NIP : 197810302006042024
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Web of Causation .....................................................................................
A. Pengkajian ................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................................
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................
D. Implementasi ............................................................................................
E. Evaluasi ....................................................................................................
A. Analisa kasus.............................................................................................
B. Analisa intervensi keperawatan.................................................................
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu keadaan ketika tubuh tidak
mampu menghasilkan atau menggunakan insulin. Dengan demikian, terjadi
hiperglikemi yang disertai berbagai kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak serta menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada organ
tubuh (Aini, 2016).
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya
hiperglikemia yang disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas
untuk memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target
tersebut. Abnormalitas pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
ditemukan pada penderita penyakit diabetes mellitus terjadi dikarenakan
kurangnya aktivitas insulin pada sel target.
Prevalensi diabetes yang terjadi di seluruh dunia diperkirakan 2,8 %
pada tahun 2000 dan 4,4 % pada 2030.Jumlah penderita diabetes
diproyeksikan meningkat dari 171 juta di tahun 2000 hingga mencapai 366
juta di tahun 2030. Negara-negara Asia berkontribusi lebih dari 60% dari
populasi diabetes dunia. (Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus,
2011)
Berdasarkan data Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia
berdasarkan diagnosis dokter pada umur 15 tahun mengalami peningkatan
sebesar 2%. Provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu DKI Jakarta. Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi ketiga tertinggi di Indonesia
(Riskesdas, 2018).
Melihat kenaikan insiden diabetes mellitus secara global yang sebagian
besar disebabkan oleh perubahan pola gaya hidup yang kurang sehat, dapat
diperkirakan bahwa kejadian diabetes mellitus akan meningkat drastis.
Melihat bahwa diabetes mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas
sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar,
maka sangat diperlukan program pengendalian dan penatalaksanan diabetes
mellitus tipe-2.
Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi,
diet, latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan
diabetes mellitus dengan pemantauan kadar gula darah. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kenaikan kasus diabetes mellitus. Salah satunya adalah
pengetahuan. Pengetahuan penderita tentang diabetes mellitus sangat
membantu pasien dalam menjalankan penanganan diabetes mellitus selama
hidupnya sehingga semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya
semakin mengerti bagaimana harus berperilaku dalam penanganan
penyakitnnya. Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas maka penulis
ingin membahas tentang konsep medis dan konsep keperawatan gerontik
dengan Diabetes Melitus.
B. Web of Causation
Terlampir dilampiran
BAB II
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 6 Juni 2022
Pukul : 11.00 WIB
Ruang/RS : ICU, RSUD dr R Soeprapto Cepu
Metode Pengkajian : Autoanamnase dan alloanamnasa
BIODATA
1. Biodata Klien
Nama : Tn.S
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMP
Pekarjaan : IRT
Tanggal Masuk RS: 04-06-2022
Diagnosa Medis : DM
Nomor Register : 518168
KELUHAN UTAMA
Nyeri pada pelvis
RIWAYAT KESEHTAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 04 Juni 2022, Dengan keluhan
nyeri pada pelvis dan paha sebelah kiri. 3 minggu lalu pasien terjatuh
ketika pergi berbelanja karena vertigo kambuh, sehingga pasien tidk
bisa melkukan aktivitas dan dibantu oleh kelurganya, setelah itu pasien
di rawat di rumah secara mandiri, selama 2 minggu pasien tidak bisa
berjalan, karena keadaan pasien semakin berat, akhirnya pasien
dibawah ke rumah sakit dr R Soeprapto Cepu untuk mendapatkan
pelayanan dan tindak lanjut penyakit pasien.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti
Ny.S Tetapi ayah pasien memiliki riwayat penyakit DM dan
hipertensi.
GENOGRAM
Keterangan :
Ket: : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan Perkawinan
: Tinggal Serumah
: Klien (Ny.S)
POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Nutrisi Metabolik
a. Sebelum sakit
Frekuensi makan seblum sakit pasien makan 3x sehari dengan
jenis makanan : nasi, lauk, sayur, porsi makan 1 piring
dihabiskan, makanan yang disukai adalah sayur dan buah-buahan.
Makanan yang tidak disukai adalah makanan pedas, tidak ada
pantang makanan. Kebiasaan makan dirumah Nafsu makan baik
Banyak minum dengan satu hari 800-1200 cc dengan jenis
miuman air putih, teh. Minuman yang tidak disukai adalah
minuman alkohol
b. Selama sakit (Dirumah sakit)
Jenis makanan nasi, frekuensi makan 3x1, porsi makan
dihabiskan 1/2 porsi
Kurang minum dalam sehari dari masuk sampai pengkajian hanya
menghabiskan 800 cc, jenis air putih.
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
1) BAB
Frekuensi BAB sebelum sakit 2x sehari, tidak terdapat
penghantar untuk BAB, tidak terdapat keluhan
2) BAK
Frekuensi 4-5x sehari dengan jumblah 1000 cc, warna :
kuning jernih, tidak terdapat keluhan
b. Selama Sakit (Dirumah Sakit )
1) BAB
Selama pasien masuk sampai pada pengkajian pasien belum
sudah BAB
2) BAK
Pasien mengatakan selama pasien masuk rumah sakit sampai
pada pengkajian BAK dengan jumlah 660 cc,warna urin
kuning, bau amonia, tidak teradapat keluhan
3. Pola Aktifitas – istirahat tidur
a. Sebelum Sakit
1) Keadaan aktifitas sehari-hari
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasan/tidak rutin
olahraga karena sibuk bekerja. Keluarga mengatakan pasien
bekerja sebagai IRT
Tidak terdapat alat bantu untuk memenuhi aktifitas setiap hari
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian/ √
berdandan
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat √
Tidur
Pindah √
Ambulasi √
Naik tangga √
Memasak √
Belanja √
Merapikan rumah √
Ket 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total
2) Kebutuhan Tidur
Jumlah tidur pasien dalam sehari, keluarga mengatakan
pasien jarang tidur siang karena sibuk bekerja dan malam 5-7
jam. Tidak memiliki kebiasaan tidur, pasien tidur bersama
istrinya.
3) Kebutuhan istirahat
Pasien istirahat di jam istirahat saat tidak ada pelangan.
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di TT √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Ket 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total
2) Kebutuhan Tidur
Pasien mengatakan selama di rawat di RS, Pasien selau tidur.
Tidur malam 7-8 jam. Tidak ada keluhan tidur
3) Kebutuhan Istirahat
Pasien tidak mengungkapkan perasaan jenuh, tetapi pasien
ingin cepat keluar dari RS dan segera bekerja, pasien tidak
terganggu dengan lingkungan ruangan rumah sakit.
4. Pola kebiasaan diri (Sebelum sakit)
a. Kebersihan kulit
Kapan kebiasaan mandi : pagi dan sore hari menggunakan sabun
Keluhan: tidak ada
b. Kebersihan rambut
Kebiasaan mencuci rambut: 2x sehari menggunakan shampoo
Keluhan: tidak ada
c. Kebersihan telinga
Kapan merawat/membersihkan telinga : setiap sehabis kramas
Keluhan: tidak ada
d. Kebersihan mata
Kebiasaan membersihkan mata : saat mencuci muka
Keluhan: tidak ada
e. Kebersihan mulut
Berapa kali menggosok gigi tiap hari : 2x saat mandi pagi dan
sore hari
Apakah menggunakan pasta gigi : ya
Keluhan: tidak ada
f. Kebersihan kuku
Kapan memotong kuku : seminggu sekali/ketika kukunya sudah
panjang
Apakah biasa menggunakan cat kuku : tidak
Keluhan: tidak ada
5. Peran dan hubungan
a. Pasien mampu berkomonikasi dengan orang lain, bicara jelas,
pasien mamapu mengespesikan dan mampu mengerti orang lain
b. Pasien dekat dengan suami dan anak, keluarga adalah orang yang
paling berpengaruh bagi pasien
c. Bila pasien memiliki masalah, pasien selalu miminta bantuan
kepada istri dan anaknya.
6. Pola managemen kesehatan-persepsi kesehatan
a. Pemahaman tentang arti sehat: Keluarga mengatakan bagi pasien
dan keluarga sehat merupakan kondisi masih dapat melakukan
aktifitas dan tidak terbaring di tempat tidur.
b. Promosi kesehatan: keluarga mengatakan pasien tidak pernah
mengatur pola makan. Pasien tidak mengatur pola makan karena
belum pernah mendapatkan informasi tentang pengaturan pola
makan yang benar.
c. Perlindungan kesehatan: keluarga mengatakan pasien selalu
memeriksa kesehatan di puskesmas tetapi tidak memiliki riwayat
hipertensi.
7. Pola reproduksi-seksualitas
Pasien sudah menikah dan memiliki dua orang anak, 1 orang sudah
menikah.
8. Pola kongnitif-persepsi sensori
a. Pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan pendengaran,
penciuman, pengecapan serta sensi peraba. Klien mengtakan
penglihatannya sebalh kiri tidak bisa melihat/katarak sudah 1
tahun yang lalu.. Klien tidak memiliki alat bantu penglihatan.
Klien dapat mengingat, berbicara jelas.
9. Pola konsep diri-persepsi diri
a. Body Image: klien mengatakan percaya diri dengan tubuhnya
b. Identitas diri: klien mengetahui bahwa pasien adalah seorang
perempuan klien seorang ibu rumah tangga yang memiliki suami
dan anak dan sekarang sedang sakit.
c. Harga diri : klien bisa berinteraksi dengan keluarga
d. Peran diri : Pasien mengatakan berperan sebagai
ibu rumah tangga yang memiliki suami dan satu anak.
10. Pola konsep diri dan keyakinan
Pasien beragama islam, keluarga pasien mengatakan sebelum sakit
pasien ikut dalam pengajian satu bulan satu kali, pasien selalu
melaksanakan sholat 5 waktu. Selama sakit pasien tidak dapat sholat.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak terbaring lemah di tempat tidur
Kesadaran Compos mentis
2. Tanda-tanda Vital
- TD : 130/78 mmHg
- N : 75x/m
- RR : 20X/m
- Spo2: 99 %
- S : 36,5 0C
Antopometri
- BB : 65 Kg
- TB : 155 Cm
4. Kepala
a. Rambut : Beruban tetapi tidak merata, lurus, tebal, tidak
berketombe, tidak ada nyeri tekan
b. Mata : pasien tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak memakai alat bantu
penglihatan dan tidak ada sekret pada mata, tidak ada bengkak dan
peradangan. Mata sebleah kiri kornea matah berwarnah keruh,
keputihan
c. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, tidak ada
polip, tidak ada nafas cuping hidung, tidak terpasang oksigen.
d. Telinga : Mampu mendengar dengan jelas, tidak ada sekret di
daun telinga, tidak ada pembengkakan dan peradangan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
e. Mulut : Selaput mukosa lembab dan berwarna merah muda,
bersih, bibir kering dan berwarna merah kehitaman
f. Leher dan Tenggorokan: Posisi trakea simetris, tidak ada benjolan
pada leher, tidak ada alat yang terpasang, tidak ada nyeri waktu
menelan, tidak ada pembesaran tonsil, vena jugularis tidak
menonjol, klien mengatakan kaku pada leher belakang.
g. Dada dan Thorak: Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan
simetris dan sama kanan-kiri, tidak ada luka, tidak ada alat yang
terpasang
h. Paru-Paru
1) Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris, tidak ada
luka, tidak ada jejas, pengembangan dinding dada seimbang
2) Palpasi : Tidak ada benjolan
3) Perkusi : Bunyi sonor
4) Auskultasi: Suara napas vesikuler, tidak ada suara napa
tambahan
i. Jantung
1) Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada luka,
tidak ada memar, tidak terpasang dan tidak ada
bekas pacemaker, tidak terpasang dan tidak ada
bekas WSD
2) Palpasi : Tidak ada benjolan, pulsasi kuat dan cepat
3) Perkusi : Bunyi redup, tidak ada pelebaran dinding jantung
4) Auskultasi: Irama jantung reguler, BJ1 dan BJ2 lup dup
j. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada asites, tidak ada
peradangan, tidak ada keluar cairan umbilikal,
tidak ada garis gravidarum dan striae
2) Auskultasi: Terdengar bunyi peristaltik usus 35 x/menit
3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak teraba
massa
4) Perkusi : Terdengar bunyi timpani
k. Genital : Klien mengatakan tidak ada keluhan, tidak ada luka
dan pembengkakan dan tidak terpasang kateter
m. Sistem Muskuloskeletal
1) Inspeksi Kuku : Warna merah muda pucat, bersih, utuh
2) Capillary Refill : Cepat (< 2 detik)
3) Ekstremitas atas
a) Kanan: terpasang infus RL 20 tpm, tidak ada luka, akral hangat,
mampu melakukan gerakkan, tidak ada edema
b) Kiri : Tidak ada luka, sulit untuk melakukan gerakkan, keram pada
ekstremitas sebelah kiri, akral hangat, tidak ada edema.
4) Ekstremitas bawah
a) Kanan: Mampu bergerak dengan bebas, akral hangat, tidak ada
luka, tidak ada edema,
b) Kiri: tidak mampu bergerak, akral hangat, terdapat luka edema,
terasa nyeri pada ekstremitas
5) Kekuatan otot
5 3
5 0
n. Sistem Integumen: Kulit bersih, warna kecoklatan, turgor elastis, terdapat
edema pada kaki sebelah kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
02 Mei 2021 Pukul 23.46 WIB
b. CT Scen
- Tampak shorttening pada kolom femur sinistra
- Tampak sklerosis pada celah sendi secroilac dextra sinistra
PROGRAM TERAPI
ANALISA DATA
B. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan agen cedera fisik
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
C. Intervensi
P :Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
P : intevensi dilanjutkan
P : Lanjutkan intervensi
8 Intoleransi Rabu Monitoring TTV klien S:
aktivitas 8 Juni - Pasien mengatakan masih
berhubungan 2022 2. Monitoring kemampuan klien lemas
dengan terhadap mobilisasi - Pasien mengatakan tidak
kelemahan bisa melakukan aktivitas,
seperti makan, minum,
3. Anjurkan klien melakukan
berpindah harus bantu
No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
aktivitas sesuai kemampuan keluarga/perawat
- Pasin mengatakan mudah
4. Berikan latihan gerak aktif dan lelah dan mengatuk
pasif pada klien O:
- Pasien tampak lemas
5. Bantu klien dalam melakukan - Pasien tidak bisa
melakukan aktiitas secara
aktivitas yang memberatkan
- Tanda-tanda vital
TD : 139/ 77 mmHg
N : 82x/m
R : 22x/m
S : 36.6 oC
P : intevensi dilanjutkan
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Ny. S umur 60 tahun dirawat di Rumah Sakit dr R Soeprapto Cepu
dengan diagnosa medis diabetes melitus . Pasien masuk dengan keluhan
nyeri pada pelvis sampai ke paha sebalah kiri, nyeri seperti di tusuk-tusuk,
dengan skala nyeri 7 (sedang), nyeri semakin berat bisa paha sebelah kiri
di gerakan, nyeri hilang timbul, ekstremitas sebelah kiri tidak bisa
digerakan, pasien mengatakan merasakan kesemutan pada kaki dan tangan
sebelah kiri. Pasien mengatakan sering mual, pusing, pasien sering haus
dan sring kencing.
Menurut PERKENI (2015) tanda dan gejala seseorang yang
menderita DM atau kencing manis yaitu poliphagi, poliuri dan polidipsi.
Pada daat pengkajian di dapatkan bawah ada tanda polidipsi dan poliuri.
Sebelum masuk rumah sait pasien mengatakan nasu makan baik, pasien
sering lapar. Riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan ayah psien
memiliki riwayat DM.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Perawat Jaga
Perawat diharapkan secara aktif dapat memanfaatkan waktu yang
diberikan untuk melakukan asuhan keperawatan dan meningkatkan
ketrampilan selama melakukan asuhan keperawatan.
2. Bagi Ruang ICU RSUD dr R Soeprapto Cepu
Perawat diharapkan tetap memberikan pelayanan berlandaskan sikap
kasih terhadap pasien. Perawat diharapkan aktif melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah ke pasien guna mencegah adanya infeksi
nosoklomial selama di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nur, Ledy Martha Aridiana. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Sistem
Endokrin dengan pendekatan NANDA NIC NOC. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2014). Situasi Dan Analisis Diabetes. Infodatin: Pusat Data Dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1(Waspada Diabetes), 8.
Kemenkes RI. (2018). Penyakit Diabetes Melitus. Diakses pada tanggal 16 Maret
2021 dari http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/8/apa-saja-faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-yang-bisa-
diubah
Lemone, Pricilla., burke Karen, M., Bauldoff, Genere. (2016). Buku Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Endokrin Diagnosis Keperawatan Nanda Pilihan, NIC
& NOC. Jakarta: EGC