Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn. K
Umur : 27 Tahun
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Pendididkan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku/bangsa : Jawa/ indonesia
Alamat : jln. Kalitanjung
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Bpk. T
Umur :-
Pekerjaan : Buruh
Hub.dengan klien : Bapak
Alamat : Jln. Kalitanjung
B. Alasan Masuk
Klien masuk RSJ lewat UGD pada tanggal 28 April 2021 pukul 11:00 WIB, klien
mengatakan masuk RSJ karena sering marah-marah dirumahnya semenjak dia
berhenti dari pekerjaan sebagai cleaning service di Cirebon. Selain itu, keluarga klien
juga mengatakan klien selalu berdiam diri dikamar dan kurang bersosialisasi baik
dengan oang yang berada dirumahnya dan tetangga sekitarnya.
C. Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2019
karena klien sering melempari batu kerumah tetangga-tetangganya sehingga
membahayakan orang sekitarnya, selain itu klien selalu marah dan mengamuk bila
keinginanya tidak dituruti dan yang kedua kalinya adalah sekarang, klien
dimasukan ke RSJ provinsi Jawa Barat karena klien selalu berdiam diri dan tidak
bersosialisasi, baik dengar keluarganya maupun orang disekitarnya.
2. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah dibawa berobat ke paranormal
tetapi tidak ada perubahan. Selain itu pada tahun 2019 klien pernah dirawat di RSJ
provinsi Jawa Barat, namun setelah pulang dari RSJ klien hanya berdiam diri
dikamar dan tidak pernah bersosialisasi.
3. Riwayat penganiayaan
Klien pernah mengatakan pernah dikroyok oleh warga karena mabuk—mabukan
minuman keras pada tahun 2019 membawa motor hampir menabrak anak kecil.
4. Riwayat anggota keluarga gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang mangalami
gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarangg ia tidak pernah mengalami
kejadian yang tidak menyenangkan.
D. Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 94x/menit
Suhu : 36,1 C
Pernapasan : 20x/menit
2. Ukur
Berat badan : 68kg
Tinggi badan : 178 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan ia tidak memiliki keluhan fisik
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
E. Psikososial
1. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, ia merasa jelek, klien juga
mengatakan kalau pria berbadan besar itu akan disegani orang.
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa ia belum pernah menikah, klien anak pertama dari
tiga bersaudara
c. Peran
Peran klien dalam keluarga adalah klien anak pertama dari tiga bersudara.
Klien membantu orang tua mencari nafkah, namun semenjak di rawat di RSJ,
klien tidak mempedulikan perannya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan segera pulang,
karena klien ingin bekerja kembali seperti layaknya orang sehat.
e. Harga diri
Klien merasa sedih ketika ia berhenti dari pekerjaan sehingga klien
merasatidak berharga karena tidak mampu membantu orang tuanya. Klien
menyendiri dikamar, tidak berinteraksi dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
2. Hubungan sosial
a. Orang yang bearti
Klien mengatakan orang yang bearti dalam hidupnya adalah keluarganya.
Keluarganya klien adalah orang yang mengerti dan memahami klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat yang ada
dilingkungan tempat tinggalnya, tetapi ia terkadang bermain sepak bola pada
sore hari.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ia malas berhubungan dengan orang lain, karena menurut
klien tidak ada hal yang perlu dibicarakan atau diceritakan kepada orang lain
juga klien mengatakan dia bingung apa yang ingin diceritakan. Klien sering
diam, jarang bercakap-cakap dengan klien lain diruangan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia dimasukkan ke RSJ karena klien sering marah-
marah, namun klien tidak mengetahui bahwa klien mengalami gangguan jiwa,
klien menyakini dirinya sehat.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan ibadah sholat
lima waktu. Begitu juga saat masuk RSJ klien tidak pernah sholat lima waktu.
F. Status mental
a. Penampilan
Dalam berpakain, klien terlihat kurang rapi. Rambut klien tidak tertata. Klien
tampak kusam, lesu, dan kuku klien tampak kotor. Klien mengatakan ia mandi
dua kali sehari namun tidak pernah pakai sabun dan shampo.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
b. Pembicaraan
Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara. Klien
menjawab pertanyaan seperlunya saja, terkadang pembicaraan inkoheren dengan
pertanyaan yang diajukan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial dan kerusakan komunikasi verbal
c. Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak diam
ketika tidak ditanya, terkadang malah pulang ke kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
d. Alam perasaan
Klien mengatakan ia putus asa karena ia takut tidak bisa membangtu keluarganya
karena ia sudah tidak bisa bekerja lagi dan pernah masuk RSJ selain itu
menganggap dirinya tidak baik karena dahulu klien pernah meresahkan
tetangganya yaitu dengan merusak kaca tetangganya dengan cara menimpuknya
dengan batu dan dianggap buruk oleh lingkungannya, klien mengatakan dia malu
bila bertemu orang kerena dia pernah masuk RSJ sebelumnya.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
e. Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan
seperlunya. Terkadang klien langsung pergi ke kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
f. Interaksi selama wawancara
Klien sering kooperatif saat diwawancarai, tidak ada kontak mata, klien berbicara
hanya saat diberi pertanyaan oleh perawat, selain itu klien kembali diam,mudah
dialihkan bila ada klien lain, pembicarannya kacau, terkadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : kerusakan interaksi sosial
g. Persepsi
Klien mengatakan ia marah-marah karena dia mendengar ada bisiskan, klien
mengtakan suara-suara itu adalah suara wanita, klien mengatakan suara wanita itu
mengajak dia untuk bersenang-senang, dan paling sering suara itu terdengar pada
saat ia sedang malemun, tetapi pearawat saat ini belum pernah melihat tanda-tanda
klien berhalusinasi auditori seperti berbicara sendir, tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori
h. Proses pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih suka
menyendiri, saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak fokud,
dialihkan bila ada klien lain, pembicaraannya kacau kadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir
i. Isi pikir
Klien saat ini berpikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini berkelakuan
tidak baik terhadap tetangga dan mengajak berantem orang tua.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
j. Tingkat kesadaran
a. Waktu : klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ dan dia mengerti
kapan saja waktu ia harus mandi
b. Tempat : klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
c. Orang : klien sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan, di dalam
ruangan pun klien hanya hafal nama orang 3-5 orang saja.
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir
k. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi. Klien
masih ingat jam berapa dia banngun tadi, klien jug ingat tahun berapa klien
berhenti kerja.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung dengan baik, saat diberi soal penambahan, klien mampu
menjawab dengan baik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat menilai yang baik dan yang buruk dan klien juga mengetahui bahwa
sebelum dirawat perbuatannya yang seeing melawan orang tua berkelahi,
melempar batu kerumah tetangga termasuk perbuatan tercela ( tidak baik)
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
G. Keperluan persiapan pulang
1. Makan
Klien mengatatan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa
bantuan orang lain, klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang
disediakan.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB/BAK dikamar mandi dan klien menyiramnya.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi
yang benar, namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan
klien tidak mencuci rambut dan sabunan
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri
4. Berpakaian dan berhias
Klien tidak tampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali
dan menggantinya sendiri. rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri
5. Istirahat dan tidur
klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi biasanya :
tidur siang : 13:00-15:00
tidur malam : 19:30-04:00
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur dengan dosis
yang benar. Klien tidak tau jenis dan manfaat obat yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila menurut klien
sakitnya biasa saja, klien tidak pergi ke dokter. Dan saat ini klien mengatakan
rutin minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan apa yang diberikan oleh
perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
8. Kegiatan didalam rumah
Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur
dikamar, tidak ada kegiatan dirumah
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
9. Kegiatan diluar rumah
Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan hanya pergi
ke ladang dan pulang pada sore hari. Lalu klien pulang berdiam diri dikamar.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
H. Mekanisme koping
a. Adaptif
Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat.
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika klien ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari
jalan keluar sendiri. jikaa klien maampu menyelesaikan masalahnya sendiri akan
diselesaikan sendiri. namun bila tidak mampu klien akan marah-marah,
mengamuk, setelah mengamuk klien seperti hilang ingatan dan klien menyendiri
lagi.,
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif
I. Masalah psikososial dan lingkungan
1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok
Klien mendapat dukungan dari keluarga walaupun dirawat di RSJ. Hal ini
dibuktikan dengan datangnya keluarga klien untuk menjenguk.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien termasuk rang pendiam klien terlihat menyendiri, memiliki kekurangan
dalam berinteraksi dengan orang lain klien mengatakan malas berinteraksi, klien
berbicara jika ada yang mengajak bicara dahulu.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
3. Masalah dengan pendidikan
Klien sudah lulus SLTA, klien tidsk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi karena klien ingin langsumg bekerja
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
4. Masalah dengan pekerjaan
klien mengatakan berhenti dari pekerjaannya sebagai cleaning service di Cirebon
dari tahun 2018 karena gajihnya sedikit dan klien malu karena tidak bisa
menolong kedua orang tuanya.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
5. Masalah dengaan perumahan
Klien mengatakan dirumah tinggal dengan orang tuanya beserta dua adik
perempuannya dan satu adik ipar, klien pernah dikroyok dengan warga setempat
karena mabuk-mabukan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
6. Masalah ekonomi
Klien mengatakan keluarga cukup memenuhi keperluan sehari-hari
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit jiwa sekali karena ngamuk-
ngamuk dilingkungan tempat tinggal dan dibawa ke RSJ lalu di iakat satu malam
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan
J. Kurang pengetahuan tentang
Klien kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa yang klien alami sekarang, klien
belum mengetahui cara pengobatan yang dilakukan, karena kurang pengetahuan itu
cara klien menyelesaikan masalah tidak benar dan tepat.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
K. Aspek medis
1. Dx. Medis : Skizofrenia
2. Therapi medis (saat ini) :
Haloperidol (HLP) 5mg 3x1
Trihexyphenidil (THP) 2mg 3x1
Chlorpomazin (CPZ) 100mg 1x1
L. Daftar masalah keperawtan
1. Isolasi sosial
2. Gangguan persepsi sensori
3. Harga diri rendah
4. Koping individu tidak efektif
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan proses pikir
7. Kerusakan komunikasi verbal
8. Defisit pearawatan diri
M. Analisa Data

No Analisa Data Masalah


Keperawatan
1. DS:
 Klien mengatakan bingung dalam memulai
pembicaraan dan tidak ada bahan pembicaraan Isolasi Sosial
untuk berinteraksi
DO:
 Klien lebih banyak berdiam diri
 Kontak mata kurang
 Klien sering menyendiri
 Klien tidak pernah memulai pembicaraan maupun
perkenalan
2. DS:
 Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan
wanita mengajak klien untuk melakukan hal yang Halusinasi
tidak baik
 DO:

 Klien sering menyendiri


 Klien terkadang berbicara sendiri
 Klien sering bengong/melamun

3. DS:
 Klien mengatakan dirinya jelek,badannya terlalu
kurus Harga diri
 Klien mengatakan malu bertemu dengan orang rendah
yang baru dikenal
 Klien mengatakan takut berbicara banyak karena
takut menyakiti orang lain
 DO:
 Klien tidak percaya diri ketika berbicara dengan
orang lain
 Klien tidak mau menatap lawan bicara
N. Pohon Masalah

Resikoperubahanpresepsisensori :Halusinasi

Isolasisosial :Menarikdiri

Gangguankonsepdiri :Hargadirirendah

Perencanaan

1. Diagnosa : Isolasi Sosial


Tujuan:

a. Kliendapatmembinahubungansalingpercaya
b. Kliendapatmenyebutkanpenyebabmenarikdiri
c. Kliendapatmenyebutkankeuntunganberhubungandengan orang lain
dankerugiantidakberhubungandengan oranglain
d. Kliendapatmelaksanakanhubungansosialsecarabertahap
e. Kliendapatmengungkapkanperasannyasetelahberhubungandengan oranglain
f. Kliendapatmemberdayakansistempendukungataukeluargamampumengembangkankemmap
uanklienuntukberhubungandengan oranglain.

Intervensi:

a. Binahubungansalingpercaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.


b. Kajipengetahuankliententang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
c. Berikesempatankepadaklienuntukmengungkapkanperasaanpenyebabmenarikdiriatautidakm
aubergaul.
d. Diskusikanbersamakliententang perilaku menarik diri tanda-tanda serta penyebab yang
muncul.
e. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
f. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
g. Doronganggotakeluargauntuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
Rasional :

a. Hubungan saling percayamerupakan dasar


untukkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya.
b. Diketahuinyapenyebabakandihubungkandenganfaktorresipitasi yang dialamiklien.
c. Klienharusdicobaberinteraksisecarabertahap agar terbiasamembinahubungan yang
sehatdengan orang lain.
d. Mengevaluasimanfaat yang dirasakankliensehinggatimbulmotivasiuntukberinteraksi.
e. Keterlibatankeluargasangatmendukungterhadap proses perubahanperilakuklien.

Strategi Pelaksanaan :

a. Sp 1p :

1) Mengidentifikasipenyebabisolasisosialpasien.
2) Berdiskusidengankliententang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
3) Berdiskusidengankliententang kerugian beriteraksi dengan orang lain.
4) Mengajarkankliencaraberkenalan dengan satu orang.
5) Menganjurkanklienmemasukkankegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian.
b. Sp 2p :
1) Mengevaluasijadwalkegiatanharian pasien.
2) Memberikankesempatankepadaklien mempratikkan cara berkenalan dengan satu orang.
3) Membantuklienmemasukkankegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salahsatukegiatanharian.

c. Sp 3p :
1) Mengevaluasijadwalkegiatanharianpasien.
2) Memberikankesempatankepadaklien mempratikkan cara berkenalan dengan dua orang
atau lebih.
3) c.)Menganjurkanklienmemasukkandalamjadwalkegiatanharian.

d. Sp 1 K :
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. Menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami klien beserta proses terjadinya.
Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan isolasi sosial.

e. Sp 2 K :

Melatihkeluargamempratikkancara merawat klien dengan isolasi sosial. Melatih keluarga


mempratikkan cara merawat langsung kepada klien isolasisosial.

f. Sp 3 K :

Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas jadwal aktivitas dirumah termasuk minum
obat (discharge planning). Menjelaskan follow up klien setelah pulang.

2. Diagnosa : ResikoGangguanPersepsiSensori :Halusinasi

Tujuan :

a. Kliendapatmembinahubungan saling percaya .


b. Kliendapatmengenalihalusinasinya.
c. Kliendapatmengontrolhalusinasinya.
d. Kliendapatdukungandari keluarga dalam mengontrol halusinasi.
e. Kliendapatmemanfaatkanobatdenganbaik.

Intervensi :

a. Binahubungansalingpercaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.


b. Adakahkontakseringdansingkatsecarabertahap.
c. Observasitingkahlakuklien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa tanpa stimulus,
memandang kekiri atau ke kanan atau kedepan seolah- olah ada temanbicara.
d. Bantu klienmengenalihalusinasinya.
e. Diskusikandenganklienapa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah atau takut, sedih,
senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.
f. Identifikasibersamakliencaratindakan yang dilakukanjikaterjadihalusinasi (tidur, marah,
menyibukkandiri, dll).
g. Diskusikancarabaruuntuk memutus atau mengontrol halusinasi.
h. Bantu klienmemilihdan melatih caramemutushalusinasisecarabertahap.
i. Anjurkanklienuntuk memberitahu keluargajikamengalamihalusinasi.
j. Diskusikandengankeluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah)
k. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi manfaat obat.

Rasional :

a. Hubungansalingpercayamerupakandasaruntukkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya.
b. Kontakseringtapisingkat selain membina hubungan saling percaya, juga dapat memutuskan
halusinasi.
c. Mengenalperilakupadasaat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam melakukan
intervensi.
d. Mengenalhalusinasimemungkinkanklien untuk menghindarkan faktor pencentus timbulnya
halusinasi.
e. Denganmengethauiwaktu, isi, dan frekuensi unculnya halusinasi mempermudah tindakan
keperawatan klien yang akan dilakukan perawat.
f. Upayauntukmemutuskansiklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut.
g. Memberikanalternatifpilihanbagi klien untuk untuk mengontrol halusinasi.
h. Memotivasidapatmeningkatkankegiatan klien untuk mencoba memilih salah satu cara
mengendalikan halusinasi dan dapat meningkatkan harga diri klien.
i. Untuk mengetahui pengetahuankeluarga dan meningkatkan kemampuan pengetahuan
tentang halusinasi.
j. Diharapkan klien melaksanakan program pengobatan, menilai kemampuan klien dalam
pengobatannya sendiri.
k. Denganmengetahuiefeksamping obat klien akan tahu apa yang harus dilakukan setelah
minum obat.

StrategiPelaksanaan :

a. Sp 1p :
1) Mengidentifikasijenishalusinasiklien.
2) Mengidentifikasiisihalusinnasiklien.
3) Mengidentifikasiwaktuhalusinasiklien.
4) Mengidentifikasifrekuensihalusinasiklien.
5) Mengidentifikasisituasi yang dapat menimbulkanhalusinasiklien.
6) Mengidentifikasi respon klien terhadaphalusinasiklien.
7) Mengajarkanklienmenghardikhalusinasi.
8) Menganjurkankedalamkegiatan harian.
b. Sp 2p :
1) Mengevaluasijadwalkegiatanharianklien.
2) Melatihklienmengendalikanhalusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
3) Menganjurkanklienmemasukkan kedalamjadwalkegiatanharian
c. Sp 3p :
1) Mengevaluasijadwalkegiatanharianklien.
2) Melatihklienmengendalikanhalusinasi dengan cara melakukan kegiatan.
3) c.)Menganjurkanklienmemasukkankedalamjadwalkegiatanharian.
d. Sp 4p :
1) Mengevaluasijadwalkegiatanharianklien.
2) Memberikanpenkestentangpenggunaan obat secara teratur.
3) Menganjurkanklienmemasukkan kedalamjadwalkegiatanharianklien.
e. Sp 1 K :
1) Mendiskusikanmasalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
2) Memberikanpendidikankesehatantentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami klien, tanda dan gejala halusinasi, serta proses terjadinya halusinasi.
3) Menjelaskancaramerawatklien dengan halusinasi.
f. Sp 2 K :
1) Melatihkeluargamempratikkancara merawat klien dengan halusinasi.
2) Melatihkeluargamelakukancara merawat langsungkepadaklienhalusinasi.

3. Diagnosa: HargaDiriRendah

Tujuan:

a. Kliendapatmembinahubungansalingpercaya
b. Kliendapatmengidentifikasikemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Kliendapatmenilaikemampuan yang digunakan.
d. Kliendapat (menetapkan) kegiatansesuaidengankemampuan yangdimiliki.
e. Kliendapatmelakukankegiatansesuaikondisisakit.
f. Kliendapatmemanfaatkansistempendukung yang ada.

Intervensi :

a. Binahubungansalingpercaya dengan mengungkapakn prinsip kounikasi terapeutik.


b. Diskusikankemampuandanaspek positif yang dimiliki klien.
c. Setiapbertemuklienhindarkandarimemberinilainegatif.
d. Utamakanmemberipujian yang realistik.
e. Diskusikandenganklienkemampuan yang masih dapatdigunakanselamasakit.
f. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkanpenggunaan.
g. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapatdilakukansetiaphari.
h. Tingkatkankegiatan yang sesuaidengantoleransikondisiklien.
i. Bericontohcarapelaksanaan kegiatan yang bolehklienlakukan.
j. Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telahdirencanakan.
k. Beripujianataskeberhasilan klien
l. Bantu keluargamemberikandukunganselamakliendirawat.
m. Bantu keluargamenyiapkanlingkungandirumah.

Rasional :

a. Hubungan saling
percayamerupakandasaruntukkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya.
b. Diskusikantingkatkemampuanklien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego
sebagai dasar asuhan keperawatan.
c. Reinforcement positif akanmeningkatkanhargadiri.
d. Pujian yang realististidak menyebabkan melakukan kegiatan hanya karna ingin mendapat
pujian.
e. Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasat untuk
berubah.
f. Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri motivasi untuk tetap
mempertahankanpenggunaannya.
g. Klienadalahindividu yang bertanggung jawab terhadap dirinyasendiri.
h. Klienperlu bertindaksecararealistisdalamkehidupannya.
i. Contohperan yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
j. MemberikankesempatankepadaklienmandiridirumahMemberikankesempatankepadaklien
untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.
k. Mendorongkeluargauntukmampumerawatklienmandiridirumah.
l. Support system keluargaakan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses
penyembuhan.
m. Meningkatkanperansertakeluarga dalam merawat kliendirumah.
StrategiPelaksanaan :

a. Sp 1p :
1) Mengidentifikasikemampuandanaspek positif yang dimiliki klien.
2) Membantuklienmenilaikemampuan klien yang masih dapatdigunakan.
3) Membantuklienmemilihatau menetapkan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien.
4) Melatihkliensesuaidengan kemampuan yang dipilh.
5) Memberikanpujian yang wajarterhadapkeberhasilanklien.
6) Menganjurkanklienmemasukkan dalam jadwalkegiatanharian.
b. Sp 2p :
1) Mengevaluasijadwalkegiatanharianklien.
2) Melatihklienmelakukankegiatanlain yang sesuai dengan kemampuan klien.
c. Sp 1 K:
1) Mandiskusikanmasalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien dirumah.
2) Menjelaskanpengertian, tandadan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta
proses terjadinya.
3) Menjelaskancara-caramerawatklien dengan harga diri rendah.
4) Mendemonstrasikancaramerawatkliendengan harga dirirendah.
5) Memberikesempatankepadakeluarga untuk mempratikkan cara merawat klien
denganhargadirirendah.
d. Sp 2 K :

Melatih keluarga mempratikkan cara merawat langsung kepada klien harga diri rendah.

e. Sp 3 K :
1) Membuatperencanaanpulangbersamakeluargadanmembuatjadwal aktifitas dirumah
termasuk minum obat (dischargeplanning).
2) Menjelaskan follow up kliensetelahpulang.
f. Sp 1 K:
1) Mandiskusikanmasalahyang dirasakankeluargadalam merawat klien dirumah.
2) Menjelaskanpengertian, tandadan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta
proses terjadinya.
3) Menjelaskancara-caramerawatklien dengan harga diri rendah.
4) Mendemonstrasikancaramerawatkliendengan harga dirirendah.
5) Memberikesempatankepadakeluargauntukmempratikkancaramerawatkliendengan harga
diri rendah.
g. Sp 2 K :

Melatih keluarga mempratikkan cara merawat langsung kepada klien harga diri rendah.

h. Sp 3 K :
1) Membuatperencanaanpulangbersama keluarga dan membuat jadwal aktifitas dirumah
termasuk minum obat (dischargeplanning).
2) Menjelaskan follow up kliensetelahpulang.

Pelaksanaan

Tindakan keperawatan merupakan standar dari asuhan keperawatan yang berhubungan


dengan aktivitas keperawatan profesional yang dilakukan oleh perawat, dimana implementasi
dilakukan ada pasien, keluarga dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.

Dalam mengimplementasikan intervensi, perawat kesehatan jiwa menggunakan intervensi


yang luas yang dirancang untuk mencegah penyakit meningkat, mempertahankan, dan memulihkan
kesehaatan fisik dan mental.Kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan dirancang
pemenuhan kebutuhannya.Melalui standar pelayanan dan asuhan keperawatan. Pedoman yang
dibuat untuk tindakan pada

pasien baik secara individual, kelompok maupun terkait dengan ADL (Activity Daily Living). Dengan
adanya perincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal harian masing-
masing pasien sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien (Keliat&Akemat,
2009).

Evaluasi

Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan


implementasi (Rasdal & Mary, 2014).

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai afek dari tindakan pada pasien.
Evaluasidilakukansecaraterus-meneruspadaresponpasienterhadapkeperawatan yang
telahdilaksanakan, evaluasidibagimenjadidua, evaluasi proses atauformatif, yang
dilakukansetiapselesaimelaksanakantindakan, evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan antara respon pasien dan tujuan khusus serta umum yang telah ditentukan
(Keliat, 2006). Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan:

S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang telah dilakukan

A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap
atau muncul masalah baru

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien yang terdiri dari
tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh perawat. Didalam evaluasi ada terdapat dua menurut
Damaiyanti (2014), sebagai berikut :

a. Planning perawatadalahapatindakanselanjutnya yang akandilakukan.


b. Planning klienadalahmemotivasiklien agar klienmampumelaksanakankegiatanhariannya.

Anda mungkin juga menyukai