Laporan Pendahuluan
1. MASALAH UTAMA
Perubahan sensori persepsi: Halusinasi dengar
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi Subyektif (pasien)
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang obat tadi?”.
b. Evaluasi Obyektif (perawat)
“Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba mas sebutkan
kembali?”.
2. Rencana tindak lanjut
“Nanti mas jangan lupa minum obat, agar suara-suara itu tidak datang lagi. Kemudian
mas bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian mas”.
4. Kontrak
Topik : “Baiklah mas, pertemuan kita cukup sampai disini. Besok saya
datang lagi untuk memastikan mas masih dengar suara-suara
atau tidak. Kita juga akan berdiskusi tentang jadwal kegiatan
harian mas”.
Waktu : “Mau jam berapa mas? Jam 09.00-09.15, apa mas bersedia?”.
Tempat : “Mau dimana kita ketemunya? Ya baiklah disini saja”.
Assalamualaikum.
BAB III
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
TANGGAL DIRAWAT: 27 – 10 – 2010
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. A
Tanggal Pengkajian : 15 – 11 - 2010
Umur : 19 Tahun
No. RM : 03-78-09
Informan : Status, Px dan Keluarga Px
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum nikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Bulak Jaya VIII Surabaya
II. ALASAN MASUK
Klien masuk di ruang gelatik pada tanggal 27 Oktober 2010 karena pasien bicara dan tertawa
sendiri.
Keluhan saat pengkajian :
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan - bisikan atau suara - suara yang menyuruh
untuk melaksanakan amalan-amalan (ilmu pelindung diri). Pasien tidak mengetahui
siapa yang membisikkan suara-suara itu. Suara itu muncul jika sendirian dan respon pasien
kadang diam, mondar-mondir dan memukul-mukul tembok.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalunya (tidak)
Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalunya.
2. Pengobatan sebelumnya
Pengobatan sebelumnya tidak pernah karena pasien baru pertama kali mengalami sakit
jiwa.
3. Pengalaman
Tidak didapatkan data pengalaman pasien karena aniaya, kekerasan atau tindakan
kriminal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (Tidak)
Tidak ditemukan anggota keluarga yang mengalami sakit seperti klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan saat di pondok pesantren pasien sering dimarah- marahi oleh
kyainya karena tidak bisa melaksanakan amalan-amalan yang diberi oleh kyainya. Pasien
mengatakan saat dirumah pasien juga sering di marah-marahi oleh keluarganya karena
dilarang untuk mengikuti ajaran kyainya yang tidak benar.
Masalah Keperawatan : Respon pasca Trauma
IV. FISIK
1. Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 88 x/m
S : 36,50c
RR : 20x/mnt
2. Ukur :
TB : 160 cm
BB : 55 kg
3. Keluarga Fisik (Tidak)
Jelaskan : Klien mengatakan tidak mengalami keluhan fisik
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan :
a. Posisi klien dalam keluarga
Pasien mengatakan pasien adalah anak ke 6 dari 10 bersaudara. Pasien berumur 19
tahun.
b. Tinggal serumah
Pasien mengatakan pasien tinggal serumah dengan ayah ibu kakak kelima dan
adik-adiknya.
c. Faktor herediter
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti
klien.
d. Hubungan antar keluarga
Pasien mengatakan hubungan antar keluarganya baik. Pasien dekat dengan
kakak kelima (Tn. H) karena pasien merasa nyaman jika sedang bercerita dengan
kakaknya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Pasien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah
hidungnya karena
hidungnya mancung. Pasien
mengatakan bagian tubuh yang tidak disukai
adalah rambutnya karena rambut pasien beruban.
b. Identitas : Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-
laki berusia 19
tahun. Pasien merupakan anak keenam dari sepuluh
bersaudara. Pasien masih sebagai pelajar di pondok
pesantren.
c. Peran : Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak.
Pasien
mengatakan jarang membantu pekerjaan di rumah
karena pasien sekolah di pondok pesantren (Di rumah).
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah pasien
di ruang gelatik. Pasien termasuk pasien yang
kooperatif (Di Rumah Sakit Jiwa).
d. Ideal Diri : Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengetahui cita-
citanya nanti
menjadi apa. Pasien hanya berharap cepat sembuh.
e. Harga Diri : Pasien mengatakan malu dengan dokter, perawat,
mahasiswa karena takut
diejek sebagai orang gila.
Masalah Keperawatan: Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan bahwa orang yang berarti adalah ayah dan ibunya karena pasien
ingin membahagiakan ayah dan ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakan bahwa pasien jarang mengikuti kegiatan di masyarakat dan
dirumah sakit. Pasien jarang bergaul dengan orang lain.
c. Hambatan dengan hubungan orang lain
Pasien jarang berkomunikasi dengan orang lain (pendiam).
Masalah Keperawatan : Resiko menarik diri
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan pasien beragama Islam. Pasien menganggap bahwa penyakitnya
adalah ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan bahwa selama di rumah (sebelum MRS) pasien rajin beribadah.
Dan di rumah sakit jarang sholat.
Masalah Keperawatan : Disstres spiritual
GENOGRAM :
: laki – laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal serumah
: orang terdekat
: pasien
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TANGGAL INTERVENSI RASIONAL
Dx KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL
15/10/2010 1. Gangguan Sensori TUM: Setelah 2x intervensi, - Bina hubungan saling - Hubungan
Persepsi Halusinasi Pasien tidak pasien dapat : percaya saling percaya
Pendengaran mencederai diri sendiri, - Bina hubungan - Bantu pasien mengenal sebagai dasar
orang lain, dan saling percaya halusinasi (isi, waktu interaksi perawat
lingkungan. - Isi, waktu, frekuensi, terjadinya, frekuensi, dan pasien
TUK : situasi pencetus, situasi pencetus, perasaan - Menghindari
Pasien mampu : perasaan saat terjadi halusinasi) waktu kosong
- Membina hubungan - Mampu - Latih mengontrol yang dapat
saling percaya memperagakan cara halusinasi dengan cara menyebabkan
- Mengenali halusinasi dalam mengontrol menghardik halusinasi
yang dialaminya halusinasi - Masukkan dalam - Agar pasien
- Mengontrol jadwal kegiatan pasien mengontrol
halusinasinya halusinasinya.
- Mengikuti program - Agar pasien
pengobatan merasa dihargai.
Setelah 2x pertemuan, - Evaluasi kegiatan yang - Agar pasien
pasien mampu : lalu (SP1) memedulikan
-Menyebutkan kegiatan - Latih berbicara / halusinasinya dan
yang sudah dilakukan bercakap dengan orang dapat mengenal
-Memperagakan cara lain saat halusinasi halusinasinya.
bercakap-cakap dengan muncul - Agar pasien
orang lain - Masukkan dalam memiliki waktu
jadwal kegiatan pasien khusus untuk
latihan
mengontrol
halusinasinya.
- Agar dapat
mengetahui
tingkat perkemba
ngan pasien.
Setelah 2x pertemuan - Evaluasi kegiatan yang - Agar pasien
pasien mampu : lalu (SP1 dan 2) memiliki waktu
- Menyebutkan- - Latih kegiatan agar khusus untuk
kegiatan yang sudah halusinasi tidak muncul latihan
dilakukan dan Tahapannya : mengontrol
Jelaskan pentingnya
- Membuat jadwal aktivitas yang teratur halusinasinya
kegiatan sehari-hari untuk mengatasi -Untuk
dan mampu halusinasi mengetahui apak
memperagakannya. Diskusikan aktivitas ah pasien
yang biasa dilakukan mengerti dan
oleh pasien mampu
Latih pasien melaksanakan car
melakukan aktivitas a mengontrol
Susun jadwal aktivitas halusinasi yang
sehari-hari sesuai dengan telah diberikan
aktivitas telah - Agar dapat
yang
dilatih (dari bangun pagi mengetahui
sampai tidur malam) tingkat perkemba
- - Pantau pelaksanaan ngan pasien.
jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap
perilaku pasien yang (+)
Setelah 2x - Evaluasi kegiatan yang - Agar pasien
pertemuan, pasien lalu (SP1,2&3) mengetahui
mampu : - Tanyakan program prinsip lima
- Menyebutkan pengobatan benar tersebut.
kegiatan yang sudah - Jelaskan pentingnya - Agar pasien
dilakukan penggunaan obat pada mengetahui jenis
- Menyebutkan gangguan jiwa obat, manfaat dan
manfaat dari program -Jelaskan akibat bila cara
pengobatan tidak digunakan sesuai mengkonsumsiny
program a.
- Jelaskan akibat bila - Agar pasien
putus obat mengetahui
- Jelaskan cara kemampuannya
mendapatkan obat/ dalam
berobat mengkonsumsi
- Jelaskan pengobatan obatnya.
(5B)
- Latih pasien minum
obat
- Masukkan dalam
jadwal harian pasien
PELAKSANAAN
Nama Pasien : Tn. A Dx. Medik : Skizofrenia Hebefrenik
RM. No : 03-78-09 Ruangan : Gelatik
NO
TANGGAL /
. DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM
Dx
1 15/10/2010 Gangguan persepsi sensori : SP I p S : -Baik,senang
08.30 WIB halusinasi pendengaran -Suara muncul ketika saya sendirian.
1. Membina hubungan saling percaya Ketika suasana saya lagi kosong.
-Suara-suara itu muncul kira-kira 4 kali
2. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien dalam sehari.
4. Mengidentifikasi waktu halusinasi -“Saya biasanya mondar-mandir mbak”.
pasien O : Klien mau berjabat tangan dan
5. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi memperkenalkan diri
pasien -Kontak mata ada
6. Mengidentifikasi situasi -Klien menjawab semua pertanyaan
yang
menimbulkan halusinasi A : Tujuan tercapai sebagian
7. Mengidentifikasi respons -Klien dapat membina hubungan saling
pasien
terhadap halusinasi percaya
8. Mengajarkan pasien P : Pertahankan SP I dan lanjutkan SP II
menghardik
halusinasi S : “Alhamdulillah baik”
9. Menganjurkan pasien memasukkan cara -“Saya biasanya mengikuti dan kadang
menghardik halusinasi dalam jadwal mencoba untuk menolak tapi susah”
kegiatan harian -“Kadang berhasil dan kadang juga
tidak”
SP II p O : Kontak mata ada
-Klien menjawab pertanyaan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian A : Tujuan teratasi sebagian
pasien P : Pertahankan SP 1 dan Lanjutkan SP
2. Melatih pasien mengendalikan III
halusinasi dengan cara bercakap-cakap S : -“Saya mencoba untuk
dengan orang lain tidak mengikutinya”.
3. Menganjukan pasien memasukkan -“Saya mencoba melakukan kegiatan
dalam jadwal kegiatan harian untuk tidak mendengar suara-suara
tersebut”.
SP III p O : Kontak mata ada
-Klien menjawab pertanyaan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian A : Tujuan teratasi sebagian
pasien P : Pertahankan SP 1 dan Lanjutkan SP
2. Melatih pasien mengendalikan IV
halusinasi dengan melakukan kegiatan S : Setelah saya minum obat suara, itu
yang biasa dilakukan pasien tidak muncul lagi
3. Menganjurkan pasien memasukkan O: Pasien tampak tersenyum
dalam jadwal kegiatan harian -Kontak mata ada
A : Tujuan teratasi sebagian
SP IV p P : Pertahankan SP I, II, dan III.