Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA Tn.

S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GAGAL GINJAL KRONIK
DI RSU SAPTA MEDIKA
TANGGAL 15 DESEMBER 2020

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 48 Thn
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : S1 Akutansi
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jalan anggrek VI /7
Tanggal Masuk : 14 Desember 2020
Tanggal Pengkajian
: 15 Desember 2020
No. Register : 150076
Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronik

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.R
Umur : 47 Thn
Hub. Dengan Pasien : Istri Pasien
Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat : Jalan anggrek VI /7
2. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan saat ini adalah klien mengatakan mudah lemas, mual, muntah, pusing selama 2
hari dan cepat lelah saat beraktivitas, gatal-gatal seluruh tubuh edem tungkai kaki dibagian
kaki kiri grade +1, lamanya keluhan sudah 2 bulan. Selama sakit klien sering kontrol ke
dokter dan minum obat. Saat ini klien direncanakan untuk dilakukan pemasangan cimino
untuk akses HD.
2. Satus Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Menurut keluarga klien memiliki riwayat Hipertensi sejak 2 th yang lalu. Kemudian riwayat
1 th yang lalu klien sering minum obat. Klien sekarang adalah rawatan ke 2 klien didiagnosa
dokter CKD Hipertensi, klien pernah dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosa : CKD
Hipertensi. Kemudian riwayat pemakain obat selama 3 bulan sebelum masuk rumah sakit :
Amlodipine 1x10 gr
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah di rawat
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi seperti alergi obat, makanan,
minuman, dll
4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengataka tidak memiliki kebiasaan merokok/kopi/alkohol
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien anak empat . Orang tua klien sudah meninggal. Keluarga dari klien Ny. S terutama dari
keluarga Ny.s Orang tua klien mempunyai riwayat HIPERTENSI. Klien memiliki dua orang
anak dan anaknya yang pertama sudah meninggal dengan peyakit jantung dan anak yang
kedua sudah tidak tinggal serumah, klien tinggal serumah dengan saudaranya
4. Riwayat perawatan dan pengobatan
sebelumnya(Konvensional dan komplementer)
1. Konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat
pasien sakit adalah berobat ke puskesmas yang berada di dekat rumah
pasiendan melanjutkan membawa ke rumah sakit terdekat.

2. Komplementer
Pasien tidak pernah mencoba terapi komplementer dan ini merupakan
pertama kali pasien berobat dengan terapi komplementer
5. Genogram

Keterangan :

= Laki laki

= Perempuan

= Meninngal dunia

------------ = Tinggal Serumah

= Pasien

6. Diagnosa Medis dan therapy


Gagal Ginjal Kronik
Terapi injeksi
a. Amlodipine 10gr 1x10 jam 06.00 wib.
b. Lasix 10gr 1x2 jam 06.00 wib.
c. Ondancentron 10gr 1x1 jam 06.00 wib.
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan tersebut sangat penting bagi keluarga dan pasien.
Biasanya pasien dan keluarganya apabila mengalami sakit langsung dibawa ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat dan pasien mengatakan sakitnya murni karena
factor ilmiah bukan karena guna-guna

b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3x sehari dan menghabiskan
makanannya, pasien mengatakan biasanya minum 7-8 gelas perhari (1500cc). Pasien
mengatakan biasanya makan nasi dengan lauk tempe/tahu, sayur, dan terkadang
diselingi daging ayam sesekali.

 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit biasa makan 3x sehari dan menghabiskan
makanannya, pasien mengatakan biasanya minum 7-8 gelas perhari (1500cc). Pasien
mengatakan biasanya makan nasi dengan lauk tempe/tahu, sayur, dan terkadang
diselingi daging ayam sesekali.

c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam melakukan BABnya, biasanya pasien
berak 1x sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning
kecoklatan, bau khas feses, dan tidak ada darah serta lendir
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam melakukan BABnya, biasanya pasien
berak 1x sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning
kecoklatan, bau khas feses, dan tidak ada darah serta lender
2) BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing, biasanya pasien BAK 4-
6x/hari dengan warna urin kuning sebanyak 500 cc, bau kas urine dan tidak ada
nyeri saat BAK.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing, biasanya pasien BAK 4-
6x/hari dengan warna urin kuning sebanyak 500 cc, bau kas urine dan tidak ada
nyeri saat BAK.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

2) Latihan
 Sebelum sakit
Aktivitas sehari – hari klien yaitu bekerja sebagaiPegawai swasta, klien olah raga jalan di
lingkungan rumah satu minggu sekali dan mudah lelah setelah beraktivitas.
 Saat sakit
Selama dirawat aktivitas klien terganggu karena kurang terbiasa dengan suasana
rumah sakit dan klien ingin segera pulang, kaki klien terasa berat jika untuk berjalan.
Aktivitas klien hanya ditempat tidur dan duduk buat nonton tv. Untuk perawatan
dirinya klien mandiri melakukannya.

e. Pola kognitif dan Persepsi


Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya , dan pasien dapat
mendengar (tidak tuli), mampu melihat dengan baik, komunikasi verbal dan
perabaan pasien tidak menglami masalah

f. Pola Persepsi-Konsep diri


 Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan konsep dirinya
 Citra Tubuh : Pasien tidak mengalami perubahan bentuk tubuh
 Peran diri : Pasien mengatakan perannya di rumah sebagai seorang
kepala keluarga dan seorang ayah
 Ideal diri : Pasien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya dan
pasien berharap bisa sembuh dari hipertensinya.
 Identitas diri : Pasien mengatakan berjenis kelamin laki-laki
 Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaannya
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari pukul
05.00. Pasien juga mengatakan dia tidak memiliki kebiasaan mengigau saat
tidur dan tidak kesulitan untuk memulai tidur. Tidurnya nyenyak dan pasien
biasa tidur 5-6 jam/hari.

 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam / hari dan pasien sering
terbangun karena nyeri kepala yang dirasakannya. Pasien tampak tidak segar
saat bangun dipagi hari.

h. Pola Peran-Hubungan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan menjalin hubungan dengan keluarga maupun
masyarakat sekitar rumahnya dengan baik.
 Saat sakit
Pasien mengatakan mampu berkomunikasi secara verbal dengan
keluarga dan keluarga pasien lain di ruangannya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 2 orang anak (1 laki-laki dan 1
perempuan)
 Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak (1
laki-laki dan 1 perempuan)

j. Pola Toleransi Stress-Koping


 Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika mengalami
akan bercerita dengan istri dan anaknya
 Saat sakit
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika mengalami
akan bercerita dengan istri dan anaknya

k. Pola Nilai-Kepercayaan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan ia beragama hindu, pasien biasa sembhyang di rumah atau
di pura
 Saat sakit
Pasien mengatakan ia beragama hindu, pasien biasa sembhyang di rumah atau
di pura

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 90x/menit , Suhu = 36,50C , TD = 190/90
mmHg, RR =24x/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
1. Kepala
 Inspensi : Bentuk kepala simetris, persebaran rambut
merata, warna rambut hitam
 Palpasi : Tidak ada benjolan dibagian kepala
2. Mata
 Inspeksi : Mata terlihat simetris, konjungtiva anemis,
pupil isokol
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
 Inspeksi : Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi, tidak
ada serumen
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Mulut
 Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada sariawan, dan gigi
bersih
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5. Hidung
 Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Leher
 Inspeksi : Tidak ada lesi, bentuk simetris
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
b. Dada
1. Paru
 Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan
bentuk dada
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Normal (sonor)
 Auskultasi : Normal (vesikuler)

2. Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS 4-5 mid clavicula
line sinistra
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 mid clavicula
line sinistra
 Perkusi : Normal dulnes
 Auskultasi : Terdengar suara S1 reguler
c. Payudara dan ketiak
 Inspeksi : Payudara simetris, tidak adanya lesi
 Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan pada payudara
d. Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada memar/bekas luka dan pembengkakan
 Palpasi : Bissing usus 20x/menit
 Auskultasi : Suara timpani
 Perkusi : Tidak ada nyeri tekan
e. Genetalia
Tidak dikaji
f. Integumen
 Inspeksi : Kulit elastis, tidak ada kemerahan
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Ekstremitas
1. Atas
 Inspeksi : Tidak ada lesi, tangan simetris, CRT kurang
dari 2 detik
 Palpasi : Akral hangat dan tidak ada nyeri tekan
2. Bawah
 Inspeksi : Tidak ada lesi, kaki simetris, CRT kurang dari
2 detik
 Palpasi : Akral hangat, tidak ada nyeri tekan
h. Neurologis
1. Status mental dan emosi
Pasien mengatakan tidak mengalami stres yang berlebihan dan jika
mengalami akan bercerita dengan istri dan anaknya
2. Pengkajian saraf kranial
Tidak dikaji
3. Pemeriksaan refles
Kekuatan otot : 555 555

555 555
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terdapat data penunjang Lab, X-Ray, MRI, Scan maupun data USG

2. Data Pemeriksaan Komplementer


1. Nama Titik yang Bermasalah
Dari jurnal yang sudah di dapat titik yang bermasalah untuk mengatasi gangguan
kualitas tidur yaitu:
a. Terapi back massage
2. Lokasi Titik yang Bermasalah
 Lokasi : Terletak pada Bagian tunuh yang mengalami priuritus
 Fungsi : Untuk menurunkan derajat priuritus yang di rasakan
 Gambar :

i. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Interpretasi MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
DS : klien mengatakan gatal CKD Kerusakan integritas kulit
gatal di seluruh tubuh,
Penurunan fungsi ekseri ginjal
DO :
Sindrom uremia
 Iritasi pada kulit
Pruritus
 Kulit kering
Kerusakan integritas kulit
 kehitaman

 Edema tungkai grade +1

 Ureum : 134 mg / dl

 Kreatinin : 3,1mg/dl
CKD Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
Penurunan fungsi eksresi ginjal kebutuhan tubuh
DS : klien mengatakan perut
kembung, badan lemas sudah 2 Sindrom uremia
hari, sariawan dan BB turun 3 kg
HCO3- menurun
dalam 3 bulan terakhir.
Asidosis
DO :
Mual,muntah
 Keadaan klien sakit sedang
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
 Porsi makan yang dihabiskan
kebutuhan tubuh
hanya 1 Porsi

 Klien terlihat lemas

 Urin dalam 24 jam 600 cc A. :


BB : 47kg , TB : 150cm,

B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas


N TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd
O JAM
DITEMUKAN TERATASI

1. Selasa, 15 Kerusaka integritas kulit berhubungan dengan Jumat , 18


Desember gangguan permukaan kulit ditandai dengan pasien Desember 2020
2020 tampak Iritasi pada kulit , Kulit kering , kehitaman dan
Edema tungkai grade +1

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan Jumat , 18


2. Selasa, 15 Desember 2020
tubuh berhubungan dengan pembatasan intake diit
Desember ditandai dengan : Mual ,Muntah dan diit ketat
2020

C. Rencana Tindakan Keperawatan

Hari/ No Rencana Perawatan Ttd


Tujuan dan Kriteria
Tgl Dx Intervensi Rasional
Hasil
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status nutrisi Pengukuran : 1. Menyediakan data
keperawatan kepada Tn.S a. Antropometri (BB, TB) dasar untuk memantau
selama 3 x 24 jam b. Biokimia (Lab) perubahan dan
diharapkan mengevaluasi intervensi
c. Clinical (kondisi umum)
ketidakseimbangan nutrisi 2. Mengetahui
d. Dietary (recall intake makanan)
dapat teratasi dengan perkembangan hasil lab
2. Monitor lab hemoglobin,
kriteria hasil : hematokrit, ureum dan kreatinin. klien
1. Asupan nutrisi adekuat 3. Anjurkan perawatan mulut 3. Maningkatkan
2. Asupan makan dan 4. Berikan obat oral : kenyamanan mulut
cairan adekuat 4. pemberian obat oral
a. Lasik 10mg 1 injeksi jam 06.00
3. Konjungtiva tidak pucat wib agar keluhan dilambung
dan dapat berkurang
b. Ondancentron 10mg injeksi jam
4. Hasil lab batas normal : 06.00 wib 5. Kolaborasi dengan ahli
Selasa
a. HB : 13.2- 17.3 g/dl gizi untk pemberian diit
,15 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
b. HT : 40-52 % pemberian diit rendah protein 40 yang diberikan klien
desem 1.
c. Ureum : 10- 50 mg/dl gram diit rendah garam 40gram 6. Agar kadar protein
ber
d. Kreatinin : < 1,4 mg/dl 6. Kolaborasi dengan dokter seimbang
2020
pemberian obat ketosteril
1. Kaji karakteristik kulit
2. Jaga kebersihan kulit
3. Bantu klien untuk perawatan
kuku
4. Anjurkan untuk menjaga
Setelah dilakukan kebersihan dan kelembapan 1. Untuk mengetahui
tindakan kperawatan rambut keadaan kulit
kpada Ny.S selama 3 x 24 5. Kolaborasikan untuk pemberian 2. Untuk mengurangi
jam diharapkan tidak obat gatal rasa gatal dan
terjadi Kerusakan Terapeutik kekeringan
integritas kulit 3. Untuk mencegah
1. tetapkan waktu
berhubungan dengan garukan
pemberian virgin
uremia dengan kriteria 4. Untuk mengurangi
coconut oil
hasil : 1. Tidak gatalgatal rasa gatal jika diperlukan
2. Tidak iritasi 3. Kulit
2. lakukan prosdur

tidak kering 4. Hasil untuk

labUreum :10-50 mg/dl menghilangkan ruam

Kreatinin :,1,4 mg/dl dan rasa gatal pada


kulit
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam

1. Kaji status nutrisi Pengukuran : a.


Antropometri (BB, TB)

b. Biokimia (Lab)
Ds: pasien mengatakan rasa
c. Clinical (kondisi umum) gatal yang berlebih pda
d. Dietary (recall intake makanan) tubuh dan ruam yang

2. Monitor lab hemoglobin,


banyak
hematokrit, ureum dan kreatinin. Do: pasien tampak gelisah
1&2
3. Anjurkan perawatan mulut Ttv :
TD:110/70mmHg
4. Kaji karakteristik kulit
Suhu : 36,5c
5. Anjurkan untuk menjaga
Nadi :90x/mnt
kebersihan dan kelembapan rambut
RR; 22x/ mnt
6. Kolaborasikan untuk pemberian
obat gatal
1&2 1. Kaji status nutrisi Pengukuran : Ds : pasien mengatakn rasa

a. Antropometri (BB, TB) gatal berkurang setelah


diberikan terapi VCO
b. Biokimia (Lab)
Do: pasien tampak sedikit
c. Clinical (kondisi umum)
tenang setelah diberikan
d. Dietary (recall intake makanan) terapi VCO
2. memberikan terapi komplementer

1. tetapkan waktu pemberian virgin


coconut oil

2. lakukan prosdur untuk


menghilangkan ruam dan rasa
gatal pada kulit

1. Kaji status nutrisi Pengukuran :


1&2
a. Antropometri (BB, TB)
Ds: pasien mengatakan
b. Biokimia (Lab)
setelah diberikan perawatan,
c. Clinical (kondisi umum) px lebih merasa tenang dan
d. Dietary (recall intake makanan) merasa lebih baik, rasa gatal
sudah sangat berkurang
2. Monitor lab hemoglobin,
Do : px tampak terlihat
hematokrit, ureum dan kreatinin.
tenang dan ruam di tubuh px
3. Anjurkan perawatan mulut
sudah hilang
4. Kaji karakteristik kulit
5. Anjurkan untuk menjaga
kebersihan dan kelembapan rambut
6. Kolaborasikan untuk pemberian
obat gatal
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang


dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan pembatasan intake diit dan
ketidakmampuan untuk
mengabsorbsi nutrien.
S : klien mengatakan “ nafsu makan
baik“. Klien mengatakan perut
sudah tidak kembung, badan
masih lemas dan sariawan mulai
berkurang.
O : klien tampak sakit sedang, klien
terlihat lemas, mkan habis hanya
1p, berat badan mengalami
penurunan 1 kg BB 
A : BB : 50 kg, TB : 150 cm, IMT :22
(normal), BBI : 45 – 55 kg.
B : HB : 12,0g/dl, HT : 40 % ureum :
134 mg/dl, kreatinin : 12,1 mg/dl.
C : konjungtiva merah muda, ,
abdomen tidak kembung, bising
usus 18 x/menit.
D : pola makan klien 3 x/hari, porsi
makan tidak tentu, klien minum
sedikit, diit rendah protein
40gr,rendah garam 40gr
A : Masalah Ketidakseimbangan
nutrisi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1. Kaji
pengukuran ABCD 2. Memberian
obat injeksi ondancentron 5 mg
jam 06.00 wib 3. Kolaborasi
dengan dokter pemberian obat
ketosteril

Kerusakan integritas kulit


2.
berhubungan dengan uremia
S : klien mengatakan gatal berkurang
O : tampak kulit masih kering
A : kerusakan integritas kulit belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1. Mengkaji
karakteristik kulit 2. Menjaga
kebersihan kulit

F. Lampiran jurnal dan analisaa jurnal


 Analisa Jurnal Terapi Komplementer
1. Judul Penelitian
“PENGARUH PEMBERIAN TERAPI VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP PRURITUS
PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS DI RSIJ CEMPAKA PUTIH
TAHUN 2018”
2. Peneliti
Nurainah Fajriati Sagita Asri1 , Masmun Zuryati2
3. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui Pengaruh pemberian terapi VCO (Virgin Coconut Oil) terhadap
pruritus pada klien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis di RSIJ Cempaka Putih.
4. Ringkasan Jurnal
Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan penyakit sekunder dimana terjadi penurunan
fungsi ginjal secara progresif dan irreversibel, sehingga timbul gejala edema, anemia
dan mudah lelah. Penyebab GGK yang paling sering yaitu glomerulonefritis, diabetes
mellitus, dan hipertensi (Putri et al, 2016). Gagal ginjal Kronik didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal dan/atau penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) <
60mL/min/1,73m selama minimal 3 bulan (Kidney Disease Improving Global
Outcomes, KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and
Management). Menurut hasil Global Burden of Disease tahun 2010, GGK merupakan
penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi
urutan ke-18 pada tahun 2010 (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Di Amerika serikat
data USRDS (United States Renal Data System) pada tahun 2013 prevalensi gagal ginjal
kronik berjumlah 661,648 orang, sedangkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan
jumlah kejadian gagal ginjal kronik yang berjumlah 678,383 orang. Perhimpunan
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dalam Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2015, di
Indonesia prevalensi klien gagal ginjal kronik dengan Hemodialisis rutin tercatat
jumlah klien baru dan klien aktif terus meningkat dari tahun ke tahun, Jumlah klien
gagal ginjal kronik pada tahun 2014 berjumlah 17.193 orang klien baru dan 11.689
orang klien aktif sedangkan pada tahun 2015 tercatat jumlah klien baru berjumlah
21.050 orang dan klien aktif 30.554 orang.
5. Population
Sampel berjumlah 20 responden, terdiri dari 10 responden sebagai kelompok
perlakuan yang diberikan intervensi pemberian VCO dan 10 responden sebagai
kelompok kontrol. Uji statistic yang digunakan adalah uji T Dependen dan uji T
Independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum dan setelah intervensi (P
Value = 0,000).
6. Intervention
peneliti mendapatkan hasil bahwa setelah intervensi pemberian terapi VCO selama
tujuh hari didapatkan bahwa rata-rata responden mengatakan rasa gatal yang dialami
atau dirasakan berkurang, kulit klien yang awalnya tampak kering sudah terlihat agak
lembab serta intensitas gatal yang dirasakan klien berkurang. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian VCO mampu mengurangi dan menjaga kelembaban kulit
responden. Menurut Sutarmi (2005) Virgin Coconut Oil memiliki keunggulan dalam hal
kandungan MCFA (medium chain fatty acid) yang merupakan komponen asam lemak
berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara lain mampu melembabkan kulit
yang kering. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi tahun 2015 tentang
pengaruh minyak kelapa terhadap penurunan rasa gatal pada pasien DM di RSUD Kota
Salatiga setelah pemberian minyak kelapa yang menunjukkan bahwa sebanyak 21
responden mengalami pruritus dengan kategori ringan. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa distribusi derajat pruritus setelah penelitian pada kelompok kontrol
paling banyak pada derajat pruritus sedang dengan nilai mean 14,50. tingkat signifikasi
p value 0,081 > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara derajat pruritus sebelum dan setelah pada kelompok kontrol.
7. Comparison
jenis penelitian yang digunakan Quasi experimental Design dengan rancangan non
equivalent PretestPosttest control group design.
8. Outcomes
hasil penelitian didapatkan bahwa derajat pruritus pada kelompok perlakuan paling
banyak derajat pruritus ringan dengan nilai mean 9,90. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa adanya penurunan derajat peruritus yang dirasakan responden, yang awalnya
manyoritas derajat sedang menjadi derajat ringan. Hal ini terjadi karena intervensi
pemberian terapi VCO mampu mengurangi faktor resiko yang akan memperberat
keluhan gatal responden.
9. Time
Jurnal dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN TERAPI VCO (VIRGIN COCONUT OIL)
TERHADAP PRURITUS PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS DI RSIJ
CEMPAKA PUTIH TAHUN 2018” melakukan penelitian di RSIJ Cempaka putih

10. Kesimpulan
Karakteristik responden berdasarkan usia rata-rata berusia 52,40 tahun, sebagian
besar berjenis kelamin laki-laki dan mayoritas responden berpendidikan SMA.
Gambaran derajat pruritus sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan pada
kelompok kontrol mayoritas responden memiliki derajat pruritus sedang. Sedangkan
gambaran derajat pruritus setelah pemberian terapi VCO pada kelompok perlakuan
mayoritas responden memiliki derajat pruritus ringan, dan pada kelompok kontrol
mayoritas responden memiliki derajat pruritus sedang. Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara derajat pruritus sebelum pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan dengan p-value 0.832, sedangkan setelah intervensi terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan p-value
0.000. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi VCO
terhadap pruritus setelah diberikan intervensi terapi VCO selama tujuh hari.

Link jurnal :
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/58404817/manuskrip_Nurainah_Fajriati_Sagita
_Asri.pdf?1550147380=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3Dpengaruh_pemberian_VCO_terhadap_pruritus.pdf&Expires=1620352322&Signat
ure=T0PBqxFi2tkW13p2vyZ491u-
LuIc~FqxmuwR77Q36tQ7iKy7aNUOAKtXFQhCPuMMcbPfu607GP-
bd4EVUeB4zBXR0fMLbvKAQv4~rOuGK4SgIQN1f2Xl5uaaFSG54TCTZ2tgHTKICzDLTnlbm
fMR1bXI0pDJ5fJLPpMm2JWWJPsG-ay09pLLXUZnaranfEEDWYR29U5mo3~tXjDkQI-
spiNjW1nJuVWtYxs6nrDqo6~JLqc-
MKezX0JafKK5BbVjF3Fv3ByYMfo30i1GIWXfQsxUAX1GRL9N3jCw4jdoeaSecP6P8SSjfDU
qvr82eX5Cz09Tuvud9J7vydBvK~SFYg__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

Anda mungkin juga menyukai