Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH HANDOVER

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH:
KELOMPOK 14

1. Desak Made Valentine Krisna Dewi (209012422)


2. Ni Putu Arista (209012423)
3. I Putu Surya Windu Pradana (209012475)
4. Gusti Ayu Putu Ami Mariaswanti (209012477)

PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan, tidak lepas dari pelayanan
keperawatan yang berkesinambungan dengan mempromosikan perawatan yang
baik sesuai standar professional dan hukum (College of registered nurses of
British Columbia, 2007). Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada
pasien adalah melalui pemberian asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
bagi pasien, keluarga serta masyarakat (Aditama, 2010).
Pemberian asuhan keperawatan merubuan kebutuhan dasar yang
diperlukan oleh setiap pasien rawat inap. Salah satunya adalah prosedur serah
terima yang merubuan kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan perawat.
Pelaksanaan serah terima pasien merubuan tindakan keperawatan yang secara
langsung akan berdambu pada perawatan pasien, selain itu serah terima dibangun
sebagai 3 sarana untuk menyampaikan tanggung jawab serta legalitas yang
berkaitan dengan pelayanan keperawatan kepada pasien (Wallis, 2010).
Serah terima (operan) merubuan teknik atau cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Serah
terima pasien ini tertuang dalam sasaran keselamatan pasien PMK No. 1691/
MENKES/PER/VIII/2011 dibuat dengan mengacu pada sembilan solusi
keselamatan pasien oleh WHO bertujuan untuk mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien. Serah terima pasien termasuk pada sasaran yang kedua
yaitu peningkatan komunikasi yang efektif petugas kesehatan. Kesalahan akibat
penyampaian serah terima pada saat pergantian shift akan berakibat pada
menurunnya indikator kualitas pelayanan terutama patient safety suatu rumah
sakit (Fabre, 2010 dalam Manopo, 2012).

1.2 RumusanMasalah
a. Apa pengertian dari Operan?
b. Bagaimana prosedur Prosedur Operan?
c. Apa saja hal-hal yang diperhatikan dalam Operan?
d. Bagaimana contoh scenario dalam operan?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapat
pengetahuan tentang Operan dalam melakukan Asuhan Keperawatan.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari Operan
b. Untuk mengetahui Prosedur Operan
c. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam Operan
d. Untuk mengetahui contoh skenario dari operan
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini bermanfaat bagi seorang Perawat,
Pasien, Pendidikan dan Mahasiswa.
1. Manfaat bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna dan
meminimalkan terjadinya kesalahan tindakan.

2. Manfaat bagi Pasien


a. Pasien dan keluarga menjadi lebih nyaman.
b. Pasien dan keluarga dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap.
3. Manfaat bagi Pendidikan
a. Memiliki mahasiswa/i yang berkompeten
b. Meningkatkan derajat pendidikan khususnya keperawatan
4. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan komunikasi yang baik
b. Menjadikan suatu bimbingan belajar yang baik
c. Sebagai dasar acuan menerapkan operan dengan baik saat praktik
klinik/Rumah Sakit.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian timbang terima (Handover)


Timbang terima atau operan merubuan suatu cara menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kondisi klien. Timbang terima
dilakukan dengan 3 siklus yaitu dari petugas yang dinas pagi melaporkan apa saja
yang telah dan dilakukan dan tugas apa yang harus dilanjutkan kepada petugas
yang dinas sore, kemudian setelah melakukan tugasnya petugas yang dinas sore
akan melakukan imbang terima pada petugas yang dinas malam, dan petugas
dinas malam juga akan melakukan timbang terima pada petugas yang dinas pagi
keesokan harinya. Timbang terima ini sangat penting dilakukan guna mencapai
asuhan keperawatan yang komprehensif (Noprianty, 2018). Timbang terima adalah
proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk memberikan
perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke salah satu pengasuh yang
lain. Pengasuh dalam proses timbang terima ini termasuk dokter jaga, dokter
tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat, perawat terdaftar, dan perawat
praktisi berlisensi (Kamil, 2011).
Timbang terima dalam keperawatan merubuan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perawat dalam lingkungan pelayanan keperawatannya dalam
wujud perilaku kerja dimana didalamnya terdapat aktivitas berdiskusi, mencatat,
berkomunikasi dengan sejawat dan pasien. Pelaksanaan Handover dilakukan
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima ini harus dilakukan seefektif mungkin di setiap
pergantian shift mulai tahap persiapan, pelaksanaan hingga post handover
(Istiningtyas dan Wulandari, 2018).

2.2 Tujuan Timbang Terima


Adapun tujuan timbang terima, yaitu menurut Noprianty, 2018 antara lain:
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data focus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya
4. Menyusun kerja untuk dinas berikutnya Timbang terima (Handover) memiliki
tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas
perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesenimbungan
dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima (Handover)
memiliki 2 fungsi utama yaitu :
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan
perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan

2.3 Jenis-jenis timbang terima (Handover)


Ada beberapa jenis timbang terima antar satu petugas ke petugas dalam
memberikan jasa perawatan kesehatan pada pasien (Kamil, 2011), antara lain
sebagai berikut :
1. Handover interdisiplinary
Handover interdisiplinary merubuan timbang terima yang terjadi antara
perawata dan dokter, dan perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Handover intradisiplinary
Handover intradisiplinary merubuan timbang terima yang terjadi antar sesama
perawat atau sesama dokter.
Serah terima pasien juga dapat terjadi antar fasilitas kesehatan, misalnya antar
rumah sakit dan antar beberapa organisasi penyedia pelayanan kesehatan lainnya,
termasuk pelayanan kesehatan di rumah, tempat penampungan, dan fasilitas
perawatan jompo. Serah terima pasien dalam pelaksanaannya memungkinkan
untuk melibatkan penggunaan teknologi seperti perekam audio, catatan
terkomputerisasi, faximil, dokumen tertulis, dan komunikasi lisan. Hal tersebut
bertujuan untuk mempermudah proses timbang terima dan dapat dijadikan
tanggung gugat ketika suatu saat terjadi kesalahan (Kamil, 2011).

2.4 Masalah dan kendala timbang terima (Handover)


Faktor internal dan eksternal yang menimbulkan masalah serta hambatan
yang terjadi pada individu, kelompok, dan organisasi dalam proses serah terima
terbagi sebagai berikut (Hughes, 2008) :
1. Faktor ekternal dan internal individu kelompok
a. Komunikasi
Masalah komunikasi yang sering terjadi dalam proses timbang terima
adalah berkaitan dengan bahasa. Dialek yang berbeda, aksen, dan
nuansa dapat disalahpahami atau salah ditafsirkan oleh peraat ketika
menerima laporan. Penggunaan singkatan dan akronim yang unik dalam
setiap pelayanan keperawatan yang berbeda dapat membingungkan
perawat dalam bekerja. Strategi untuk menghindari kesalahan tersebut
dapat dicegah dengan :
1) Serah terima pasien dilakukan secara face-to-face.
2) Standarisasi bentuk, daftar, atau alat sehingga semua pengguna akan
memahami informasi dari konteks yang sama.
3) Memberikan peluang untuk mengajukan pertanyaan dan klarifikasi
kembali selama serah terima.
4) Biasakan membaca kembali dan mengulang kembali untuk
mengurangi kesalahan komunikasi.
5) Berbicara sederhana, jelasm langsung, dan spesifik dalam
mendeskripsikan pasien dan situasi terkini.
6) Hindari penggunaan singkatan, istilah, atau jargon yang tidak
dipahami secara bersama.
7) Memberikan definisi pada istilah yang ambigu.
8) Memungkinkan untuk meninjau ringkasan yang relevan dan
informasi saat ini.
b. Gangguan
Masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor situasional seringkali dapat
berkontribusi menyebabkan gangguan dalam proses timbang terima.
Strategi untuk mengurangi kesalahan dan miningkatkan keselamatan
yaitu dengan cara melaksanakan serah terima pasien di
lokasi/lingkungan yang dapat menimalka gangguan.
c. Interupsi
Kesalahan interupsi dilaporkan sering terjadi dalam pengaturan
perawatan kesehatan. Strategi untu mengurangi kesalahan tersebut yaitu
dengan cara membatasi dan mencegah interupsi dan menyediakan
cakupan tugas yang jelas selama serah terima pasien guna mendukung
transisi informasi yang terfokus.
d. Kebisingan
Latar belakang suara yang berasal dari pager, telepon, handphone, suara
peralatan, alarm, dan saat berbicara berkontribusi dalam peningkatan
kesulitan untuk mendengar laporan dan dapat menimbulkan salah tafsir
saat terjadi timbang terima. Strategi untuk mencegah terjadinya kesalah
tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1) Menyediakan lokasi/lingkungan timbang terima pasien yang
memungkinkan mereka jelas dalam mendengarkan informasi.
2) Menggunakan kebiasaan “membaca kembali” dan “mengulang
kembali” untuk mengurangi kesalahan komunikasi.
e. Kelelahan
Peningkatan kesalahan dapat terjadi pada perawat saat bekerja terutama
dikarenakan shift yang berkepanjangan. Strategi untuk mencegah dan
meningkatkan keselamatan yang dapat dilakukan yaitu dengan
membatasi jumlah jam kerja guna mengurangi kelelahan dan kesalahan.
f. Memori
Memori jangka pendek dan penyimpangan yang terbatas dapat terjadi
ketika proses timbang terima pasien. Untuk mencegah kesalahan dalam
kondisi tersebut caranya yaitu sebagai berikut :
1) Desai sistem untuk mengurangi ketergantungan memori.
2) Gunakan formulir pracetak informasi pasien untuk akurasi dan
kelengkapan informasi dalam kegiatan timbang terima.
3) Menyediakan layanan kesehatan dengan akses data yang baik untuk
mengurangi ketergantungan pada memori saat terima pasien.
g. Pengetahuan/pengalaman
Masalah yang sering terjadi pada saat timbang terima dilihat dari aspek
pengetahuan/pengalaman, dikarenakan :
1) Perawat pemula dan perawat ahli memiliki kebutuhan dan
kemampuan yang berbeda.
2) Perawat pemula mungkin menghadapi masalah dengan timbang
terima.
3) Perawat pemula mungkin memerlukan informasi tambahan yang
lebih selama proses timbang terima pasien.
Strategi untuk mengurangi kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan
cara:
1) Dukung perawat pemula dengan program orientasi dan
pembimbingan.
2) Menyediakan program pendidikkan berkelanjutan pada strategi
serah terima pasien yang efektif.
3) Menyediakan konsultan pengalaman untuk perawat yang kurang
berpengalaman karena mereka mungkin belum memiliki keahlian
untuk pemecahan masalah.
4) Memberikan informasi komprehensif, tapi menghindari overload
selama serah terima.
h. Komunikasi tertulis
Mencoba untuk menafsirkan catatan yang tidak terbaca, dapat
menimbulkan kesalahan dalam komunikasi. Strategi yang dapat
dilakukan untuk mencegah hal tersebut yaitu :
1) Menggunakan strategi elektronik untuk mengurangi masalah pada
catatan pasien yang tidak terbaca.
2) Menggunakan standar proses untuk memastikan informasi penting
yang akan dan telah dikomunikasikan dalam serah terima.
2. Faktor organisasi
a. Budaya organisasi
Budaya organisasi yang tidak memiliki cukup perhatian pada
keselamtan pasien, misalnya staf yang enggan untuk melaporkan
masalah atau tidak merasa nyaman mengajukan pertanyaan bila ada hal
yang belum jelas saat terima. Strategi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut yaitu :
1) Mendukung pengembangan budaya dalam menjaga keselamatan
pasien, dimana pelaporan kesalahan dan masalh terkait budaya
dapat di dorong dan di terima sebagai keunikan.
2) Mendorong pengembangan “learning culture” dan “a just culture”.
b. Hirakhi
Struktur hirarkis dapat menghambat komunikasi terbuka. Hal ini
memungkinkan perawat merasa tidak nyaman mengajuka pertanyaan
untuk mengklarifikasi informasi atau mungkin merasa terintimidasi.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan tersebut yaitu :
1) Mempromosikan budaya keamanan pelayanan dengan mendukung
komunikasi terbuka.
2) Mengembangkan protokol atau kebijakan yang mendukung budaya
saling menghormati, kolaborasi.
3) Memberikan pendidikan untuk semua tingkat hirarki penyedia layanan
kesehatan pada strategi komunikasi yang efektif.
c. Sistem dukungan
Kurangnya waktu untuk mengakses informasi dan laporan lengkap akan
mengurangi waktu untuk mengajukan pertanyaan dan jawaban pada saat
serah terima pasien. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kesalahan yang ditimbulkan yaitu :
1) Yakinkan bahwa ada waktu untuk menyelesaikan laporan serah terima
pasien.
2) Mengakui bahwa serah terima pasien membutuhkan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan interaktif.
3) Mengembangkan operasional yang efisien dalam pengambilan data
pada waktu yang tepat dengan informasi yang akurat yang akan
disampaikan pada perawat penerima.
d. Pengiriman pasien (dalam organisasi perawatan kesehatan)
Peningkatan jumlah pengiriman pasien akan meningkatkan kebutuhan
untuk serah terima pasien sehingga berdambu pada keselamatan pasien.
Strategi untuk mengurangi kesalahan dapat dilakukan dengan cara :
pertimbangkan model perawatan kesehatan dengan desain yang
meminimalkan pengiriman pasien, dan sertakan perawat dalam desain
proses serah terima pasien. Keterbatasan ruang untuk serah terima pasien.
Masalah lingkungan yang tidak kondusif dapat menimbulkan masalah
dalam proses timbang terima. Strategi untuk mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan yaitu dengan menyertakan penyedia layanan
kesehatan dalam desain lingkungan kerja sehingga kebutuhan ruang
yang memadai dan konfigurasinya dapat teridentifikasi.
e. Keterbatasan teknologi dan penggunaan catatan dan laporan
manual/kesulitan mengakses informasi penting.
Kurangnya teknologi dapat membuat catatan dalam bentuk kertas
menjadi tebal, di tambah dengan beberapa laporan yang harus dirujuk
untuk serah terima ke unit atau fasilitas kesehatan lain. Strategi untuk
mengurangi kesalahan dapat dilakukan dengan cara :
1) Desain sistem elektronik yang mendukung dalam kemudahan
pengambilan data yang akurat dan tepat waktu. b)
2) Menyediakan proses perencanaan yang memadai, infrastruktur,
sumber daya manusia, dan pendidikan untuk keberhasilan
mengimplementasikan serah terima pasien berbasis dukungan
perangkat elektronik.
f. Keterbatasan tenaga.
Kekurangan tenaga dapat berkontribusi untuk kesenjangan dalam
penyampaian informasi saat serah terima pasien. Strategi untuk
mengurangi kesalahan dapat dilakukan dengan cara :
1) Mengalokasikan sumber daya manusia yang memadai untuk
mendukung dan memenuhi kebutuhan perawatan pasien.
2) Memantau proses serah terima pasien untuk peluang perbaikan ke
arah yang lebih baik.
g. Garis tanggung jawab.
Saat situasi serah terima pasien, mungkin ada staf yang merasa belum jelas
akan tanggung jawabnya kepada pasien atau situasi yang sedang
berlangsung. Jika tanggung jawab untuk perawatan pasien dan tindak
lanjut tidak jelas digambarkan, maka dapat menyebabkan staf tersebut
"meraba-raba" tentang tanggungjawabnya. Strategi untuk mengurangi
kesalahan yaitu dapat dilakukan dengan cara :
1) Bila perlu gunakan pemaksaan untuk menunjukkan tanggung jawab
staf dalam proses serah terima pasien.
2) Ambigu dalam transfer tanggung jawab.
3) Jelas mendefinisikan tanggung jawab pada saat transisi pergantian
shift.

2.5 Metode Timbang Terima


Timbang terima dengan metode tradisional Bedasarkan peneitian
yangdilkukan oleh Kassen dan Jagoo (2012) di sebutkan bahwa operan jaga
(Handover) yang masih tradisional adalah dilakukan hanya di meja perawat:
a. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
b. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum
c. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date
Timbang terima dengan metode bedside Handover Menurut Kassen dan
Jagoo (2012) Handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model
bedside Handover yaitu Handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien
dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses
operan jaga baik secara tradisional maupun bedside Handover tidak jauh berbeda,
hanya pada Handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1. Mengingatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait
kondisi penyakit secara up to date
2. Mengingatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
3. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus Bedside Handover juga tetap diperhatikan aspek kerahasian
pasien jika ada informasi yang ditunda terkait adanya komplikasi penyakit
atau persepsi medis yang lain.
4. Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya
5. Menggunakan tape recorder Melakukan perekaman data tentang pasien
kemudian diperdengarkan saat jaga selanjutnya datang.Metode itu berupa
one way communication (komunikasi satu arah)Menggunakan komunikasi
oral atau spoken (lisan)Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
6. Menggunakan komunikasi tertulis Melakukan pertukaran informasi dengan
melihat pada medical record (rekam medis) saja atau media tertulis
lain,Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk
dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk
dikombinasikan.

2.6 Proses Timbang Terima (Hand Over)


Proses timbang terima yang dilakukan di dalam penelitian Istiningtyas dan
Wulandari (2018) tepatnya di Rumah Sakit Umum Daerah dihasilkan
yaitu :
1. Pelaksanaan handover rawat inap hanya dilakukan di nurse station
2. Hand over idak dilakukan tepat waktu
3. Penyampaian saat hand over sesui dnegan buku handover (berisi nama
pasien; diagnosa medis; keluhan; diet dan terapi medis) yang disampaikan
saat handover
4. Pelaksanaan handover tidak menyampaikan masalah keperawatan serta
tindakan mandiri perawat.
5. Handover terkadang hanya dilakukan saat pagi dan siang hari.
Menurut Nursalam (2014) prosedur timbang terima atau handover dapat
dijelaskan dalam bagan dibawah ini :
WAKT TEMPA PELAKSAN
TAHAP KEGIATAN
U T A
1. Timbang terima
dilaksanakan setiap
pergantian sif/ operan.
2. Prinsip timbang terima,
semua pasien baru masuk
dan pasien yang dilakukan
timbang terima khususnya
pasien yang memiliki
permasalahan yang Perawatan
Persiapa belum/dapat teratasi serta Nurse Pelaksana
.....Menit
n yang membutuhkan station dan Perawat
observasi lebih lanjut. Asisten
3. PA/PP menyampaikan
timbang terima kepada PP
(yang menerima
pendelagasian) berikutnya,
hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima:
a. aspek umum yang
meliputi: M1 s/d M5
b. jumlah pasien
c. identitas pasien dan
diagnosis medis
d. data (keluhan/subjektif
dan objektif)
e. masalah keperawatan
yang masih muncul
f. intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
g. intervensi kolaboratif
dan dependen
h. rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dan
program lainnya).
Nurse Station
1. Kedua kelompok dinas
sudah siap (sif jaga).
2. Kelompok yang akan Kepala
Nurse
bertugas menyiapkan buku ruang,
Station
Pelaksan catatan. Perawatan
...Menit Ruang
aan 3. Kepala ruang membuka Pelaksana
/Bed
acara timbang terima. dan Perawat
Pasien
4. Penyampaian yang jelas, Asisten
singkat dan padat oleh
perawat jaga (NIC).
5. Perawat jaga sif
selanjutnya dapat
melakukan klarifkasi, tanya
jawab dan melakukan
validasi terhadap hal- hal
yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-
hal yang kurang jelas.
Di Bed Pasien
1. Kepala ruang
menyampaikan salam dan
PP menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
2. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh
terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan,
dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan,
serta hal-hal
penting lainnya selama
masa perawatan.
3. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan memerlukan
perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
Post- 1. Diskusi. Kepala
timbang 2. Pelaporan untuk timbang ruang,
terima terima dituliskan secara Perawatan
langsung pada format Pelaksana
timbang terima yang dan Perawat
ditandatangani oleh PP Asisten
yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya
diketahui oleh Kepala
Ruang.
3. Ditutup oleh KARU

2.7 Efek Timbang


Terima dalam Shift Jaga Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek
yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada
pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut:
1. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman,
dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.Saksono (2010)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya 15 dilakukan pada siang atau sore hari.Sementara
pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur,
sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
2. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
3. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah
terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
4. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling
tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah
kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak
terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift
malam(Adiwardana, 2011).

2.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merubuan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan
perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatanlainnya dan
menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat. Yang
perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
1. Identitas pasien.
2. Dokter yang menangani
3. Kondisi umum pasien saat ini
4. Masalah keperawatan.
5. Intervensi yang sudah dilakukan
6. Intervensi yang belum dilakukan
7. Tindakan kolaborasi
8. Rencana umum dan persiapan lain
9. Tanda tangan dan namaperawat.
Adapun manfaatnya yaitu:
a) Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat
b) Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya
tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
c) Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien telah dicatat(Suarli & Yayan B, 2012).
2.9 SkemaTimbangTerima

Pasien

Diagnosa Diagnosa
Medis Masalah Keperawatan

RencanaTindakan

Rencana Yang Rencana Yang


SudahDilakukan Belumdilakuakn

Perkembangan
keadaan pasien

Masalah:
• Teratasi
• Belum
• Sebagian

Gambar 2.9 : Skema timbang terima(Nursalam, 2010)


2.10 Evaluasi dalam Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
Timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: Catatan
timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi
ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh
perawat primer
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam
menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.Timbang terima
pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse
station.Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang
sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada.Setiap klien
dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien.Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
BAB III
SKENARIO

A. Pelaksanaan Timbang Terima


Hari/ tanggal : Jumat, 17 Januari 2021
Pukul : 07.30 – 08.00 WITA
Topik : Aplikasi peran, pelaksanaan timbang terima
Tempat : Ruang Angsa RSUD Wangaya Kota Denpasar

B. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

C. Media
1. Status pasien
2. Buku timbang terima
3. Alat tulis
4. Sarana dan prasarana perawatan

D. Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan : Ni Ketut Suci
2. Perawat Primer :
a. Pande kadek noli K. (PP Malam)
b. Silvy Maeky Yuda (PP Pagi)
3. Perawat Associate :
a. Eka sudarsana (PA Malam)
b. Veralin Polly (PA Pagi)
c. Ni Kadek Siti Hendra Dewi (PA Pagi)
Pasien 1 : Ny. Ratna
Pasien 2 : Ny.Tiya
Pasien 3 : Ny. Wulan
E. Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari Jumat, 17 Januari 2021 pukul 07.30 WITA seluruh perawat (PP dan PA)
shift malam dan pagi serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan
timbang terima.
a. Session di Nurse Station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa
dan kemudian mempersilakan perawat dinas malam untuk melaporkan keadaan dan
perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya
(pagi). PP dan PA shift pagi memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan
dependent, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah
disampaikan setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan
tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di tempat pasien
b. Session II
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat pasien.
PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien
yang mengalami masalah khusus. Pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari 5 menit per pasien,
bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi,
maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan ke pasien berakhir.
2. Epilog
Kembali ke ners station, diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia.
Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan
timbang terima dengan diketahui oleh karu.

F. Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain:
catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan
selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu
malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam di
pimpim oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Pelaksanaan timbang terima dilakukan oleh perawat shift malam ke shift pagi,
perawat shift pagi ke perawat shift sore dan perawat shift sore ke perawat shift malam.
Pelaksanaan timbang terima pagi dilakukan pada pukul 07.30 WITA oleh perawat malam
ke perawat pagi, dimana pelaksanaan timbang terima di pagi hari ditemani oleh kepala
ruangan dan perawat primer 1 dan 2. Pelaksanaan timbang terima sore dilakukan pada
pukul 13.30 WITA oleh perawat shift pagi ke shift sore. Dan terakhir pelaksanaan
timbang terima malam dilaksanakan pada pukul 19.30 WITA dilakukan oleh perawat shift
sore ke shift malam.
Kegiatan timbang terima dilaksanakan di Nurse Station dimana kegiatan pagi
dihadiri lengkap dengan kepala ruangan dan perawat primer. Sedangkan timbang terima
shift sore dan malam dihadiri perawat jaga dan penanggung jawab sore dan malam.
Selanjutnya perawat akan mengkonfirmasi keadaan pasien diruangan pasien setelah itu
kembali ke Nurse Station melakukan diskusi singkat tentang terapi dan Planning pasien,
perawat yang telah melaksakan operan selanjutnya melakukan tugasnya masing-masing
sesuai pembagian.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Kepala ruangan :
Membuka dan memfasilitasi hand over
Perawat pelaksana :
Menjelaskan data pasien
Menjelaskan sarana dan prasarana yang tersedia diruangan
Menjelaskan kondisi pasien
Menjelaskan rencana yang akan dilakukan
Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
Nurse Station :
Kepala ruangan : Sebelum kita melakukan timbang terima marilah kita ucapkan puji syukur
atas kehadirat Tuhan yang maha esa karena rahmat serta karuniaNyalah kita lakukan setiap
pergantian shift kepada saat ini ke perawat pelaksana yang dinas malam dipersilakan
menjelaskan kondisi masing masing pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas pagi
PP( Pagi ) : Terimakasih Babu Om swastiastu terima kasih untuk kesempatan diberikan kepada
saya untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini jumlah pasien di bangsal ini ada 3 orang dengan
tingkat ketergantungan minimal 1 orang dan parsial 3 orang
Identitas pasien yang pertama:
1. Ny. Ratna
Dokternya : dr. Nindy, umur 42 tahun, tingkat ketergantungan minimal, diagnosa medis ca.
Mamae post mastektomi, keadaan umum pasien baik composmentis, tekanan darah 120/80
mmhg, temperatur 37 derajat celcius, nadi 100 x/mt respirasi 20 x/mt, pasien mengeluh
nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7, masalah keperawatan yang
ditemukan yaitu nyeri, resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Implementasi yang sudah
dilakukan monitor ttv, relaksasi dan distraksi ganti balut injeksi tramadol 1 ampul injeksi
cefotaxim 500 mg, intervensi yang belum terlaksana rencana yang belum dilakukan kaji
tanda-tanda infeksi pada luka dan rasa nyeri terapi tramadol 3x1 ampul, cefotaxim 2 x 500
mg infus nacl 20 tpm. Persiapan lain tidak ada.
2. Ny. Teya
umur 47 tahun tingkat ketergantungan parsial, diagnosa medis Ca. Resti, keadaan umum
pasien lemah composmentis, pucat, anemis, tekanan darah 100/60 mmhg, temperatur 37
derajat celcius, nadi 80 x/mt respirasi 20 x/mt, pasien mengeluhkan nyeri di daerah anal
skala 7, masalah keperawatan yang ditemukan yaitu nyeri, intervensi yang sudah dilakukan
monitor tanda-tanda vital relaksasi dan distraksi intervensi yang belum terlaksana rencana
yang belum dilakukan pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, terapi asam mefenamat
3 * 500 mg vitamin B complex 3 kali 1 tablet persiapan lain USG abdomen dan cek
albumin besok pagi konsul ke internis persiapan colon in loop
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang keadaan pasien di kamar 3 soal saat ini
Dan begitu juga perawat pelaksana 2 melaporkan keadaan pasien saat ini
PP 2 malam : Om swastyastu, terima kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada saya
untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini
Identitas pasien pertama
Ny. Dewi, dokternya dr. OZ umur 41 tahun, tingkat ketergantungan minimal,
diagnosa medis Ca. Mamae Keadaan umum pasien baik, compos mentis,
Tekanan darah 120/80 mmhg, temperatur 37 O celcius, Nadi 100 x/mt, respirasi
20 x/mt, pasien mengeluhkan takut dioperasi masalah keperawatan yang
ditemukan antara lain ansietas, Implementasi yang dilakukan monitor TTV,
Motivasi individu, intervensi yang belum di terlaksana: relaksasi pendidikan
klien terapi vitamin C 3 * 500 mg vitamin B complex 3 x1 tablet/ oral persiapan
lain cek darah rutin
Kepala Ruangan : terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan kondisi dari
semua pasien saat ini mari kita langsung saja menuju ke ruangan pasien
Di ruangan pasien
Kepala ruangan : Om swastiastu Ibu bagaimana keadaannya saat ini
Ny.Ratna: masih nyeri di lengan kanan atas ibu
Kepala Ruangan: baik Bu nanti akan dibantu oleh perawat kami seperti biasa ibu kita di sini akan
melakukan kegiatan timbang -terima yang rutin setiap pergantian shift tujuan
dari timbang terima inilah untuk mengomunikasikan keadaan ibu sekarang dan
menyampaikan informasi yang penting agar siap jaga. Perkenalkan kepada
perawat pelaksana pagi yang akan bertugas menggantikan perawat pelaksana
malam in.
Kemudian perawat pelaksana memperkenalkan diri dan masing-masing perawat pelaksana yang
dinas pagi melakukan validasi langsung ke pasien
Pp. Pagi: Apa yang dirasakan Bu Ratna rasakan saat ini abuah sudah ada perkembangan yang
lebih baik dari sebelumnya
Pasien : Ya suster saya masih sakit pada bagian lengan atas kanan
Pp pagi: Iya Bu sakit yang kurasakan merubuan efek dari operasi yang telah dilakukan namun
jangan terlalu cemas karena sudah ada terapi obat tramadol yang diberikan dokter
Nindy untuk mengatasi masalah yang diderita ibu saat ini perawat memberikan
senyaman mungkin pada pasien yang mengajarkan teknik distraksi relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri baik Ibu tidak perlu sungkan bila memerlukan bantuan kami
akan selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik
Demikian perawat pelaksana menanyakan secara bergantian keluhan dari semua pasien yang ada
di kamar tiga hal untuk membeli dasi data yang dilaporkan oleh perawat pelaksana yang bertugas
pada malam hari
Kepala ruangan : sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang belum di
diskusikan kembali jika tidak saya ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mengikuti timbang terima ini semua anggota timbang
terima meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke ruang obat
Selanjutnya Karu dan perawat pelaksana Pagi dan siang melakukan operan di ruang obat
Di Ruang Obat
Kepala ruangan : kepada PP malam dipersilakan berikan penjelasannya
PP malam: Terimakasih bu baiklah obat yang tersedia di sini ada tramadol sebanyak 7 ampul
infus NaC, cefotaxim 500 mg
PP 2 pagi : Ada yang perlu ditambah jumlahnya Bu atau sudah cukup untuk hari ini
PP 1 malam : Saya rasa sudah cukup bu kalau ada kekurangan minta dulu saja ke apotek tapi
jangan lupa ditulis nggih bu
PP 2 pagi : Baik Bu terima kasih
Nurse Station :
Kepala ruangan : kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang terima saya
berharap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift
bisa jelas dan terstruktur mungkin dari pesan tadi ada yang masih perlu
didiskusikan lagi
Perawat pelaksana dinas sore mengklarifikasi hasil validasi kepada Karu dan perawat pelaksana
dinas pagi
PP pagi : iya ada tambahan dari pasien kamar tinggal atas nama Ibu Ratna masih mengeluhkan
nyeri di bagian lengan atas kanan
Pp 1 malam : sesuai dengan anjuran dari dokter nindi
Kepala ruangan : untuk informasi selanjutnya pasien Ibu Ratna berikan posisi yang nyaman
dan ajarkan teknik distraksi relaksasi bila perlu konsultan lagi ke dokter
mini untuk terapi obat tramadol abuah masih bisa berikan atau diganti
dengan obat yang lain
Pp pagi: baik Bu terima kasih
Kepala Ruangan : terima kasih atas kerjasamanya pelaksana yang telah bekerja dengan baik
demikian tadi timbang prima ini semoga apa yang telah kita lakukan hari
ini memberikan banyak keuntungan bagi kita semua dan kita diberikan
kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing terima kasih saya
akhiri dengan Om Shanti Shanti Shanti
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pelaksanaan Handover dilakukan untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima ini harus dilakukan seefektif mungkin di
setiap pergantian shift mulai tahap persiapan, pelaksanaan hingga post handover (Istiningtyas
dan Wulandari, 2018).
Tujuandaritimbangterima, yaitu menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data
focus), menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien, dan menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
4.2 Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat kiranya lebih mematuhi SOP yang
ditetapkan. Menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan,
menerapkan komunikasi yang baik terhadap terhadap pasien dan keluarga serta tenaga kesehatan
lainnya. Peka dalam menyelesaikan masalah terhadap kejadian tidak diharapkan,
mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan
keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan
PP soree sebagai buktidokumentasi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hughes, R. 2008. Agency for healthcare research and quality u.s. department of health and
human services, 54. Patient Safety and Quality
Istiningtyas, A. dan Y. Wulandari. 2018. Hubungan kepemimpinan kepala ruang dengan
pelaksanaan handover. KesMadaSka
Kamil, H. 2011. Handover dalam pelayanan keperawatan. Idea Nursing Journal. 4(2):144–152.
Noprianty, R. 2018. Modul Praktikum Nursing Management. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish.
Nursalam, 2015. Manajemen keperawanan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional,
Salemba Medika, Jakarta
Nursalam, 2015. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik Salemba Medika,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai