S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ODP, DIABETES MELITUS TIPE II,
POST BELOW KNEE AMPUTATION DEXTRA DI RUANG
FLAMBOYAN 2 RSUD JAWA TIMUR
PADA TANGGAL 28 JUNI 2020
OLEH :
NI PUTU ARISTA
NIM : 209012423
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jawa Timur
Tanggal Masuk : 19 Juni 2020
Tanggal Pengkajian : 28 Juni 2020
No. Register : 22999000
Diagnosa Medis : ODP, DM Tipe 2, Post Below Knee Amputation Dextra.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Saat MRS : Pasien mengeluh nyeri pada luka di kaki kanan
Saat Pengkajian : Pasien mengeluh badannya panas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan 5 bulan yang lalu beliau mengalami luka di kaki bagian kanan awalnya
hanya luka kecil tetapi pasien mengatakan lukanya semakin meluas dari telapak kaki sampai
kedekat betis, karena pasien mengeluh terus mengalami nyeri pada lukanya, akhirnya pada
tanggal 19 Juni 2020 pukul 14.50 WIB pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD.
Setelah pemeriksaan dan diobservasi di IGD selama 1x 24 jam, hasil pemeriksaan didapatkan
adanya luka disertai bau busuk namun tidak disertai demam, lalu pada tanggal 20 Juni 2020
pukul 08.00 WIB pasien masuk ke ruang ICU dengan kondisi pasien yang mengalami
hiperglikemia. Setelah perbaikan kondisi, pasien kemudian menjalani operasi blow knee
amputation dextra pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 14.30 WIB. Pada tanggal 27 Juni 2020
pukul 15.00 WIB pasien dialih rawat dari ruang ICU ke ruang Flamboyan 2 dengan diagnosa
ODP, DM Tipe 2 dan post below knee amputation dextra. Pasien mengatakan memiliki
riwayat penyakit Diabetes Melitus selama 15 tahun dan sudah menggunakan insulin 2
tahun, namun riwayat hipertensi dan gangguan jantung disangkal. Setelah di diagnosa
Diabetes Melitus, pasien mengatakan melakukan pemeriksaan rutin ke salah satu dokter di
klinik dekat rumahnya, namun 2 tahun kebelakang pasien melakukan pemeriksaan ke salah
satu dokter spesialis dalam dan mendapatkan terapi insulin suntik. Pasien mengatakan rutin
menyuntikkan insulin secara mandiri olehnya namun belum memiliki alat pemeriksaan
glukosa darah sendiri sehingga pemeriksaan kadar glukosa darahnya hanya dilakukan saat
melakukan pemeriksaan ke dokter. Pasien juga mengatakan dalam keluarganya ada salah satu
kakaknya yang memiliki keluhan penyakit Diabetes Melitus namun tidak ada riwayat
penyakit lainnya. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 28 Juni 2020 pukul 15.00
WIB, pasien mengeluh badannya panas, adanya nyeri pada luka post amputasi yang terasa
perih seperti diiris-iris dan mengganggu tidurnya, nyeri semakin terasa jika kaki digerakkan
atau disentuh dengan skala 6 dari 10 (VAS), nyeri yang dirasakan sedikit berkurang saat
berbaring atau istirahat, nyeri terus menerus dirasakan, paling nyeri sekitar 5-10 menit dan
pasien mengeluh lemas dan tampak meringis.
c. Genogram
X x
Tn. S
Keterangan :
: Pasien
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Perempuan
x : Meninggal
d. Riwayat Sosiokultural
Pasien mengatakan tidak memiliki pantangan ataupun larangan terkait dengan kebudayaan
disekitar tempat tinggalnya.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan 4-5 kali sehari dengan 1 porsi penuh setiap makan yaitu berisi nasi
dan lauk pauk pasien mengatakan makan sampai habis. Pasien mengatakan tidak suka
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, dan pasien mengatakan memiliki riwayat suka
makanan dan minuman yang manis, pasien jarang berolahraga dan hanya bekerja, pasien
mengatakan minum air 7-8 gelas/ hari atau sama dengan 1500 cc perhari, BB pasien yaitu
55 kg, Tb 160 cm, LLA 25 cm, pasien mengatakan sulit dan tidak bisa melaksanakan diet
DM dirumah dan masih suka makan sesuka hatinya, lingkungan sekitar rumah pasien bersih
dan jauh dari keributan kendaraan. Pasien mengatakan terganggu dengan luka dikainya saat
melakukan aktifitas.
Saat pengkajian :
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan 1 porsi penuh dan mampu menghabiskan
setengah porsi yang diberikan oleh rumah sakit yang berisi nasi, lauk-pauk, sayuran dan
buah, pasien mengatakan tidak mengkonsumsi sayuran dan buah yang diberikan karena
pasien tidak menyukainya, pasien mengatakan memiliki riwayat suka makanan dan minuman
yang manis. Pasien mengatakan sering haus dan minum air 8-10 gelas/ hari atau sama
dengan 1500-1700 cc perhari, pasien mengatakan mengalami bau mulut, BB pasien 54 kg,
Tb 160 cm, LLA 25 cm, pasien mengatakan mendapatkan diet rendah kalori dan rendah
karbohidrat. Hasil pengukuran laboratorium darah pasien menunjukkan hasil tes GDS yaitu >
500 mg/dL pada tanggal 19 Juni 2020, GDP 123 mg/dL, 2JPP 195mg/dL pada tanggal 25
Juni 2020 dan hasil pemeriksaan albumin 1,5 g/dL, Ca 1,10mmol/L, hasil IMT 21,4. Pasien
mengatakan lingkungan di sekitar ruangan pasien bersih dan tidak terlalu banyak pengunjung,
pasien mengeluh lemah.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lembek, berwarna coklat
kekuningan dengan bau yang khas tidak ada nyeri saat BAB, tidak bercampur darah ataupun
lendir, pasien mengatakan biasanya BAB pada pagi hari.
Saat pengkajian:
Pasien mengatakan belum BAB sejak 2 hari yang lalu.
2) BAK
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan mengeluh sering BAK pada malam hari 7-9 kali perhari dengan pancaran
urine kuat, warna kuning jernih, dengan bau yang khas dan menyengat, produksi urine 1400
cc perhari. Pasien mengatakan urine tidak bercampur darah ataupun tidak ada lendir dan
nanah. Pasien mengatakan setelah BAK pasien lebih merasa lega dan pasien tidak
menggunakan kateter urine.
Saat pengkajian:
Pasien mengatakan mengeluh sering BAK pada malam hari 6-8 kali perhari dengan pancaran
urine kuat, warna kuning jernih, dengan bau yang khas dan menyengat, produksi urine 1000
cc perhari. Pasien mengatakan urine tidak bercampur darah ataupun tidak ada lendir dan
nanah. Pasien mengatakan setelah BAK pasien lebih merasa lega dan pasien tidak
menggunakan kateter urine.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki anak laki-laki dan perempuan yang sudah
menikah dan memilki anak, beliau sudah memilki 3 cucu, 2 diantaranya sudah remaja dan 1
masih balita. Pasien tidak menggunakan kateterisasi.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa melakukan sholat 5 waktu dimasjid dekat dengan lingkungan
rumahnya karena pasien menganut agama Islam
Saat pengkajian :
Pasien mengatakan hanya mampu berdoa di tempat tidur.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 94 x/mnt , Suhu = 38,50C , TD = 110/0 mmHg , RR = 20x/mnt
c. Keadaan fisik
a. Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala normal, warna rambut hitam bercampur putih (uban), tidak ada
ketombe, distribusi rambut merata, bentuk wajah simentris, pasien tampak lemah dan
pucat.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area kepala dan wajah, tidak ada benjolan, tidak ada
nodul ataupun lesi pada area kepala serta pada saat dipegang tidak ada rambut rontok.
b. Mata
Inspeksi : bentuk mata simentris antara kiri dan kanan, pergerakan bola mata simetris,
fungsi penglihatan normal, mata tampak sayu, tidak ada starbismus ataupun nistagmus
pada mata, sklera anikterik, konjungtiva anemis, reflek pupil baik.
Tidak ada nyeri tekan ataupun tidak ada benjolan pada sekitar mata.
c. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada lesi pada area hidung, tidak ada sekret
dihidung, tidak ada cairan darah pada area hidung, fungsi penciuman masih berfungsi
dengan baik.
Palpasi : tidak ada nyeri pada hidung dan darah pada hidung, tidak ada benjolan pada
hidung.
d. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simentris antara kiri dan kanan, tidak ada lesi pada telinga,
tidak ada serumen, telinga pasien bersih, tidak ada cairan ataupun darah pada telinga,
fungsi pendengaran pasien masih normal.
Palpasi : tidak ada nyeri pada tulang kartilago pada telinga dan tidak ada benjolan pada
telinga.
e.Mulut
Inspeksi : bentuk bibir simetris, mukosa bibir sedikit kering, tidak ada labiosisis, tidak
ada labiopalatosisis, tidak ada labiogenatosisis, tidak ada kemerahan pada area tonsil,
tidak ada stomatitis, mulut kotor, beberapa gigi ada yang sudah tanggal, adanya bau
mulut seperti bau keton.
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan pada area mulut.
f. Leher
Inspeksi : bentuk leher normal, tidak ada nodul, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi : nadi karotis teraba kuat, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid ataupun
pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan pada bagian leher.
h. abdomen :
Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak ada asites, tidak ada bekas luka pada abdomen
Auskultasi : terdengar bising usus 7 kali/menit (hiperaktif)
Perkusi : terdengar suara tympani
Palpasi : tidak teraba adanya distensi abdomen, adanya nyeri tekan pada epigastrium
i . Ekstermitas :
Atas :
Inspeksi : bentuk tangan simentris antara kiri dan kanan, akral teraba hangat, kulit
kering, tidak ada luka pada daerah tangan
Palpasi : turgor kulit elastis, nadi radialis dan nadi brachialis teraba kuat dan irregular,
CRT < 2 detik, tidak ada sianosis pada kuku tangan.
Bawah :
Inspeksi : bentuk kaki tidak simetris, tidak ada varises,tidak ada edema dikaki kiri, akral
kulit teraba hangat, tampak bengkak, keluar rembesan darah dan sedikit nanah dan
terpasang penrose drain sisi kanan dan kiri luka.
Palpasi : tidak ada nyeri pada saat ditekan pada kaki kiri, tidak ada benjolan pada kaki
kiri, CRT <2 detik, reflek patella positif pada kaki kiri pasien.
j. Genetalia :
Pasien tidak ada terpasang kateter urine, pasien sudah memilki 2 orang anak yang telah
menikah dan pasien sudah memilki 3 orang cucu.
k. anus
Tidak ada hemoroid pada anus, tidak terdapat nyeri saat BAB
L. Neurologis :
Status mental dan emosi :
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya dan berharap agar cepat bisa pulih dan
melakukan aktifitas seperti biasa.
Pengkajian saraf kranial :
Tidak ada masalah pada 12 saraf kranial
Pemeriksaan refleks :
Reflek patella positif pada kaki bagian kiri
5. Data Penunjang( Pemeriksaan diagnostic )
1. Data laboratorium yang berhubungan :
Pemeriksaan laboratorium darah yang berhubungan pada tanggal 19 Juni 2020
Parameter Result Unit Ref. Range
Hematologi
Leu 29,2 103/ul 4,0-10,0
Hb 10,9 g/dl 11,0-16,0
Ht 32,1 % 37,0-48,0
Tr 330 103/ul 150-450
Ur 63,0 mg% 10-50
Cr 1,5 mg% 0,5-1,5
Na 117,7 mEq/L 135-153
K 4,37 mEq/L 3,5-5,1
Ca 1,10 mmol/L 8,5-10,5
Kimia Darah
GDS >500 mg/dL 70-200
SGOT 13 U/L <35
SGPT 8 U/L <36
2. Pemeriksaan radiologi
Foto thorax pada tanggal 19 Juni 2020
Kesan tidak tampak jelas tanda-tanda adanya bronchopneumonia atau pneumonia.
Gambaran bronchitis kronis.
Tidak tampak kardiomegali
Atherosklerosis aorta
Foto pedis pada tanggal 19 Juni 2020
Kesan osteomielitis pada head of matatarsal digiti 2 dan 3 phalang proksimal digiti 3
pedis dextra. Pembengkakan jaringan lunak disertai bayangan lusen multiple densitas
udara (gas gangrenous)di daerah cruris yang terscanning sampai pedis dextra.
B. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : Nyeri Akut
- P : pasien mengatakan merasa Hiperglikemia
nyeri dan merasa perih pada
Vikositas darah meningkat
daerah luka yang diamputasi
Suplay darah dan oksigen ke
- Q : pasien mengatakan nyeri
perifer menurun
yang dirasakan seperti diiris-iris,
nyeri semakin terasa jika kaki Makrovaskuler
digerakkan atau disentuh
- R : luka amputasi pada kaki Luka diabetic
bagian kanan bawah, panjang
Daerah yang terluka tidak
luka post amputasi 14 cm
mendapatkan suplai nutrisi
- S : pengukuran skala nyeri dari
1-10 yaitu pasien mengatakan Gangreng
berada pada skala 6
- T : pasien mengatakan nyeri Kematian sel dan jaringan
berkurang saat berbaring/
istirahat, nyeri terus-menerus Amputasi
dirasakan dan paling nyeri
sekitar 5-10 menit Nyeri akut
- Pasien mengatakan mengalami
gangguan tidur akibat nyeri
Do :pasien tampak meringis, gelisah
Gangreng
Amputasi
Antibody menurun
Leukosit meningkat
Merangsang hipotalamus
Hipertermia
Makrovaskuler
Luka diabetic
Gangreng
Amputasi
Kerusakan kulit/jaringan
Gangguan integritas
kulit/jaringan
Poliuri
Dehidrasi
Thrombosis
Arterosklerosis aorta
Luka diabetic
Gangreng
Amputasi
Antibody menurun
Leukosit meningkat
Risiko infeksi
C. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
No Tgl/ Jam Diagnose Keperawatan Tgl Teratasi Ttd
Ditemukan
1. 28/06/2020 Nyeri Akut berhubungan dengan agen 28/06/2020
Pukul pencedera fisik (amputasi) ditandai
15.00 WIB dengan pasien mengatakan merasa nyeri
Arista
dan merasa perih pada daerah luka yang
diamputasi, pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti diiris-iris, nyeri
semakin terasa jika kaki digerakkan atau
disentuh, luka amputasi pada kaki
bagian kanan bawah, panjang luka post
amputasi 14 cm, pengukuran skala
nyeri dari 1-10 yaitu pasien mengatakan
berada pada skala 6, pasien mengatakan
nyeri berkurang saat berbaring/ istirahat,
nyeri terus-menerus dirasakan dan
paling nyeri sekitar 5-10 menit, Pasien
mengatakan mengalami gangguan tidur
akibat nyeri, pasien tampak meringis,
gelisah
- Menganjurkan pasien
untuk tidak memakai Ds : pasien mengatakan sudah
mengikuti anjuran dari perawat
selimut dan pakaian
Do : pasien mengatakan mau
tebal. mengikuti anjuran dari perawat
G. Evaluasi Keperawatan
No Hari/Tgl/Jam No Evaluasi TTD
Dx
1 Minggu, 1 S : pasien mengatakan merasa nyeri dan merasa perih
28/06/2020 pada daerah luka yang diamputasi, pasien mengatakan
…….. WIB nyeri yang dirasakan seperti diiris-iris, nyeri semakin Arista
terasa jika kaki digerakkan atau disentuh, luka amputasi
pada kaki bagian kanan bawah, panjang luka post
amputasi 14 cm, pengukuran skala nyeri dari 1-10 yaitu
pasien mengatakan berada pada skala 6, pasien
mengatakan nyeri berkurang saat berbaring/ istirahat,
nyeri terus-menerus dirasakan dan paling nyeri sekitar 5-
10 menit, Pasien mengatakan mengalami gangguan tidur
akibat nyeri
O : pasien tampak meringis, gelisah
A :masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
2 Minggu, 2 S : pasien mengeluh badannya masih panas
28/06/2020 O : pasien tampak lemas, pucat, kulit teraba hangat,
…….. WIB dengan Hasil ttv pasien : Td : 110/80 mmHg, Nadi : 94
Arista
x/mnt, Suhu : 38,50C, RR : 20 x/mnt
A :masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
3 Minggu, 3 S : pasien mengatakan lemas
28/06/2020 O :pasien tampak sering buang air kecil pada malam
…….. WIB hari sering haus dan banyak minum serta banyak makan Arista
dan Pasien memang memilki riwayat penyakit DM sejak
15 tahun dan sudah menggunakan insulin 2 tahun
yang lalu, hasil pemeriksaan GDP 123 mg/dL, 2JPP
195mg/dL, albumin 1,5g/dl, pasien tampak pucat,
mukosa bibir kering, adanya nyeri tekan pada
epigastrium, adanya luka post amputasi, konjungtiva
anemis, adanya bau mulut seperti bau keton. Hasil ttv
pasien : Td : 110/80 mmHg, Nadi : 94 x/mnt, Suhu :
38,50C, RR : 20 x/mnt
A : masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
4 Minggu, 4 S :pasien mengatakan nyeri pada luka post amputasi
28/06/2020 O : adanya kerusakan jaringan atau lapisan kulit karena
…….. WIB post below knee amputation dextra.tampak luka
bengkak, keluar rembesan darah dan sedikit nanah Arista
A : masalah tidak teratasi
P : lanjutkan intervensi
5 Minggu, 5 S : pasien mengatakan masih lemas
28/06/2020 O:masih adanya hiperglikemia dengan hasil pemeriksaan
…….. WIB GDP 123 mg/dL, 2JPP 195mg/dL, pemeriksaan foto Arista
thorak Atherosklerosis aorta
A :masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi
6 Minggu, 6 S : pasien mengatakan nyeri pada luka post amputasi
28/06/2020 kaki kanan bagian bawah, pasien mengatakan masih
…….. WIB merasa badannya panas Arista
O : tampak adanya pembengkakan pada luka, leu 28,5
103/ul
A : masalah tidak teratasi
P :lanjutkan intervensi