Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN RISIKO BUNUH DIRI

Oleh :

Mita Puspitanngrum

NIM SN201173

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

A. MASALAH UTAMA
Risiko bunuh diri

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Definisi

Beresiko melakukan upaya menyakiti diri sendiri untuk

mengakhiri kehidupan (SDKI, 2017)

2. Tanda dan gejala.

a) Subyektif
- Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
- Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
- Mengungkapkan dirinya tidak berguna
b) Obyektif
- Sedih
- Marah
- Putus asa
- Tidak berdaya

3. Penyebab terjadinya masalah

Penyebab terjadinya isolasi sosial menurut SDKI (2017), antara

lain :

- Gangguan perilaku (mis. euforia mendadak setelah depresi,

perilaku mencari senjata berbahaya, membeli obat dalam

jumlah banyak, membuat surat warisan.)

- Demografi ( mis. Lansia, setatus perceraian, janda/duda,

ekonomi rendah, pengangguran.)

- Gangguan fisik (mis. Nyeri kronis, penyakit terminal)


- Masalah sosial (mis. Berduka, tidak berdaya, putus asa,

kesepian, kehilangan hubungan yang penting, isolasi sosial.)

- Gangguan psikologis ( mis. Penganiayaan masa kanak-kanak,

riwayat bunuh diri sebelumnya, remaja homoseksual,

gangguan psikiatrik, penyakit psikiatrik, penyalahgunaan zat)

4. Akibat terjadinya masalah

Terjadinya risiko bunuh diri adalah klien terlalu banyak pinkiran

sehingga menimbulkan depresi dan membuat psikisnya terganggu.

C. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain,dan lingkungan

Risiko bunuh diri

Harga diri rendah

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

Risiko bunuh diri

Data yang perlu di kaji


Data Subyektif :
 Mengungkapkan keinginan bunuh diri
 Mengungkapkan keinginan untuk mati
 Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
 Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnyadari
keluarga
 Berbicara tentang kematian, menanyakan tentag dosis obat
yang mematikan
 Mengungkapkan adanya konflik interpersonal
 Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku kekerasan
saat kecil

Data Objekyif :

 Impulsif
 Menunjukan prilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi
sangat patuh )
 Ada riwayat mental ( depresi, psikosis, dan penyalahgunaan
alkohol )
 Ada riwayat penyakit fisik ( penyakit kronik atau penyakit
terminal )
 Pengangguran ( tidak bekerja, kehilangan karier atau
pekerjaan )

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko bunuh diri (D.0135)

2. Gangguan konsep diri : HDR (D.0085)

F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


. hasil
1. Risiko bunuh diri setelah dilakukan tindakan Manajemen mood
keperawatan selama 3 x (L.09289)
(D.0135) 24 jam masalah 1. observasi
keperawatan risiko bunuh - identifikasi mood
diri dapat teratasi dengan - identifikasi
kriteria hasil : risikomkeselamatan diri
kontrol diri (L.09076) ataupun orang lain
- Tidak merencanakan - monitor fungsi kognitif
bunuh diri Monitor aktivitas dan
- Tidak mengalami tingkat stimulasi
depresi 2. terapiutik
- Verbalisasi normal - berikan kesempatan
- Tidak melukai diri untuk menyampaikan
sendiri, orang lain, perasaan
dan lingkungan 3.edukasi
- jelaskan tentang
gangguan mood
- anjurkan aktif dalam
pengobatan dan
rehabilitas
- ajarkan mengenali
pemicu gangguan mood
- ajarkan memonitor mood
secara mandiri
- ajarkan keterampilan
koping
4. kolaborasi
- kolaborasi pemberian
obat
- rujuk untuk psikoterapi
2. Gangguan konsep setelah dilakukan tindakan Manajemen perilaku
keperawatan selama 3 x (L.12463)
diri : HDR (D.0085) 24 jam masalah 1. observasi
keperawatan harga diri - identifikasi harapan
rendah dapat teratasi untuk
dengan kriteria hasil : mengendalikan
perilaku
- tidak ada perasaan 2. terapiutik
malu - diskusikan
- tidak ada perasaan tanggung jawab
bersalah terhadap perilaku
- dapat melakukan - ciptakan dan
apapun pertahankan
dapat mengatasi masalah lingkungan yang
aman dan nyaman
- tingkatkan aktivitas
fisik sesuai
kemampuan
- batasi pengunjung
- bicara dengan nada
rendah dan tenang
- lakukan kegiatan
pengalihan
- cegah perilaku pasif
dan agresif
- beri penguatan
positif
- lakukan
pengekangan fisik
sesuai indikasi
- hindari sikap
menyudutkan
pembicaraan
- hindari sikap
mengancam dan
berdebat
- hindari perdebatan
4. edukasi
- informasikan keluarga

bahwa keluarga sebagai

dasar pembentukan

kognitif

STRATEGI PELAKSANAAN RISIKO BUNUH DIRI (SP1)


A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal
maupun non verbal
2. Diagnosa keperawatan
Risiko bunuh diri
3. Tujuan SP 1
a. Klien dapat perlindungan dari lingkungan
b. Klien dapat mengungkapkan perasaan
c. Klien dapat meningkatkan harga dirinya
d. Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
4. SP 1 Pasien
Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
Tindakan keperawatan :
a. Mendiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga
b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara ;
1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan
2. Meyakinkan klien bahwa dirinya penting
3. Beri pujian bila klien dapat mengatakan perasaan yang positif
4. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri
5. Merencanakan aktifitas yang dapat klien lakukan
c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
1. Mendiskusikan dengan pasien cara penyelesaian masalah
2. Mendiskusikan dengan kkien cara menyelesaikan masalah yang
baik
3. Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian masalah.

B. Strategi Komunikasi
1. FASE ORIENTASI (PERKENALAN)
a Salam Terapeutik
“ Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya.......biasa
dipanggil..........”saya mahasiswa STIKES Kusuma Husada
yang akan merawat bapak.
“nama bapak siapa? Suka dipanggil siapa?
b Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak hari
ini?
c Kontrak Waktu
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang
dirasakan selama ini dimana? dimana kita duduk?diruang
tamu? Berapa lama? Bagaimana jika 30 menit?
2. FASE KERJA
”bagaimana perasaan bapak setelah ini terjadi?apakah dengan
bencana ini bapak paling merasa menderita di dunia ini? Apakah
bapak pernah kehilangan kepercayaan diri? apakah bapak merasa
salah, menyalahkan diri sendiri? Apakah bapak sering mengalami
kesulitan komsentrasi? Apakah bapak berniat menyakiti diri sendiri?
Apakah bapak pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, apa yang
bapa rasakan?Baiklah tampaknya bapak membutuhkan pertolongan
segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu
memeriksa seluruh isi kamar bapak untuk memastikan tidak ada
benda-benda yang membahayakan bapak. “ karena bapak tampak
masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup bapak,
saya tidaka akan membiarkan bapak sendiri. “apa yang bapak
lakukan jika keinginan bunuh diri muncul? Apabila keinginan itu
muncul maka bapak harus segera minta bantuan kepada perawat dan
juga keluarga, teman yang sedang besuk, jadi bapak jangan sendiri
ya!.saya percaya bapak dapat mengatasi masalah…
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah mengetahui cara
mengatasi perasaan ingin bunuh diri?coba bapak sebutkan lagi
cara tersebut!saya akan menemani bapak selalu sampai keinginan
bunuh diri hilang….
b. Evaluasi Obyektif
Coba bapak sebutkan penyebab bapak menyendiri? Apa saja
keuntungan berkenanlan dengan orang lain?Apa saja kerugian tak
berkenalan dengan orang lain?
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal harian
bapak?
d. Kontrak
1. Topik
“Bagaimana kalau bapak mempraktekkan cara berkenalan
dengan 10 orang teman yang ada disini?
2. Waktu
”Bagaimana kalau besok pak? Besok berkenalan 15 menit
saja
3. Tempat
”Besok kenalannya disamping kamar bapak saja ya….sampai
jumpa…………

G. DAFTAR PUSTAKA

Budi A Keliat. 2019. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2016. Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Diakses 05 januari
2020.http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Jiwa-Komprehensif.pdf
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Cetakan II.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1.
Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai