HALUSINASI
A. Pengertian
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren/ persepsi
(Stuart, 2007).
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
psikotik.
1
2
b. Psikologis
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan
c. Sosial Budaya
2. Faktor Presipitas
adalah:
a. Biologis
diinterpretasikan.
3
b. Stress lingkungan
c. Sumber koping
stressor.
C. Manifestasi Klinis
lingkungannya), takut
Karakteristik
dikontrol
Karakteristik
4
Karakteristik
mengancam
Karakteristik
mengikuti perintahnya
sosial/katatonia.
E. Klasifikasi
1. Halusinasi pendengaran
klien tidak mendengar bunyi atau suara yang didengar klien tersebut.
2. Halusinasi penglihatan
5
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar tanpa adanya stimulus
3. Halusinasi penciuman
Klien mencium sesuatu yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus
yang nyata
4. Halusinasi pengecapan
5. Halusinasi perabaan
F. Akibat
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, B.A, 2006).
sesuatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri
1. Data subjektif :
a. Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam
2. Data objektif :
a. Wajah tegang, merah
b. Mondar-mandir
d. Tangan mengepal
6
f. Mata merah
G. Penatalaksanaan
secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa
pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik
lakukan.
permainan
ada.
dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat
dengan pasien.
ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat
bertentangan.
H. Pohon Masalah
I. Asuhan Keperawatan
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Faktor predisposisi
social budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
5. Aspek psikososial
b. Konsep diri
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
makan kembali.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
10. Pengetahuan
J. Analisa data
K. Diagnosa
adalah
L. Intervensi
(cara komunikasi,
pemberian obat, dan
pembetrian aktivitas
kepada pasien)
Sumber sumber
pelayanan kesehatan
yang bisa di jangkau
Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak lanjut
keluarga, jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
Setelah ...x pertemuan, SP 2
keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan
Menyelesaikan kegiatan keluarga (SP 1)
yang sudah dilakukan - Latih keluarga merawat
Memperagakan cara pasien
merawat pasien - RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
Setelah ...x pertemuan, SP 3
keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan
Menyebutkan kegiatan keluarga (SP 2)
yang sudah dilakukan - Latih keluarga merawat
Memperagakan cara pasien
merawat pasien serta - RTL keluarga/jadwal
mampu membuat RTL keluarga untuk merawat
pasien
Setelah ...x pertemuan SP 4
keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan
15
Daftar Pustaka
Ade Herman, S.D. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta :
Salemba Medika
Maramis, W.f. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga
University Press.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
diri sendiri maupun orang lain. Sering di sebut juga gaduh gelisah atau
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Budi Ana Keliat,
2005).
Adaptif maladaptif
C. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Psikologis
b. Perilaku
c. Sosial Budaya
Budaya yang pasif agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti
d. Bioneurologis
2. Faktor Presipitasi
ekonomi.
19
perkembangan keluarga.
D. Manifestasi Klinis
1. Fisik
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatur
2. Verbal
a. Bicara kasar
e. Suara keras
20
3. Perilaku
d. Merusak lingkungan
e. Amuk/agresif
4. Emosi
a. Tidak adekuat
d. Tidak berdaya
e. Bermusuhan
f. Intelektual
g. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
h. Sosial
i. Perhatian
E. Akibat
F. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
1) BHSP
keluarga
b. Terapi kelompok
c. Terapi music
kesadaran klien.
22
G. Pohon Masalah
Resiko
Resikotinggi
tinggimencederai
mencederaidiri,
diri,orang
oranglain,
lain,dan
danlingkungan
lingkungan
Perilaku Kekerasan
H. Askep
1. Identitas klien
Keluhan utama
3. Faktor predisposisi
social budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
5. Aspek psikososial
b. Konsep diri
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
kembali.
8. Mekanisme koping
merayu, mencumbunya.
pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran
atau didikan yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua
merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga
10. Pengetahuan
a. Perilaku kekerasan
e. Isolasi social
f. Berduka disfungsional
I. Intervensi
Tujuan
Pasien mampu :
Mengidentifikasi penyebab dan tanda perilaku kekerasan
Menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
Menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan
Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
Mengontrol perilaku kekerasannya dengan cara :
Fisik
Sosial / verbal
Spiritual
Terapi psikofarmaka (patah obat)
Keluarga mampu :
Merawat pasien di rumah
26
Setelah .x pertemuan SP 3
pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Menyebutkan kegiatan - Latih secara sosial / verbal
yang sudah dilakukan - Menolak dengan baik
- Memperagakan cara - Meminta dengan baik
sosial / verbal untuk - Mengungkapkan dengan baik
mengontrol perilaku - Masukkan dalam jadwal harian pasien
kekerasan
27
Setelah .x SP 4
pertemuan, pasien - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2&3)
mampu : - Latih secara spiritual:
- Menyebutkan kegiatan Berdoa
yang sudah dilakukan Sholat
- Memperagakan cara - Masukkan dalam jadwal harian pasien
spiritual
Setelah .x pertemuan SP 5
pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2,3&4)
- Menyebutkan kegiatan - Latih patuh obat :
yang sudah dilakukan Minum obat secara teratur dengan prinsip 5 B
- Memperagakan cara Susun jadwal minum obat secara teratur
patuh obat Masukkan dalam jadwal harian pasien
Setelah .x pertemuan SP 1
keluarga mampu: - Identifikasi masalah yang dirasakan keluarga
- Menjelaskan dalam merawat pasien
penyebab, tanda dan - Jelaskan tentang Perilaku Kekerasan :
gejala, akibat serta Penyebab
mampu Akibat
- Memperagakan cara Cara merawat
merawat. Latih 2 cara merawat
RTL keluarga / jadwal untuk merawat pasien
Setelah .x pertemuan SP 2
keluarga mampu: - Evaluasi SP 1
- menyebutkan kegiatan - Latih (simulasi) 2 cara lain untuk merawat pasien
yang sudah dilakukan - Latih langsung ke pasien
dan mampu merawat - RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
serta dapat membuat pasien
RTL
28
Setelah .x pertemuan SP 3
keluarga mampu : - Evaluasi SP 1 dan 2
- Menyebutkan - Latih langsung ke pasien
kegiatan yang sudah - RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
dilakukan dan mampu pasien
merawat serta dapat
membuat RTL
Setelah .x pertemuan SP 4
keluarga mampu : - Evaluasi SP 1,2 &3
- Melaksanakan Follow - Latih langsung ke pasien
Up dan rujukan serta - RTL Keluarga :
mampu menyebutkan Follow Up
kegiatan yang sudah Rujukan
dilakukan
29
Daftar Pustaka
Aziz R, dkk,2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., 2005, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (terjemahan),
Widya Medika, Jakarta
Keliat, B.A., 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Stuart dan sundeen. 2004. Buku Saku Keperawatan Jiwa : Jakarta. EGC
Maramis, W.f. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga
University Press.
30
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. Pengertian
dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito,
2008).
Isolasi social adalah suatu sikap individu menghindari diri dari interaksi
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
B. Penyebab
adalah:
a. Faktor Perkembangan
emosi yang tinggi. Orang tua atau anggota keluarga sering berteriak,
d. Faktor biologi
2. Faktor Presipitasi
b. Stressor Giokimic
d. Stressor psikologis
C. Manifestasi Klinis
3. Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat makan.
10. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan
D. Akibat
sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila
persepsi sensori : halusinasi dan resiko tinggi mencederai diri, orang lain juga
E. Pohon Masalah
stimulus nyata
tanpa stimulus
kulitnya
barang-barang
Data Objektif :
melihat sesuatu
sesuatu
- Disorientasi
G. Diagnosa Keperawatan
H. Intervensi
Tujuan
Pasien mampu :
Menyadari penyebab isolasi sosial
Berinteraksi dengan orang lain
Keluarga mampu :
Merawat pasien isolasi sosial di rumah
Follow Up
Rujukan
Daftar Pustaka
Marlindawani, Jeney, 2002, Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
Psikososial dengan gangguan jiwa
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto Stuart, GW. 2002. Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
( Depkes 2000).
deficit peraatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
B. Penyebab
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
b. Biologis
40
perawatan diri.
d. Sosial
2. Faktor presipitasi
hygiene adalah:
a. Body Image
b. Praktik Sosial
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
d. pengetahuan
e. Budaya
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
C. Manifestasi Klinis
1. Fisik:
2. Psikologis
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
d. Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat , gosok
D. Akibat
E. Pohon Masalah
DS :
Menyatakan malas mandi, tidak tahu
cara makan yang baik, tidak tahu
cara dandan, dan tidak tahu cara
eliminasi yang baik
DO :
Badan kotor, dandan tidak rapih,
makan berantakan, BAB/BAK
sembarangan.
Data minor :
DS :
Merasa tidak berguna, merasa tidak
perlu merubah penampilan, merasa
tidak ada yang peduli
DO :
Tidak tersedia alat kebersihan, tidak
tersedia alat makan, tidak tersedia
alat toileting
ingin mati.
DO :
Klien malas-malasan, produktivitas
menurun
G. Diagnose Keperawatan
2. Isolasi Sosial : MD
H. Intervensi
Tujuan
Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu :
Setelah ...x SP 1
- Melakukan kebersihan diri secara mandiri
pertemuan, pasien - Identifikasi kebersihan diri, berdandan, makan dan
- Melakukan berhias / berdandan secara baik
mampu: menjelaskan BAB / BAK
- Melakukan makan dengan baik
pentingnya : - Jelaskan pentingnya kebersihan diri
- Melakukan BAB / BAK secara mandiri
Kebersihan diri - Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
Keluarga mampu :
Berdandan - Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri
- Makan SP 2
BAB / BAK - Evaluasi SP 1
- mampu melakukan - Jelaskan pentingnya berdandan
cara merawat diri - Latih cara berdandan
Untuk laki laki meliputi cara :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
Untuk perempuan meliputi cara :
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
- Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan SP 1 dan SP 2
- Jelaskan cara dan alat makan yang benar
- Jelaskan cara mempersiapkan makan
- Jelaskan cara merapihkan peralatan makan
46
setelah makan
- Praktek makan sesuai dengan tahapan makan
yang baik
- Latih kegiatan makan
- Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP1, 2,
dan 3)
- Latih cara BAB dan BAK yang baik
- Menjelsakan tempat BAB/BAK yang sesuai
- Menjelskan cara membersihkan diri setelah
BAB/BAK
Setelah ...x SP 1
pertemuan, keluarga - Identifikasi masalah keluarga dalam merawat
mampu meneruskan pasien dengan masalah kebersihan diri,
melatih pasien dan berdandan, makan, BAB/BAK
mendukung agar - Jelaskan defisit perawatan diri
kemampuan pasien - Jelaskan cara merawat kebersihan diri,
dalam perawatan berdandan, makan, BAB/BAK
dirinya meningkat - Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat langsung ke pasien,
kebersihan diri dan berdandan
- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
pasien
47
SP 3
- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat langsung ke pasien cara
makan
- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi kemampuan pasien
- RTL keluarga
Follow up
Rujukan
Daftar Pustaka
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon
Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
49
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
2005)
Harga diri rendah adalah cenderung untuk memilih dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain (Hamid Achir Yani, 2005)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
2010)
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali,
2. Faktor Presipitasi
C. Manifestasi Klinis
Menurut Suliswati, 2005 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu :
6 Rasa bersalah
D. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel
E. Pohon Masalah
Berduka disfungsional
HDR DS :
Klien hidup tidak bermakna, tidak
memiliki kelebihan apapun,
merasa jelek
DO :
Kontak mata kurang, tidak berinisiatif
untuk berinteraksi dengan orang
lain.
- Data Minor :
DS :
Klien mengatakan malas, putus asa,
ingin mati
DO :
Klien malas-malasan, Produktivitas
menurun
G. Diagnosa Keperawatan
53
3. Berduka disfungsional
H. Intervensi
Tujuan
Pasien mampu :
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Keluarga mampu :
- Merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem
SP 2
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
- Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah .x SP 1
pertemuan keluarga - Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat
mampu : pasien
- Mengidentifikasi - Jelaskan proses terjadinya HDR
kemampuan yang - Jelaskan tentang cara merawat pasien
dimiliki pasien - Main peran dalam merawat pasien HDR
- Menyediakan fasilitas - Susun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
untuk pasien merawat pasien
melakukan kegiatan SP 2
- Mendorong pasien - Evaluasi kemampuan SP 1
melakukan kegiatan - Latih keluarga langsung ke pasien
- Memuji pasien saat - Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
pasien dapat merawat pasien
melakukan kegiatan SP 3
- Membantu melatih - Evaluasi kemampuan keluarga
pasien - Evaluasi kemampuan pasien
- Membantu menyusun - RTL keluarga :
jadwal kegiatan pasien Follow Up
- Membantu Rujukan
perkembangan pasien
56
Daftar Pustaka
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar & Aplikasi Laporan Pendahuluan & Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosa.
Jakarta : Salemba Medika
WAHAM
A. Pengertian
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
korteks limbic.
glutamat.
2. Faktor Presipitasi
C. Klasifikasi Waham
1. Waham Agama
2. Waham Kebesaran
3. Waham Somatik
4. Waham Curiga
59
kenyataan
6. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia butuhkan
walaupun dia tidak menyatakan pada orang tersebut apa yang dinyatakan
D. Manifestasi Klinis
Menurut Azis (2003), tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan
waham, yaitu:
3. Curiga
4. Bermusuhan
9. Mudah tersinggung
E. Akibat
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang
F. Pohon Masalah
3.
H. Diagnosa Keperawatan
I. Intervensi
- RTL keluarga :
Follow Up
Rujukan
Daftar Pustaka
Yosep Iyus, 2009, Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung : Refika Aditama
65
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Bunuh diri adalah suatu keadaan di mana individu mengalami risiko untuk
menyakiti diri sendiri atau tindakan yang dapat mengancam jiwa (Stuart dan
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
mewujudkan hasratnya untuk mati. Perilaku bbunuh diri ini meliputi isyarat-
66
kematian, luka, atau menyakiti diri sendiri (Clinton, 1995 dalam Yosep, 2010).
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah
Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri
Gangguan Jiwa ).
B. Penyebab
1. Faktor predisposisi
dengan EEG.
f. Faktor religiusitas.
2. Faktor Presipitasi
C. Manifestasi Klinis
4. Impulsif.
patuh).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal).
14. Pekerjaan.
D. Akibat
Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri
Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk
E. Pohon Masalah
69
Bunuh diri
(Fitria, 2009)
kecil
Objektif :
- Impulsif
- Menunjuukan perilaku yang
mencurigakan (biasanya menjadi
sangat patuh)
- Ada riwayat penyakit mental
(depresi, psikois, dan
penyalahgunaan alkohol)
- Adanya riwayat penyakit fisik
(penyakit kronis atau penyakit
terminal).
- Pengangguran
- Umur 15-19 tahun atau diatas 45
tahun
- Status perkawinan yang tidak
harmonis
G. Diagnosa Keperawatan
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah kronis
H. Intervensi
Tujuan
Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien tetap aman dan selamat
Setelah .....x SP 1
Keluarga mampupasien
:
pertemuan - Identifikasi benda benda yang dapat
- Merawat pasien dengan resiko bunuh diri
71
Setelah ....x SP 1
pertemuan keluarga - Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga
mampu : dalam merawat pasien
- Merawat pasien dan - Jelaskan pengertian tanda dan gejala resiko
mampu menjelaskan bunuh dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami
pengertian, tanda pasien beserta proses terjadinya
dan gejala serta - Jelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh
jenis perilaku bunuh diri
diri
SP 2
Setelah ....x - Latih keluarga mempraktekan cara merawat
pertemuan keluarga pasien dengan resiko bunuh diri
mampu: - Latih keluarga melakukan cara merawat langsung
- Merawat pasien dan kepada pasien resiko
mampu melakukan
langsung cara
merawat pasien SP 3
- Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di
Setelah ....x rumah termasuk minum obat
pertemuan keluarga - Jelaskan follow up pasien setelah pulang
mampu :
73
Daftar Pustaka
Sujono & Teguh. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Graha Ilmu.
74