HALUSINASI
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal ( pikiran ) dan rangsangan eksternal ( dunia luar ). Halusinasi adalah salah
satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi :
mrasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, penghiduan.
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata ,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu tanpa stimulus / rangsangan dari luar.
[ CITATION Ade11 \l 1057 ]
Halusinasi penghidu 1. Menghidu seperti sedang membau Membau bauan seperti bau
bau-bauan tertentu darah, urine, fases kadang-
2. Menutup hidung kadang bau itu menyenangkan
b. Respon Psikosossial
Meliputi :
1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan
gangguan.
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan
panca indra
3) Emosi berlebih atau berkurang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain.
c. Respon Maladaptif
adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari
norma-norma social budaya dan lingkungan, ada pun respon maladaptive
antara lain :
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan social.
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi
eksternal yang tidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari
hati.
4) Perilaku tidak terorganisi rmerupakan sesuatu yang tidak teratur
5) Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu
dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
kecelakaan yang negative mengancam.
(Damaiyanti, 2012)
D. PENYEBAB
Halusinasi disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
1) Faktor Presdisposisi
a) Genetika
b) Neurobiologi
c) Neurotransmitter
d) Abnormal perkembangan syaraf
e) Psikologis
2) Faktor Prespitasi
a) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b) Mekanisme penghantaran listrik yang abnomal
c) Adanya gejala pemicu
( Direja, 2011)
F. AKIBAT
Akibat dari hausinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan ingkungan. Ini
diakibatkan karena pasien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk
melakuka sesuatu hal diluar kesadarannya. ( Prabowo, 2014: 134).
G. MEKANISME KOPING
a. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
b. Proyeksi : menjeslaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengaliskan tanggung jawab kepada orang lain
c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimuus internal.
(Prabowo, 2014 :134)
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini peran keluarga sangat
penting karena setelah mendapatkan perawatan di RSJ pasien dinyatakan boleh
pulang sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal
merawat pasien, menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai
pengawas minum obat.
a. Psikofarmaka
Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita skizofrenia yang
menahun,hasilnyalebih banyak jika mulai diberi dalam dua tahun penyakit.
Neuroleptika dengan dosis efek tinggi bermanfaat pada penderita psikomotorik yang
meningkat.
Adapun kelompok obat-obatan umum yang digunakan adalahsebagai berikut :
A. PENGKAJIAN
Sangat penting untuk mengkaji perintah yang diberikan lewat isi halusinasi klien.
Karena mungkin saja klien mendengar perintah menyakiti orang lain , membunuh,
atau loncat jendela.
1. Pengkajian PSYRATS
PInstrumen PSYRATS dikembangkan oleh Haddock ( 1999 ) yang terdiri dari
subkala halusinasi.
Skala Likert 0-4 :
0 : Tidak ada
1 : Ringan
2 : Sedang
3 : Berat
4 : Sangat Berat
PSYRATS subkala halusinasi pendengaran meliputi
(PH 1): Frekuensi
(PH 2) : Durasi
(PH 3) : Lokasi
(PH 4) : Kerasnya Suara
(PH 5) : Keyakinan akan suara
(PH 6) : Negatif content
(PH 7) : Intensitas negatif content
(PH 8) : Jumlah distres
(PH 9) : Intensitas distres
(PH 10) : Gangguan Pada Kehidupan Sehari-hari
(PH 11) : Kontrol
2. Mengkaji Data Objektif dan Subjektif
Berikut ini jenis halusinasi, data objektif dan subjektifnya.
3. Mengkaji waktu , frekuens, dan situasi munculnya halusinasi
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi , dan situasi munculnya halusinasi
yang dialami oleh pasien. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus
pada waktu terjadinya halusinasi , menghindari situasi yang menyebabkan
munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan
mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan
untuk mencegah terjadinya halusinasinya.
4. Mengkaji Respons terhadap Halusinasi
Untuk mengetahui dampak halusinasi pada klien dan apa respon klien ketika
halusinasi itu muncul , perawat dapat menanyakan pada klien hal yang dirasakan
atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada
keluarga atau orang terdekat dengan klien . Selain itu dapat juga dengan
mengobservasi dampak halusinasi pada pasien jika halusinasi timbul.
Perawat mengkaji tahapan halusiansi klien
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori
Definisi : perubahan pada jumlah atau pola stimulus yang diterima, yang disertai
respon terhadap stimulus tersebut yang di hilangkan , dilebihkan , disampingkan
atau dirusakkan.
Faktor yang berhubungan :
a. Perubahan resepsi, transmisi, dan atau integrasi sensori
b. Ketidakseimbangan biokimia
c. Ketidakseimbangan elektrolit
d. Stimulus lingkungan yang berlebihan
e. Ketidakcukupan stimulus lingkungan
f. Stres psikologis
Batasan Karakteristik :
Subjektif : distorsi sensori
Objektif :
a. Perubahan pola perilaku
b. Perubahan kemampuan penyelesaian masalah
c. Perubahan ketajaman sensori
d. Disorientasi
e. Halusinasi
f. Hambatan komunikasi
g. Iritabilitas
h. Konsentrasi buruk
i. Gelisah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya
tidak jelas.
- Klien sering mondar mandir dan terlihat bingung
2. Diagnosa keperawatan
- Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
ORIENTASI
P :Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya?
P :Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30
menit”
KERJA
P :”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?
P :” bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat
minum obat dengan teratur.”
P :”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
P :”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah
begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak D sudah bisa”
TERMINASI:
P :” Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut. bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara
masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien).
P : “Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Mau Jam berapa ? Bagaimana kalau dua jam
lagi?
ORIENTASI:
KERJA:
TERMINASI:
P : “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara
ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi.
P : “Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau
jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi.
P : “ Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas
terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini
lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
SP 3 Pasien :
ORIENTASI:
P :Bagaimana hasilnya ?
P : Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal.
KERJA:
P : Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan
kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya.
P : Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali
bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara
tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan.
TERMINASI:
P : Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Coba lakukan sesuai
jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam)
P : Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum
obat yang baik serta guna obat.
P : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya.
P : Sampai jumpa.”
SP 4 Pasien:
ORIENTASI:
P : Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita
akan diskusi selama 10 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya
bapak?”
KERJA:
P : jika boleh tau berapa obat yang bapak minum? Warna apa saja pak? Minum
obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan mengganggu
selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum Ini yang
putih namanya haloperidol 1 kali sehari, sedangkan yang kuning clozapine 2 kali
sehari jam nya sama gunanya untuk menghilangkan suara yang bapak dengar.
Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau bapak berhenti minum obat , bapak
akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat
habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus
teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak
harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari. Obat- obat yang bapak minum ini ada efek
samping ya pak? Coba cerita yang bapak rasakan setelah minum obat?ya itu salah
satunya? Yang lainya misal gelisah, jantung berdebar, pusing dan lainnya ya pak.”
TERMINASI:
P : Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba
sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar).
P : Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan
lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah.
Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara
mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00. sampai jumpa.
DAFTAR PUSTAKA
Direja, A. H. S. 201. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Iyus & Titin. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama