Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN DIAGNOSA DIABETES


MELITUS DI RUANGAN ICU RSUD DR R SOEPRAPTO CEPU

NAMA : ANIES PUSPITANINGRUM

NIP : 197810302006042024
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Web of Causation .....................................................................................

BAB II : LAPORAN KASUS KELOLAAN .......................................................

A. Pengkajian ................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................................
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................
D. Implementasi ............................................................................................
E. Evaluasi ....................................................................................................

BAB III : PEMBAHASAN...................................................................................

A. Analisa kasus.............................................................................................
B. Analisa intervensi keperawatan.................................................................

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu keadaan ketika tubuh tidak
mampu menghasilkan atau menggunakan insulin. Dengan demikian, terjadi
hiperglikemi yang disertai berbagai kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak serta menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada organ
tubuh (Aini, 2016).
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya
hiperglikemia yang disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas
untuk memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target
tersebut. Abnormalitas pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
ditemukan pada penderita penyakit diabetes mellitus terjadi dikarenakan
kurangnya aktivitas insulin pada sel target.
Prevalensi diabetes yang terjadi di seluruh dunia diperkirakan 2,8 %
pada tahun 2000 dan 4,4 % pada 2030.Jumlah penderita diabetes
diproyeksikan meningkat dari 171 juta di tahun 2000 hingga mencapai 366
juta di tahun 2030. Negara-negara Asia berkontribusi lebih dari 60% dari
populasi diabetes dunia. (Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus,
2011)
Berdasarkan data Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia
berdasarkan diagnosis dokter pada umur 15 tahun mengalami peningkatan
sebesar 2%. Provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu DKI Jakarta. Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi ketiga tertinggi di Indonesia
(Riskesdas, 2018).
Melihat kenaikan insiden diabetes mellitus secara global yang sebagian
besar disebabkan oleh perubahan pola gaya hidup yang kurang sehat, dapat
diperkirakan bahwa kejadian diabetes mellitus akan meningkat drastis.
Melihat bahwa diabetes mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas
sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar,
maka sangat diperlukan program pengendalian dan penatalaksanan diabetes
mellitus tipe-2.
Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi,
diet, latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan
diabetes mellitus dengan pemantauan kadar gula darah. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kenaikan kasus diabetes mellitus. Salah satunya adalah
pengetahuan. Pengetahuan penderita tentang diabetes mellitus sangat
membantu pasien dalam menjalankan penanganan diabetes mellitus selama
hidupnya sehingga semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya
semakin mengerti bagaimana harus berperilaku dalam penanganan
penyakitnnya. Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas maka penulis
ingin membahas tentang konsep medis dan konsep keperawatan gerontik
dengan Diabetes Melitus.

B. Web of Causation
Terlampir dilampiran
BAB II

LAPORAN KASUS KELOLAAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 6 Juni 2022
Pukul : 11.00 WIB
Ruang/RS : ICU, RSUD dr R Soeprapto Cepu
Metode Pengkajian : Autoanamnase dan alloanamnasa

BIODATA
1. Biodata Klien
Nama : Tn.S
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMP
Pekarjaan : IRT
Tanggal Masuk RS: 04-06-2022
Diagnosa Medis : DM
Nomor Register : 518168

2. Biodata Penangung Jawab


Nama : Ny. Y
Umur : 24 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :-
Hubungan dengan klien : Anak Pasien

KELUHAN UTAMA
Nyeri pada pelvis

KELUHAN SAAT DIKAJI


Pasien mengatakan nyeri pada pelvis sampai ke paha sebalah kiri, nyeri
seperti di tusuk-tusuk, dengan skala nyeri 7 (sedang), nyeri semakin berat
bisa paha sebelah kiri di gerakan,nyeri hilang timbul, ekstremitas sebelah
kiri tidak bisa digerakan, pasien mengatakan merasakan kesemutan pada
kaki dan tangan sebelah kiri. Pasien mengatakan sering mual, pusing

RIWAYAT KESEHTAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 04 Juni 2022, Dengan keluhan
nyeri pada pelvis dan paha sebelah kiri. 3 minggu lalu pasien terjatuh
ketika pergi berbelanja karena vertigo kambuh, sehingga pasien tidk
bisa melkukan aktivitas dan dibantu oleh kelurganya, setelah itu pasien
di rawat di rumah secara mandiri, selama 2 minggu pasien tidak bisa
berjalan, karena keadaan pasien semakin berat, akhirnya pasien
dibawah ke rumah sakit dr R Soeprapto Cepu untuk mendapatkan
pelayanan dan tindak lanjut penyakit pasien.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti
Ny.S Tetapi ayah pasien memiliki riwayat penyakit DM dan
hipertensi.

GENOGRAM

Keterangan :

Ket: : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan Perkawinan
: Tinggal Serumah
: Klien (Ny.S)
POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Nutrisi Metabolik
a. Sebelum sakit
Frekuensi makan seblum sakit pasien makan 3x sehari dengan
jenis makanan : nasi, lauk, sayur, porsi makan 1 piring
dihabiskan, makanan yang disukai adalah sayur dan buah-buahan.
Makanan yang tidak disukai adalah makanan pedas, tidak ada
pantang makanan. Kebiasaan makan dirumah Nafsu makan baik
Banyak minum dengan satu hari 800-1200 cc dengan jenis
miuman air putih, teh. Minuman yang tidak disukai adalah
minuman alkohol
b. Selama sakit (Dirumah sakit)
Jenis makanan nasi, frekuensi makan 3x1, porsi makan
dihabiskan 1/2 porsi
Kurang minum dalam sehari dari masuk sampai pengkajian hanya
menghabiskan 800 cc, jenis air putih.
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
1) BAB
Frekuensi BAB sebelum sakit 2x sehari, tidak terdapat
penghantar untuk BAB, tidak terdapat keluhan
2) BAK
Frekuensi 4-5x sehari dengan jumblah 1000 cc, warna :
kuning jernih, tidak terdapat keluhan
b. Selama Sakit (Dirumah Sakit )
1) BAB
Selama pasien masuk sampai pada pengkajian pasien belum
sudah BAB
2) BAK
Pasien mengatakan selama pasien masuk rumah sakit sampai
pada pengkajian BAK dengan jumlah 660 cc,warna urin
kuning, bau amonia, tidak teradapat keluhan
3. Pola Aktifitas – istirahat tidur
a. Sebelum Sakit
1) Keadaan aktifitas sehari-hari
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasan/tidak rutin
olahraga karena sibuk bekerja. Keluarga mengatakan pasien
bekerja sebagai IRT
Tidak terdapat alat bantu untuk memenuhi aktifitas setiap hari

AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian/ √
berdandan
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat √
Tidur
Pindah √
Ambulasi √
Naik tangga √
Memasak √
Belanja √
Merapikan rumah √
Ket 0 = mandiri

1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total

2) Kebutuhan Tidur
Jumlah tidur pasien dalam sehari, keluarga mengatakan
pasien jarang tidur siang karena sibuk bekerja dan malam 5-7
jam. Tidak memiliki kebiasaan tidur, pasien tidur bersama
istrinya.
3) Kebutuhan istirahat
Pasien istirahat di jam istirahat saat tidak ada pelangan.

b. Selama Sakit (Dirumah sakit)


1) Keadaan aktifitas

Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di TT √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Ket 0 = mandiri

1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total

2) Kebutuhan Tidur
Pasien mengatakan selama di rawat di RS, Pasien selau tidur.
Tidur malam 7-8 jam. Tidak ada keluhan tidur
3) Kebutuhan Istirahat
Pasien tidak mengungkapkan perasaan jenuh, tetapi pasien
ingin cepat keluar dari RS dan segera bekerja, pasien tidak
terganggu dengan lingkungan ruangan rumah sakit.
4. Pola kebiasaan diri (Sebelum sakit)
a. Kebersihan kulit
Kapan kebiasaan mandi : pagi dan sore hari menggunakan sabun
Keluhan: tidak ada
b. Kebersihan rambut
Kebiasaan mencuci rambut: 2x sehari menggunakan shampoo
Keluhan: tidak ada
c. Kebersihan telinga
Kapan merawat/membersihkan telinga : setiap sehabis kramas
Keluhan: tidak ada
d. Kebersihan mata
Kebiasaan membersihkan mata : saat mencuci muka
Keluhan: tidak ada
e. Kebersihan mulut
Berapa kali menggosok gigi tiap hari : 2x saat mandi pagi dan
sore hari
Apakah menggunakan pasta gigi : ya
Keluhan: tidak ada
f. Kebersihan kuku
Kapan memotong kuku : seminggu sekali/ketika kukunya sudah
panjang
Apakah biasa menggunakan cat kuku : tidak
Keluhan: tidak ada
5. Peran dan hubungan
a. Pasien mampu berkomonikasi dengan orang lain, bicara jelas,
pasien mamapu mengespesikan dan mampu mengerti orang lain
b. Pasien dekat dengan suami dan anak, keluarga adalah orang yang
paling berpengaruh bagi pasien
c. Bila pasien memiliki masalah, pasien selalu miminta bantuan
kepada istri dan anaknya.
6. Pola managemen kesehatan-persepsi kesehatan
a. Pemahaman tentang arti sehat: Keluarga mengatakan bagi pasien
dan keluarga sehat merupakan kondisi masih dapat melakukan
aktifitas dan tidak terbaring di tempat tidur.
b. Promosi kesehatan: keluarga mengatakan pasien tidak pernah
mengatur pola makan. Pasien tidak mengatur pola makan karena
belum pernah mendapatkan informasi tentang pengaturan pola
makan yang benar.
c. Perlindungan kesehatan: keluarga mengatakan pasien selalu
memeriksa kesehatan di puskesmas tetapi tidak memiliki riwayat
hipertensi.
7. Pola reproduksi-seksualitas
Pasien sudah menikah dan memiliki dua orang anak, 1 orang sudah
menikah.
8. Pola kongnitif-persepsi sensori
a. Pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan pendengaran,
penciuman, pengecapan serta sensi peraba. Klien mengtakan
penglihatannya sebalh kiri tidak bisa melihat/katarak sudah 1
tahun yang lalu.. Klien tidak memiliki alat bantu penglihatan.
Klien dapat mengingat, berbicara jelas.
9. Pola konsep diri-persepsi diri
a. Body Image: klien mengatakan percaya diri dengan tubuhnya
b. Identitas diri: klien mengetahui bahwa pasien adalah seorang
perempuan klien seorang ibu rumah tangga yang memiliki suami
dan anak dan sekarang sedang sakit.
c. Harga diri : klien bisa berinteraksi dengan keluarga
d. Peran diri : Pasien mengatakan berperan sebagai
ibu rumah tangga yang memiliki suami dan satu anak.
10. Pola konsep diri dan keyakinan
Pasien beragama islam, keluarga pasien mengatakan sebelum sakit
pasien ikut dalam pengajian satu bulan satu kali, pasien selalu
melaksanakan sholat 5 waktu. Selama sakit pasien tidak dapat sholat.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak terbaring lemah di tempat tidur
Kesadaran Compos mentis
2. Tanda-tanda Vital
- TD : 130/78 mmHg
- N : 75x/m
- RR : 20X/m
- Spo2: 99 %
- S : 36,5 0C
Antopometri
- BB : 65 Kg
- TB : 155 Cm
4. Kepala
a. Rambut : Beruban tetapi tidak merata, lurus, tebal, tidak
berketombe, tidak ada nyeri tekan
b. Mata : pasien tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak memakai alat bantu
penglihatan dan tidak ada sekret pada mata, tidak ada bengkak dan
peradangan. Mata sebleah kiri kornea matah berwarnah keruh,
keputihan
c. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, tidak ada
polip, tidak ada nafas cuping hidung, tidak terpasang oksigen.
d. Telinga : Mampu mendengar dengan jelas, tidak ada sekret di
daun telinga, tidak ada pembengkakan dan peradangan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
e. Mulut : Selaput mukosa lembab dan berwarna merah muda,
bersih, bibir kering dan berwarna merah kehitaman
f. Leher dan Tenggorokan: Posisi trakea simetris, tidak ada benjolan
pada leher, tidak ada alat yang terpasang, tidak ada nyeri waktu
menelan, tidak ada pembesaran tonsil, vena jugularis tidak
menonjol, klien mengatakan kaku pada leher belakang.
g. Dada dan Thorak: Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan
simetris dan sama kanan-kiri, tidak ada luka, tidak ada alat yang
terpasang
h. Paru-Paru
1) Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris, tidak ada
luka, tidak ada jejas, pengembangan dinding dada seimbang
2) Palpasi : Tidak ada benjolan
3) Perkusi : Bunyi sonor
4) Auskultasi: Suara napas vesikuler, tidak ada suara napa
tambahan

i. Jantung
1) Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada luka,
tidak ada memar, tidak terpasang dan tidak ada
bekas pacemaker, tidak terpasang dan tidak ada
bekas WSD
2) Palpasi : Tidak ada benjolan, pulsasi kuat dan cepat
3) Perkusi : Bunyi redup, tidak ada pelebaran dinding jantung
4) Auskultasi: Irama jantung reguler, BJ1 dan BJ2 lup dup

j. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada asites, tidak ada
peradangan, tidak ada keluar cairan umbilikal,
tidak ada garis gravidarum dan striae
2) Auskultasi: Terdengar bunyi peristaltik usus 35 x/menit
3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak teraba
massa
4) Perkusi : Terdengar bunyi timpani
k. Genital : Klien mengatakan tidak ada keluhan, tidak ada luka
dan pembengkakan dan tidak terpasang kateter
m. Sistem Muskuloskeletal
1) Inspeksi Kuku : Warna merah muda pucat, bersih, utuh
2) Capillary Refill : Cepat (< 2 detik)
3) Ekstremitas atas
a) Kanan: terpasang infus RL 20 tpm, tidak ada luka, akral hangat,
mampu melakukan gerakkan, tidak ada edema
b) Kiri : Tidak ada luka, sulit untuk melakukan gerakkan, keram pada
ekstremitas sebelah kiri, akral hangat, tidak ada edema.

4) Ekstremitas bawah
a) Kanan: Mampu bergerak dengan bebas, akral hangat, tidak ada
luka, tidak ada edema,
b) Kiri: tidak mampu bergerak, akral hangat, terdapat luka edema,
terasa nyeri pada ekstremitas
5) Kekuatan otot
5 3

5 0
n. Sistem Integumen: Kulit bersih, warna kecoklatan, turgor elastis, terdapat
edema pada kaki sebelah kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
02 Mei 2021 Pukul 23.46 WIB

Pemeriksa Hasil dan satuan Nilai rujukan


Hb 13.0d/dL 11.7 -15.5
Hematokrit 37.00 % 35-47
Leukosit 15.7/uL 3.6-11.0
Eritrosit 4.59/uL 4,2 – 5.4
Jumlah Trombosit 300/uL 150-400
Hitung Jenis
Netrofil 82.2 % 50.0-70.0
Neutrofil absolut 13 10^3/ul 1.8 - 8
Limfosit 9.4 % 25.0 - 40.0
Limfosit absolut 1.5 10^3/ul -
(ALC)
Monosit 6.4 % 2.0 – 8.0
Eusinofil 1.7 % 2–4
Besofil 0.4 % 0 -1
HFLC 0.3 % 0.0 -1.4
NLCR 8.67 %
Immature 0.1
Granulositik
Kimia Klinik
Glukosa darah 564 mg/dL 70 -110
sewaktu
Creatinin 0.4 mg/dL 0.5 – 0.8
Natrium 128.0mmol/L 135.0-147.5
Kalsium 3.10 Mmol/L 3.50 – 50
Ureum 23.9 mmol/L 17.0 – 43.0 -

b. CT Scen
- Tampak shorttening pada kolom femur sinistra
- Tampak sklerosis pada celah sendi secroilac dextra sinistra
PROGRAM TERAPI

Nama Indikasi Kontraindikasi Efek samping Implikasi


Obat keperawatan
Ranitidi Dispepsia - Porfiria akut - Diare Prinsip
n kronis, dan - Konstipasi pemberian
gastroesoph hipersensitivitas - Nyeri Perut obat 6 benar
ageal reflux terhadapranitidi - Mialgia
diseasel/G n
ARD,
Tukak
lambung,
ulkus
peptikum,k
ondisi
hipersekres,
stress ulcer
Ketorola Obat untuk - - Tidak untuk Diare, nyeri Prinsip
c mengatasi n nyeri kronis gastrointestinal, pemberian
yeri sedang atau minoritas sakit kepalam obat 6 benar
hingga - menunjkan pusing,
nyeri berat hipersensivitas mengantuk,
untuk terhadap berkeringat
sementara ketoralc/alergi
terhadap aspirin
atau NSAID
ceftriax Mengobati individu yang Mual muntah Prinsip
one berbagai memiliki - Diare pemberian
macam riwayat - Pusing obat 6 benar
infeksi hipersensivitaste - Mengantuk
Nama Indikasi Kontraindikasi Efek samping Implikasi
Obat keperawatan
bakteri rhadap obat atau - Sakit Kepala
dengan cara obat golongan
menghamb sefalosporin
at lainnya.
pertumbuha
n bakteri

ANALISA DATA

No Pengelompokan Data Masalah Penyebab


1 DS Nyeri akut Agen cedera
- Pasien mengatakan fisik
nyeri pada pelvis
sampai ke paha
sebelah kiri
- Pasien mengatakan
nyeri seperti di tusuk-
tusuk
- Pasien mengatakan
nyeri semakin
bertambah/berat ketika
pasien paha dan pelvis
digerakan, nyeri
hilang timbul
-
DO
- Skala nyeri 7
- Nadi 86
- Pasien tampak selalu
meringis
2 DS Ketidakstabilan Hiperglikemia
- Pasien mengatakan kadar glukosa
sering pusing dan darah
mual
- Pasien mengatakan
sering haus
- Pasien mengatakan
memiliki gula darah
tinggi
DO
- Pasien tampak sering
mengantuk
- Pasien tampak sering
minum
- GDS : 289
3 DS : Intoleransi Kelemahan
- Pasien mengatakan aktivitas
ekstremitas sebelah
kiri tidak bisa di
gerakan
- Pasien mengatakan
merasa kesemutan
pada tangan sebelah
kiri
- Pasien mengatakan
tidak bisa melakukan
aktivitas secara
mandiri
DO
- Pasien tampak lemah
- Semua aktivita pasien
di bantu oleh keluarga

B. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan agen cedera fisik
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
C. Intervensi

Diagnosa Tindakan Keperawatan


Rasional
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Menejemen Nyeri (I.08238) 1. Untuk mengetahui keadaan
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi, pasien dan penanganan
agen cedera diharapkan nyeri akut dapat karakteristik, durasi, selanjutnya.
fisik teratasi, dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas 2. Untuk mengetahui skala
1. Keluhan nyeri berkurang. nyeri nyeri dan intervensi
2. Klien tidak menunjukkan 2. Identifikasi respon nyeri selanjutnys.
ekspresi wajah yang meringis. 3. Berikan posisi 3. Untuk memberikan rasa
3. Skala nyeri menurun hingga 0. senyaman mungkin nyaman pada klien.
4. TTV dalam rentang normal, 4. Anjurkan teknik relaksasi 4. Untuk menurunkan
yaitu: dafas dalamdan distraksi ketengangan dan
TD: 120/80 mmHg terapi musik melancarkan peredaran
N: 60-100 x/menit 5. Kolaborasi dengan tim darah hingga oksigen akan
RR: 16-24 x/menit medis pemberian analgetik terpenuhi dan mengurangi
o o
S: 36,5 C – 37,5 C serta mengalihkan rasa nyeri.
5. Analgetik akan membuat
rasa nyeri menjadi berkurang
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring TTV klien 1. Mengetahui keadaan umum
aktivitas keperawatan selama 3x24 jam klien dan menentukan
berhubungan diharapkan tidak ada intoleransi tindakan selanjutnya
dengan aktivitas pada klien dengan 2. Monitoring kemampuan 2. Mengetahui kemampuan klien
kelemahan kriteria hasil: klien terhadap mobilisasi dalam melakukan aktivitas
1. Klien dapat berpindah dengan yang dapat ditolerans
mandiri 3. Anjurkan klien melakukan 3. Klien dapat melalakukan
Diagnosa Tindakan Keperawatan
Rasional
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
2. Klien dapat ke toilet dengan aktivitas sesuai kemampuan aktivitas sesuai batas
mandiri kemampuan klien
3. Klien dapat makan dan minum 4. Berikan latihan gerak aktif 1. Membantu dalam melatih
dengan mandiri dan pasif pada klien kemampuan otot klien untuk
4. Klien dapat melaukan beraktivitas
aktivitas sehari-hari tanpa 5. Bantu klien dalam 2. Membantu klien melakukan
bantuan orang lain melakukan aktivitas yang aktivitas yang tidak dapat
memberatkan dilakukan sendiri

Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hiperglikemia 1. Dengan mengetahui


keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia,
risiko ketidakseimbangan kadar penyebab hiperglikemia maka dapat mencegah faktor
gula darah meningkat dengan 2. Monitor tanda dan gejala risiko hiperglikemia
kriteria hasil: hiperglikemia (mis. Polyuria, 2. Mengontrol hiperglikemia
a. Lelah/lesu menurun polidipsia, polifagia, dan mengetahui tanda dan
b. Keluhan lapar menurun kelemahan, malaise, gejala khas yang dialami
c. Gemetar menurun pandangan kabur, sakit klien saat mengalami
d. Berkerinhgat menurun kepala) hiperglikemia
e. Mulut kering menurun 3. Anjurkan kepatuhan 3. Diet dan olahraga dapat
f. Rasa haus menurun terhadap diet dan olahraga membantu klien mencegah
g. Kadar glukosa dalam darah 4. Ajarkan pengelolaan komplikasi DM dan
membaik diabetes dengan senam kaki mengontrol kadar gula dalam
h. Kadar glukosa dalam urine DM/pijat kaki darah
membaik 4. Senam kaki DM berfungsi
Jumlah urine membaik mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
1 Nyeri akut Senin S:
berhubungan 6 Juni 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, - Pasien mengatakan nyeri
dengan agen 2022 pada pahan dan bokong
durasi, frekuensi, kualitas,
cedera fisik (pelvis)
intensitas nyeri - Pasien mengatakan nyeri
seperti di tusuk-tusuk
2. Identifikasi respon nyeri
- Pasien mengatakan nyeri
3. Berikan posisi senyaman mungkin semakin berat ketika paha
4. Anjurkan teknik relaksasi dafas kiri di gerakan, nyeri hilang
timbul
dalamdan distraksi terapi musik O:
5. Kolaborasi dengan tim medis - Skala nyeri 7
- Pasien meringis kesakitan
pemberian analgetik - Pasien mengatakan
meskipun sudah melakukan
relasasi pasien tetap
merasakan sakit karena
nyerinya mendadak
- Memberikan obat ketorac
dan ranitidin
-
A : Masalah belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi

2 Intoleransi Senin 1. Monitoring TTV klien S:


No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
aktivitas 6 Juni - Pasien mengatakan lemah
berhubugan 2022 2. Monitoring kemampuan klien - Pasien mengatakan tidak
dengan terhadap mobilisasi bisa melakukan aktivitas
kelemahan secara mandiri
3. Anjurkan klien melakukan O :
- Pasien tidak bisa
aktivitas sesuai kemampuan
mengerakan ekstremitas
bawah selah kiri
4. Berikan latihan gerak aktif dan - Pasien tidak bisa melakukan
pasif pada klien aktivitas secara mendiri

5. Bantu klien dalam melakukan A : Masalah belum teratasi


aktivitas yang memberatkan
P : Lanjutkan intervesi
3 Ketidakstabilan Senin 1. Identifikasi kemungkinan S :
kadar glukosa 6 Juni penyebab hiperglikemia - Pasien mengatakan sering
darah 2022 2. Monitor tanda dan gejala haus
hiperglikemia (mis. Polyuria, - Pasien mengatakan
polidipsia, polifagia, kelemahan, kesemutan pada tangan
malaise, pandangan kabur, sakit - Pasien mengatakan tidak
kepala) bisa melakukan pijet kaki
3. Anjurkan kepatuhan terhadap diet ada ekstremitas seblah kiri
dan olahraga kare bengkak
4. Ajarkan pengelolaan diabetes O :
dengan senam kaki DM/pijat kaki - Keluaga pasien kooperatif
saat di ajarkan pijat kaki DM
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
4 Nyeri Selasa, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, S:
akutberhubunga 7 Juni - pasien mengatakan nyeri
durasi, frekuensi, kualitas,
n dengan agen 2022 pada pada kaki dan pelvis
cedera fisik intensitas nyeri sampai ke paha, nyeri
seperti di tusuk-tusuk, nyeri
2. Identifikasi respon nyeri
bisanya mendadak dan
3. Berikan posisi senyaman hilang
- pasien mengatakan saat
mungkin
melakukan relaksasi nyeri
4. Anjurkan teknik relaksasi nafas tidak terasa, tetapi ketika
dalam dan distraksi terapi musik nyeri mendadak pasien
sangat kesakitan
5. Kolaborasi dengan tim medis O :
pemberian analgetik - Skala nyeri 6
- Pasien nampak selalu
meringis ketika nyeri
muncul

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

5 Intoleransi Selasa 1. Monitoring TTV klien S:


aktivitas 7Juni - Pasien mengatakan masih
berhubungan 2022 2. Monitoring kemampuan klien lemas
dengan terhadap mobilisasi - Pasien mengatakan tidak
kelemahan bisa melakukan aktivitas,
seperti makan, minum,
3. Anjurkan klien melakukan
berpindah harus bantu
aktivitas sesuai kemampuan keluarga/perawat
No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
- Pasin mengatakan mudah
4. Berikan latihan gerak aktif dan lelah
pasif pada klien O:
- Pasien tampak lemas
5. Bantu klien dalam melakukan - Pasien tidak bisa
aktivitas yang memberatkan melakukan aktiitas secara
- Tanda-tanda vital
TD : 128/60mmHg
N : 86x/m
R : 20x/m
S : 36.3 oC
A : Masalah belum teratasi

P : intevensi dilanjutkan

6 Ketidakstabilan Selasa 1. Identifikasi kemungkinan S :


kadar glukosa 7 Juni penyebab hiperglikemia - Pasien mengatakan sering
darah 2022 2. Monitor tanda dan gejala haus dan sering buag air
berhubungan hiperglikemia (mis. Polyuria, kecil
dengan polidipsia, polifagia, - Pasien mengatakan pusing
kelemahan, malaise, - Pasien mengatakan ketika di
pandangan kabur, sakit kepala) lakukan pijat kaki pasien
3. Anjurkan kepatuhan terhadap merasa nyaman
diet dan olahraga O:
4. Ajarkan pengelolaan diabetes - Gds jam 06.00 : 241
dengan senam kaki DM/pijat - Gds jam 12 : 269
kaki - Memberikani nsulin 8 unit
- Keluarga kooperatif dalam
melakukan pijat kaki pada
pasien
No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
7 Nyeri akut Rabu 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, S:
berhubungan 8 Juni - pasien mengatakan nyeri
durasi, frekuensi, kualitas,
dengan agen 2022 pada pada kaki dan pelvis
cedera fisik intensitas nyeri sampai ke paha, nyeri
seperti di tusuk-tusuk, nyeri
2. Identifikasi respon nyeri
bisanya mendadak dan
3. Berikan posisi senyaman hilang
- pasien mengatakan saat
mungkin
melakukan relaksasi nyeri
4. Anjurkan teknik relaksasi nafas tidak terasa, tetapi ketika
dalam dan distraksi terapi musik nyeri mendadak pasien
sangat kesakitan
5. Kolaborasi dengan tim medis O:
pemberian analgetik - Skala nyeri 6
- Pasien nampak selalu
meringis ketika nyeri
muncul

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
8 Intoleransi Rabu Monitoring TTV klien S:
aktivitas 8 Juni - Pasien mengatakan masih
berhubungan 2022 2. Monitoring kemampuan klien lemas
dengan terhadap mobilisasi - Pasien mengatakan tidak
kelemahan bisa melakukan aktivitas,
seperti makan, minum,
3. Anjurkan klien melakukan
berpindah harus bantu
No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
aktivitas sesuai kemampuan keluarga/perawat
- Pasin mengatakan mudah
4. Berikan latihan gerak aktif dan lelah dan mengatuk
pasif pada klien O:
- Pasien tampak lemas
5. Bantu klien dalam melakukan - Pasien tidak bisa
melakukan aktiitas secara
aktivitas yang memberatkan
- Tanda-tanda vital
TD : 139/ 77 mmHg
N : 82x/m
R : 22x/m
S : 36.6 oC

A : Masalah belum teratasi

P : intevensi dilanjutkan

9 Katidakstabilan Rabu 1. Identifikasi kemungkinan S :


kadar glukosa 8 Juni penyebab hiperglikemia - Pasien mengatakan sering
darah 2022 2. Monitor tanda dan gejala haus
hiperglikemia (mis. Polyuria, - Pasien mengatakan pusing
polidipsia, polifagia, - Pasien mengatakan ketika di
kelemahan, malaise, lakukan pijat kaki pasien
pandangan kabur, sakit kepala) merasa nyaman
3. Anjurkan kepatuhan terhadap O :
diet dan olahraga - Gds jam 06.00 : 181
4. Ajarkan pengelolaan diabetes - Gds jam 12 : 127
dengan senam kaki DM/pijat - Keluarga kooperatif dalam
kaki melakukan pijat kaki pada
pasien
No Diagnosa Hari/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Keperawatan tanggal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB III

PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan diagnosa


medis diabetes melitus selama 3 hari dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari: Pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan,
catatan perkembangan (pelaksanaan dan evaluasi) dan dokumentasi, maka penulis
menarik kesimpulan bahwa kasus diabetes militus dalam memberikan asuhan
keperawatan perlu adanya intervensi.

A. Analisa Kasus
Ny. S umur 60 tahun dirawat di Rumah Sakit dr R Soeprapto Cepu
dengan diagnosa medis diabetes melitus . Pasien masuk dengan keluhan
nyeri pada pelvis sampai ke paha sebalah kiri, nyeri seperti di tusuk-tusuk,
dengan skala nyeri 7 (sedang), nyeri semakin berat bisa paha sebelah kiri
di gerakan, nyeri hilang timbul, ekstremitas sebelah kiri tidak bisa
digerakan, pasien mengatakan merasakan kesemutan pada kaki dan tangan
sebelah kiri. Pasien mengatakan sering mual, pusing, pasien sering haus
dan sring kencing.
Menurut PERKENI (2015) tanda dan gejala seseorang yang
menderita DM atau kencing manis yaitu poliphagi, poliuri dan polidipsi.
Pada daat pengkajian di dapatkan bawah ada tanda polidipsi dan poliuri.
Sebelum masuk rumah sait pasien mengatakan nasu makan baik, pasien
sering lapar. Riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan ayah psien
memiliki riwayat DM.

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Perencanaan di sesuaikan dengan diagnosa dan dapat dilaksanakan
sesuai dengan program yang akan dicapai selama proses perawatan pasien
di rumah sakit. Perencanaan yang diangkat bersifat diagnosis terapeutik
Pendidikan Kesehatan dan bersifat kolaborasi. Penulis membuat rencana
keperawaan sesuai dengan landasan teori berdasarkan dengan diagnose
keperawatan dan prioritas masalah sesuai dengan kebutuhan dasar
manusia. Intervensi yang terdapat dalam landasan teori diseleksi sesuai
dengan keadaan pasien dengan kondisi yang di temukan di lapangan.
Pada laporan kasus intervensi masing-masing 3x24 jam. Untuk
mengatasi masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
dilakukan intervensi Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi respon nyeri, berikan posisi
senyaman mungkin, anjurkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi
terapi musik. Untuk mengatasi intolerensi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan dilakukan intervensi Monitoring TTV, Monitoring kemampuan
klien terhadap mobilisasi, anjurkan klien melakukan aktivitas sesuai
kemampuan, berikan latihan gerak aktif dan pasif pada klien, bantu klien
dalam melakukan aktivitas yang memberatkan. Untuk mengatasi masalah
ketidakstabilan kadar glukosa darah dilakukan intervensi Identifikasi
kemungkinan penyebab hiperglikemia, monitor tanda dan gejala
hiperglikemia (mis. Polyuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise,
pandangan kabur, sakit kepala), mnjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga, ajarkan pengelolaan diabetes dengan senam kaki DM/pijat kaki.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan diagnosa diabetes


melitus di ruang ICU RSUD dr R Soeprapto Cepu dimulai dengan
dilakukan pengkajian keperawatan, setelah menemukan data senjang
dilakukan analisa data dan dirumuskan dalam diagnosa keperawatan.
Diagnosa yang ditemukan dalam kasus yaitu nyeri akut dan intoleransi
aktivitas, ketidakstabilan gula darah. Setelah menyusun diagnosis
keperawatan selanjutnya dilakukan penyusunan rencana keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul pada pasien kelolaan.
Penulis melakukan implementasi berdasarkan rencana keperawatan yang
telah di susun. Penulis juga melakukan evaluasi pada setiap implementasi
yang dilakukan (evaluasi proses) dan juga pada setiap akhir shift (evaluasi
akhir), kemudian penulis mendokumentasikan seluruh proses keperawatan.
Evaluasi selama perawatan, penulis menyimpulkan bahwa 3 diagnosis
keperawatan belum teratasi.

B. Saran
1. Bagi Perawat Jaga
Perawat diharapkan secara aktif dapat memanfaatkan waktu yang
diberikan untuk melakukan asuhan keperawatan dan meningkatkan
ketrampilan selama melakukan asuhan keperawatan.
2. Bagi Ruang ICU RSUD dr R Soeprapto Cepu
Perawat diharapkan tetap memberikan pelayanan berlandaskan sikap
kasih terhadap pasien. Perawat diharapkan aktif melakukan cuci
tangan sebelum dan setelah ke pasien guna mencegah adanya infeksi
nosoklomial selama di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur, Ledy Martha Aridiana. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Sistem
Endokrin dengan pendekatan NANDA NIC NOC. Jakarta: Salemba Medika.

American Diabetes Association (2018). American Diabetes Association Standards


of Medical Care in Diabetes.

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: TIM.

Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia. (2016). Rencana Asuhan


Keperawatan Medikal bedah Diagnosis NANDA-I 2015-2017 Intervensi NIC
Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Headman & Kamitsuru. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi


2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. (2014). Situasi Dan Analisis Diabetes. Infodatin: Pusat Data Dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1(Waspada Diabetes), 8.

Kemenkes RI. (2015). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan


Litbang Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2018). Penyakit Diabetes Melitus. Diakses pada tanggal 16 Maret
2021 dari http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/8/apa-saja-faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-yang-bisa-
diubah

Lemone, Pricilla., burke Karen, M., Bauldoff, Genere. (2016). Buku Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Endokrin Diagnosis Keperawatan Nanda Pilihan, NIC
& NOC. Jakarta: EGC

Perkeni. (2015). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. Jakarta: Perkeni

Ratnawati, Emmelia. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:


Penerbit Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai