatakan sudah latihan
datang. menghardik sehari 2x.
- Klien mengatakan cara menghindari suara - Klien belajar cara menghardik
bisiskan dengan mengatakan “pergi…pergi dengan mengatakan
kamu suara palsu aku tidak mau “pergi..pergi.kamu suara palsu..aku
mendengarnya.” tidak mau mendengarnya”.
- Klien mengatakan cara lain
DO : menghadapi suara bisikan dengan
- Klien tampak menjawab salam cara mengajak ngobrol dengan
perawat orang lain yaitu “ema”/ibu ,sini
- Klien masih mengingat nama perawat Sukmanah mau ngajak
- Klien tampak memperagakan cara ngobrol…..ini ada suara bisikan”
menghardik O:
- Klien memperagakan cara
Diagnosa Keperawatan menghardik halusinasi
Gangguan sensori persepsi Halusinasi - Memperagakan cara untuk
Pendengaran mengontrol halusinasinya jika
muncul yaitu berbincang- bincang
Tindakan Keperawatan (SP 2) dengan orang lain.
1. Mengevaluasi jadual kegiatan harian A:
2. Melatih mengendalikan halusinasi dengan - SP 2 belum teratasi
bercakap- cakap dengan orang lain. P:
3. Menganjurkan klien masukan kegiatan klien - Anjurkan Latihan menghardik
dalam kegiatan harian. 2x/hari
- Anjurkan klien untuk latihan cara
Rencana Tindak Lanjut : ke 2 sebanyak 2x/hari
1. Evaluasi kegiatan jadual kegiatan harian klien - Masukan dalam jadwal kegiatan
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan harian klien
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan klien - Lanjutkan ke SP 3 untuk hari
sehari-hari berikutnya.
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian
Tanggal : 18-12-2022 Jam : 09.15 WIB
Jam : 9.00 WIB
DS : S:
- Klien mengatakan bisikan sudah jarang - Klien mengatakan tidak mau
terdengar mencatat kegiatan sehari-hari.
DO : - Kegiatan sehari-hari nya dimulai
- Klien tampak tenang dengan bangun pagi jam 5 subuh,
kemudian sholat dan. Mandi dan
Diagnosa Keperawatan: beres-beres di rumah.
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi - Klien senang sudah berbincang-
Pendengaran bincang dengan perawat.
- Klien tidak mau mencatat kegiatan
Tindakan Keperawatan (SP 3) sehari-hari.
1. mengevaluasi kegiatan jadwal kegiatan harian
klien. O:
2. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan - Klien menyebutkan kegiatan rutin
kegiatan yang dilakukan klien dan kemudian mulai dari bangun pagi.
mencatatnya. - Buku harian tampak tidak diisi
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian A:
- SP 3 belum teratasi
Rencana Tindak lanjut : P:
1. Evaluasi jadwal harian klien - Anjurkan klien utnuk mencatat
2. Latih cara mencatat kegiatan harian kegiatan rutin hariannya 2x/hari
3. Lanjutkan SP 4 - Anjurkan klien untuk memasukkan
ke jadwal harian.
- Lanjutkan ke SP 4 untuk pertemuan
hari berikutnya.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KELUARGA

DX GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN

IMPLEMENTASI KELUARGA EVALUASI


Tanggal : 16 -10- 2021 Jam : 13.15 WIB
Jam : 13.00 WIB
DS: : S:
- Ibu Klien mengatakan Klien suka
- Ibu Klien mengatakan klien sering
berbicara sendiri.
ditemukan sedang berbicara sendiri seperti
- Klien terlihat seperti sedang
ada yang mengajak ngobrol
ngobrol
- Klien sakit diawali usahanya bangkrut dan
- Ibu selalu memberi obat Klien
setelah melahirkan anak ke 2
secara teratur.
- Jika Klien marah-marah dan mondar
mandir keluarga akan mengrungnya.
O:
DO :
- Ibu Klien tampak khawatir
- Klien tampak berbicara sendiri
dengan keadaan klien, suka
Tindakan Keperawatan (SP 1) bicara sendiri, mondar-mandir
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan kadang marah tanpa sebab.
keluarga dalam merawat Klien. - Ibu klien menceritakan awal
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala kejadian sakit klien.
halusinasi yang dialami Klien beserta proses - Ibu memperagakan cara
terjadinya. menghardik.
3. Menjelaskan cara merawat klien halusinasi. - Ibu klien mengatakan klien
termasuk orang yang rajin
Rencana Tindak Lanjut dalam kegiatan rumah.
1. Latih kemampuan keluarga - Ibu klien sudah mengetahui
2. Beritahu keluarga klien rencana selanjutnya cara memberi obat yang benar.
untuk memotivasi klien dalam minum obat dan
melatih klien untuk melakukan kegiatan yang A :
positif - SP 1 belum teratasi
3. Anjurkan keluarga agar mencatat kegiatan P:
yang dilakukan Anjurkan keluarga
4. Lanjut ke SP 2 mempraktekkan cara merawat
klien memasukkan jadwal
kegiatan sehari 2x.
- Anjurkan keluarga untuk
memasukkan ke jadwal harian
Klien
Tanggal 17-12-2022 Jam : 13.15 wib

Jam : 13.00 wib

S: S:
- Ibu klien mengatakan cara
- Ibu klien mengatakan bisa mempraktekkan
menghardik yaitu dengan
cara menghardik.
menutup telinga dan mata,
- Ibu selalu memberi obat klien secara
kemudian mengatkan
teratur O :
“pergi..pergi..tidak mau dengar”.
- Keluarga memperagakan cara menghardik
- Ibu memberi obat 2 macam, 2x 1
diberi pagi dan Sore dan yang
Diagnosa keperawatan :
hijau ke kuning kuingan 1/1
GSP Halusinasi pendengaran
malam hari jam 10 malam.
O:
Tindakan keperawatan :
- Ibu memperagakan cara
SP 2
menghardik, mengajak ngobrol
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
klien
merawat Klien dengan halusinasi
- Ibu mengetahui cara memberi
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
obat
langsung kepada Klien halusinasi
A:
Rencana Tindak lanjut: SP 2 telah teratasi
1. Evaluasi keluarga cara merawat Klien P:
halusinasi - Lanjut SP 3
2. Anjurkan untuk memasukkan ke jadwal
kegiatan harian
3. Lanjut SP 3

Tanggal 17-12-2022 Jam 13.15 Wib

Jam : 13.00 wib

S: S:
- Ibu Klien sudah latihan dengan
- Ibu klien mengatakan sudah latihan
klien cara menghardik dan cara
menghardik,mengajak mgobrol klien
mengobrol.
O:
- Tetapi tidak dicatat dibuku
- Ibu klien memperagakan cara menghardik
jadwal harian
- Mempraktekkan cara mengajak berbincang-
- Ibu selalu memberi obat sesuai
bincang
jadwal 2x dalam satu hari yaitu
Halupuridol dan THP Tab. dan
Diagnosa keperawatan :
jam 22 malam Clozapine 1/1 tab
GSP Halusinasi pendengaran
pada jam 22:00 malam yang
berwatrna hijau ke kuning
Tindakan keperawatan :
kuninan.
SP 3
- Memberi obat setelah makan
- Membantu Keluarga membuat jadwal aktivitas
O:
di rumah termasuk minum obat (discharge
- Ibu tampak mengerti cara memberi
planning).
obat
Rencana Tindak lanjut - Buku jadwal mbelum diisi
A : SP 3 belum teratasi
1. Evaluasi Jadwal kegiatan aktivitas
P:
2. Bantu membuat jadwal aktivitas
- Anjurkan untuk membuat jadwal
aktivitas minum obat
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

Sp 1

Pertemuan ke 2

Tanggal 15-12- 2022

Pertemuan : ke 2

Hari/Tanggal :Rabu / 15-12-2022

Nama Klien : Tn. S

Alamat : Kp. Cempaka Desa Cempaka Kecamatan Cirinten

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien

DS: :

- Klien mengatakan mendengar bisikan suara, saat sedang istirahat atau saat mau tidur . isi
suara tersebut menanyakan nama , khabar atau mengajak ngobrol bahkan mengejeknya.
Biasanya muncul selama 5 menit
- Ibu Klien mengatakan klien sering ditemukan sedang berbicara sendiri seperti ada yang
mengajak ngobrol
DO :

2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Sensori Halusinasi Pendengaran


3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan Keperawatan :
SP 1
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
b. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinansi klien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
h. Menganjurkann klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Assalamualakum, Selamat pagi perkenalkan nama saya Ahmad Mukdi
Misbahaludin, perawat dari Puskesmas Cirinten, nama aa Siapa?””Oh Samsul,
senangnya dipanggil apa?”baik saya panggil ka Acul saja ya”. Ka Acul selama 3
minggu ke depan saya akan berkunjung ke rumah Ka Samsul, bagaimana a
Samsul?”. “Saya akan berbincang-bincang dengan Ka Samsul”.
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana khabarnya hari ini Ka Samsul?” “Apakah semalam tidurnya
nyenyak?”’Alhamdulillah jika Ka Samsul Sehat.”
c. Kontrak (Topik, Waktu dan Tempat)
 Topik : “Baik apakah hari ini kita bisa berbincang-bincang mengenai
suara bisikan –bisikan yang suka didengar Teh Sukmanah?”.
 Tempat : “Dimana Ka Samsul mau mengobrol?”.
 Waktu : “Berapa waktu yang diluangkan Ka Samsul?” Baik kita akan
berbincang-bincang selama waktu 15 menit , ya”.
d. Tujuan
“Jadi pada kesempatan ini saya akan berbincang-bincang dengan Ka Samsul
mengenai suara bisikan-bisikan yang suka Ka Samsul dengar dan bagaimana
cara mengatasinya”.
4. Kerja
“ Apa yang Ka Samsul keluhkan saat ini?”. “Seperti apa Ka mendengar suara itu,
apa yang dibicarakan suara itu?’. “Kapankah Ka Samsul sering mendengar suara
bisikan-bisikan itu?” “JIka suara itu datang biasanya berapa lama
terjadinya?”Berapa kali biasanya suara bisiskan-bisikan itu datang dalam sehari?”.
“Pada saat Ka Samsul sedang apa biasanya suara bisikan itu muncul?”Biasanya jika
suara bisikan itu datang, apa yang biasa Ka Samsul lakukan?”Menurut Ka Samsul
apakah suara itu nyata atau Palsu?” Nah..kan Ka Samsul mengatakan suara itu palsu
karena memang tidak ada wujudnya?” Maka Ka Samsul harus berusaha untuk
menghindarinya/”Bagaimana caranya?’ Yaitu dengan cara menghardik yaitu mengusir
suara palsu itu dengan cara, JIka Ka Samsul mulai mendengar suara bisikan , mulailah
dengan menutup telinga Ka Samsul dengan kedua tangan dan juga menutup kedua
mata, setelah itu Ka Samsul mengusirnya dengan suara keras “pergi, pergi…kamu
suara palsu. Aku tidak mau mendengarnya.” Nah begitu caranya Ka Samsul. “ Coba
Ka Samsul peragakan cara yang saya contohkan barusan”. Bagus…Nah seperti itu ya
Teh jika teteh mendengar suara bisikan. “Coba teteh ulangi lagi”. “Hebat…Sekarang
teteh coba jadwalkan cara tersebut ke dalam jadwal harian teteh sehari 3x. pagi siang
dan malam. Atau jika suara bisikan datang”
5. Terminasi
a. Evaluasi
 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ka Samsul setelah berbincang-bincang cara mengatasi
datangnya suara atu bisikan dengan cara menghardik?”
 Evaluasi Objektif
Klien mampu menjawab semua pertanyaan dan mampu memperagakan cara
menghardik.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah setelah mengetahuim cara menghardik, Ka Samsul masukan kegiatan ini
dalam jadwal kegiatan sehari-hari ya”.Ka Samsul jangan lupa latihan setiap hari
3x dalam sehari bagaimana cara menghardik, ya”.
c. Kontrak yang akan datang
“Baik untuk kunjungan hari ini cukup, Kapan Ka Samsul mau saya berkunjung
lagi untuk menjelaskan mengatasi suara bisikan dengan cara berbincang-bincang
dengan orang lain?”Baik Besok. “Jam Berapa”Mau dimana
tempatnya?”Terimakasih”Assalamualaikum”. .
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 2

Pertemuan ke 3

Tanggal 17-12- 2022

Pertemuan : ke 3

Hari/Tanggal : Jum’at / 17-12-2022

Nama Klien : TN. S

Alamat : Kp. Cempaka Desa Cempaka Kec Cirinten

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Klien mengatakan suara bisikan sudah jarang datang
DO : -
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
3. Tindakan Keperawatan :
SP 2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Assalamualakum, Selamat pagi Ka Samsul, masih ingat sama saya?”Sesuai janji
saya kemarin hari ini saya akan kembali ke rumah Ka Samsul untuk membahas cara
mengatasi datangnya suara bisikan dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana khabarnya hari ini Ka Samsul?” “Apakah semalam tidurnya
nyenyak?”
c. Kontrak (Topik, Waktu dan Tempat)
Topik : “Baik Ka Samsul bagaimana kalo pertemuan kali ini kita membahas cara
ke 2 menghadapi suara bisikan-bisikan yang Ka Samsul alami”.
Tempat : “Dimana Ka Samsul mau mengobrol?”.
Waktu : “Bagaimana jika waktunya 15 menit , ya”.
d. Tujuan
“Jadi pada kesempatan ini saya akan berbincang-bincang dengan Ka Samsul
mengenai cara bagaimana cara mengatasinya datangnya suara bisikan-bisikan
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain”.
2. Kerja
“Baik Ka Samsul kemarin kan kita sudah berbincang-bincang mengenai cara menghadapi
suara bisikan-bisikan, coba masih ingat?’.Bagus…sekali Ka Samsul masih mengingat
caranya , yaitu dengan cara menghardik.”Bagaimana sudah mencatat dijadual?Berapa kali
kemarin Ka Samsul latihan menghardik?”Bagus Ka Samsul..nah hari ini kita akan
membicarakan cara selanjtnya untuk menghadapi suara bisikan-bisikan yaitu dengan cara
Mengajak berbincang-bincang orang lain yang dekat dengan kita.”Yaitu saat Ka Samsul
mulai mendengar suara bisikan-bisikan palsu itu, Ka Samsul langsung mencari teman atau
orang lain yang dekat untuk diajak berbincang-bincang. Misal dengan ibu/bapak ka
Samsul”. Contohnya begini”jika Ka Samsul mulai mendengar suara bisikan-bisikan
langsung Ka Samsul mengajak ibu untuk mengobrol” ibu ibu,,,sini Samsul pengen ngajak
ngobrol ibu, ini ada suara bisikan-bisikan yang datang”.”bisa dilakukan ke tetangga atau
juga ke anak Ka Samsul…ya. “Bagaimana Ka Samsul?’Coba Ka Samsul peragakan…”.
“Bagus sekali Ka Samsul …nah nanti Ka Samsul latihan dengan cara mengajak
berbincang-bincang dengan orang lain kemudian masukan ke jadwal kegiatan harian ya, 2
x sehari, bagaimana? Pagi dan sore..”harian ketiga .”Bagaimana Ka Samsul..cukup
penjelasan nya.?”

3. Terminasi
1. Evaluasi
 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana Ka Samsul setelah berbincang-bincang cara mengatasi datangnya
suara bisikan-bisikan dengan cara berbincang-bincang dengan orang lain?”
 Evaluasi Objektif
Klien mampu menjawab semua pertanyaan dan mampu memperagakan cara
mengajak berbincang-bincang dengan orang lain.
2. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah Ka Samsul sudah mengetahui cara menghadapi suara bisikan-bisikan yang
pertama seperti dijelaskan kemarin adalah menghardik dan yangsekarang cara yang
kedua dengan cara mengajak berbincang-bincang orang lain. Bagiaman jika kedua cara
tadi dimasukan ke jadwal harian kegiatan Ka Samsul seperti kemarin”. Nah misal yang
cara sekarang Ka Samsul latihan sehari 2x di pagi dan sore hari.”
3. Kontrak yang akan datang
“Baik ..terima kasih untuk hari ini , Bagaimana Ka Samsul jika kita jadwalkan
pertemuan berikutnya?” Mau kapan Ka Samsul?” Baik ..besok ya..kira-kira jam berapa?
oke..jam 10 an . Tempatnya mau dimana? Boleh disini saja. Baik Ka Samsul cukup
sekian untuk pertemuan hari ini . saya ucapakan terima kasih. Wassalalmualaikum…..”
STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 3

Pertemuan ke 3

Tanggal 18-12- 2022

Pertemuan : ke 4

Hari/Tanggal : Sabtu / 18-10-2022

Nama Klien : Tn. S

Alamat : Kp. Cempaka Desa Cempaka Kecamatan Cirinten

A.PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi pasien
DS :
- Klien mengatakan sudah bisa menghardik “pergi..pergi sana..saya tidak mau
dengar”
DO :
- Klien tampak memperagakan cara menghardik suara palsu.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan :
SP 3
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang
biasa dilakukan klien
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Assalamualakum, Selamat pagi Ka Samsul, masih ingat sama saya?”Baik Ka
Samsul kemarin saya sudah janji akan berbincang-bincang lagi untuk
membicarakan cara menghadapi suara bisikan –bisikan”.
d. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana khabarnya hari ini Ka Samsul?” “Bagaimana semalam tidurnya
nyenyak?”
e. Kontrak (Topik, Waktu dan Tempat)
Topik: “Baik apakah hari ini kita bisa mulai berbincang-bincang mengenai cara
menghadapi suara bisikan-bisikan yang Ka Samsul alami?”.
Tempat : “Dimana Ka Samsul mau mengobrol?”.
Waktu : “Bagaimana jika waktunya 15 menit , ya”.
b. Tujuan
“Jadi pada kesempatan ini saya akan berbincang-bincang dengan Ka Samsul
mengenai cara bagaimana cara mengatasinya datangnya suara bisikan-bisikan
dengan cara lain yaitu dengan melakukan kegiatan harian san
menjadwalkannya.”.
3. Kerja
“Coba Ka Samsul pertemuan kemarin kita membahas apa saja?’. Bagus sekali yaa.. Ka
Samsul masih ingat apa yang kita bahas kemarin”. Coba liat buku hariannya,…apakah
kegiatannya dicatat?”baik jika belum tidak apa-apa kita coba untuk selanjutnya ya”. :Nah
sekarang kita membahas cara ke 3 untuk menghadapi suara-suara bisikan itu dengan
kegiatan sehari-hari yang biasa Ka Samsul lakukan”. “contoh setiap hari Ka Samsul
bangun pagi jam berapa?”..Baik..jam 5 subuh ya..kemudian apa yagng dilakukan setelah
bangun pagi?”..:Sholat..iya bagus..nah setelah sholat apalagi?”Wah hebat,,,mencuci
murotal ya…”ya…mencuci pakaian..menjemur…?tuh kan banyak kegiatannya
ya..kemudian siang apalagi?Bagus....”Nah…kegiatan-kegiatan tadi..kemudian Ka Samsul
tulis atau catat di buku harian Ka Samsul …”Nih saya contohkan seperti ini”….nanti
dilanjutkan sesuai kegiatan Ka Samsul dari mulai bangun pagi sampai
malam mau tidur”…”semua kegiatan dicatat disini ya…”. Bagaimana Ka Samsul..bisa
contohkan ?”Ya..kita coba dulu ya Ka Samsul.. Ka Samsul jangan dulu bilang tidak mau
menulisnya…kita coba dulu aja..apa saja yang bisa ditulis..oke?”besok saya mau liat
catatan Ka Samsul”.

4. Terminasi
a. Evaluasi
 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana Ka Samsul setelah berbincang-bincang cara mengatasi datangnya
suara bisikan-bisikan dengan cara berbincang-bincang dengan orang lain?”
 Evaluasi Objektif
Klien mampu menjawab semua pertanyaan
Klien mengatakan tidak mau mencatat semua kegiatan harianya di buku
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah Teh Sukmanah sudah mengetahui cara menghadapi suara bisikan-
bisikan sudah ada 3 cara yang telah disampaikan ya..nanti Teh Sukmanah mulai
mencoba untuk mencatatnya di buku jadwal kegiatan ya”.
c. Kontrak yang akan datang
“Baik .. Ka Samsul untuk pertemuan hari ini sudah cukup.., Bagaimana Ka Samsul
jika kita jadwalkan pertemuan berikunya?” Mau kapan Ka Samsul?” Baik ..besok
ya..kira-kira jam berapa?oke..jam 10 an . Tempatnya mau dimana? Boleh disini
saja. Baik Ka Samsul cukup sekian untuk pertemuan hari ini . saya ucapakan terima
kasih. Wassalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai