Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ODP, DIABETES MELITUS TIPE II,
POST BELOW KNEE AMPUTATION DEXTRA DI RUANG
FLAMBOYAN 2 RSUD JAWA TIMUR
PADA TANGGAL 28 JUNI 2020

OLEH :

NI PUTU ARISTA
NIM : 209012423

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ODP, DIABETES MELITUS TIPE II, POST BELOW
KNEE AMPUTATION DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN 2 RSUD JAWA TIMUR
TANGGAL 28 JUNI 2020

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jawa Timur
Tanggal Masuk : 19 Juni 2020
Tanggal Pengkajian : 28 Juni 2020
No. Register : 22999000
Diagnosa Medis : ODP, DM Tipe 2, Post Below Knee Amputation Dextra.

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. B
Umur : 30 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Anak Kandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jawa Timur

2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
 Saat MRS : Pasien mengeluh nyeri pada luka di kaki kanan
 Saat Pengkajian : Pasien mengeluh badannya panas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan  5 bulan yang lalu beliau mengalami luka di kaki bagian kanan awalnya
hanya luka kecil tetapi pasien mengatakan lukanya semakin meluas dari telapak kaki sampai
kedekat betis, karena pasien mengeluh terus mengalami nyeri pada lukanya, akhirnya pada
tanggal 19 Juni 2020 pukul 14.50 WIB pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD.
Setelah pemeriksaan dan diobservasi di IGD selama 1x 24 jam, hasil pemeriksaan didapatkan
adanya luka disertai bau busuk namun tidak disertai demam, lalu pada tanggal 20 Juni 2020
pukul 08.00 WIB pasien masuk ke ruang ICU dengan kondisi pasien yang mengalami
hiperglikemia. Setelah perbaikan kondisi, pasien kemudian menjalani operasi blow knee
amputation dextra pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 14.30 WIB. Pada tanggal 27 Juni 2020
pukul 15.00 WIB pasien dialih rawat dari ruang ICU ke ruang Flamboyan 2 dengan diagnosa
ODP, DM Tipe 2 dan post below knee amputation dextra. Pasien mengatakan memiliki
riwayat penyakit Diabetes Melitus selama  15 tahun dan sudah menggunakan insulin  2
tahun, namun riwayat hipertensi dan gangguan jantung disangkal. Setelah di diagnosa
Diabetes Melitus, pasien mengatakan melakukan pemeriksaan rutin ke salah satu dokter di
klinik dekat rumahnya, namun 2 tahun kebelakang pasien melakukan pemeriksaan ke salah
satu dokter spesialis dalam dan mendapatkan terapi insulin suntik. Pasien mengatakan rutin
menyuntikkan insulin secara mandiri olehnya namun belum memiliki alat pemeriksaan
glukosa darah sendiri sehingga pemeriksaan kadar glukosa darahnya hanya dilakukan saat
melakukan pemeriksaan ke dokter. Pasien juga mengatakan dalam keluarganya ada salah satu
kakaknya yang memiliki keluhan penyakit Diabetes Melitus namun tidak ada riwayat
penyakit lainnya. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 28 Juni 2020 pukul 15.00
WIB, pasien mengeluh badannya panas, adanya nyeri pada luka post amputasi yang terasa
perih seperti diiris-iris dan mengganggu tidurnya, nyeri semakin terasa jika kaki digerakkan
atau disentuh dengan skala 6 dari 10 (VAS), nyeri yang dirasakan sedikit berkurang saat
berbaring atau istirahat, nyeri terus menerus dirasakan, paling nyeri sekitar 5-10 menit dan
pasien mengeluh lemas dan tampak meringis.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus selama  15 tahun dan sudah
menggunakan insulin  2 tahun, namun riwayat hipertensi dan gangguan jantung disangkal
dan pasien rutin melakukan pemeriksaan ke salah satu dokter di klinik dekat rumahnya,
namun 2 tahun kebelakang pasien melakukan pemeriksaan ke salah satu dokter spesialis
dalam dan mendapatkan terapi insulin suntik. Pasien mengatakan rutin menyuntikkan insulin
secara mandiri olehnya namun belum memiliki alat pemeriksaan glukosa darah sendiri
sehingga pemeriksaan kadar glukosa darahnya hanya dilakukan saat melakukan pemeriksaan
ke dokter. Pasien mengatakan mempunyai riwayat suka makan manis ,dan tidak suka makan
sayur, buah dan jarang melakukan olah raga karena bekerja. Pasien mengatakan sulit untuk
melaksanakan diet DM dirumah dan masih suka makan sesuka hati.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarganya ada salah satu kakaknya yang memiliki keluhan
penyakit Diabetes Melitus namun tidak ada riwayat penyakit lainnya dan pasien mengatakan
dari keluarga Ibunya tidak pernah memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus ataupun
penyakit keturunan lainnya tetapi dari keluarga Ayahnya memiliki riwayat penyakit Diabetes
Melitus yaitu di derita oleh Ayahnya sendiri yang sudah menginggal.

c. Genogram

X x

Tn. S
Keterangan :

: Pasien
: Laki-laki

: Tinggal serumah
: Perempuan

x : Meninggal

d. Riwayat Sosiokultural
Pasien mengatakan tidak memiliki pantangan ataupun larangan terkait dengan kebudayaan
disekitar tempat tinggalnya.

3. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio- Paiko- Sosio- Kultural- Spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mangatakan kesehatan adalah ketika pasien mampu beraktifitas dengan baik. Pasien
mengatakan hidup sederhana sebagai wiraswasta atau memiliki usaha sendiri yang dibantu
oleh istri dan anaknya. Pasien sebagai kepala keluarga dan pasien sering mengurus cucunya
dirumah. Pasien mengatakan jika sakit maka pasien langsung berobat ke dokter terdekat dan
apabila sakitnya parah barulah pasien pergi ke rumah sakit untuk berobat.

b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan 4-5 kali sehari dengan 1 porsi penuh setiap makan yaitu berisi nasi
dan lauk pauk pasien mengatakan makan sampai habis. Pasien mengatakan tidak suka
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, dan pasien mengatakan memiliki riwayat suka
makanan dan minuman yang manis, pasien jarang berolahraga dan hanya bekerja, pasien
mengatakan minum air  7-8 gelas/ hari atau sama dengan  1500 cc perhari, BB pasien yaitu
55 kg, Tb 160 cm, LLA 25 cm, pasien mengatakan sulit dan tidak bisa melaksanakan diet
DM dirumah dan masih suka makan sesuka hatinya, lingkungan sekitar rumah pasien bersih
dan jauh dari keributan kendaraan. Pasien mengatakan terganggu dengan luka dikainya saat
melakukan aktifitas.
 Saat pengkajian :
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan 1 porsi penuh dan mampu menghabiskan
setengah porsi yang diberikan oleh rumah sakit yang berisi nasi, lauk-pauk, sayuran dan
buah, pasien mengatakan tidak mengkonsumsi sayuran dan buah yang diberikan karena
pasien tidak menyukainya, pasien mengatakan memiliki riwayat suka makanan dan minuman
yang manis. Pasien mengatakan sering haus dan minum air  8-10 gelas/ hari atau sama
dengan  1500-1700 cc perhari, pasien mengatakan mengalami bau mulut, BB pasien 54 kg,
Tb 160 cm, LLA 25 cm, pasien mengatakan mendapatkan diet rendah kalori dan rendah
karbohidrat. Hasil pengukuran laboratorium darah pasien menunjukkan hasil tes GDS yaitu >
500 mg/dL pada tanggal 19 Juni 2020, GDP 123 mg/dL, 2JPP 195mg/dL pada tanggal 25
Juni 2020 dan hasil pemeriksaan albumin 1,5 g/dL, Ca 1,10mmol/L, hasil IMT 21,4. Pasien
mengatakan lingkungan di sekitar ruangan pasien bersih dan tidak terlalu banyak pengunjung,
pasien mengeluh lemah.

c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lembek, berwarna coklat
kekuningan dengan bau yang khas tidak ada nyeri saat BAB, tidak bercampur darah ataupun
lendir, pasien mengatakan biasanya BAB pada pagi hari.
 Saat pengkajian:
Pasien mengatakan belum BAB sejak 2 hari yang lalu.
2) BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan mengeluh sering BAK pada malam hari 7-9 kali perhari dengan pancaran
urine kuat, warna kuning jernih, dengan bau yang khas dan menyengat, produksi urine 1400
cc perhari. Pasien mengatakan urine tidak bercampur darah ataupun tidak ada lendir dan
nanah. Pasien mengatakan setelah BAK pasien lebih merasa lega dan pasien tidak
menggunakan kateter urine.
 Saat pengkajian:
Pasien mengatakan mengeluh sering BAK pada malam hari 6-8 kali perhari dengan pancaran
urine kuat, warna kuning jernih, dengan bau yang khas dan menyengat, produksi urine 1000
cc perhari. Pasien mengatakan urine tidak bercampur darah ataupun tidak ada lendir dan
nanah. Pasien mengatakan setelah BAK pasien lebih merasa lega dan pasien tidak
menggunakan kateter urine.

d. Pola aktivitas dan latihan


1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total
2) Latihan
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan dan minum dilakukan secara mandiri, mandi dan toileting juga
dilakukan secara mandiri, berpakaian dan berpindah pasien mengatakan mampu melakukan
secara mandiri tanpa dibantu oleh orang lain dan alat.
 Saat pengkajian :
Pasien mengatakan makan dan minum dibantu oleh orang lain, mandi dan toileting pasien
dibantu oleh orang lain dan alat, berpakaian pasien dibantu oleh orang lain karena pasien
merasa lemah, dan berpindah pasien dibantu oleh orang lain dan alat.

e. Pola kognitif dan Persepsi


Pasien mengatakan memahami keadaannya saat ini, meskipun begitu pasien tidak ada
mengalami gangguan panca indra dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, pasien
mengatakan hanya terganggu dengan pusing dan lemah yang dialaminya dan pasien
mengatakan mengetahui penyakit yang dideritanya saat ini.
 Pengkajian PQRST :
P : pasien mengatakan merasa nyeri dan merasa perih pada daerah luka yang diamputasi
Q : nyeri yang dirasakan seperti diiris-iris, nyeri semakin terasa jika kaki digerakkan atau
disentuh
R : luka amputasi pada kaki bagian kanan bawah, panjang luka post amputasi 14 cm
S : skla nyeri dari 1-10 yaitu berada pada skala 6
T : nyeri berkurang saat berbaring/ istirahat, nyeri terus-menerus dirasakan dan paling
nyeri sekitar 5-10 menit

f. Pola Persepsi-Konsep diri


 Citra tubuh : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah atau perubahan terhadap citra
pandang dirinya. Pasien tampak berpenampilan sederhana dengan menggunakan baju
kaos dan celama training. Pasien mengatakan tidak memiliki masalah terhadap bentuk
atau ukuran dari bagian tubuhnya dan sudah iklas karena kaki kanannya harus diamputasi
karena penyakit yang dialaminya.
 Harga diri : Pasien mengatakan tidak merasa malu meskipun beliau harus dirawat di
rumah sakit dan kakinya telah diamputasi.
 Peran : Pasien mengatakan saat pasien sakit dan harus dirawat dirumah sakit pasien tidak
bisa bekerja sebagaimana mestinya dan tidak bisa bermain dengan cucunya dirumah.
 Identitas : Meskipun beliau sedang sakit tetapi beliau tidak kehilangan indentitasnya yaitu
sebagai sosok yang ramah terhadap keluarga atau orang lain disekitarnya.
 Ideal diri : Pasien mengatakan berharap cepat sembuh dan bisa bekerja dan beraktifitas
seperti biasa kembali walaupun pasien harus menggunakan tongkat ataupun kursi roda
untuk berjalan.

g. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak memilki masalah dalam pola tidurnya, pasien tidur biasanya selama
7-8 jam perhari. Pada saat siang hari pasien tidak pernah tidur siang karena harus bekerja dan
pada malam hari pasien biasanya rutin tidur malam pada pukul 21.00 WIB dan bangun pada
pukul 06.00 WIB secara rutin karena pasien harus kepasar untuk mengantar istrinya
berbelanja, pasien tidak memilki hambatan dalam tidurnya.
 Saat pengkajian :
Pasien mengatakan tidur selama 5-7 jam perhari. Pada saat siang hari pasien tidak bisa tidur
siang karena nyeri yang dirasakan, dan pada malam hari pasien mengalami tidur terganggu
karena luka post amputasinya terasa nyeri dan perih. Pasien rutin tidur malam pada pukul
21.00 WIB dan sesekali terbangun karena nyeri yang dirasakan.
h. Pola Peran-Hubungan
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam peran dan hubungannya masih baik di
dalam keluarga, masyarakat dilingkungan sekitarnya.
 Saat pengkajian :
Pasien mangatakan sedikit terganggu dalam peran dan hubungannya karena pasien harus
dirawat dirumah sakit dan tidak dapat bekerja dan tidak bisa bermain dengan cucunya.

i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki anak laki-laki dan perempuan yang sudah
menikah dan memilki anak, beliau sudah memilki 3 cucu, 2 diantaranya sudah remaja dan 1
masih balita. Pasien tidak menggunakan kateterisasi.

j. Pola Toleransi Stress-Koping


 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ketika dirumah pasien memiliki banyak beban pikiran, pasien akan
menceritakan kepada istri dan anaknya untuk mengurangi beban yang dirasakan.
 Saat pengkajian :
Pasien mengatakan mengalami stress dan banyak pikiran karena tidak bisa bekerja dan
melakukan aktifitasnya seperti biasa

k. Pola Nilai-Kepercayaan
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa melakukan sholat 5 waktu dimasjid dekat dengan lingkungan
rumahnya karena pasien menganut agama Islam
 Saat pengkajian :
Pasien mengatakan hanya mampu berdoa di tempat tidur.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 94 x/mnt , Suhu = 38,50C , TD = 110/0 mmHg , RR = 20x/mnt
c. Keadaan fisik
a. Kepala :
 Inspeksi : bentuk kepala normal, warna rambut hitam bercampur putih (uban), tidak ada
ketombe, distribusi rambut merata, bentuk wajah simentris, pasien tampak lemah dan
pucat.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area kepala dan wajah, tidak ada benjolan, tidak ada
nodul ataupun lesi pada area kepala serta pada saat dipegang tidak ada rambut rontok.

b. Mata
 Inspeksi : bentuk mata simentris antara kiri dan kanan, pergerakan bola mata simetris,
fungsi penglihatan normal, mata tampak sayu, tidak ada starbismus ataupun nistagmus
pada mata, sklera anikterik, konjungtiva anemis, reflek pupil baik.
 Tidak ada nyeri tekan ataupun tidak ada benjolan pada sekitar mata.

c. Hidung
 Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada lesi pada area hidung, tidak ada sekret
dihidung, tidak ada cairan darah pada area hidung, fungsi penciuman masih berfungsi
dengan baik.
 Palpasi : tidak ada nyeri pada hidung dan darah pada hidung, tidak ada benjolan pada
hidung.

d. Telinga
 Inspeksi : bentuk telinga simentris antara kiri dan kanan, tidak ada lesi pada telinga,
tidak ada serumen, telinga pasien bersih, tidak ada cairan ataupun darah pada telinga,
fungsi pendengaran pasien masih normal.
 Palpasi : tidak ada nyeri pada tulang kartilago pada telinga dan tidak ada benjolan pada
telinga.
e.Mulut
 Inspeksi : bentuk bibir simetris, mukosa bibir sedikit kering, tidak ada labiosisis, tidak
ada labiopalatosisis, tidak ada labiogenatosisis, tidak ada kemerahan pada area tonsil,
tidak ada stomatitis, mulut kotor, beberapa gigi ada yang sudah tanggal, adanya bau
mulut seperti bau keton.
 Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan pada area mulut.

f. Leher
 Inspeksi : bentuk leher normal, tidak ada nodul, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
 Palpasi : nadi karotis teraba kuat, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid ataupun
pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan pada bagian leher.

g. Dada dan punggung :


 Jantung
 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat, bentuk dada simetris, tidak ada pembesaran atau
kardiomegali
 Palpasi : iktus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra pada ics 5, tidak terdapat
nyeri atau massa di daerah dada.
 Perkusi : terdengar suara perkusi jantung dullness
 Auskultasi : bunyi jantung S1 terdengar kuat dan irregular dan S2 terdengar kuat, tidak
ada suara tambahan pada jantung seperti murmur dan gallop.
 Paru- paru
 Inspeksi : pengembangan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak terdapat
kelainan bentuk pada dada
 Palpasi : tidak terdapat benjolan, teraba adanya ictus cordis, vocal fremitus sama di
kedua lapang paru
 Perkusi : terdengar suara sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : terdengar suara vesikuler, tidak ada ronchi dan crackles dikedua lapang
paru.

h. abdomen :
 Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak ada asites, tidak ada bekas luka pada abdomen
 Auskultasi : terdengar bising usus 7 kali/menit (hiperaktif)
 Perkusi : terdengar suara tympani
 Palpasi : tidak teraba adanya distensi abdomen, adanya nyeri tekan pada epigastrium

i . Ekstermitas :
Atas :
 Inspeksi : bentuk tangan simentris antara kiri dan kanan, akral teraba hangat, kulit
kering, tidak ada luka pada daerah tangan
 Palpasi : turgor kulit elastis, nadi radialis dan nadi brachialis teraba kuat dan irregular,
CRT < 2 detik, tidak ada sianosis pada kuku tangan.
Bawah :
 Inspeksi : bentuk kaki tidak simetris, tidak ada varises,tidak ada edema dikaki kiri, akral
kulit teraba hangat, tampak bengkak, keluar rembesan darah dan sedikit nanah dan
terpasang penrose drain sisi kanan dan kiri luka.
 Palpasi : tidak ada nyeri pada saat ditekan pada kaki kiri, tidak ada benjolan pada kaki
kiri, CRT <2 detik, reflek patella positif pada kaki kiri pasien.

j. Genetalia :
 Pasien tidak ada terpasang kateter urine, pasien sudah memilki 2 orang anak yang telah
menikah dan pasien sudah memilki 3 orang cucu.

k. anus
 Tidak ada hemoroid pada anus, tidak terdapat nyeri saat BAB

L. Neurologis :
 Status mental dan emosi :
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya dan berharap agar cepat bisa pulih dan
melakukan aktifitas seperti biasa.
 Pengkajian saraf kranial :
Tidak ada masalah pada 12 saraf kranial
 Pemeriksaan refleks :
Reflek patella positif pada kaki bagian kiri
5. Data Penunjang( Pemeriksaan diagnostic )
1. Data laboratorium yang berhubungan :
 Pemeriksaan laboratorium darah yang berhubungan pada tanggal 19 Juni 2020
Parameter Result Unit Ref. Range
Hematologi
Leu 29,2 103/ul 4,0-10,0
Hb 10,9 g/dl 11,0-16,0
Ht 32,1 % 37,0-48,0
Tr 330 103/ul 150-450
Ur 63,0 mg% 10-50
Cr 1,5 mg% 0,5-1,5
Na 117,7 mEq/L 135-153
K 4,37 mEq/L 3,5-5,1
Ca 1,10 mmol/L 8,5-10,5
Kimia Darah
GDS >500 mg/dL 70-200
SGOT 13 U/L <35
SGPT 8 U/L <36

 Pemeriksaan laboratorium urine pada tanggal 19 Juni 2020


Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Urine
Protein urin 1000/+4 mg/dL 0-20
Glukosa reduksi +1 mg/dL -

 Rapid test pada tanggal 19 Juni 2020


Rapid test IgM nonreaktif, IgG nonreaktif

 Analisa gas darah pada tanggal 19 Juni 2020


AGD asidosis metabolik terkompensasi penuh

 PCR Swab pada tanggal 20 Juni 2020


PCR Swab 1 nonreaktif, Swab 2 nonreaktif

 Pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 24 Juni 2020


Parameter Result Unit Ref. Range
Ur 64,5 mg% 10-50
Cr 1,4 mg% 0,5-1,5
Na 137,2 mEq/L 135-153
K 2,77 mEq/L 3,5-5,1
Ca 1,13 mmol/L 8,5-10,5
GDP 141 mg/dL 70-110
2JPP 170 mg/dL 100-140
HbsAg Non reaktif

 Pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 25 Juni 2020


Parameter Result Unit Ref. Range
Hematologi
Leu 28,5 103/ul 4,0-10,0
Hb 9,7 g/dl 11,0-16,0
Ht 27,1 % 37,0-48,0

Tr 420 10 3/ul 150-450
Ur 63,0 mg% 10-50
Cr 1,5 mg% 0,5-1,5
Na 117,7 mEq/L 135-153
K 4,37 mEq/L 3,5-5,1
Ca 1,10 mmol/L 8,5-10,5
GDP 123 mg/dL 70-110
2JPP 195 mg/dL 100-140
Albumin 1,5 g/dl 3,4-4,8

2. Pemeriksaan radiologi
 Foto thorax pada tanggal 19 Juni 2020
Kesan tidak tampak jelas tanda-tanda adanya bronchopneumonia atau pneumonia.
Gambaran bronchitis kronis.
Tidak tampak kardiomegali
Atherosklerosis aorta
 Foto pedis pada tanggal 19 Juni 2020
Kesan osteomielitis pada head of matatarsal digiti 2 dan 3 phalang proksimal digiti 3
pedis dextra. Pembengkakan jaringan lunak disertai bayangan lusen multiple densitas
udara (gas gangrenous)di daerah cruris yang terscanning sampai pedis dextra.

4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain


 Pemeriksaan EKG pada tanggal 19 Juni 2020
Sinus rhytm
6. THERAPY
No Tanggal awal Nama obat Dosis Rute Indikasi
diberikan
1. 25/06/2020 Novorapid 3x8 unit Sc Mengendalikan kadar
gula darah dengan
kerja cepat
2. 25/06/2020 Lantus 1x6 unit Sc Mengendalikan kadar
gula darah dengan
kerja panjang
3. 25/06/2020 Ibuprofen 2x400 mg Oral Meredakan nyeri,
peradangan dan
demam
4. 25/06/2020 Asam mefenamat 3x500 mg Oral Mengurangi nyeri
5. 25/06/2020 Infuse RL 20tpm IV Memberikan cairan
sebagai sumber
elektrolit dan air
untuk dehidrasi
6. 25/06/2020 Gentamicin 1x80 mg IV Golongan antibiotic
untuk mengobati
infeksi bakteri
7. 25/06/2020 Folic acid 3x1mg Oral Suplemen untuk
mencegah dan
mengobati anemia
8. 25/06/2020 Vitamin B 12 3x50 mg Oral Mengobati
kekurangan vitamin
B 12, terutama pada
penderita anemia

B. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : Nyeri Akut
- P : pasien mengatakan merasa Hiperglikemia
nyeri dan merasa perih pada
Vikositas darah meningkat
daerah luka yang diamputasi
Suplay darah dan oksigen ke
- Q : pasien mengatakan nyeri
perifer menurun
yang dirasakan seperti diiris-iris,
nyeri semakin terasa jika kaki Makrovaskuler
digerakkan atau disentuh
- R : luka amputasi pada kaki Luka diabetic
bagian kanan bawah, panjang
Daerah yang terluka tidak
luka post amputasi 14 cm
mendapatkan suplai nutrisi
- S : pengukuran skala nyeri dari
1-10 yaitu pasien mengatakan Gangreng
berada pada skala 6
- T : pasien mengatakan nyeri Kematian sel dan jaringan
berkurang saat berbaring/
istirahat, nyeri terus-menerus Amputasi
dirasakan dan paling nyeri
sekitar 5-10 menit Nyeri akut
- Pasien mengatakan mengalami
gangguan tidur akibat nyeri
Do :pasien tampak meringis, gelisah

Ds : pasien mengatakan lemas Factor genetik, infeksi virus, Ketidakstabilan Kadar


Do : pasien tampak sering buang air kelainan imunologi, kehamilan Glukosa Darah
kecil pada malam hari sering haus
Sel beta pancreas rusak/
dan banyak minum serta banyak
terganggu
makan dan Pasien memang memilki
riwayat penyakit DM sejak  15 Ketidak seimbangan produksi
tahun dan sudah menggunakan insulin
insulin  2 tahun yang lalu, hasil
pemeriksaan GDP 123 mg/dL, 2JPP Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah
195mg/dL, albumin 1,5g/dl, pasien
tampak pucat, mukosa bibir kering,
adanya nyeri tekan pada epigastrium,
adanya luka post amputasi,
konjungtiva anemis, adanya bau
mulut seperti bau keton. Hasil ttv
pasien :
Td : 110/80 mmHg
Nadi : 94 x/mnt
Suhu : 38,50C
RR : 20 x/mnt

Ds : pasien mengeluh badannya Hiperglikemia Hipertermia


panas
Do : pasien tampak lemas, pucat, Vikositas darah meningkat
Suplay darah dan oksigen ke
kulit teraba hangat, dengan Hasil ttv
perifer menurun
pasien :
Td : 110/80 mmHg Makrovaskuler
Nadi : 94 x/mnt
Suhu : 38,50C Luka diabetic
RR : 20 x/mnt
Daerah yang terluka tidak
mendapatkan suplai nutrisi

Gangreng

Kematian sel dan jaringan

Amputasi
Antibody menurun

Leukosit meningkat

Merangsang hipotalamus

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermia

Ds : pasien mengatakan nyeri pada Hiperglikemia Gangguan Integritas


luka post amputasi Kulit/ Jaringan
Do : adanya kerusakan jaringan atau Vikositas darah meningkat
Suplay darah dan oksigen ke
lapisan kulit karena post below knee
perifer menurun
amputation dextra.tampak luka
bengkak, keluar rembesan darah dan Mikrovaskuler
sedikit nanah
Neuropati sensori perifer

Makrovaskuler

Luka diabetic

Daerah yang terluka tidak


mendapatkan suplai nutrisi

Gangreng

Kematian sel dan jaringan

Amputasi

Kerusakan kulit/jaringan

Gangguan integritas
kulit/jaringan

Ds : pasien mengatakan lemas Hiperglikemia Risiko Perfusi


Do : adanya hiperglikemia dengan Miokard Tidak Efektif
Batas melebihi ambang ginjal
hasil pemeriksaan GDP 123 mg/dL,
2JPP 195mg/dL, pemeriksaan foto Glukosuria
thorak Atherosklerosis aorta Dieresis osmotic

Poliuri
Dehidrasi

Thrombosis

Arterosklerosis aorta

Risiko Perfusi Miokard Tidak


Efektif

Ds : pasien mengatakan nyeri pada Hiperglikemia Risiko Infeksi


luka post amputasi kaki kanan
bagian bawah Vikositas darah meningkat
Suplay darah dan oksigen ke
Do : tampak adanya pembengkakan,
perifer menurun
leu 28,5 103/ul
Makrovaskuler

Luka diabetic

Daerah yang terluka tidak


mendapatkan suplai nutrisi

Gangreng

Kematian sel dan jaringan

Amputasi

Antibody menurun

Leukosit meningkat

Risiko infeksi
C. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
No Tgl/ Jam Diagnose Keperawatan Tgl Teratasi Ttd
Ditemukan
1. 28/06/2020 Nyeri Akut berhubungan dengan agen 28/06/2020
Pukul pencedera fisik (amputasi) ditandai
15.00 WIB dengan pasien mengatakan merasa nyeri
Arista
dan merasa perih pada daerah luka yang
diamputasi, pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti diiris-iris, nyeri
semakin terasa jika kaki digerakkan atau
disentuh, luka amputasi pada kaki
bagian kanan bawah, panjang luka post
amputasi 14 cm, pengukuran skala
nyeri dari 1-10 yaitu pasien mengatakan
berada pada skala 6, pasien mengatakan
nyeri berkurang saat berbaring/ istirahat,
nyeri terus-menerus dirasakan dan
paling nyeri sekitar 5-10 menit, Pasien
mengatakan mengalami gangguan tidur
akibat nyeri, pasien tampak meringis,
gelisah

2. 28/06/2020 Hipertermia berhubungan dengan 28/06/2020


Pukul respons trauma akibat amputasi ditandai
15.00 WIB dengan pasien mengeluh badannya Arista
panas, pasien tampak lemas, pucat, kulit
teraba hangat, dengan Hasil ttv pasien :
Td : 110/80 mmHg, Nadi : 94 x/mnt,
Suhu : 38,50C, RR : 20 x/mnt

3. 28/06/2020 Ketidakstabilan kadar glukosa darah 28/06/2020


Pukul berhubungan dengan disfungsi pancreas
15.00 WIB ditandai dengan pasien mengatakan Arista
lemas, pasien tampak sering buang air
kecil pada malam hari sering haus dan
banyak minum serta banyak makan dan
Pasien memang memilki riwayat
penyakit DM sejak  15 tahun dan
sudah menggunakan insulin  2 tahun
yang lalu, hasil pemeriksaan GDP 123
mg/dL, 2JPP 195mg/dL, albumin
1,5g/dl, pasien tampak pucat, mukosa
bibir kering, adanya nyeri tekan pada
epigastrium, adanya luka post amputasi,
konjungtiva anemis, adanya bau mulut
seperti bau keton. Hasil ttv pasien : Td :
110/80 mmHg, Nadi : 94 x/mnt, Suhu :
38,50C, RR : 20 x/mnt

4. 28/06/2020 Gangguan integritas kulit/ jaringan 28/06/2020


Pukul berhubungan dengan neuropati perifer
15.00 WIB ditandai dengan pasien mengatakan Arista
nyeri pada luka post amputasi, adanya
kerusakan jaringan atau lapisan kulit
karena post below knee amputation
dextra.tampak luka bengkak, keluar
rembesan darah dan sedikit nanah
5. 28/06/2020 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif 28/06/2020
Pukul berhubungan dengan hiperglikemia
15.00 WIB ditandai dengan pasien mengatakan Arista
lemas, adanya hiperglikemia dengan
hasil pemeriksaan GDP 123 mg/dL,
2JPP 195mg/dL, pemeriksaan foto
thorak Atherosklerosis aorta
6. 28/06/2020 Risiko infeksi berhubungan dengan 28/06/2020
Pukul penyakit kronis ditandai dengan pasien
15.00 WIB mengatakan nyeri pada luka post Arista
amputasi kaki kanan bagian bawah,
tampak adanya pembengkakan pada
luka, leu 28,5 103/ul

D. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (amputasi) ditandai dengan pasien
mengatakan merasa nyeri dan merasa perih pada daerah luka yang diamputasi, pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti diiris-iris, nyeri semakin terasa jika kaki
digerakkan atau disentuh, luka amputasi pada kaki bagian kanan bawah, panjang luka
post amputasi 14 cm, pengukuran skala nyeri dari 1-10 yaitu pasien mengatakan berada
pada skala 6, pasien mengatakan nyeri berkurang saat berbaring/ istirahat, nyeri terus-
menerus dirasakan dan paling nyeri sekitar 5-10 menit, Pasien mengatakan mengalami
gangguan tidur akibat nyeri, pasien tampak meringis, gelisah
2. Hipertermia berhubungan dengan respons trauma akibat amputasi ditandai dengan pasien
mengeluh badannya panas, pasien tampak lemas, pucat, kulit teraba hangat, dengan Hasil
ttv pasien : Td : 110/80 mmHg, Nadi : 94 x/mnt, Suhu : 38,50C, RR : 20 x/mnt
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi pancreas ditandai
dengan pasien mengatakan lemas, pasien tampak sering buang air kecil pada malam hari
sering haus dan banyak minum serta banyak makan dan Pasien memang memilki riwayat
penyakit DM sejak  15 tahun dan sudah menggunakan insulin  2 tahun yang lalu, hasil
pemeriksaan GDP 123 mg/dL, 2JPP 195mg/dL, albumin 1,5g/dl, pasien tampak pucat,
mukosa bibir kering, adanya nyeri tekan pada epigastrium, adanya luka post amputasi,
konjungtiva anemis, adanya bau mulut seperti bau keton. Hasil ttv pasien : Td : 110/80
mmHg, Nadi : 94 x/mnt, Suhu : 38,50C, RR : 20 x/mnt
4. Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan neuropati perifer ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri pada luka post amputasi, adanya kerusakan jaringan atau
lapisan kulit karena post below knee amputation dextra.tampak luka bengkak, keluar
rembesan darah dan sedikit nanah
5. Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif berhubungan dengan hiperglikemia ditandai dengan
pasien mengatakan lemas, adanya hiperglikemia dengan hasil pemeriksaan GDP 123
mg/dL, 2JPP 195mg/dL, pemeriksaan foto thorak Atherosklerosis aorta
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri pada luka post amputasi kaki kanan bagian bawah, tampak adanya pembengkakan
pada luka, leu 28,5 103/ul

E. Rencana Tindakan Keperawatan


Hari/Tgl No Rencana Perawatan TTD
Dx NOC NIC
Minggu, 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat, frekuensi, dan
28/06/2020 keperawatan selama 3 x 24 reaksi nyeri yang dialami
jam Diharapkan nyeri pasien. Arista
pasien terkontrol dengan 2. Ciptakan lingkungan yang
kreteria hasil : tenang.
1. Penderita secara verbal 3. Ajarkan teknik distraksi nafas
mengatakan nyeri dalam
berkurang/hilang 4. Atur posisi pasien senyaman
dengan skala nyeri 3-5 mungkin sesuai keinginan
2. Tidak meringis pasien.
3. Tidak gelisah 5. Berikan teknik nonfarmakologi
4. Kesulitan tidur untuk mengurangi rasa nyeri
berkurang (terapi hypnosis lima jari, terapi
5. Tidak gelisah music dan aroma terapi)
6. Tidak ada keringat 6. Jelaskan pada pasien tentang
dingin sebab-sebab timbulnya nyeri.
7. Tanda vital dalam 7. Kolaborasi dengan dokter untuk
batas normal pemberian analgesik yaitu obat
asam mefenamat

Minggu, 2 Setelah diberikan asuhan 1. Monitor suhu dan tanda –


28/06/2020 keperawatan selama 3x24 tanda vital lainnya, serta
jam diharapkan suhu tubuh monitor warna kulit pasien. Arista
pasien kembali normal 2. Monitor asupan dan keluaran,
dengan kreteria hasil : sadari perubahan kehilangan
1. Suhu tubuh pasien cairan yang tidak dirasakan.
kembali normal 3. Berikan kompres dingin
(36,5°C – 37,5°C) (daerah axilan & lipatan paha)
2. Turgor kulit elastic 4. Anjurkan pasien untuk banyak
3. Mukosa bibir lembab minum.
4. Tidak terjadi 5. Memberikan penjelasan
kemerahan pada kulit tentang penyebab deman atau
pasien. peningkatan suhu.
5. Tubuh pasien tidak 6. Anjurkan pasien untuk tidak
teraba panas. memakai selimut dan pakaian
tebal.
7. Kolaborasikan dengan dokter
terkait pemberian cairan
intravena RL dan obat
golongan antipiretik ibuprofen
Minggu, 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kadar glukosa darah
28/06/2020 keperawatan selama 3 x 24 sesuai indikasi.
jam Diharapkan pasien 2. Monitor tanda dan gejala Arista
kadar gula darah pasien hiperglikemia : poliuria,
terkontrol kriteria dengan polidipsi, polifagi, kelelahan.
hasil : 3. Lakukan pengecekan GDA
1. Pasien tidak lemah secara berkala sesuai indikasi.
2. Tidak terdapat trias 4. Berikan informasi mengenai
DM (polipagia, manajemen diabetes pada
poliuria, polidipsia) pasien juga keluarga.
3. Kadar glukosa darah 5. Kolaborasikan dengan dokter
dalam batas normal tanda gejala hiperglikemia
4. Kadar albumin normal yang menetap atau memburuk
5. Pasien tidak bau keton 6. Kolaborasikan injeksi insulin
6. Mukosa bibir lembab Novorapid dan lantus untuk
7. TTV dalam batas menurunkan kadar gula
normal
Minggu, 4 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor adanya tanda dan
28/06/2020 keperawatan selama 3x24 gejala iskemik lokal
jam Diharapkan integritas 2. Batasi jumlah pengunjung Arista
jaringan klien baik dengan yang sesuai
Kriteria Hasil : 3. Berikan perawatan luka
1. Turgor elastis untuk area yang mengalami
2. Kulit lembab kerusakan jaringan
3. Tidak ada nekrosis 4. Ajarkan pasien dan
4. Lesi pada kulit keluarga pasien mngenai
berkurang perbedaan-perbedaaan
5. Suhu kulit normal antara infeksi-infeksi virus
dan bakteri
5. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic
gentamicin yang
diresepkan

Minggu, 5 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV


28/06/2020 keperawatan selama 3x24 2. Monitor saturasi oksigen
jam diharapkan tidak ada 3. Monitor EKG Arista
tanda-tanda Perfusi 4. Posisikan pasien semi fowler
Miokard Tidak Efektif atau fowler
dengan kreteria hasl : 5. Fasilitasi pasien dan keluarga
1. Tidak ada gambaran untuk modifikasi gaya hidup
EKG aritmia sehat
2. Tidak ada nyeri dada 6. Berikan dukungan emosional
3. Tidak ada mual dan spiritual
4. Tidak ada muntah 7. Berikan oksigen sesuai
5. TTV dalam batas indikasi jika diperlukan
normal 8. Kolaborasi pemberian
antiaritmia jika perlu
Minggu, 6 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi 5 tanda-tanda
28/06/2020 keperawatan selama 3x24 infeksi
jam diharapkan tidak ada 2. Ajarkan pasien atau keluarga Arista
tanda-tanda risiko infeksi pasien bagaimana
dengan kreteria hasl : menghindari infeksi dengan
setelah dilakukan tindakan menerapkan kebersihan
keperawatan …x 24 jam 3. Batasi jumlah pengunjung
diharapkan tidak terjadi 4. Kolaborasikan dengan dokter
resiko infeksi dengan untuk pemberian obat
kriteria hasi : antibiotic gentamicin
1. Tidak ada letargi
2. Tidak ada nyeri
3. Tidak ada rasa panas
pada luka
4. Tidak ada bengkak
5. Tidak ada kemerahan
6. Tidak ada pus
7. Tidak ada perubahan
suhu kulit
8. Tidak ada penurunan
fungsi
F. Implementasi Keperawatan
Hari/Tgl/Jam No Tindakan Keperawatan Evaluasi proses TTD
Dx
Minggu, 1 - Mengkaji PQRST Ds : P : pasien mengatakan
28/06/2020 merasa nyeri dan merasa perih
pada daerah luka yang diamputasi
Q : nyeri yang dirasakan seperti Arista
diiris-iris, nyeri semakin terasa
jika kaki digerakkan atau
disentuh
R : luka amputasi pada kaki
bagian kanan bawah, panjang
luka post amputasi 14 cm
S : skla nyeri dari 1-10 yaitu
berada pada skala 6
T : nyeri berkurang saat
berbaring/ istirahat, nyeri terus-
menerus dirasakan dan paling
nyeri sekitar 5-10 menit
Do :pasien tampak meringis,
gelisah

Ds : pasien mengatakan sudah


- Menciptakan
nyaman dengan kondisi ruangan
lingkungan yang yang sedikit pengunjung
tenang. Do :pasien tampak tenang karena
lingkungan yang bersih dan tidak
banyak orang/pengunjung

teknik Ds : pasien mengatakan


- Mengajarkan
memahami dan mampu mengikuti
distraksi nafas dalam intruksi dari perawat
Do : pasien tampak bisa dan
mampu mengikuti intruksi dari
perawat

- Mengatur posisi pasien Ds :pasien mengatakan posisinya


sudah nyaman
senyaman mungkin
Do : pasien tampak nyaman
sesuai keinginan dengan posisinya yaitu posisi
pasien. supinasi

- Memberikan teknik Ds :pasien mengatakan masih


nonfarmakologi untuk merasa nyeri
mengurangi rasa nyeri Do : pasien tampak meringis dan
masih mengalami nyeri
(terapi hypnosis lima
jari, terapi music dan
aroma terapi)
- Menjelaskan pada Ds : pasien tampak memahami
pasien tentang sebab- tentang kondisinya saat ini
sebab timbulnya nyeri. Do : pasien tampak mengerti dan
memahami kondisinya saat ini

- Mendelegasikan Ds : pasien mengatakan masih


dengan dokter untuk merasa nyeri
pemberian analgesik Do : pasien tampak meringis dan
yaitu obat asam gelisah
mefenamat
Minggu, 2 - Memonitor suhu dan Ds :pasien mengeluh badannya
28/06/2020 tanda – tanda vital panas
lainnya, serta monitor Do : kulit teraba hangat, warna
Arista
warna kulit pasien. kulit sawomatang, dengan hasil
TTV yaitu Td : 110/80 mmHg,
Nadi : 94 x/mnt, Suhu : 38,50C,
RR : 20 x/mnt

- Memberikan kompres Ds : pasien mengatakan masih


dingin (daerah axilan merasa demam
& lipatan paha) Do : pasien tampak lemas,
mukosa bibir kering, turgor masih
teraba hangat

- Memberikan Ds :pasien mengatakan mengerti


penjelasan tentang dan memahami kondisinya
penyebab deman atau Do :pasien tampak pahan dengan
peningkatan suhu. penjelasan yang diberikan perawat

- Menganjurkan pasien
untuk tidak memakai Ds : pasien mengatakan sudah
mengikuti anjuran dari perawat
selimut dan pakaian
Do : pasien mengatakan mau
tebal. mengikuti anjuran dari perawat

- Mendelegasikan Ds :pasien mengatakan badan


dengan dokter terkait masih merasa panas dan lemas
pemberian cairan Do : turgor kulit masih terasa
intravena RL dan obat kering, mukosa bibir kering
golongan antipiretik
ibuprofen
Minggu, 3 - Memonitor kadar Ds : pasien mengatakan lemas
28/06/2020 glukosa darah sesuai Do : pasien tampak pucat, dengan
indikasi. hasil pemeriksaan GDP 123
mg/dL, 2JPP 195mg/dL Arista

- Memonitor tanda dan Ds :pasien mengatakan lemas


gejala hiperglikemia : Do : pasien tampak sering haus
poliuria, polidipsi, dan banyak minum serta banyak
polifagi, kelelahan. makan, mulut pasien berbau
keton, konjungtiva anemis

Ds : pasien mengatakan masih


- Melakukan pengecekan
lemas
GDA secara berkala Do : perawat melakukan cek
sesuai indikasi. GDA, GDP, 2JPP secara berkala
dan sesuai dengan indikasi

- Memberikan informasi Ds :pasien dan keluarga


mengenai manajemen mengatakan memahami informasi
yang diberikan perawat
diabetes pada pasien
Do : pasien dan keluarga tampak
juga keluarga. memahami dan mengerti tentang
informasi yang diberikan perawat

- Mendelegasikan Ds : pasien mengatakan masih


pemberian injeksi merasa lemas
insulin Novorapid dan Do : pasien tampak pucat, mukosa
bibir kering
lantus untuk
menurunkan kadar gula
Minggu, 4 - Memonitor adanya Ds :pasien mengatakan nyeri dan
28/06/2020 tanda dan gejala perih pada daerah luka post
iskemik lokal amputasi
Do :pasien tampak meringis dan Arista
gelisah

- Membatasi jumlah Ds :pasien mengatakan


pengunjung yang pengunjung sedikit
sesuai Do : pengunjung tampak tidak
banyak yang menengok pasien

Ds : pasien mengatakan masih


- Memberikan perawatan
merasa nyeri
luka untuk area yang Do : perawat rutin untuk
mengalami kerusakan melakukan perawatan luka
jaringan

- Memberikan informasi Ds :pasien dan keluarga


mengatakan mengerti dan
kepada pasien dan
memahami apa yang
keluarganya mengenai diinformasikan oleh perawat
perbedaan-perbedaaan Do : pasien dan keluarga tampak
antara infeksi-infeksi sudah mengerti dan memahami
informasi yang diberikan perawat
virus dan bakteri

- Mendelegasikan pasien Ds : pasien mengatakan masih


untuk minum antibiotic merasa nyeri
gentamicin yang Do :pasien tampak masih meringis
diresepkan
Minggu, 5 - Memonitor TTV Ds : pasien mengaakan merasa
28/06/2020 lemas
Do : pasien tampak pucat,
Arista
konjungtiva anemis, dengan hasil
TTV yaitu Td : 110/80 mmHg,
Nadi : 94 x/mnt, Suhu : 38,50C,
RR : 20 x/mnt

- Memonitor EKG Ds : pasien mengatakan lemas


Do : hasil EKG yaitu sinus rhytm

- Memposisikan pasien Ds : pasien mengatakan terletang


posisi yang nyaman adalah posisi yang nyaman saat
ini
Do : tampak pasien nyaman
dengan posisi terlentang atau
supinasi

- Memfasilitasi pasien Ds : pasien dan keluarga


dan keluarga untuk mengatakan memahami informasi
modifikasi gaya hidup yang diberikan perawat
sehat Do : pasien dan keluarga tampak
mampu mengerti dan memahami
informasi yang diberikan oleh
perawat

- Memberikan dukungan Ds : pasien mengatakan iklas


emosional dan spiritual dengan keadaannya saat ini
Do : pasien tampak sering berdoa
dan sudah mengiklaskan
kondisinya seperti ini
Minggu, 6 - Mengobservasi 5 Ds :pasien mengatakan nyeri pada
28/06/2020 tanda-tanda infeksi luka post amputasi kaki kanan
bagian bawah Arista
Do:tampak adanya pembengkakan
pada luka post operasi
- Mengajarkan pasien
Ds : pasien dan keluarga
atau keluarga pasien
mengatakan memahami informasi
bagaimana yang diberikan perawat
menghindari infeksi Do : pasien dan keluarga tampak
dengan menerapkan mampu mengerti dan memahami
kebersihan informasi yang diberikan oleh
perawat

- Membatasi jumlah Ds :pasien mengatakan


pengunjung lingkungan sekitar sedikit
- Mendelegasikan pengunjung
dengan dokter untuk Do : tampak sedikit pengunjung
pemberian obat Ds :pasien tampak merasa
antibiotic gentamicin badannya panas
Do : adanya peningkatan leu 28,5
103/uL

G. Evaluasi Keperawatan
No Hari/Tgl/Jam No Evaluasi TTD
Dx
1 Minggu, 1 S : pasien mengatakan merasa nyeri dan merasa perih
28/06/2020 pada daerah luka yang diamputasi, pasien mengatakan
…….. WIB nyeri yang dirasakan seperti diiris-iris, nyeri semakin Arista
terasa jika kaki digerakkan atau disentuh, luka amputasi
pada kaki bagian kanan bawah, panjang luka post
amputasi 14 cm, pengukuran skala nyeri dari 1-10 yaitu
pasien mengatakan berada pada skala 6, pasien
mengatakan nyeri berkurang saat berbaring/ istirahat,
nyeri terus-menerus dirasakan dan paling nyeri sekitar 5-
10 menit, Pasien mengatakan mengalami gangguan tidur
akibat nyeri
O : pasien tampak meringis, gelisah
A :masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
2 Minggu, 2 S : pasien mengeluh badannya masih panas
28/06/2020 O : pasien tampak lemas, pucat, kulit teraba hangat,
…….. WIB dengan Hasil ttv pasien : Td : 110/80 mmHg, Nadi : 94
Arista
x/mnt, Suhu : 38,50C, RR : 20 x/mnt
A :masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
3 Minggu, 3 S : pasien mengatakan lemas
28/06/2020 O :pasien tampak sering buang air kecil pada malam
…….. WIB hari sering haus dan banyak minum serta banyak makan Arista
dan Pasien memang memilki riwayat penyakit DM sejak
 15 tahun dan sudah menggunakan insulin  2 tahun
yang lalu, hasil pemeriksaan GDP 123 mg/dL, 2JPP
195mg/dL, albumin 1,5g/dl, pasien tampak pucat,
mukosa bibir kering, adanya nyeri tekan pada
epigastrium, adanya luka post amputasi, konjungtiva
anemis, adanya bau mulut seperti bau keton. Hasil ttv
pasien : Td : 110/80 mmHg, Nadi : 94 x/mnt, Suhu :
38,50C, RR : 20 x/mnt
A : masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
4 Minggu, 4 S :pasien mengatakan nyeri pada luka post amputasi
28/06/2020 O : adanya kerusakan jaringan atau lapisan kulit karena
…….. WIB post below knee amputation dextra.tampak luka
bengkak, keluar rembesan darah dan sedikit nanah Arista
A : masalah tidak teratasi
P : lanjutkan intervensi
5 Minggu, 5 S : pasien mengatakan masih lemas
28/06/2020 O:masih adanya hiperglikemia dengan hasil pemeriksaan
…….. WIB GDP 123 mg/dL, 2JPP 195mg/dL, pemeriksaan foto Arista
thorak Atherosklerosis aorta
A :masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
6 Minggu, 6 S : pasien mengatakan nyeri pada luka post amputasi
28/06/2020 kaki kanan bagian bawah, pasien mengatakan masih
…….. WIB merasa badannya panas Arista
O : tampak adanya pembengkakan pada luka, leu 28,5
103/ul
A : masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai