Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

M
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BPH (BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA)
RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 12-17 JULI 2021

KASUS
Seorang pasien laki-laki datang ke RSUD Sanjiwani Gianyar pasien
mengalami sakit saat BAK. Pasien mengatakan sebelumnya ia sudah pernah dioprasi
pada saluran kencingnya. Saat dilakukan pemeriksaan pasien mengatakan merasakan
nyeri saat berkemih (P: pembesaran kelenjar prostat, Q: seperti ditekan, R: perut
bagian bawah, S: 5, T: setiap saat), merasa tidak tuntas saat berkemih, merasakan
sensasi penuh pada kandung kemih, BAK tidak dapat terkendali, merasa bingung,
khawatir dengan kondisi yang dialami sekarang karena sudah 2 kali mengalami
penyakit yang sama, pasien mengeluh pusing dan tidak berdaya. Hasil pengkajian
mendapatkan data pasien nampak gelisah, sulit tidur, frekuensi nafas meningkat,
sering berkemih, muka tampak pucat, tremor, pasien tampak meringis, frekuensi nadi
meningkat, berfokus pada diri sendiri, tekanan darah meningkat, distensi kandung
kemih, inkontinensia berlebihan, residu urin 255 ml. TD = 130/80 mmHg, Frekuensi
Nadi = 100 x/menit , Frekuensi Nafas =22 x/menit, Suhu =36,5 C

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama (Inisial) : Tn. M
Umur : 54 Tahun
Agama : Hindu
Jenis kelamin : Laki-laki
Status marital : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Suwat, Gianyar
Tanggal masuk : 11 Juli 2021
Tanggal pengkajian : 12 Juli 2021
No. Register : 689xxx
Diagnosa medis : Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)

Identitas Penanggung Jawab


Nama (Initial) : Tn. S
Umur : 28 Tahun
Hub. Dengan Klien : Anak
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Suwat,Gianyar

2. Riwayat kesehatan
Keluhan Utama
- Saat MRS
Nyeri saat BAK
- Saat pengkajian
Nyeri bagian perut bawah

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan bulan April 2021 mengeluh nyeri saat berkemih serta tidak
tuntas saat berkemih. Pada tanggal 20 April 2021 pasien datang ke RSUD
Sanjiwani Gianyar karena tidak dapat BAK sama sekali dan Pada tanggal 23 April
2021 pasien menjalani operasi TURP pertama. Pada tanggal 11 Juli 2021 datang
lagi karena pasien mengalami sakit lagi saat BAK. Saat dilakukan pemeriksaan
pasien mengatakan merasakan nyeri saat berkemih (P: pembesaran kelenjar prostat,
Q: seperti ditekan, R: perut bagian bawah, S: 5, T: setiap saat), merasa tidak tuntas
saat berkemih, merasakan sensasi penuh pada kandung kemih, BAK tidak dapat
terkendali, merasa bingung, khawatir dengan kondisi yang dialami sekarang karena
sudah 2 kali mengalami penyakit yang sama, pasien mengeluh pusing dan tidak
berdaya. Hasil pengkajian mendapatkan data pasien nampak gelisah, sulit tidur,
frekuensi nafas meningkat, sering berkemih, muka tampak pucat, tremor, pasien
tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, berfokus pada diri sendiri, tekanan
darah meningkat, distensi kandung kemih, inkontinensia berlebihan, residu urin
255 ml. TD = 130/80 mmHg, Frekuensi Nadi = 100 x/menit , Frekuensi Nafas =22
x/menit, Suhu =36,5 C, Pasien diberikan terapi infus NaCl 0,9% 20 tpm dan
keterolac 2x 10mg (IV) dan dirawat inap diruang bima nomer 302 RSUD
Sanjiwani Gianyar.

Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah menjalani operasi BPH.
b. Pernah dirawat
Pasien mengatakan 3 bulan lalu pernah dirawat di RS yang sama dengan
penyakit yang sama.
c. Alergi
Pasien mengatakan tidak adanya alergi obat, makanan, debu, logam, dingin, dll.
d. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan kebiasaannya yaitu sering merokok, pasien mengatakan
biasanya pasien menghabiskan 3-4 batang rokok per hari.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan Keluarga tidak ada yang memiliki kelainan / kecacatan dan
menderita suatu penyakit yang berat.

Genogram

76 75
77 71
4

56 54 50 50 45 40
53

28 27

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Perempuan meninggal

: Pasien

: Garis hubungan keluarga

- Keluarga pasien mengatakan ibu dan bapak mertua pasien meninggal karena faktor
usia.

Riwayat Sosiokultural
Pasien mengatakan pasien sering ikut serta dalam kegiatan di desa.

3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
- Pola persepsi :
Pasien mengatakan penyakit yang beliau derita termasuk penyakit medis.
- Pola manajemen kesehatan:
Pasien mengatakan apabila beliau sakit, langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan, dokter atau rumah sakit terdekat
b. Pola Nutrisi-Metabolik
- Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien makan 3 kali sehari
dengan lauk, sayur, nasi dan tidak ada pantangan terhadap makanan. Pasien
mengatakan sebelum sakit biasanya pasien minum kurang lebih 6 sampai 7
gelas sehari (1500 ml) dan kadang-kadang pasien minum kopi.
- Saat pengkajian:
Pasien mengatakan saat sakit pasien makan 3 kali sehari tetapi hanya 1
sendok makan saja. Keluarga pasien mengatakan saat sakit pasien minum
kurang lebih 2 sampai 3 gelas sehari (700ml), pasien mengatakan alasan
beliau makanya berkurang karena nafsu makan menurun sesak mengalami
sesak.
c. Pola Eliminasi
a) BAB
- Sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasanya BAB 2 kali sehari


dengan konsistensi feses lembek, berbentuk, warna kekuningan dan bau
khas feses.
- Saat pengkajian

Pasien mengatakan saat sakit BAB pasien 2 kali sehari.


b) BAK
- Sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAK sebanyak 5-6 kali sehari
dengan warna kekuningan dan bau khas urine
- Saat pengkajian

Pasien mengatakan saat sakit pasien BAK sebanyak 5 kali sehari dengan
warna kekuningan dan bau obat, saat malam hari keinginan untuk BAK
meningkat, rasa sakit saat akan BAK, perlu mengejan saat akan melakukan
BAK.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
- Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum beliau sakit, beliau kerja 8 jam sehari dan
pada hari libur, beliau berolahraga dan menyiram tanaman.
- Saat pengkajian:
Pasien mengatakan saat sakit pola latihan pasien dibantu keluarga.

Tabel 3.1
Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri

Makan dan minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: Dibantu orang lain, 3: Dibantu orang lain dan alat, 4:
Tergantung total.
e. Pola Kognitif dan Perseptual
- Pola kognitif:
Pasien mengatakan tidak mengerti dengan penyakit apa yang dideritanya,
penyebabnya, bagaimana cara menangani sementara.
- Pola perseptual
Pasien  mengatakan tidak ada keluhan dengan fungsi panca indranya

f. Pola Persepsi Konsep Diri


Sebelum sakit
- Identitas diri: pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang kepala
keluarga dari seorang istri dan 2 orang anaknya.
- Gambaran diri: pasien merasa kalau dirinya sehat dan tidak memerlukan
bantuan medis.
- Ideal diri: pasien mengatakan ingin tetap sehat.
- Harga diri: pasien mengatakan beliau sangat dihargai.
- Peran diri: selama ini pasien berperan sebagai seorang kepala keluarga dan
seorang ayah.
Saat pengkajian
- Identitas diri: pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang kepala
keluarga dari seorang istri dan 2 orang anaknya.
- Gambaran diri: pasien merasa kalau dirinya sakit dan membutuhkan
pertolongan
- Ideal diri: pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul
dengan keluarga di rumahnya.
- Harga diri: pasien mengatakan tidak merasa minder dengan keadaan yang
sekarang dan nampak kooperatif terhadap perawat yang merawatnya.
- Peran diri: selama ini pasien berperan sebagai seorang kepala keluarga dan
seorang ayah.
g. Pola Tidur dan Istirahat
- Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit pola tidur dan istirahat pasien biasanya
nyenyak dan tidak ada gangguan, pasien biasanya tidur dari jam 21.00
malam sampai 06.00 pagi
- Saat pengkajian:
Pasien mengatakan saat sakit pola tidur dan istirahat pasien sedikit
terganggu. Keluarga pasien mengatakan pasien tidur kurang lebih 5 sampai
6 jam dan istirahat 1 sampai 2 jam sehari. Pasien mengatakan mengalami
kesulitan tidur karena sering merasa ingin BAK, pasien merasa tidak puas
tidur.
h. Pola Peran – Hubungan

Pasien mengatakan menjalin hubungan baik dengan keluarga, saudara maupun


masyarakat. Saat pasien sakit keluarga mendampingi pasien.
i. Pola Seksual – Reproduksi
- Sebelum sakit:

Pasien mengatakan pola seksual dengan istri baik-baik saja, pasien


memiliki 2 orang anak diantaranya 1 orang berjenis kelamin laki-laki 1
orang lagi berjenis kelamin perempuan.
- Saat pengkajian:
Pasien mengatakan pola seksualnya dengan istri agak terganggu, pasien
memiliki 2 orang anak diantaranya 1 orang berjenis kelamin laki-laki 1
orang lagi berjenis kelamin perempuan.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien masih bisa mengatasi masalah
yang dialaminya dengan menenangkan diri ketempat yang hening.
- Saat pengkajian
Pasien mengatakan saat sakit pasien tidak bisa mengatasi masalah yang
dialami karena tidak mampu rileks.
k. Pola Nilai – Kepercayaan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasanya pasien sembahyang setiap pagi dan sore hari.
- Saat pengkajian
Pasien mengatakan pasien hanya berdoa diatas tempat tidur rumah sakit.

4. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Tingkat kesadaran : compos mentis / apatis / somnolen /
sopor/coma GCS = 15 (E= 4 M=6 V=5)
2) Tanda-tanda Vital : TD = 130/80 mmHg, Frekuensi Nadi = 100 x/menit ,
Frekuensi Nafas =22 x/menit, Suhu =36,5 C
3) Keadaan fisik:
a. Kepala (Rambut-Kepala-Mata-Hidung-Mulut-Telinga) dan Leher :
a) Kepala
- Inspeksi:
Bentuk kepala pasien oval, tidak ditemukan adanya penonjolan pada
tulang kepala pasien, fingerprint di tengah frontal terhidrasi, kulit
kepala bersih, penyebaran rambut tidak merata, warna hitam beruban
(dominan putih), mudah patah, tidak bercabang.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan pada kepala
b) Mata
- Inspeksi:
Mata lengkap dan simetris kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan
pada kelopak mata, sclera putih, konjungtiva anemia, palpebra tidak
ada edema, kornea jernih, reflek +, pupil isokor.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada peningkatan tekanan ocular.
c) Hidung
- Inspeksi:
Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasi di tengah,
tidak ada secret atau sumbatan pada lubang hidung, ketajaman
penciuman normal, dan tidak ada kelainan.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan di
keempat sinus.
d) Telinga
- Inspeksi:
Telinga simetris kiri dan kanan, telinga bersih
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa
e) Mulut
- Inspeksi:
Bibir berwarna cokelat gelap, terdapat 2 gigi geraham yang
berlubang, lidah berwarna merah muda, mukosa lembab, tonsil tidak
membesar.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, teraba massa.
f) Leher
- Inspeksi:
Tidak ada lesi, tidak ada jejas,
- Palpasi:
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Tidak teraba adanya massa
di area leher, tidak ada teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
teraba pembesaran kelenjar alimfe.
b. Dada
a) Paru
- Inspeksi:
Dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat penggunaan otot bantu
pernapasan
- Palpasi:
Tidak terdapat benjolan abnormal
- Perkusi:
Terdengar suara sonor
- Auskultasi:
Suara nafas normal vesikular
b) Jantung
- Inspeksi:
Tidak ada pembengkakan jantung
- Palpasi:
Pulsasi lembut pada setiap denyut jantung
- Perkusi:
Suara jantung redup
- Auskultasi:
Bunyi jantung I terdengar lup dan terdengar lup dan bunyi jantung II
terdengar dup. Tidak ada bunyi jantung tambahan.
c) Payudara dan ketiak
Tidak ada nyeri tekan dan tidak adanya benjolan.
c. Abdomen :
- Inspeksi:
Tidak ada lesi, tidak ada jejas
- Auskultasi:
Bising usus terdengar 6 kali per menit
- Perkusi:
Suara perkusi timpani
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan pada 9 regio
d. Ekstremitas :
a) Atas
- Inspeksi:
Warna kulit sawo matang, terdapat bekas garukan di tangan pasien,
kuku tangan pasien tampak panjang dan dihiasi cat kuku, tangan kiri
dan tangan kanan simetris, jumlah jari lengkap, terpasang infus pada
tangan kiri.
- Palpasi:
Turgor kulit elastis, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, tonus otot
4444 4444
b) Bawah
- Inspeksi:
Kaki kanan dan kiri simetris, jumlah jari lengkap, warna kulit sawo
matang, tidak ada lesi, tidak ada jejas
- Palpasi:
Turgor kulit elastis, akral teraba hangat, tidak terdapat pitting pada
kaki kiri dan kanan, CRT < 2 detik, tonus otot 44444444
e. Genitalia:
Tidak terdapat pemasangan kateter pada genetalia, tidak ada benjolan pada
axilla dan clavikula, ada pembesaran pada kelenjar prostat.
f. Pemeriksaan Neurologis
Tidak terdapat hemoroid pada anus.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan urine
- PSA (Prostatik Spesific Antigen)
b. Pemeriksaan radiologi
- BOF (Buik Overzich)
- IVP (Pyelografi Inravena),

6. Data Tambahan
Pasien diberikan terapi infus NaCl 0,9% 20 tpm dan keterolac 2x 10mg (IV)

B. ANALISA MASALAH KEPERAWATAN


No Data Etiologi (Sesuai Dengan Masalah
Patofisiologi)
1. DS: BPH Nyeri Akut
- Pasien mengatakan merasakan
nyeri saat berkemih Estrogen & Testosterone
tidak seimbang, Faktor
- P: pembesaran kelenjar prostat
usia Sel prostate umur
Q: seperti ditekan panjang, Prolikerasi
abnormal sel strem
R: perut bagian bawah
S: 5 Sel stroma pertumbuhan
berpacu, Sel yang mati
T: setiap saat
kurang, Produksi stroma
DO: dan epitel berlebihan
- Pasien nampak gelisah
Prostate membesar
- Sulit tidur
TURP
- Pasien tampak meringis
- Frekuensi nadi meningkat Iritasi mukosa kandung
kencing, terputusnya
- Tekanan darah meningkat
Irigasi jaringan, trauma
- TD = 130/80 mmHg bekas insisi
Frekuensi Nadi = 100 x/menit
Rangsangan syaraf
Frekuensi Nafas =22 x/menit diameter kecil
Suhu =36,5 C
Gate kontrole terbuka
Berfokus pada diri sendiri
NYERI AKUT
2. DS: BPH Retensi Urin
- Pasien merasa tidak tuntas saat
berkemih Estrogen & Testosterone
tidak seimbang, Faktor
- Merasakan sensasi penuh pada
usia Sel prostate umur
kandung kemih panjang, Prolikerasi
abnormal sel strem
- BAK tidak dapat terkendali
DO: Sel stroma pertumbuhan
berpacu, Sel yang mati
- Distensi kandung kemih
kurang, Produksi stroma
- Inkontinensia berlebihan dan epitel berlebihan
- Residu urin 255 ml
Prostate membesar

Penyempitan lumen ureter


prostatika

Obstruksi

RETENSI URIN
3. DS: BPH Ansietas
- Pasien merasa bingung
- Pasien khawatir dengan Estrogen & Testosterone
tidak seimbang, Faktor
kondisi yang dialami sekarang
usia Sel prostate umur
karena sudah 2 kali mengalami panjang, Prolikerasi
abnormal sel strem
penyakit yang sama
- Pasien mengeluh pusing Sel stroma pertumbuhan
berpacu, Sel yang mati
- Pasien merasa tidak berdaya
kurang, Produksi stroma
DO: dan epitel berlebihan
- Pasien nampak gelisah
Prostate membesar
- Sulit tidur
TURP
- Sering berkemih
- Frekuensi nafas meningkat Irigasi
- Frekuensi nadi meningkat
Kurang pengetahuan
- Tekanan darah meningkat
ANSIETAS
- TD = 130/80 mmHg
Frekuensi Nadi = 100 x/menit
Frekuensi Nafas =22 x/menit
Suhu =36,5 C
- Muka tampak pucat
- Tremor

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tanggal/ jam Diagnosa keperawatan Tanggal
ditemukan teratasi
1. Senin, 12 juli Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis Kamis, 15 juli
2021/pukul
d.d Pasien mengatakan merasakan nyeri 2021
10:00 wita
saat berkemih (P: pembesaran kelenjar
prostat, Q: seperti ditekan, R: perut
bagian bawah, S: 5, T: setiap ingin saat).
Pasien nampak gelisah, Sulit tidur, Pasien
tampak meringis, Frekuensi nadi
meningkat, Tekanan darah meningkat
(TD = 130/80 mmHg, Frekuensi Nadi =
100 x/menit, Frekuensi Nafas =22
x/menit, Suhu =36,5 C), Berfokus pada
diri sendiri.
2. 12 juli Retensi urin b.d peningkatan tekanan Kamis, 15 juli
2021/pukul
uretra d.d Pasien merasa tidak tuntas saat 2021
10:00 wita
berkemih, Merasakan sensasi penuh pada
kandung kemih, BAK tidak dapat
terkendali. Distensi kandung kemih,
Inkontinensia berlebihan, Residu urin 255
ml.
3. 12 juli Ansietas b.d krisis situsional d.d Pasien Kamis, 15 juli
2021/pukul
merasa bingung, Pasien khawatir dengan 2021
10:00 wita
kondisi yang dialami sekarang karena
sudah 2 kali mengalami penyakit yang
sama, Pasien mengeluh pusing, Pasien
merasa tidak berdaya. Pasien nampak
gelisah, Sulit tidur, Sering berkemih,
Frekuensi nafas meningkat, Frekuensi
nadi meningkat, Tekanan darah
meningkat (TD = 130/80 mmHg,
Frekuensi Nadi = 100 x/menit, Frekuensi
Nafas =22 x/menit, Suhu =36,5 C),
Muka tampak pucat, Tremor.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan dan Intervensi Rasional
Dx TTD
Kriteria Hasil
1. SLKI SIKI Manajemen Nyeri
Setelah dilakukan Manajemen Nyeri a. Mengetahui tingkat
tindakan asuhan a. Identifikasi lokasi, nyeri yang dirasakan
keperawatan karakterisitik, klien
selama 3x24 jam, durasi, frekuensi, b. Mengetahui apakah
diharapkan tingkat kualitas, intensitas obat yang diberikan
nyeri menurun nyeri mampu mengatasi
dengan kriteria b. Monitor efek nyeri yang pasien
hasil: samping alami
a. Keluhan nyeri penggunaan c. Pasien mampu
menurun analgetik beristirahat dengan
b. Meringis c. Fasilitasi istirahat nyaman
menurun dan tidur d. Teknik relaksasi
c. Gelisah d. Ajarkan teknik membantu
menurun relaksasi mengurangi nyeri
d. Kesulit tidur e. Kolaborasi pada klien
menurun pemberian e. Dapat mengurangi
e. Frekuensi nadi analgetik rasa nyeri yang
membaik (60- pasien alami
100 x per menit)
f. Tekanan darah
membaik
(100/80 –
120/80 mmHg)
g. Berfokus pada
diri sendiri
menurun
2. Setelah dilakukan Kateterisasi urine Kateterisasi urine
tindakan asuhan a. Identifikasi a. Mengetahui
keperawatan peningkatan penyebab terjadinya
selama 3x24 jam, tekanan uretra tekenan pada uretra
diharapkan b. Ajarkan blader b. Membantu
eliminasi urin training pada klien merangsang
membaik dengan c. Jelaskan prosedur keinginan untuk
kriteria hasil: dan tujuan buang air kecil
a. Desakan dilakukanya c. Pasien paham
berkemih tindakan blader mengenai mengapa
(urgensi) training dan dirinya harus
menurun pemasangan kateter diberikan tindakan
b. Distensi d. Pasang kateter bila tersebut
kandungan ada indikasi d. Membantu
kemih menurun e. Kolaborasi mengeluarkan urin
c. Berkemih tidak pemberian obat e. Membantu
tuntas sesuai program memperlancar
(hesitancy) terapi sirkulasi dan
menurun merangsang syaraf
d. Volume residu
urin menurun
(<200 mL)
e. Urin menetes
(dribbling)
menurun
f. Frekuensi BAK
membaik (8-10
x per hari)
3. Setelah dilakukan Reduksi Ansietas Reduksi Ansietas
tindakan asuhan a. Kaji pengetahuan a. Mengetahui sejauh
keperawatan klien mana tingkat
selama 3x24 jam, b. Identifikasi pengetahuan klien
diharapkan tingkat kemampuan tentang penyakit
ansietas menurun mengambil b. Mengetahui
dengan kriteria keputusan seberapa
hasil: c. Gunakan berpengaruhnya
a. verbalisasi pendekatan yang ansietas yang
kebingungan menenangkan dialami pasien
menurun d. Dengarkan dengan c. Gunakan pendekatan
b. verbalisasi penuh perhatian yang menenangkan
khawatir akibat e. Latih teknik dapat membuat
kondisi yang relaksasi perasaan klien lebih
dihadapi f. Kolaborasi tenang
menurun pemberian obat d. Pasien merasa lebih
c. perilaku gelisah antiansietas, jika nyaman ketika
menurun perlu bercerita dengan
d. frekuensi nadi perawat
menurun (60- e. Pasien bisa
100 x per menit) merasakan rileks
e. frekuensi nafas f. Dapat mengurangi
menurun (12-20 rasa ansietas yang
x per menit) berlebihan yang
f. pola tidur dialami pasien
membaik
g. pucat menurun
h. tremor membaik
i. nokturia
menurun

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/TGL/ No Tindakan Evaluasi Nama
Jam Dx Keperawatan dan ttd
Senin, 1 Mengidentifikasi lokasi, DS: Eka
12 juli karakteristik, durasi, - P :pembesaran kelenjar
2021 frekuensi, kualitas, prostat
10:30 wita intensitas nyeri - Q :Pasien mengeluh
nyeri di perut bawah dan
kelamin
- R:Pasien mengeluh nyeri
seperti disayat sayat
- S :Skala nyeri 5
- T: Pasien mengeluh nyeri
setiap saat
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien bersikap protektif
- Pasien tampak meringis
- TD = 130/80 mmHg
Nadi = 100 x/menit
RR =22 x/menit
Suhu =36,5 C

10:35 wita 2 Mengidentifikasi DS: Eka


peningkatan tekanan - Pasien mengeluh nyeri saat
uretra berkemih
DO:
- Nyeri tekan saat palpasi
vesika urinaria
10:40 wita 3 Mengkaji pengetahuan DS: Eka
pasien - Pasien mengatakan kawatir
dengan keadaannya saat ini
- Pasien mengatakan memang
pernah mengalami sakit yang
sama, tetapi tetap saja pasien
merasa cemas
DO:
- Pasien tampak bercerita
dengan ragu-ragu
- Pasien tampak gelisah
10:50 wita 3 Mengidentifikasi DS: Eka
kemampuan pasien - Pasien mengatakan masih
mengambil keputusan ragu- ragu saat mengambil
keputusan saat keadaannya
saat ini
DO:
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak gelisah
11:10 wita 2 Menjelaskan prosedur DS: Eka
dan tujuan dilakukanya - Pasien mengatakan mengerti
tindakan blader training dengan penjelasan yang
dan pemasangan kateter dibeikan oleh perawat
DO:
- Pasien tampak kooperatif
saat diberikan penjelasan
oleh perawat
- Cemas pasien tampak
berkurang

11:15 wita 2 Melakukan pemasangan DS: Eka


kateter urine - Pasien bersedia dipasangkan
kateter
- Pasien mengatakan merasa
sedikit tidak nyaman karena
terpasang kateter
DO:
- Kateter urine sudah
terpasang
- Pasien tampak tenang
13:50 wita 1 Melakukan tindakan DS: Eka
delegasi pemberian - Pasien Memahami anjuran
analgetik (katerolak 2 x - Pasien mengatakan nyerinya
10mg ampul dengan sedikit berkurang setelah
rute injeksi infuse) diberikan obat
- P: pembesaran pada kelenjar
prostat
Q: seperti ditekan
R: perut bagian bawah
S: skala nyeri 4
T: setiap saat
DO:
- Obat Katerolak 10mg ampul
diberikan dengan cara injeksi
infus sudah diberikan
- TD = 130/80 mmHg
Nadi = 96 x/menit
RR =22 x/menit
Suhu =36,5 C
Selasa, 1 Memonitor efek DS: Eka
13 juli samping penggunaan - Pasien mengatakan nyerinya
2021 analgetik mau berkurang setelah
14:40 wita diberikan obat
- P: pembesaran pada klenjar
prostat
Q: seperti ditekan
R: perut bagian bawah
S: skala nyeri 4
T: setiap saat
DO:
- Katerolak 10mg ampul
diberikan dengan cara injeksi
infuse
- Pasien tampak nyaman
- Raut wajah meringis sedikit
berkurang
14:45 wita 3 Mendengarkan dengan DS: Eka
penuh perhatian - Pasien mengatakan percaya
dengan perawat
- Pasien mengatakan merasa
perawat sangat care pada
dirinya
DO:
- Pasien bercerita dengan
sangat terbuka
- Pasien tidak ragu-ragu saat
bercerita
16:00 wita 3 Menggunakan DS: Eka
pendekatan yang - Pasien mengatakan percaya
menenangkan dengan perawat
- Pasien mengatakan merasa
perawat sangat care pada
dirinya
DO:
- Pasien bercerita dengan
sangat terbuka
- Pasien tidak ragu-ragu saat
bercerita
Rabu, 1, Mengajarkan teknik DS: Eka
14 juli 3 relaksasi - Pasien mengerti dengan
2021 informasi yang diberikan
14:40 wita DO:
- Pasien terlihat melakukan
Teknik relaksasi nafas dalam
14:45 wita 1 Memfasilitasi istirahat DS: Eka
dan tidur - Pasien mengatakan akan
berusaha untuk beristirahat
- Pasien mengatakan
lingkungan yang diciptakan
perawat dapat membuatnya
beristirahat
DO:
- Pasien tampak berusaha
beristirhat di ruangan kamar
yang tenang dan nyaman
- Pasien tampak tertidur
15:15 wita 2 Mengajarkan tindakan DS: Eka
blader training pada - Pasien mengatakan mengerti
pasien dengan penjelasan pasien
DO:
- Pasien tampak kooperatif
saat diberikan penjelasan
tindakan blader training
- Urin: 120cc, berwarna
kuning pekat, berbau obat
Kamis, 2 Mengidentifikasi DS: Eka
15 juli peningkatatan tekanan - Pasien mengeluh nyeri saat
2021 uretra berkemih
08:20 wita DO:
- Nyeri tekan saat papasi
vesika urinaria
08:40 wita 3 Mengkaji pengetahuan DS: Eka
pasien - Pasien mengatakan rasa
khawatir yang dialami sudah
mulai berkurang
DO:
- Pasien tampak bercerita
dengan tidak ragu-ragu
- Pasien nampak rileks
- Pasien nampak tenang
08:50 wita 1 Mengidentifikasi lokasi, DS: Eka
karakteristik, durasi, - P:pembesaran pada kelenjar
frekuensi, kualitas, prostat
intensitas nyeri - Q:Pasien mengeluh nyeri di
perut bawah dan kelamin
- R:Pasien mengeluh perih
- S:Skala nyeri 3
- T:Pasien mengeluh nyeri
setiap saat
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien bersikap protektif
- Pasien tampak meringis
- TD = 120/80 mmHg
Nadi = 87 x/menit
RR =20 x/menit
Suhu =36,5 C
08:55 wita 3 Mengidentifikasi DS: Eka
kemampuan pasien - Pasien mengatakan sudah
mengambil keputusan tidak ragu- ragu saat
mengambil keputusan saat
keadaannya saat ini
DO:
- Pasien nampak tenang
- Pasien nampak rileks

F. EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/TGL/ No Evaluasi Nama
Jam Dx dan ttd
1. Kamis, 1 S: - Pasien mengatakan nyeri masih terasa sesekali Eka
15 juli 2021 - P: pembesaran kelenjar prostat
09:18 wita - Q: pasien mengatakan perih
- R: perut bagian bawah
- S: skala nyeri 3
- T: setiap saat
O: - Pasien tampak sedikit tenang
- pasien nampak masih gelisah
- sulit tidur sudah mulai menurun
- pasien masih tampak meringis
- berfokus pada diri sendiri sudah berkurang
- TD : 120/80 mmHg
- S : 36,5 C
- RR : 20 x/menit
- N: 87 x/menit
A: - Masalah teratasi sebagian
P: - Lanjutkan intervensi 1.5 kolaborasi pemberian
analgetik
2. Kamis, 2 S: - Pasien mengatakan rasa tidak tuntas saat Eka
15 juli 2021 berkemih masih terasa
09:20 wita - Rasa sensasi penuh pada kandung kemih
masih terasa
- BAK masih tidak dapat terkendali
O: - Distensi kandung kemih
- Inkontinensia berlebihan
- Residu urin 245 ml
- Nyeri tekan saat palpasi vesika urinaria
A: - Masalah belum teratasi
P: - Lanjutkan intervensi Monitor intake dan
output cairan, Monitor distensi kandung kemih
dengan cara palpasi Demontrasikan dan latih
Teknik relaksasi
3. Kamis, 3 S: - pasien mengatakan sudah tidak bingung lagi Eka
15 juli 2021 - pasien mengatakan sudah semangat lagi
09:25 wita - pasien mengatakn sudah tidak khawatir lagi
- pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi
O: - pasien nampak rileks
- Sulit tidur berkurang
- TD : 120/80 mmHg
- S : 36,5 C
- RR : 20 x/menit
- N: 87 x/menit
- Muka tidak pucat lagi
- Sudah tidak ada tremor
- Sering kencing sudah berkurang
A: - masalah teratasi
P: - pertahankan kondisi pasien

Denpasar, 8 Juli 2021


Mengetahui

Pembimbing Klinik/ CI Mahasiswa

(Ns. Ni Ketut Citrawati, S.Kep, M.Kep) (Ni Luh Komang Eka Jayanti)
NIP: 2.04.10.277 NIM: 19.321.3032

Clinical Teacher/CT 1 Clinical Teacher/CT 2

(……..……….) (………………)
NIP: NIK

Anda mungkin juga menyukai