Anda di halaman 1dari 48

KEPERAWATAN KELUARGA

PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :

KELOMPOK VII / KELAS A12-A

GUSTI AYU MADE LISKA WARDANI (18.321.2830)


DEWA AYU AGUNG EGITA DEWAYANTI (18.321.2831)
I KOMANG WIDI MESTAPA YOGA (18321.2833)
NI MADE KIKKY PERMATASARI (18.321.2847)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2021
No Judul Penulis Nama Link P I C O T
artikel artikel jurnal, jurnal
volume,
nomer,
tahun terbit
1. Terapi Made Jurnal http://ejo penelitian ini adalah penelitian Pengumpul
Distraksi martini1 Kesehatan urnal.stik Populasi pada untuk menganalisis oleh Rita Hasil sebelum diberikan an data
(Musik , Ari MIDWINE esbulelen penelitian ini pengaruh terapi distraksi Dewi perlakuan Terapi distraksi dilaksanaka
Klasik) Pertama RSLION g.ac.id/in adalah penderita (musik klasik) terhadap (2013) (musik klasik) adalah n pada
Terhadap Watinin dex.php/ yang mengalami penurunan nyeri pada dengan skala 4.41 (nyeri tanggal 23
Penuruna gsih2 Vol. 3, No. Midwiner kelemahan dan pasien post operasi oleh judul sedang).Setelah diberikan Mei sampai
n Nyeri Kadek 2, slion/arti gangguan sendi karena fraktur.Desain “Pengaruh perlakuan menjadi skala 23 Juni
Pada Lisnaya September cle/view/ sehingga aliran penelitian adalah Pra- Tekhnik nyeri 2.77 (nyeri ringan). 2017,
Pasien ni3 2018 7/16 pembuluh darah eksperimental dengan Hipnoterapi Hasil menggunakan uji
Post tidak adekuat rancangan one group Terhadap parametric dengan uji
Operasi dan asupan pre-post test design Nyeri Klien paired dependen t-
Fraktur oksigen bisa dengan sampel 22 Post testdidapatkan nilai p=Pre
Di Ruang menurun, responden yang dipilih Appendicto dan Post (0,000) < α
Bedah sehingga bisa menggunakan my Di (0,05), artinya H0 ditolak
RSUD dapat teknikNonprobality Ruang dan Ha diterima, sehingga
Kabupate mengalami Sampling yaitu Rawat Inap disimpulkan ada Pengaruh
n perubahan purposive sampling Rumah Terapi Distraksi (musik
Buleleng saturasi oksegen dengan kriteria inklusi Sakit klasik) Terhadap
pada pasien. dan eksklusi. Umum Penurunan nyeri pada
Sample Pengumpulan data Daerah pasienpost operasi oleh
berjumlah 22 dilakukan melalui Raden karena fraktur.
sample di ruang kuesioner Numerik Mattaher
penyakit Bedah Rating scale. terapi Privinsi
(Kamboja) distraksi (musik klasik) Jambi”.
RSUD diberikan selama 15
Buleleng. menit 2 kali dalam sehari
Terapi Distraksi (Musik Klasik) Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Di Ruang Bedah RSUD Kabupaten Buleleng

Made martini1, Ari Pertama Watiningsih2 Kadek Lisnayani3


mademartini20@gmail.com, arivito_jayapura@yahoo.com
Prodi S1 keperawatan STIKES Buleleng

Abstrak

Nyeri yaitu pengalaman pribadi yang diekspresikan secara berbeda. Tindakan medis yang sering menimbulkan nyeri
adalah pembedahan seperti post operasi fraktur adalah nyeri. Pasien post operasi fraktur dilakukan dengan pemberian
intervensi terapi distraksi (musik klasik). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi
distraksi (musik klasik) terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi oleh karena fraktur.Desain penelitian
adalah Pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design dengan sampel 22 responden yang dipilih
menggunakan teknikNonprobality Sampling yaitu purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner Numerik Rating scale. Hasil sebelum diberikan perlakuan Terapi
distraksi (musik klasik) adalah skala 4.41 (nyeri sedang).Setelah diberikan perlakuan menjadi skala nyeri 2.77 (nyeri
ringan). Hasil menggunakan uji parametric dengan uji paired dependen t-testdidapatkan nilai p=Pre dan Post (0,000)
< α (0,05), artinya H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan ada Pengaruh Terapi Distraksi (musik klasik)
Terhadap Penurunan nyeri pada pasienpost operasi oleh karena fraktur.

Kata Kunci: Terapi Distraksi (musik klasik), Nyeri, Post operasi fraktur

PENDAHULUAN sebesar 4%, 10-19 tahun sebesar 5%, 20-29


Fraktur merupakan putusnya hubungan tahun sebesar 27,5%, 30-39 tahun sebesar
normal suatu tulang atau tulang rawan yang 10%, 40-49 tahun dan 50-59 tahun masing-
disebabkan oleh kekerasan (Jituwiyono & masing sebesar 17.5%, 60-69 tahun sebesar
kristiyanasari, 2012:15).Kasus fraktur terjadi di dunia, 7,5%, 70-79 tahun sebesar 2.5% dan 80-89
menurut World Health Organization (WHO). Kurang tahun sebesar 2.5%.
lebih 13 juta orang pada tahun 2008, dengan angka
prevalensi sebesar 2,7%. Sementara pada tahun 2009 Masalah yang paling umum ditemukan pada
terdapat kurang lebih 18 juta orang mengalami fraktur masa post operasi oleh karena fraktur adalah nyeri.
dengan angka prevalensi sebesar 4,2%, tahun 2010 Menurut International Association for the Study of
meningkat menjadi 21 juta orang dengan angka Pain (IASP),Nyerimerupakan suatu pengalaman yang
prevalensi sebesar 3,5%. (Djamal & Revaldy, tidak menyenangkan baik berupa sensorik maupun
2015:2). emosional (Dermawan & Jamil,2013:55).
Prevalensi khususnya pada laki-laki
mengalami kenaikan dibanding tahun 2009 dari Pada tatalaksana nyeri dengan teknik non
51,2% menjadi 54,5%, sedangkan pada perempuan farmakologi dikenal teknik distraksi yaitu salah
sedikit menurun yaitu sebanyak 2%, pada tahun 2010 satunya dengan teknik mendengarkan musik. Musik
menjadi 1,2% (Riskesdas menghasilkan perubahan status kesadaran melalui
Depkes RI, 2010). bunyi, kesunyian, ruang, dan waktu.Pada keadaan
perawatan akut, mendengarkan musik klasik dapat
Kasus fraktur di RSUP Sanglah terdapat data memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya
dengan frekuensi jenis kelamin laki-laki sebesar mengurangi nyeri pasca operasi pasien Potter (2006,
62.5% dan perempuan sebesar 37.5%. Frekuensi dalam Djamal, 2015:2).
umur 0-9 tahun

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion |
155
Berdasarkan Penelitian di atas, maka HASIL PENELITIAN DAN
peneliti melakukan Studi pendahuluan tanggal 02 PEMBAHASAN
Maret 2017 di Ruang Kamboja RSUD Kabupaten
Buleleng didapatkan pasien bedah oleh karena fraktur Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah
ekstremitas meningkat setiap tahunnya. Pada tahun data yang diperoleh langsung dari responden
2014 terdapat 97 kasus, tahun 2015 meningkat melalui memberikan
menjadi 103 kasus, di tahun 2016 terdapat 120 kasus. kuesioner.Pengumpulan data dilaksanakan pada
Data di tahun 2017 pada bulan Februari terdapat 24 tanggal 23 Mei sampai 23 Juni 2017, dilakukan
kasus. Masalah keperawatan utama yang dihadapi pada 22 sample di ruang penyakit Bedah (Kamboja)
pasien post operasi fraktur di ruang Kamboja RSUD RSUDVariabel
Buleleng.
Karakteristik Persentasi (f)
Kabupaten Buleleng adalah nyeri. Dari hasil Jumlah
(n)
Responden %
Wawancara pada tanggal 02 Maret 2017 terhadap 5 Tabel 1. Karakteristik Responden di
pasien post operasi fraktur mengalami nyeri di sekitar Ruang Penyakit Bedah (Kamboja) RSUD
luka dengan sekala 4-6. Selama perawatan klien Kelompok
mendapatkan obat-obatan yang digunakan untuk Buleleng Umur 2
9.1
17-25 12
meringankan nyeri yang dirasakan tanpa ada 26-34 54.5
5
penanganan dengan teknik non farmakologi. 35-43 22.7
2
44-52 9.1
1
53-61 4.5
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Jenis Kelamin


kuantitatif yang menggunakan metode penelitian 20 90,0
pra-eksperimental dengan desain one group pra-
Perempuan 9,1
Laki-laki 2
post test design yaitu mengungkapkan Riwayat
hubungansebab akibat dengan cara melibatkan satu
pekerjaan 4,5
kelompok subjek, dimana kelompok subjek 1
diobersevasi sebelum dilakukan intervensi Tidak Bekerja 9,1
2
(Nursalam, 2014). Penelitian ini dilaksanakan di PNS 17,7
16
Ruang Penyakit Bedah RSUD Kabupaten Buleleng Swasta 13,6
Petani 3
pada tanggal 02 bulan Mei sampai 25 Juli- 25
Agustus 2017. Populasi dalam penelitian adalah
setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi yang telah ditetapkan (Nursalam, 2014). Riwayat 22,7
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita yang Pendidika
mengalami kelemahan otot n 13,6
5
SD 54,5
3
SMP 9,1
12
SMA
2
Tidak Sekolah
dan kekakuan sendi sehinggan aliran pembuluh
darah tidak adekuat dan asupan oksigen bisa Jumlah 22 100
menurun, sehingga dapat mengalami perubahan
saturasi oksigen pada pasien. Pengumpulan data Sumber : Data Primer (2017)
dalam penelitian ini menggunakan SOP dan
Kuisioner. Tabel 2 Karakteristik Responden
Berdasarkan jenis Fraktur Post Operasi

Pemilihan sample dengan teknik purposive Jenis Jumlah Persentase


sampling dan jumlah sampel sebanyak 22 Fraktur (n)
(f) %
orang. Analisa data dilakukan dengan
menggunakan uji “T” dependen. Fraktur 4 18.2
Humerus
Fraktur 11 50.0 tas ±
Femur Nyeri 1,
2 9.1 pasien
Fraktur 1
post
patella 4 18.2
operas 4
Fraktur 1 4.5 i
Tibia fraktur 1

Fraktur Post-
Fibula test
2,
Intensi
Jumlah 22 100 tas 7
Nyeri
Sumber : Data Primer (2017) 7
pasien
post 2 ±
operas
2 1.
i
fraktur 1

Tabel 3. Gambaran Intensitas nyeri pasien Pre dan


Sumber : Data Primer (2017)
post operasi fraktur sebelum diberikan intervensi
terapi distraksi (musik klasik) Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan pada pelaksanaan
intervensi Terapi Distraksi
Kategorik Frekuensi Persentasi (musik klasik) pada pasien post operasi fraktur.
Hasil perhitungan dengan program komputer
(n) (f) % menunjukkan p value 0,000(p<0,005).Maka dapat
disimpulkan bahwa H0 dalam penelitian ini ditolak
yang berarti terdapat pengaruh Terapi Distraksi
Sebelum Operasi
22.7 (musik klasik) Terhadap penurunan nyeri pada
pasien post operasi fraktur Di Ruang Penyakit
1-3 (Nyeri ringan) 5 Bedah (Kamboja) RSUD Kabupaten Buleleng.
4-6 (Nyeri 17 77.3

sedang) Intensitas Nyeri Klien Post Operasi Oleh


Karena Fraktur SebelumDiberikan
Setelah Operasi Terapi Distraksi (Musik klasik).
72,7
1-3 (Nyeri 16
Ringan) 27,3
6
4-6 (Nyeri
Sedang)
Jumlah 22 100 Tabel 4. Analisis Data Uji Paired
Dependen t-test
Sumber : Data Primer (2017) Paired
komunikasi untuk menumbuhkan hubungan saling
Sebelum diberikan terapi distraksi (musik klasik) percaya antara responden dengan peneliti, serta
pada pasien post operasi fraktur di ruang Kamboja melakukan penilaian terhadap intensitas nyeri yang
RSUD Kabupaten Buleleng, peneliti melakukan klien alami dengan mengisi
lembar kuesioner Numerik rating scale. Dari skor
M Differ yang diperoleh, didapatkan bahwa dari 22 responden
ences rata-rata nilai Intensitas nyeri sebelum diberikan
ea Terapi Distraksi (musik klasik)4,41 (95% CI: 3,90-
4,91), dengan standar deviasi 1,141. Nilai
Varia n
N Perbedaa Intensitas nyeri
P terendah 2 dan tertinggi 6. Dari estimasi
bel ± n (Mean ±
S SD)
D
Pre-
2 4, 1.636± rasio disimpulkan bahwa 95% diyakini
0,000 bahwa rata-rata nilai intensitas nyeri pada
test
2 4 0,658
Intensi 1
pasien post operasi oleh karena fraktur diantara 3,90 setelah diberikan terapi distraksi musik klasik
sampai dengan 4,91. Penatalaksanaan nyeri dibagi menjadi dua,
Menurut Potter dan Perry (2010) setiap tindakan yaitu penatalaksanaan nyeri dengan pendekatan
pembedahan akan timbul masalah nyeri. Nyeri farmakologis dan non farmakologis.Kedua
merupakan perasaan yang tidak menyenangkan bagi pendekatan ini diseleksi dan disesuaikan dengan
sebagian orang.Nyeri sering kali dikaitkan dengan kebutuhan individu atau dapat juga digunakan
kerusakan pada tubuh yang merupakan peringatan secara bersama- sama.Pendekatan farmakologis
terhadap adanya ancaman yang bersifat aktual dan merupakan tindakan yang dilakukan melalui
potensial. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian kolaborasi dengan dokter.Intervensi farmakologis
di Ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng yang sering diberikan berupa pemberian obat
secara objektif klien bisa diajak berkomunikasi, analgetik.
klien mengeluhkan adanya nyeri di sekitar luka Pada penelitian ini yang digunakan adalah
pembedahan, penanganan nyeri dari tenaga medis di penatalaksanaan secara non farmakologis yaitu
ruangan hanya diberikan terapi farmakologi yaitu terapi distraksi musik klasik.Musik merupakan salah
dengan pemberian obat analgesik.Hal ini sejalan satu teknik distraksi yang efektif menurunkan nyeri
dengan penelitian oleh Rita Dewi (2013) dengan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari
judul “Pengaruh Tekhnik Hipnoterapi Terhadap nyeri. Musik klasik yang diciptakan oleh karya
Nyeri Klien Post Appendictomy Di Ruang Rawat Mozart dimana terapi musik bentuk kesehatan yang
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher menggunakan musik dan aktivitas musik untuk
Privinsi Jambi”. mengatasi masalah dalam berbagai aspek fisik,
psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial individu
Intensitas Nyeri Klien Post Operasi Oleh yang mengalami cacat fisik (Djohan,2009).
Karena Fraktur Setelah Diberikan Terapi Terapi musik bertujuan untuk membantu
mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi
Distraksi (Musik klasik).
fisik, memberikan pengaruh positif terhadap suasana
hati dan emosi, meningkatkan memori, serta
Setelah diberikan terapi distraksi (musik
menyediakan kesempatan yang unik untuk
klasik) selama 15 menit 2 kali dalam sehari pada
berinteraksi dan membangun kedekatan
pasien post operasi fraktur, peneliti melakukan
emosional.Dengan demikian terapi musik dapat
penilaian terhadap intensitas nyeri dengan
membantu mengatasi nyeri dan meringankan rasa
menggunakan lembar kuesioner Numerik rating
sakit (Nurgiwiati, 2015).
scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
responden rata-rata nilai intensitas nyeri sesudah
Virgianti (2015) dengan judul “Penurunan Nyeri
diberikan Terapi Distraksi (musik klasik) 22 pasien
Pasien Post Op Apendisitis dengan tehnik
2,77 (95% CI: 2,28-3,26), dengan standar deviasi
Distraksi”.Hasil yang ditunjukkan bahwa Setelah
1,110. Nilai Intensitas nyeri terendah 1 dan
diberikan tehnik distraksi terjadi perubahan yang
tertinggi 5. Dari estimasi rasio disimpulkan bahwa
pada awalnya seluruhnya sedang mengalami
95% diyakini bahwa rata-rata nilai intensitas nyeri
penurunan menjadi ringan.menggunakansoftware
pada pasien post operasi fraktur diantara 2,28
SPSS dengan α=0,05 didapatkan ρ-Sign= 0,000
sampai dengan 3,26. Data ini menunjukkan sesudah
dimana ρ-sign < α sehingga H0ditolak yang artinya
diberikan Terapi Distraksi (musik klasik) yaitu
terdapat pengaruh antara tingkat nyeri pada
mengalami penurunan Intensitas nyeri 2.77 (nyeri
penderita post op apendisitis sebelum dan sesudah
ringan).Klien yang mengalami penurunan intensitas
dilakukan tehnik distraksi.
nyeri dikarenakan serius dalam mengikuti terapi.
Sedangkan ada beberapa klien yang masih juga Analisis Terapi Distraksi (musik klasik)
dalam intensitas nyeri yang sama Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Oleh Karena Fraktur di
Ruang Penyakit Bedah RSUD Kabupaten atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat
terjadi kerusakan. Nyeri merupakan suatu
Buleleng. mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika
Hasil uji analisa data menggunakan uji jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu
Paired dependen T-test. menunjukkan bahwa nilai tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
pvalue 0,000 (0,000 < 0,05) maka H0ditolak. Nyeri pada pasien post operasi disebabkan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada terjadinya kerusakan kontiunitas jaringan karena
Pengaruh Terapi Distraksi (Musik Klasik) pembedahan, kerusakan kontiunitas jaringan
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post menyebabkan pelepasan mediator kimia, yang
Operasi Fraktur Di Ruang Kamboja RSUD kemudian mengaktivasi nosiseptik sampai terjadi
Kabupaten Buleleng. nyeri. Nyeri akan mengakibatkan mobilisasi
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang terbatas (Hidayat & Uliyah, 2014). Adanya
dilakukan oleh Astutik dan Merdekawati (2016) perbedaan skala nyeri setelah pemberian terapi
tentang Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap musik klasik dikarenakan adanya perbedaan
Penurunan Tingkat Skala Nyeri Pasien Post persepsi nyeri setiap individu. Tingkat nyeri yang
Operasi, yang menyimpulkan bahwa dari 36 dirasakan oleh responden dipengaruhi beberapa
responden, yang mana observasi dilakukan faktor. Menurut Potter & Perry (2010) menyatakan
sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri
Intervensi. antara lain adalah usia, jenis kelamin, kebudayaan,
Responden yang diambil dalam penelitian makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan,
ini berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkan oleh pengalaman sebelumnya, gaya koping, dan
penelitian yaitu pasien post operasi >24 jam dalam dukungan keluarga sosial, selain itu juga
keadaan sadar, yang mengalami nyeri skala sedang, dipengaruhi proses penerimaan suara pada setiap
7 jam setelah pemberian analgetik dan tidak individu.
mengalami gangguan pendengaran dengan tehnik Pada pelaksanaan terapi musik klasik ini,
purposive sampling. Pada penelitian ini didapatkan peneliti melaksanakan terapi selama 15 menit yang
bahwa skala nyeri sebelum pemberian terapi musik diberikan selama dua kali dalam sehari pada pasien
klasik pada pasien post operasi didapatkan hasil post operasi oleh karena fraktur. Pada setiap
mayoritas pasien mengalami nyeri sedang dan skala pemberian terapi peneliti mencoba membantu klien
nyeri setelah diberikan terapi musik klasik pada untuk serius dalam mengikuti anjuran prosedur
pasien post operasi didapatkan hasil pasien terapi musik klasik sesuai dengan SOP yang sudah
mengalami nyeri ringan. Hasil Penelitian tentang ada.
Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan Musik bersifat sedatif tidak hanya efek
Tingkat Skala Nyeri, bahwa pada 36 responden distraksi dalam persepsi nyeri. Musik dipercaya
diketahui mean skala nyeri 1,72 dan Standar deviasi dapat meningkatkan pengeluaran hormon endorfin.
0,419. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value Endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks dan
0,000 ( P value< 0,05), maka dapat disimpulkan ada ketenangan yang timbul, midbrain mengeluarkan
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan gama amino butyric acid (GABA) yang berfungsi
Tingkat Skala Nyeri. menghambat hantaran impuls listrik dari satu neuron
Asosiasi Internasional untuk Penelitian Nyeri ke neuron lainnya oleh neurontransmiter
(International Association for The Study of Pain, didalam sinaps.
IASP,1979) sebagaimana dikutip dalam Prabowo Midbrainmengeluarkan enkepalin dan beta endorfin
dan Pranata (2014) mendefinisikan nyeri sebagai dan zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesik
suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang akhirnya mengeliminasi neurotransmiter rasa
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan nyeri pada pusat persepsi dan interprestasi sensorik
kerusakan jaringan yang aktual, potensional, somatik di otak, sehingga efek yang bisa muncul
adalah nyeri berkurang(Potter & Perry, 2010).
Terapi musik adalah usaha meningkatkan menambah wawasan yang lebih luas dalam hal
kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara intervensi keperawatan mandiri.Perawat
yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, pelaksana harus dapat menguasai tindakan
bentuk dan gaya diorganisir sedemikian rupa, Terapi Distraksi (musik klasik) dengan
sehingga menciptakan musik yang bersifat untuk mempelajari lebih mendalam terapi distraksi
kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki musik sehingga diperlukan peningkatan
kekuatan untuk mengobati penyakit dan pengetahuan dan keterampilan untuk
meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Hal meningkatkan efektifitas tindakan terapi
ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan distraksi (musik klasik) agar dapat maksimal
yaitu musik bersifat nyaman, menenangkan, dalam memberikan intervensi kepada
membuat rileks, berstruktur, dan universal. Terapi pasien.Diharapkan hasil peneliti ini menjadi
musik sangat mudah diterima organ pendengaran bahan kajian, dan rujukan dalam melakukan
kita dan kemudian melalui saraf pendengaran penelitian angka kejadian fraktur pada fase
disalurkan kebagian otak yang memproses emosi perkembangan dewasa dan dapat melakukan
(Djohan, 2009) penelitian Quasi- Experimental Design dengan
kelompok kontrol di ruang kamboja RSUD
KESIMPULAN DAN SARAN Kabupaten Buleleng.Peneliti ini juga dapat
dilanjutkan dengan sampel yang lebih besar
KESIMPULAN dan kriteria inklusi yang lebih ketat.Karena
penelitian ini bersifat aplikatif sehingga layak
1. Sebelum diberikan terapi distraksi untuk dikembangkan lagi untuk memperkaya
keilmuan keperawatan.
(musik klasik) pada pasien post
operasi oleh karena fraktur di ruang REFRENSI
Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng,
menunjukkan bahwa dari 22 pasien Astutik & Merdekawati (2016) Pengaruh
sebelum diberikan rata-rata Terapi Musik Klasik Terhadap
mengalami Intensitas nyeri 4.41 (nyeri Penurunan Tingkat Skala Nyeri Pasien
sedang). Post Operasi.
2. Setelah diberikan terapi distraksi
(musik klasik), menunjukkan rata-rata
intensitas nyeri pasien post operasi Bellavia, (2010), Psikologi Musik Terapi
oleh karena fraktur setelah pemberian Kesehatan.Jakarta: PT Citra Mandala
terapi distraksi (musik klasik) Pratama.
mengalamipenurunan Intensitas nyeri
2.77 (nyeri ringan).
Champbell, (2010).Efek
3. Berdasarkan penelitian yang telah
Mozart Memanfaatkan
dilaksanan, maka ada Pengaruh Terapi
Kekuatan Musik Untuk Mempertajam
Distraksi (Musik Klasik) Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Pikiran Meningkatkan Kreativitas dan
Operasi Oleh Karena Fraktur Di Ruang Menyehatkan Tubuh: Jakarta : PT
Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng. Gramedia Pustaka Utama.

SARAN
Dermawan & Jamil, (2013), Keterampilan Dasar
Terapi Distraksi (musik klasik) dapat Keperawatan Konsep dan Prosedur.
dipertimbangkan menjadi materi yang Yogyakarta: Gosyen Publishing.
diajarkan kepada mahasiswa dalam
mengurangi nyeri.Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sumber ilmu atau refrensi baru bagi Djamal, Rivaldy, Sefty Rompas, and Jeavery
para pendidik dan mahasiswa sehingga dapat Bawotong, (2015), Pengaruh Terapi
Musik Terhadap Skala Nyeri Pada
Pasien Fraktur Di Irina A Rsup Prof. Potter & Perry, (2010). Fundam ntal Of
e
Nursing. Singapore: Salemba Medika.
Dr. RD Kandou Manado.Jurnal
Purwanto & Sumarni, (2008), Efek Musik
Djohan,(2009), Psikologi Musik. Yogyakarta: Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri
Best Publisher Pada Pasien Post Operasi.
Yogyakarta
Nurgiwiati, (2015), Terapi Alternatif & Virgianti (2015) Penurunan Tingkat Nyeri
Komplementer Dalam Bidang
Keperawatan. Pasien Post Op Apendisitis Dengan
Tehnik Distraksi Nafas Ritmik.

Nursalam, (2014), Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan.Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.
No Judul Penulis Nama Link jurnal P I C
artikel artikel jurnal,
volume,
nomer,
tahun terbit
2. PENGAR HARU Volume 12 http://repo.p Yang menjadi Jenis penelitian ini Dari hasil
UH N nomor 2 oltekkes- populasi dalam quasi penelitian yang
TERAPI MULY (Desember medan.ac.id penelitian experimental dilakukan
MUSIK ADI 2019) /jspui/bitstre adalah seluruh dengan mengenai
KLASIK Cecep am/1234567 pasien post menggunakan Pengaruh Terapi
TERHAD Triwib 89/2050/1/J operasi fraktur desain pretest- Musik Klasik
AP owo, URNAL yang berada di posttestone grup Terhadap
PENURU S,Kep. %20HARU RSUP design yaitu Penurunan
NAN M.Sc N.pdf H. ADAM peneliti Intensitas Nyeri
INTENSI MALIK memberikan Pada Post
TAS MEDAN tahun pretest Operasi Fraktur
NYERI 2019 berjumlah (pengamatan awal) Tertutup Pada
PADA 48 orang. Setelah terlebih dahulu Ekstremitas
POST dilakukan sebelum diberikan Bawah Di RSUP
OPERASI pencarian sampel intervensi,setelah H. Adam Malik
FRAKTU menggunakan itu diberikan Medan tahun
R rumus slovin di intervensi, 2019 maka
TERTUT dapatkan jumlah kemudian didapat
UP PADA responden dilakukan kesimpulan
EKSTRE sebanyak 33 posttest/pengamata sebagai berikut:
MITAS responden n akhir. Intenitas Nyeri
BAWAH dengan teknik Pasien Post
DI RSUP Accidental Fraktur di RSUP
H ADAM sampling yaitu H. Adam Malik
MALIK pengambilan Medan Tahun
MEDAN sample secara 2019 sebelum
TAHUN dengan dilakukan terapi
2019 mengambil kasus distraksi rata –
atau responden rata sedang .
yang kebetulan
Intensitas Nyeri
ada atau tersedia
Pasien Post
disuatu tempat
Fraktur di RSUP
sesuai dengan
H. Adam Malik
konteks
Medan Tahun
penelitian.
2019 Setelah
dilakukan terapi
distraksi rata –
rata sedang.
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI PADA POST OPERASI FRAKTUR TERTUTUP PADA
EKSTREMITAS BAWAH DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2019

HARUN MULYADI

Cecep Triwibowo, S,Kep.M.Sc


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan

ABSTRAK
Fraktur dapat menimbulkan gejala yang umum yaitu nyeri, Nyeri merupakan perasaan yang tidak
nyaman dan bersifat subjektif dimana hanya penderita yang dapat merasakannya. Perawat harus mencari
pendekatan yang paling efektif dalam upaya mengontrol nyeri. Untuk itu perawat perlu memberikan
informasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang terapi non farmakologi yang bisa membantu pasien
dalam menghilangkan atau mengurangi nyeri antaranya terapi musik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post operasi fraktur tertutup
pada ekstremitas bawah. Jenis penelitian ini quasi experimental dengan desain pretest-posttest one grup
design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 48 orang dan sampel sebanyak 33 responden dengan teknik
accidental sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji Willcoxon diperoleh nilai ρ = 0,000 (ρ value < α 0,05)
sehingga Ha penelitian diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi musik terhadap skala
nyeri pada pasien fraktur di RSUP H Adam Malik Medan.

Kata Kunci : Terapi musik, Nyeri, Fraktur.

ABSTRACT
Fractures can cause common symptoms, namely pain, pain is an uncomfortable feeling and is
subjective in which only sufferers can feel it. Nurses must find the most effective approach in efforts to
control pain. For this reason, nurses need to provide information to patients and their families about non-
pharmacological therapies that can help patients eliminate or reduce pain including music therapy. The
purpose of this study was to determine the effect of music therapy on the reduction in pain intensity of
patients with postoperative closed fractures in the lower extremities. This type of research is quasi
experimental with pretest-posttest one group design. The population in this study were 48 people and a
sample of 33 respondents with accidental sampling technique. The results of the

1
study based on the Willcoxon test obtained a value of ρ = 0,000 (ρ value <α 0.05) so that the research Ha
was accepted. This shows that there is an effect of music therapy on pain scale in fracture patients at H
Adam Malik General Hospital Medan.

Keywords: music therapy, pain, fracture.

PENDAHULUAN benda tajam/tumpul. Dari 45.987 peristiwa


Latar Belakang terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775
orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan
Fraktur adalah setiap retak atau patah
lalulintas, yang mengalami fraktur sebanyak
tulang yang disebabkan oleh trauma, tenaga fisik,
1.770 orang (8,5%) dari
kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan
14.127 trauma benda tajam/tumpul, yang
lunak disekitar tulang yang akan menentukan
mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%)
apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan data dari
tidak lengkap. Gangguan kesehatan yang banyak
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun
dijumpai dan menjadi salah satu masalah dipusat-
2015 didapatkan sekitar 2.700 orang yang
pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia salah
mengalami insiden fraktur, 45% diantaranya
satunya adalah fraktur (Budhiartha, 2013).
mengalami kecacatan fisik, 25% mengalami
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat
kematian, 20% mengalami
pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang
kesembuhan dan 10% mengalami gangguan
meninggal dunia dan 1,3 juta orang
psikologis atau depresi (RISKESDAS,2013).
menderitafraktur akibat kecelakaan lalu lintas.
Menurut Helmi (2012), manifestasi klinik
Tingkat kecelakaan transportasi jalan di kawasan
dari fraktur ini berupa nyeri. Nyeri pada penderita
Asia Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44%
fraktur bersifat tajam dan menusuk (Brunner &
dari total kecelakaan di dunia, yang didalamnya
Suddarth, 2011).Nyeri merupakan perasaan yang
termasuk Indonesia.
tidak nyaman dan bersifat subjektif dimana
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
hanya penderita yang dapat merasakannya. Untuk
(RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan
itu perlu mencari pendekatan yang paling
Pengembangan Depkes RI (2013) di Indonesia
efektifdalam upaya mengontrol nyeri
terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera
(Potter,2005).
antara lain karena jatuh, kecelakaan lalulintas
dan trauma
Menurut pelatihan yang dilakukan oleh Metode Pengumpulan Data
Nurhayati (2011) seseorang dapat mengatasi Mengajukan surat untuk persyaratan ijin
nyeri dengan melakukan intervensi fisik berupa melakukan studi pendahuluan. Peneliti
analgesic masase dan olah raga selain intervensi mengajukan surat permohonan ijin penelitian
fisik, seseorang dapat mengatasi nyeri melalui dari institusi Jurusan keperawatan Poltekkes
aktifitas kognitif dan perilaku seperti, guided, Medan kepada Direktur Rumah Sakit Umum
banyak tidur dan distraksi. Ada perbedaan yang Pusat Haji Adam Malik Medan pada bulan Maret
signifikan antara penurunan intensitas nyeri 2019 di Ruang RB 3. Setelah mendapatkan surat
setelah di lakukan distraksi pada pasien post persetujuan dari Direktur Rumah Sakit Umum
operasi laparatomi (nurhayati,2011). Pusat Haji Adam Malik Medan pada April 2019.
Kemudian peneliti mencari sampel yang sesuai
METODE PENELITIAN dengan kriteria inklusi. Peneliti mengumpulkan
Jenis dan Desain Penelitian data dengan menggunakan lembar observasi.
memberikan kesempatan kepada responden
Jenis penelitian ini quasi experimental untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dengan menggunakan desain pretest-posttestone dimengerti. Responden diminta untuk
grup design yaitu peneliti memberikan pretest menandatangani informconsent jika responden
(pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum mau dijadikan sebagai objek penelitian dan
diberikan intervensi,setelah itu mengisi kuesioner yang sudah diberikan. Setelah
diberikan intervensi, kemudian dilakukan selesai, peneliti akan mengumpulkan kembali
posttest/pengamatan akhir. kuesioner dan memeriksa kelengkapan dan
konsistensi jawaban dari responden. Apabila
Populasi dan Sampel belum lengkap, maka responden
Yang menjadi populasi dalam penelitian diminta untuk
adalah seluruh pasien post operasi fraktur yang melengkapinya.
berada di RSUP
H. ADAM MALIK MEDAN tahun 2019 Analisa Data
berjumlah 48 orang. Setelah dilakukan pencarian
sampel menggunakan rumus slovin di dapatkan
 Analisa Univariat dilakukan dengan
jumlah responden sebanyak 33 responden dengan menggunakan analisa distribusi
teknik Accidental sampling yaitu pengambilan frekuensi dan statistik deskriptif.
sample secara dengan mengambil kasus atau  Analisa Bivariat:Pengujian hipotesis
responden yang kebetulan ada atau tersedia
dengan mengunakan uji-Willcoxon.
disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
HASIL PENELITIAN Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
Analisa Univariat Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum
Dilakukan Terapi Musik Klasik di RSUP
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
H. Adam Malik Medan Tahun 2019
Karakteristik Responden
Intensitas
Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H. F %
Nyeri Pre
Adam Malik Medan Tahun 2019 Ringan 0 0,0
Sedang 22 66,7
Karakteristik Berat 11 33,3
F %
Responden Total 33 100,0
Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan
Laki-laki 19 57,6 dari 33 Responden dapat diketahui bahwa
Perempuan 14 42,4 intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi musik
Total 33 100,0 klasik mayoritas skala nyeri sedang yaitu
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan sebanyak 22 responden (66,7%).
bahwa dari 33 responden dapat diketahui bahwa
berdasarkan jenis kelamin mayoritas laki-laki
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden
yaitu sebanyak 19 responden (57,6%), dan
minoritas berjenis kelamin perempuan yaitu
Berdasarkan Intensitas Nyeri Setelah
sebanyak 14 responden (42,4). Dilakukan Terapi Musik Klasik di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2019
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri
F %
Karakteristik Responden Post
Berdasarkan Usia di RSUP H. Adam Ringan 15 45,5
Malik Medan Tahun 2019 Sedang 14 42,4
Berat 5 12,1
Karakteristik Total 33 100,0
F %
Responden Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan
Usia dari 33 Responden dapat diketahui bahwa
15-25 4 12,1 intensitas nyeri setelah dilakukan terapi musik
26-35 4 12,1 klasik mayoritas skala nyeri ringan yaitu
36-45 14 42,4 sebanyak 15 responden (45,5%).
46-55 6 18,2
56-65 5 15,2
Total 33 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan
bahwa dari 33 responden dapat diketahui bahwa
berdasarkan usia mayoritas responden yang
mengalami fraktur adalah pada usia 36-45 tahun
(42,4%).
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Intensitas Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan
Nyeri Responden di RSUP H. Adam Uji Normalitas dengan Shapiro Wilk Test bahwa
Malik Medan Tahun 2019 intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
terapi musik klasik berdistribusi tidak normal
Intensitas
Nilai P Data (p<0,05), sehingga dianalisis menggunakan Uji
Nyeri
Willcoxon untuk menguji perbedaan intensitas
Pre 0,000 TN nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Post 0,000 TN musik.
TN : Tidak Normal

Analisa Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan
intensitas nyeri pada post operasi fraktur tertutup pada ekstremitas bawah.

Tabel 4.6 Hasil uji WillcoxonIntensitas Nyeri Pre dan Post Pada Responden di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2019

No Intensitas Nyeri Mean Median SD Nilai P


1 Pre 2,33 2,00 0,479 0,000
2 Post 1,67 2,00 0,692
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa hasil uji statistic menggunakan willcoxon,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah dilakukannya
terapi musik klasik dengan nilai p value = 0,000 (<0,05).

PEMBAHASAN lebih aktif dan lebih banyak melakukan aktivitas


Karateristik Responden diluar rumah untuk bekerja. Fraktur lebih banyak
Berdasarkan Jenis Kelamin terjadi karena kecelakaan. Tingginya kasus
fraktur akibat kecelakaan lalu lintas pada laki-
Karakteristik responden laki dikarenakan laki- laki mempunyai perilaku
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengemudi dengan kecepatan yang tinggi
didapatkan bahwa mayoritas responden bejenis sehingga menyebabkan kecelakaan yang lebih
kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (57,6%) fatal disbanding perempuan
responden. Menurut Vithiya (2012), laki-laki
memiliki resiko lebih tinggi mengalami cedera
karena laki-laki
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Suhartini (2013) penelitian sebelumnya oleh Suhartini (2013)
menyatakan bahwa penyakit fraktur dapat dengan judul pengaruh teknik relaksasi terhadap
mengenai semua umur baik laki-laki maupun intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur
perempuan. di ruang irina A BLU RSUP Prof Dr. R. D
Kandou Manado didapatkan hasil diketahui dari
Karakteristik Responden 11 orang (55,0 %) dengan intensitas nyeri hebat
terkontrol berkurang menjadi 10 orang dengan
Berdasarkan Usia
intensitas nyeri sedang dan 1 orang dengan
Karakteristik responden
intensitas tidak nyeri. Hal yang sama juga terjadi
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
pada 8 orang (40,0 %) dengan intensitas nyeri
didapatkan bahwa mayoritas pasien berada pada
sedang berkurang menjadi intensitas nyeri
masa dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu sebanyak
ringan. Intensitas nyeri ringan 1 orang (5,0 %)
14 orang (42,4%) responden. Bagi penderita usia
berkurang menjadi tidak nyeri. Serta terdapat
kelompok ini, massa tulang yang rendah
pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas
cenderung mengalami fraktur. Dengan benturan
nyeri pada pasien post operasi fraktur di ruang
kecil, dapat menyebabkan fraktur karena massa
irina A BLU RSUP Prof Dr. R. D Kandou
tulang yang rendah tidak mampu menahan
Manado dengan nilai P = 0,000.
daya benturan.
Terdapat kesamaan hasil penelitian dimana
Pengurangan massa tulang jelas pada kelompok
terjadi perubahan intensitas nyeri setelah
usia ini, konsumsi kalsium dan vitamin D dapat
dilakukan teknik relaksasi (terapi music klasik).
menguatkan jaringan tulang. Hasil penelitian ini
Kesamaan ini dikarenakan teknik relaksasi yang
sejalan dengan penelitian Suhartini (2013)
dilakukan secara berulang dapat menimbulkan
menyatakan bahwa umur mempengaruhi tingkat
rasa nyaman bagi pasien. Adanya rasa nyaman
kesehatan seseorang dimana penyakit ini lebih
inilah yang menyebabkan timbulnya toleransi
banyak terjadi pada kalangan dewasa.
terhadap nyeri yang dirasakan. Menarik napas
dalam dan mengisi udara dalam paru-paru dapat
Intensitas Nyeri merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami
Hasil penelitian terhadap 33 responden spasme yang disebabkan oleh insisi (trauma)
sebelum dilakukan teknik terapi music klasik jaringan pada saat pembedahan.
didapatkan mayoritas intensitas nyeri sedang
sebanyak 22 orang (66,7%). Setelah dilakukan
teknik relaksasi didapatkan mayoritas mengalami
nyeriringan sebanyak 15 orang (45,5%)
Relaksasi otot-otot ini akan meningkatkan aliran fraktur. Penelitian yang dilakukan McCaffery
darah ke daerah yang mengalami trauma menemukan bahwa intensitas nyeri menurun
sehingga mempercepat penyembuhan dan sebanyak 33% setelah terapi music dengan
menurunkan (menghilangkan) sensasi nyeri menggunakan musik klasik Mozart terhadap
(Stania, 2014). pasien osteoarthritis selama 20 menit dengan
Penanganan nyeri secara farmakologis music Mozart (Dian Novita, 2012).
memiliki efek yang tidak baik bagi tubuh, Penelitian menunjukkan bahwa musik
sehingga tindakan non farmakologis dianjurkan klasik bermanfaat untuk membuat seseorang
dalam penanganan nyeri. Salah satu tindakan non menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan
farmakologis yaitu pemberian teknik relaksasi sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih,
(terapi music klasik). Menurut Smelzer & Bare menurunkan tingkat kecemasan pasien pra
(2002), Prinsip yang mendasari penurunan nyeri operasi dan melepaskan rasa sakit dan
oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi menurunkan tingkat stress. Hal tersebut terjadi
system syaraf otonom yang merupakan bagian karena adanya penurunan Adrenal Corticotropin
dari system syaraf perifer yang mempertahankan Hormon (ACTH) yang merupakan hormon stress
homeostatis (Bernatzky et al, 2011).
lingkungan internal individu. Hal ini didukung oleh teori bahwa Musik
bisa menyentuh individu baik secara fisik,
Pengaruh Terapi Musik Pada Pasien psikososial dan spiritual sehingga dapat
membantu pasien dalam menghilangkan atau
Fraktur di RSUP H Adam Malik Medan
mengurangi nyeri (Campbell, 2006). Terapi
Hasil analisis statistic Pengaruh Terapi
musik juga merupakan salah satu tindakan
Musik Pada Pasien Fraktur di RSUP H Adam
mandiri perawat dalam manajemen nyeri,
Malik Medan menunjukkan nilai p value < 0,05
berbagai penelitian menunjukkan bahwa jenis
(0,000) yang berarti terdapat pengaruh yang
musik yang efektif dalam manajemen nyeri
signifikan antara terapi music terhadap skala
adalah musik klasik. Hal ini dikarenakan musik
nyeri. Nilai mean sebelum dilakukan terapi
klasik memiliki tempo yang berkisar antara 60-
music klasik 2,33 dan sesudah dilakukan terapi
80 beats per menit selaras dengan detak jantung
music klasik yaitu 1,67. Hasil ini sejalan dengan
manusia (Suherman, 2010).
penelitian yang dilakukan oleh Rivaldy (2015)
yang mengemukakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara terapi music terhadap skala
nyeri pada pasien
KESIMPULAN 3. Bagi Jurusan Keperawatan Poltekkes
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemenkes Medan
mengenai Pengaruh Terapi Musik Klasik Bagi Jurusan Keperawatan agar menjadi
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Post sumber referensi diperpustakaan dan dapat
Operasi Fraktur Tertutup Pada Ekstremitas menjadi panduan penelitian bagi mahasiswa
Bawah Di RSUP H. Adam Malik Medan tahun selanjutnya jika melakukan penelitian tentang
2019 maka didapat kesimpulan sebagai berikut: Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan
1. Intenitas Nyeri Pasien Post Fraktur di Intensitas Nyeri Pada Post Operasi Fraktur
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Tertutup Pada Ekstremitas Bawah
2019 sebelum dilakukan terapi
distraksi rata – rata sedang .
2. Intensitas Nyeri Pasien Post Fraktur di
DAFTAR PUSTAKA
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2019 Setelah dilakukan terapi distraksi Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar
rata – rata sedang. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,
Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku
3. Berdasarkan hasil analisis Uji Kedokteran EGC.
Wilcoxon maka terdapat adanya
Budhiarta, Arif. 2013. Buku Saku Gangguan
pengaruh Intensitas nyeri pasien post Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit
operasi fraktur sebelum dan sesudah Buku Kedokteran EGC.
terapi music klasik di RSUP H. Adam
Helmi, Z. N 2012. Buku Ajar Gangguan
Malik Medan Tahun 2019 dengan nilai Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
p = 0,000 Medika.

Judha M. 2012. Teori pengukuran nyeri dan


SARAN persalinan. Nuha Medica Yogyakarta
1. Bagi RSUP H. Adam Malik Memberikan
penyuluhan atau sosialisasi dan Kozier B, Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta:
demontrasi terkait Terapi Musik Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Klasik Terhadap Penurunan
Lela Aini. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi
Intensitas Nyeri Pada Post Operasi
Nafas Dalam terhadap Penurunan
Fraktur Tertutup Pada Ekstremitas Nyeri
Bawah.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai frekuensi
untuk
pengembangan penelitian
selanjutnya.
pada Pasien Fraktur STIK Siti Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Khadijah Palembang Kedokteran.
Universitas Sam Ratulangi Manado
Mardiono, Sasono. 2018. Hubungan Pengetahuan
Dan Sikap Perawat Dalam Saferi A,W. 2013. KMB 2
Penatalaksanaan Pembidaian Pasien Keperawatan Medical Bedah
Fraktur Di Rs Bhayangkara (Keperawatan Dewasa). Nuha
Palembang 2018. Studi Medika.Yogyakarta.
Ilmu Keperawatan
STIK bina Husada Palembang Tamsuri A.2012. Konsep dan Penatalaksanaaan
Nyeri. EGC. Jakarta.
Nurhayati,dkk. 2011. Pengaruh Teknik Distraksi
Relaksasi Terhadap Penurunan Yusuf. 2010. Keperawatan Post Operasi. diakses
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post tanggal 4 agusus 2015
Operasi Laparatomi Di Pku htts://robbybee.wordpress.co
Muhammadiyah Gombong. Jurnal. m/2009/02/5/keperawatan.po st-
STIKES operatif/.
Muhammadiyah Gombong
Zairin,Noor. 2016, Buku ajar Gangguan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. 2012. Muskuloskeletal
Panduan Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah. Medan: Politeknik Kesehatan
Kemenkes
Medan.

Price, A and Wilson. 2006. Phatofisiologi Konsef


Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
3. EGC.Jakarta.

Rekam Medic. 2018. RSUP Haji Adam Malik


Medan.

Riskesdas (2013). Hasil Riskesdas. (online)


diakses tanggal 9 oktober 2014, jam
06.09 WITA

Rivaldy Djamal, dkk. 2015 Pengaruh Terapi


Musik Terhadap Skala Nyeri Pada
Pasien Fraktur Di Irina A Rsup Prof.
Dr. R.D. Kandou Manado. Program
No Judul Penulis Nama Link jurnal P I C
artikel artikel jurnal,
volume,
nomer,
tahun
terbit
3. PENGARU Rhona Volume 11 https://jur Penelitian ini Penelitian ini menggun
H TERAPI Sandr nomor 2 nal.syedza dilakukan menggunakan metode jenis
MUSIK pada pasien Pra-Eksperiment musik
a1*, (Desember saintika.ac
KLASIK .id/index. post op Design dengan lainnya
Siti 2020)
TERHADA php/medi fraktur di rancangan penelitian musik
Aisya bangsal One Group Design Mozart,a
P TINGKAT h ka/article/
NYERI download bedah RS. yaitu pretest dan Anyer
PASIEN Nur2, /778/577
Dr. postest (Notoatmodjo, Jakarta,
Hones Reksodiwory 2012). Dalam sepanjan
POST OP
ty o Padang rancangan ini kenanga
FRAKTUR pada agustus dilakukan tes awal heart w
DI Diana
Morik 2019 (pretest) mengukur on dll.
BANGSAL Dengan skala nyeri sebelum
BEDAH RS a3, populasi dilakukan perlakuan
Dr Wira pasien post (terapi musik klasik)
REKSODI Melyc op fraktur dan akan di
WIRYO a yang dirawat bandingkan dengan tes
PADANG Sardi4 di bangsal akhir (posttest)
bedah mengukur skala nyeri
RS.Dr.Rekso setelah diberi perlakuan
iwiryo (terapi musik klasik).
Padang Kelompok perlakuan
dengan dengan 16 responden
jumlah 37 sesuai dengan kriteria
orang. inklusi. Teknik sampel
yang digunakam
adalah Purposive
Sampling.
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN
POST OP FRAKTUR DI BANGSAL BEDAH RS Dr REKSODIWIRYO
PADANG

THE EFFECT OF CLASSICAL MUSIC THERAPY ON PAIN LEVELS POST


OP FRAKTURE PATIENTS IN THE SURGICAL WARD OF Dr
REKSODIWIRYO PADANG HOSPITAL

Rhona Sandra1*,Siti Aisyah Nur2,Honesty Diana Morika3,Wira Melyca Sardi4


1,2,3,4
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
*Email :sandra.rhona@yahoo.com,085375137395

Submitted :2020-10-25 , Reviewed :2020-11-23, Accepted :2020-11-24

ABSTRAK

Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh trauma langsung
atau tidak langsung, Menurut WHO (World Health Organitation) tahun 2016 lebih dari 8 jiwa
meninggal dunia karena fraktur. Penatalaksanaan fraktur dengan pembedahan dapat
menyebabkan trauma jaringan yang menimbulkan nyeri. Salah satu terapi nonfarmakologi
mengurangi nyeri dengan terapi music klasik.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
terapi musik klasik terhadap tingkat nyeri pada pasien post op fraktur di bangsal bedah RS.
Dr Reksodiwiryo padang.Penelitian menggunakan metode Pra-Eksperimen design dengan
One Group Design yaitu Pretest dan postest. Penelitian dilaksanakan di bangsal bedah RS Dr
Reksodiwiryo Padang. Populasi pasien post op fraktur di bangsal bedah RS Dr Reksodiwiryo
Padang. Sampel diambil secara Purposive Sampling dengan 16 orang responden. Analisa data
univariat dan bivariat menggunakan uji Wilcoxson. Hasil penelitian didapatkan univariat
(pretest) adalah 7 dan (postest) adalah 5, bivariat dengan uji Wilcoxon didapatkan nilai Z=-
3,552a (p<0,05) dan nilai Asym. Sig (2-Tailed) = 0,000 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa
ada pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat nyeri pada pasien post op fraktur. Tenaga
kesehatan disarankan memotivasi pasien post op fraktur menggunakan terapi musik klasik
(antara Anyer dan Jakarta, Hilang Permataku, Sepanjang Jalan Kenangan, My Hearth Go On,
Mozart) sebagai pengobatan alternatif untuk mengurangi nyeri.
Kata Kunci : Fraktur; klasik; musik; nyeri

ABSTRACT

A fracture is a break in bone continuity caused by direct or indirect trauma, and one
of the treatments is surgery. Surgery can cause trauma to the tissue which can cause
pain. Pain is an unpleasant event for someone and can cause pain or pain. According
to WHO (World Health Organitation) in 2016 recorded more than 8 people died due
to fracture. This study aims to determine the effect of classical music therapy on pain
levels in post op fracture patients in the hospital ward. Dr. Reksodiwiryo padang in
2019.This study uses the Pre-Experiment design method with the One Group Design
research design namely Pretest and Posttest. This research was conducted in the
surgical ward of Dr. Reksodiwiryo Hospital in Padang. The population in this study
Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961
S

A
H
T
I
N
G G I I L M
U
K
E
S
E
N

Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


p-ISSN : 2087-8508
L H
O A
A
E

K T

DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.778

was post op fracture patients in the surgical ward of Dr. Reksodiwiryo Hospital in
Padang. Samples were taken by purposive sampling of 16 respondents. Data analysis
was performed Univariate and Bivariate using the Wilcoxon test.The results obtained
Univariate analysis results (pretest) is 7 and (posttest) is 5, the conclusions from the
results of this study obtained the results of Bivariate analysis using the Non
Parametric test that is Wilcoxon test obtained Z value = -3.552 a (p<0.05) and Asym
value. Sig (2-Tailed) = 0,000 (p <0.05), this shows that there is an influence of classical
music therapy on pain levels in post op fracture patients.Health workers are advised
to be able to motivate post op fracture patients to be able to use classical music
therapy (antara Anyer dan Jakarta, Hilang Permataku, Sepanjang Jalan Kenangan,
My Hearth Go On, Mozart) as an alternative treatment to reduce pain.
Keywords: Pain, Post Op Fracture, Classical Music Therapy

PENDAHULUAN prevalensi patah tulang atau fraktur sebesar 5,8%.


Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang (Depkes RI) tahun 2011 tercatat lebih dari 5,6 juta
yang disebabkan oleh trauma langsung atau tidak orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan
langsung. Ketika tulang mengalami fraktur maka sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan fisik.
struktur sekitarnya akan ikut terganggu. 1(Smeltzer, Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2013). Pada keadaan patah tulang atau fraktur (DepKes RI) tahun 2013, menyebutkan bahwa sekitar
jaringan yang ada disekitar tulang yang patah akan delapan juta orang mengalami fraktur dengan jenis
mengalami edema jaringan lunak, perdarahan ke otot fraktur ekstremitas atas sebanyak 36,9%, fraktur
dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan ekstremitas bawah 65,3% bahkan fraktur tibia dan
saraf dan kerusakan pembuluh darah. 2(Manarung, fibula sebanyak 11%.
2018) Data yang diperoleh dari RS. Dr. Reksodiwiryo
Fraktur menjadi peringkat pertama dalam kasus Padang, post operasi fraktur termasuk kasus tertinggi
trauma dan cidera. Menurut World Haelth nomor 1 dari kasus post op yang lainnya. Jumlah
Organization (WHO)tahun 2012, pasien post operasi yang mengalami fraktur dari bulan
angka kejadian fraktur kurang lebih 12 juta orang Juni sampai September tahun 2018 sebanyak 148
dengan prevalensi sebesar 2,7 %. Tahun 2013 kasus. Pada bulan Juni sebanyak 24 orang, bulan Juli
terdapat kurang lebih 18 juta orang dengan prevalensi sebanyak 27 orang, bulan Agustus sebanyak 48 orang
sebesar 4,2%. Tahun 2014 meningkat menjadi 21 juta dan bulan September sebanyak 49 orang yang
orang dengan angka prevalensi 7,5 %. Dari tahun tergabung dari berbagai jenis fraktur. Dari data diatas
2012-2014 kejadian fraktur mengalami peningkatan terjadi peningkatan angka kunjungan pasien fraktur di
dengan angka prevalensi kurang lebih 2,4 % tiap bangsal bedah RS. Dr. Reksodiwiryo Padang.
tahunnya. WHO tahun 2016 mencatat lebih dari 8 juta Tingginya angka kejadian fraktur setiap
jiwa meninggal dunia karena fraktur femur akibat tahunnya, diperlukan tindakan
kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013

yang tepat untuk pembedahan atau operasi (Sjamsuhidayat & Jong,


2007). Pembedahan atau operasi adalah tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani
(Sjamjuhidajat & jong, 2005 dalam Alan Yanuar
2015). Pembedahan dapat menyebabkan emosi dan fisiologis. Keberhasilan pengkajian dan
ketidaknyamanan bagi pasien yang menyebabkan penanganan tergantung pada rencana asuhan holistik
trauma pada jaringan dan menimbulkan nyeri. Nyeri seseorang yang menggunakan penanganan
merupakan sumber frustasi baik pasien maupun farmakologi dan non farmakologi (Smeltzert dan
tenaga kesehatan (Potter & Perry, 2010). Komplikasi Barre, 2002).
yang sering terjadi pada tindakan pembedahan fraktur Penatalaksanaan nyeri non
yaitu infeksi, delayed union, non union, dan mal farmakologi mempunyai resiko yang sangat rendah,
union, kerusakan pembuluh darah atau sindrom meskipun tindakan tersebut bukan merupakan
kompertemen, trauma saraf terutama pada nervous pengganti untuk obat-obatan, tindakan tersebut
peronial komunis, dan gangguan pergerakan sendi mungkin diperlukan atau sesuai untuk mempersingkat
pergelangan kaki. Selain itu, nyeri merupakan episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik
masalah keperawatan yang sering terjadi pada pasien atau menit. Dalam hal lain, saat nyeri hebat yang
post operasi fraktur (Muttaqin, 2007). berlangsung berjam-jam atau berhari-hari, metode
Hampir semua pasien yang telah menjalani non farmakologi sangat membantu dalam meredakan
operasi mengalami nyeri, 80% pasien melaporkan nyeri tersebut (Brunner & Suddarth, 2002).
nyeri hebat (Manias, 2003). Dari penelitian-penelitian Salah satu metode non farmakologi adalah terapi
yang dilakukan ternyata intensitas atau lamanya nyeri musik (Bernatzky, 2011). Musik memiliki efek terapi
pasca bedah sangat bervariasi dari satu penderita ke yang rekreatif dan sebagai terapi kesehatan. Musik
penderita yang lainnya (Kusumadewi J, 2013). Nyeri dapat menyembuhkan nyeri punggung kronis, karena
pasca bedah tergolong nyeri akut. Nyeri akut biasanya ia bekerja pada saraf otonom. Mendengarkan musik
datang secara tiba-tiba dan berdurasi singkat. Pada secara teratur membantu tubuh santai secara fisik dan
kasus pembedahan fraktur, nyeri akan menurun mental sehingga membantu penyembuhan (Moh.
sejalan dengan penyembuhan tulang (Brunner & Muttaqin, dkk, 2008).Efek
Suddarth, 2002). mendengarkan musik juga bisa mengurangi pikiran
Penatalaksanaan nyeri sering kali berkaitan yang tidak menyenangkan pada pasien, maka musik
dengan pemberian analgesik, akan tetapi terdapat sudah diakui sebagai penatalaksaan non farmakologi
macam-macam metode penatalaksanaan nyeri non oleh tenaga medis (Pauwels, 2014). Pilihan yang tepat
farmakologi yang dapat dilakukan, karena nyeri dalam pemberian terapi musik sebagai pengobatan
merupakan fenomena yaitu musik klasik (Aditia, 2012).
Hasil penelitian Djamal, dkk (2015) di Irna
RSUP. DR. R. D. Kandou Manado tentang pengaruh
terapi musik terhadap skala nyeri pasien fraktur,
dengan jumlah sampel yang diteliti menunjukkan
pada kelompok kontrol

bandingkan dengan tes akhir (posttest) mengukur skala nyeri


setelah diberi perlakuan (terapi musik klasik). Bentuk rancangan
81,2 % mengalami nyeri sedang. Hasil analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
statistik menunjukkan nilai p value< 0,05 yang berarti
terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi musik Pretest Perlakuan Posttest
terhadap skala nyeri.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ani O1 X 02
Astuti dan Diah Merdekawati tentang pemberian Keterangan :
terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat skala O1:Tingkat nyeri sebelum perlakuan diberikan
nyeri post op fraktur tahun 2016, menunjukan nilai p (pretest)
value 0,002 atau p value < 0,05 maka ada pengaruh O2:Tingkat setelah perlakuan diberikan (postest)
terapi musik klasik terhadap penurunan skala nyeri
post fraktur.
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh terapi
musik klasik terhadap penurunan skala nyeri pada
pasien post op fraktur.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode Pra-


Eksperiment Design dengan rancangan penelitian
One Group Design yaitu pretest dan postest
(Notoatmodjo, 2012). Dalam rancangan ini dilakukan
tes awal (pretest) mengukur skala nyeri sebelum
dilakukan perlakuan (terapi musik klasik) dan akan di
Rumus :
(n-1) x (t-1) ≥ 15
X: Pemberian terapi musik klasik
Kelompok perlakuan dengan 16 responden sesuai
Penelitian ini dilakukan pada dengan kriteria inklusi. Teknik sampel yang
digunakam adalah Purposive Sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
pasien data primer dan data sekunder dengan analisa data
Post Op Fraktur di Bangsal Bedah RS. univariat mencari rata-rata (mean) dan standar
deviasi dan bivariat menggunakan uji Wilcoxson
Dr. Reksodiwiryo Padang pada dengan kemaknaan 95%. Penelitian ini
Agustus 2019. Dengan populasi menggunakan lembar observasi untuk pengukuran
pasien post op fraktur yang dirawat di skala nyeri dan instrument yang lain MP3 player
bangsal bedah RS.Dr.Reksoiwiryo atau HP yang terdapat tombol play, preview, next,
Padang dengan jumlah 37 orang. pause.earphone,stopwatch.
Sampel menurut Sugiyono (2012)
menyatakan ukuran sampel masing –
masing antara 10 sampai dengan 20.
HASIL
Menurut Supranto (2007) besar Jumlah subjek yang diteliti berjumlah 16 orang
sampel dihitung dengan yang merupakan pasien post op fraktur yang
menggunakan rumus federer dengan diberikan intervensi terapi musik klasik di ruang
perhitungan sebagai berikut : rawat inap bedah.

Analisa Univariat

1. Tingkat Nyeri Sebelum diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post
Op Fraktur di Bangsal Bedah Rs. Dr. Reksodiwiryo Padang
Tabel.1
Skala Nyeri Sebelum Diberi Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post Op Fraktur

Di Bangsal Bedah RS. Dr. Reksodiwiryo Padang


MeanStandar Min-
Variabel Deviasi Max
Nyeri sebelum diberikan 7 0,6 6-8,5
terapi musik klasik

standar
Berdasarkan tabel.1 menunjukkan bahwa tingkat deviasi 0,6, tingkat nyeri minimal 6 kategori nyeri
nyeri pada pasien post op fraktur dengan nilai rata- sedang dan tingkat nyeri maksimal 8,5 kategori nyeri
rata (mean) 7 dengan kategori nyeri berat terkontrol, berat terkontrol.

2. Tingkat Nyeri Sesudah diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post Op
Fraktur di Bangsal Bedah Rs. Dr. Reksodiwiryo Padang
Tabel. 2
Skala Nyeri Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post Op Fraktur
Di Bangsal Bedah RS. Dr. Reksodiwiryo Padang
Standar
Variabel Mean Min-Ma
Deviasi
Nyeri sesudah diberikan 5 0,7 4-6,5
terapi musik klasik

Berdasarkan tabel.2 menunjukkan bahwa tingkat deviasi 0,7, tingkat nyeri minimal 4 kategori nyeri
nyeri pada pasien post op fraktur adalah dengan nilai sedang dan tingkat nyeri maksimal 6,5 kategori nyeri
rata-rata (mean) 5 kategori nyeri sedang, standar sedang.

Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Pasien Post Op Fraktur di Bangsal Bedah RS. Dr
Nyeri pada Reksodiwiryo Padang.

Tabel. 3
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
Op Fraktur Dibangsal Bedah RS. Dr. Reksodiwiryo Padang

Test Statistics wilcoxon


sesudah pemberian terapi - sebelum pemberian terapi

Z -3,552a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai penurunan skala


didapat nilai Z= -3,552a (p≤0,05) dengan p value=
nyeri pada pasien post op fraktur di bangsal bedah RS
0,000 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh terapi
Dr Reksodiwiryo Padang dengan. hasil didapat dari
musik klasik terhadap tingkat nyeri pada pasien post
menggunakan uji Wilcoxon
op fraktur.

PEMBAHASAN (pretest dan posttest). Maka dapat dilihat dari uji wilcoxon nilai Z=
-3,552 (p<0,05) dengan p value = 0,000 (p<0,05). Hasil ini
Berdasarkan hasil penelitian, mengunakan uji menunjukkan bahwa Ha diterima. Sehingga ada pengaruh terapi
normalitas untuk menentukan tingkat nyeri atau skala musik klasik terhadap penurunan tingkat nyeri yang dirasakan oleh
nyeri berdistribusi normal atau tidak. Dimana pasien post op fraktur.
sebelum diberikan terapi musik klasik (pretest)
menunjukkan data berdistribusi normal, hal ini
ditandai dengan nilai pada uji shapiro-wilk adalah
0,177 (p ≥0,05). Dan setelah diberikan terapi musik
klasik (postest) menunjukkan data tidak berdistribusi
normal, hal ini dilihat dari uji Shapiro- wilk adalah
0,001 (p ≥ 0,05).
Berdasarkan uji normalitas, terdapat salah satu
data tidak berdistribusi normal. Sehingga
data tersebut harus
menggunakan uji non parametrik seperti wilcoxon
untuk data berpasangan
Hasil ini didukung penelitian Post Op Fraktur” menggunakan perbandingan antara
Dian Novita (2012) yang berjudul kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dan
“Pengaruh Terapi Musik Klasik didapat hasil ada perbedaan intensitas nyeri pada
Terhadap Nyeri Pos Op Open pasien post op fraktur antara kelompok kontrol dan
Reduction And Internal eksperimen.
Fixation(ORIF)”bahwa ada pengaruh Menurut Potter dan Perry (2006) salah satu
yang signifikan terapi musik klasik upaya mengatasi rasa nyeri dengan memberikan
terhadap penurunan tingkat nyeri tindakan non farmakologi. Banyak aktifitas
pasien post op ORIF yang mana p= keperawatan nonfarmakologi yang dapat membantu
0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini menghilangkan nyeri, metode pereda nyeri
juga diperkuat oleh penelitian Alan nonfarmakologi memiliki resiko yang sangat rendah.
Yanuar (2015) yang berjudul Meskipun tidakan tersebut bukan merupakan
“Pengaruh Terapi Musik Klasik pengganti obat-obatan (Smeltzer & Bare,
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien

2002). Dalam hal lain, saat nyeri hebat yang


berlangsung berjam-jam atau berhari-hari, metode sebuah pertahankan dibuka dan implus dihambat
non farmakologi sangat membantu dalam meredakan saat semua pertahanan ditutup. Tempo musik yang
nyeri tersebut (Brunner & Suddarth, 2002). lambat akan menurunkan respiratory rate, sementara
Salah satu metode non farmakologi adalah terapi denyut nadi memiliki kesesuaian dengan rhytim dari
musik (Bernatzky, 2011). Musik memiliki efek terapi musik. Dengan begitu akan akan mengubah
yang rekreatif dan sebagai terapi kesehatan. Musik gelombang beta menjadi gelombang alfa di otak.
berkerja pada system syaraf otonom yaitu bagian Pitch dan rhitim akan berpengaruh pada sistem
system saraf yang bertanggung jawab mengontrol limbik yang mempengaruhi emosi (Wigram, 2002).
tekanan darah, denyut jantun, fungsi otak, mengontrol Musik dengan frekuensi 40-60 Hz juga
perasaan dan emosi. Ketika seseorang sakit, dia akan telah terbukti menurunkan
merasa takut, frustasi dan marah, hal inilah yang kecemasan, menurunkan ketugangan
membuat otot-otot tubuh menjadi menegang, otot, mengurangi nyeri, dan
sehingga menyebabkan rasa sakit yang semakin menimbulkan tenang (American Musik
parah. Mendengarkan musik dapat Therapy Association, 2008).
menimbulkan rasa rileks untuk meregangkan otototot Terapi musik menimbulkan efek terapeutik jika
yang tegang (Yanuarita, 2012). Pilihan yang tepat diputarkan musik yang menenangkan dan lembut
dalam pemberian terapi musik sebagai pengobatan dengan volume 25%-50%, dan durasinya 20-30 menit
yaitu musik klasik (Aditia, 2012). tetapi lebih lama lebih baik (Aizid 2011).
Musik klasik memiliki tempo yang lambat dan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
menenangkan, sehingga bisa dijadikan alat alternatif peneliti berasumsi bahwa adanya pengaruh terapi
untuk menjadikan musik sebagai terapi di bidang musik klasik pada pasien post op fraktur. Setelah
kesehatan (Sumasno Hadi tahun 2015). Musik klasik diberikan terapi musik klasik terdapat adanya
dapat Mengatur hormon-hormon yang berhubungan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan responden.
dengan stres antara lain ACHT, prolaktin, dan Ini disebabkan oleh impuls nyeri dapat diatur atau
hormon pertumbuhan serta dapat mengurangi nyeri dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang
(Campbell, 2002). Berdasarkan gate kontrol bahwa sistem saraf pusat dan salah satu cara menutup
inplus dapat diatur oleh hambatan mekanisme mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang
pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini sekresi endorfin. Musik klasik dapat meningkatkan
mengatakan implus dapat diatur dan dihambat oleh hormon endorfin yang merupakan substansi sejenis
mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf morfin yang disuplai oleh tubuh dan menyebabkan
pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri nyeri yang dirasakan responden berkurang.
dihantarkan oleh
KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini
bahwa pemberian terapi musik klasik dapat
menurunkan tingkat nyeri pada pasien post op fraktur
pada

komplementer dalam pemberian intervensi keperawatan pada pasien


post of khususnya fraktur. Serta dapat juga menggunakan jenis terapi
pasien dengan skala nyeri ringan dan sedang. musik klasik lainnya seperti musik Mozart,antara Anyer dan Jakarta,
Sehingga hasil penelitian ini menjadi salah satu sepanjang jalan kenangan my heart will go on dll. Dan peneliti
pilihan terapi alternatif non farmakologi atau terapi selanjutnya penelitian ini dapat menjadi rujukan pemberian terapi
musik untuk kasusg post op yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA Journal Post Op. Diakses dari Google Schooler


tanggal 19-11-2018
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI :
Aizid, R. 2011. Sehat dan Cerdas dengan
602). 1990. Pengertian Musik Klasik
Terapi Musik. Jogjakarta : Laksana
Manurung, Nixson. 2018. Keperawatan
Astuti, Ani dan Diah Merdekawati. 2016.
Medikal Bedah, Jilid 3. Jakarta : TIM
Jurnal Ipteks Terapan,Pengaruh
Musik Klasik Terhadap Penurunan Muttaqim , M. 2008. Seni Musik Klasik
Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Op. Untuk Sekolah Menengah Kejuruan.
Falkustas Kedokteran Universitas Jakarta : Depertemen Pendidikan
Sam Ratulangi Manado Nasional

Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Notoadmotdjo, S. 2012. Metodologi


Keperawatan Medikal Bedah, Edisi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
8. Jakarta : EGC
Rineka Cipta
Djamal, Rivaldy. dkk. 2015. E-journal Novita. 2012. Tesis,Pengaruh Terapi
Keperawatan (E-Kep), Volume 3 Musik Terhadap Nyeri Post Op
Nomor 2, Pengaruh Terapi Musik Open Reduction and Internal
Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Fixation (ORIF) di RSUD Dr. H.
Fraktur di IRNA A RSUP Prog. Dr. Abdul Moeloek Propinsi
R. D Kandou Manado Lampung.Program Magister Ilmu
Keperawatan, Universitas
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Indonesia
Yogyakarta : Best Publiser Octaviana, Umi.2016.Pemberian Terapi
Envelia.2013. Pengertian Musik Klasik Musik Klasik Terhadap Intensitas
dan Ciri-Ciri Musik Klasik. NyeriPada Asuhan Keperawatan
Http://envelia.2013/09/Pengertian- Ny. M dengan Post Op Fraktur Di
musik-klasik-ciri-ciri-musik.html. RSUD Dr. Soedira Magun Sumarso
Wonogiri. Stikes Kusuma Husada :
Diakses pada tanggal 11-12-2018 Hidayat,
A. A. 2009. Pengantar Surakarta
Kebutuhan Manusia Aplikasi
Potter, P. A dan Perry, A. G. 2010. Buku
Konsep Keperawatan, Buku I.
Ajar Fundamental Keperawatan,
Jakarta : Salemba Medika
Edisi 7, Buku 3. Jakarta : EGC
Price, S. A dan Wilson, L. M. 2014.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2.
Jakarta : EGC
Raylene, M Respond. 2008. Penilaian
Nyeri. Diakses pada tanggal 19-
11-2018
Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). 2013.
Badan Penelitian
Kesehatan dan
Pembangunan
Kesehatan
Kementrian RI 2013
Sari, Rina Ayu Puspita Sari. 2014.
Pengaruh Terapi Musik Klasik
No Judul artikel Penulis
Nama Link jurnal P I C O T
artikel
jurnal,
volume,
nomer,
tahun
terbit
4. PENERAP Susihar JAKHKJ http://ejurn Pada pengkajian Pada penerapan intervensi Dalam jurnal Peneliti
AN ., Lilis Vol. 5, al.Husadak tentang riwayat dan implementasi ini akan Dari hasil analisa data yang an ini
TERAPI Trisna No. 1, aryajaya.ac penyakit keluarga keperawatan kepada memakai dilakukan kepada Kasus dan di
MUSIK wati., 2019 .id/index.h diperoleh data Kasus 1 dan Kasus 2 perbandingan Kasus 1 masalah lakukan
KLASIK Gema p-ISSN: p/JAKHKJ bahwa di keluarga penulis lebih menekankan dengan jurnal keperawatan utama yang pada
TERHADA Setiawa 2442- /article/vie tidak ada yang kepada pemberian terapi pengaruh ditemukan adalah nyeri akut, tahun
P ti 501x, e- wFile/106/ menderita fraktur musik klasik dan sebelum terapi musik sehingga penulis menentukan 2019 di
PENURUN ISSN: 82 akan tetapi klien pemberian terapi music klasik untuk diagnose keperawatan yang RSUD
AN RASA 2541-2892 memiliki penyakit klasik, penulis melakukan mengurangi utama adalah nyeri akut Koja
NYERI keturunan, yaitu: tindakan mempertahankan nyeri pada berhubungan dengan cidera Jakarta
PADA ayah dari klien imobilisasi yang sakit pasien post pada jaringan lunak. Masalah Pusat
PASIEN mempunyai dengan tirah baring. Hal operasi keperawatan yang penulis
FRAKTUR riwayat penyakit tersebut sesuai dengan fraktur di temukan pada Kasus 1 dan
DI RSUD hipertensi dan teori yang dikemukakan RSUD Kasus 2 sesuai dengan teori
KOJA diabetes mellitus. oleh (Campbell, 2002 Brebes yang dikemukakan (Salmon
JAKARTA Pada pengkajian dalam jurnal penelitian et al, 2010), bahwa Kejadian
UTARA riwayat kesehatan oleh Jasmarizal, 2011) fraktur juga mengakibatkan
masa lalu yang menjelaskan bahwa kerusakan yang signifikan
diperoleh data Musik bersifat teraupetik dan fragmen tulang terjadi
bahwa 1 tahun sehingga dapat terpisah dan tulang tersebut
yang lalu klien mempengaruhi denyut rapuh namun memiliki
pernah dirawat jantung dan menimbulkan kekuatan dan kelenturan
selama 7 hari efek tenang, untuk menahan tekanan,
karena darah Fraktur dapat di akibatkan
tinggi.
PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA PASIEN
FRAKTUR DI RSUD KOJA JAKARTA UTARA

Susihar., Lilis Trisnawati., Gema Setiawati Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya
susihar@husadakaryajaya.ac.id

Abstrak

Latar Belakang: Fraktur merupakan patah tulang dimana terjadi integritas tulang dan gangguan penuh atau sebagian pada kontuinitas struktur tulang. Angka kejadian pada fraktur
dalam dua tahun terakhir di Indonesia di nilai menjadi pembunuh terbesar nomer tiga, setelah penyakit jantung coroner dan tuberculosis (TBC). Ketika klien mengalami fraktur
terjadi gangguan pada sistem musculoskeletal, fraktur terjadi karena adanya trauma langsung ataupun trauma tidak langsung sehingga akan terjadi pembengkakan, krepitasi,
spasme otot sehingga klien akan merasakan nyeri akut.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran terhadap penerapan terapi musik klasik untuk menurunkan intensitas nyeri
pada klien dengan Fraktur.
Hasil: Hasil studi menunjukkan adanya penurunan intensitas nyeri pada klien dengan Fraktur yang mendapat terapi musik klasik, sehingga klien merasakan lebih rileks dan
tidak meringgis.

Kata kunci: Fraktur, nyeri akut, terapi musik klasik

LATAR BELAKANG kejadian pada fraktur dalam dua tahun terakhir di Indonesia di nilai menjadi pembunuh
terbesar nomer tiga, setelah penyakit jantung coroner dan tuberculosis (TBC). Fraktur
Fraktur adalah patah tulang dimana terjadi integritas tulang dan gangguan
merupakan ancaman potensial maupun actual terhadap integritas seseorang, sehingga
penuh atau sebagian pada kontuinitas struktur tulang, fraktur terjadi karena hantaman
akan mengalami gangguan fisiologis maupun spiklologis yang dapat menimbulkan
langsung sehingga tekanan lebih besar dari pada yang bisa diserap, Ketika tulang
respon berupa nyeri. Nyeri tersebut adalah keadaan sujektif dimana seseorang akan
mengalami fraktur maka struktur sekitarnya akan terganggu (Smeltzer, 2013).
Menurut data dari WHO (2010) Angka kejadian di dunia akibat kecelakaan lalu
lintas yang bisa menyebabkan fraktur yang tertinggi di jumpai di Negara Amerika
Serikat Latin (47,1%), korea selatan (21,9%), dan thailand (21%), dan Angka
memperlihatkan ketidaknyamanan secara verbal maupun nonverbal. lebih rileks pada individu yang mengalami nyeri ataupun stress (Djohan, 2009). Jika
Terapi musik merupakan salah satu teknik yang sangat mudah dilakukan musik yang digunakan sesuai, maka pendengar akan merasakan nyaman dan
dan terjangkau, tetapi efeknya menunjukkan bahwa music dapat mempengaruhi kenyamanan akan membuat individu tenang, vibrasi musik sangat mudah diterima
keteganggan atau kondisi rileks pada individu, karena dapat merangsang organ pendengaran dan melalui saraf pendengaran disalurkan kebagian otak yang akan
pengeluaran endorphine dan serotonin, endorphine dan serotonin adalah jenis memproses emosi sehingga musik bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas,
morfin alami dalam tubuh dan juga metanonin sehingga tubuh akan merasakan mengoptimalkan kecerdasan, mengatasi autisme pada anak, menyembuhkan insomnia,
mencegah penyakit

Alzheimer dan dapat mengurangi rasa nyeri (Aizid, 2011).

METODE
Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan komparatif. Metoda dengan
membandingkan respons seorang pasien dengan pasien lainnya terhadap pemberian
tindakan terapi musik klassik untuk menurunkan intensitas nyeri pada klien dengan
fraktur.

HASIL
Evaluasi Hari 1 Hari 2
Kasus 1 S: klien S: klien Kasus 2 S: klien S: klien
mengatakan nyeri mengatakan nyeri mengatakan nyeri mengatakan nyeri
sudah berkurang, sudah berkurang, sudah berkurang, sudah berkurang,
klien mengatakan klien mengatakan klien mengatakan klien mengatakan
jika nyeri datang jika nyeri datang jika nyeri datang jika nyeri datang
lagi klien lagi klien lagi klien lagi klien
mendengarkan mendengarkan mendengarkan mendengarkan
musik. musik. musik. musik.
O: dari skala O: dari skala
nyeri 4 menjadi nyeri 4 menjadi
skala nyeri 2 skala nyeri 2
dengan 2 musik dengan 2 musik
dan durasi 10 dan durasi 10
menit, menit,

klien tampak klien tampak


rileks. rileks.
A: masalah nyeri A: masalah nyeri
akut berhubungan akut berhubungan
dengan cedera dengan cedera
pada jaringan pada jaringan
lunak teratasi lunak teratasi.
sebagian. P: dihentikan
P: intervensi karena pasien
dilanjutkan oprasi orif.
PEMBAHASAN
O: dari skala nyeri O: dari skala
4 menjadi nyeri 4 menjadi Pada bagian ini penulis membahas tentang “Penerapan Terapi Musik
skala nyeri 2 skala nyeri 2 Klasik Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Di Ruang
dengan 1 musik dengan 1 musik Bedah RSUD Koja Jakarta Utara”. Prinsip dari pembahasan ini dengan
dan durasi 5 dan durasi 5 memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Pembahasan
menit, menit, ini dibuat untuk membandingkan antara Tinjauan Teori dengan Asuhan
Keperawatan yang telah dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan yang
klien tampak klien tampak meliputi: pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
rileks, rileks. evaluasi keperawatan.
Pengkajian yang dilakukan pada Kasus 1 dan Kasus 2 dilakukan secara
A: masalah nyeri A: masalah nyeri
menyeluruh mulai dari keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
akut berhubungan akut berhubungan
terdahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
dengan cedera dengan cedera
laboraturium. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh wahid (2013)
pada jaringan pada jaringan
bahwa pengkajian pada klien dengan fraktur pre oprasi adalah pengkajian pada
lunak teratasi lunak teratasi.
tanda gejala seperti nyeri akut, sulit menggerakkan ekstremitas yang fraktur,
sebagian. P: dihentikan aktivitas di bantu, adanya pembengkakkan, adanya krepitasi pada tulang.
P: intervensi karena pasien Hasil pengkajian data pada Kasus 1 menujukkan bahwa klien
dilanjutkan oprasi orif. mengalami nyeri akut

ekstremitas bawah bagian kiri dan terdapat krepitasi pada bagian pinggul dikarenakan pada ekstremitas bawah bagian kiri, mobilitas dibantu sebagian akibat kelemahan otot
adanya kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan, nyeri seperti tertekan, dan saat di inspeksi adanya nyeri tekan pada sendi atau tulang akibat cedera pada jaringan
nyeri hilang timbul, skala nyeri 4, kaki kiri sulit untuk digerakkan, nyeri bertambah lunak, dan terdapat krepitasi dibagian pinggul. Hal ini sesuai dengan teori yang
berat pada saat malam hari. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh dikemukakan oleh (Smeltzer, 2008) yang menguraikan bahwa pada pasien fraktur
Nanda Nic Noc (2015) yang menguraikan bahwa tanda dan gejala yang biasa terjadi terdapat nyeri tekan dan ditemukan krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan
pada klien dengan fraktur, yaitu: deformitas (trauma pada sistem musculoskeletal), yang lainnya dan proses penuaan pada klien.
spasme otot, nyeri, krepitasi, tidak dapat menggunakan anggota gerak. Sedangkan hasil pengkajian data terhadap Kasus 2 penulis menemukan
Pada pengkajian tentang riwayat penyakit keluarga diperoleh data bahwa di persamaan antara tinjauan teori dengan kasus yang ada. Pada pengkajian Kasus 2
keluarga tidak ada yang menderita fraktur akan tetapi klien memiliki penyakit mengalami nyeri akut ekstremitas bawah bagian kanan, skala nyeri 4 dan perbedaannya
keturunan, yaitu: ayah dari klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan An. R nyeri seperti tertusuk, nyeri hilang timbul, nyeri bertambah buruk pada saat bangun
diabetes mellitus. Pada pengkajian riwayat kesehatan masa lalu diperoleh data bahwa tidur. Kondisi tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Masjoer, Arif (2014)
1 tahun yang lalu klien pernah dirawat selama 7 hari karena darah tinggi. Pada menjelaskan tanda dan gejala yang timbul pada fraktur ialah deformitas, bengkak atau
pemeriksaan fisik musculoskeletal didapatkan data inspeksi adanya pembengkakan
penumpukan caian/ darah karena kerusakan pembuluh darah, spasme otot, nyeri menentukan diagnose keperawatan yang utama adalah nyeri akut berhubungan dengan
karena kerusakan jaringan, pergerakan abnormal, krepitasi. cidera pada jaringan lunak. Masalah keperawatan yang penulis temukan pada Kasus 1
Pada pengkajian tentang riwayat penyakit keluarga diperoleh data bahwa dan Kasus 2 sesuai dengan teori yang dikemukakan (Salmon et al, 2010), bahwa
di keluarga tidak ada yang menderita fraktur. Pada pengkajian riwayat kesehatan Kejadian fraktur juga mengakibatkan kerusakan yang signifikan dan fragmen tulang
masa lalu diperoleh data bahwa klien tidak pernah di rawat. Pada pemeriksaan terjadi terpisah dan tulang tersebut rapuh namun memiliki kekuatan dan kelenturan
fisik musculoskeletal didapatkan data inspeksi adanya pembengkakan dan terlihat untuk menahan tekanan, Fraktur dapat di akibatkan karena cedera, stres yang berulang,
kemerahan pada ekstremitas bawah bagian kanan, mobilitas dibantu sebagian kelemahan tulang yang abnormal atau disebut dengan fraktur patologis sehingga klien
akibat kelemahan otot dan palpasi adanya nyeri tekan pada sendi akibat cedera pada merasakan nyeri.
jaringan lunak. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (AGD Dinkes Untuk mengatasi masalah nyeri akut pada Kasus 1 dan Kasus 2 penulis
Provinsi DKI Jakarta, 2012) yang menjelaskan bahwa adanya pembengkakan, telah melakukan implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan yang mengacu
kerusakan yang terjadi pada otot atau tendon karena peregangan yang berlebihan. pada teori yang dikemukakan oleh (Marilynn E. Doenges, M.F Mary, 2012) yaitu:
Dari hasil analisa data yang dilakukan kepada Kasus dan Kasus 1 masalah Memonitor tanda-tanda vital, pantau tingkat nyeri klien, mempertahankan imobilisasi
keperawatan utama yang ditemukan adalah nyeri akut, sehingga penulis bagian yang sakit dengan tirah baring,

mengajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (relaksasi pendengaran musik musik nyeri berkurang, klien mendapatkan terapi 2 musik dan durasi nyeri setelah diberi
klasik), meninggikan posisi ekstremitas yang mengalami fraktur. Sedangkan tindakan terapi musik 10 menit, klien tampak rileks, skala nyeri menjadi 2. Sedangkan respon
kolaborasi adalah pemberian terapi obat sesuai indikasi. Kasus 2 pada hari kedua adalah klien mengatakan setelah diberikan penerapan terapi
Pada penerapan intervensi dan implementasi keperawatan kepada Kasus 1 musik nyeri berkurang, klien mendapatkan terapi 1 musik dan durasi nyeri setelah diberi
dan Kasus 2 penulis lebih menekankan kepada pemberian terapi musik klasik dan terapi msuik 5 menit, klien tampak rileks, skala nyeri menajadi 2.
sebelum pemberian terapi music klasik, penulis melakukan tindakan mempertahankan Dari hasil respon kedua klien, penulis dapat menyimpulkan bahwa
imobilisasi yang sakit dengan tirah baring. Hal tersebut sesuai dengan teori yang penerapan terapi musik klasik terhadap penurunan nyeri pada klien
dikemukakan oleh (Campbell, 2002 dalam jurnal penelitian oleh Jasmarizal, 2011)
yang menjelaskan bahwa Musik bersifat teraupetik sehingga dapat mempengaruhi
denyut jantung dan menimbulkan efek tenang, dan dengan irama lembut yang
ditimbulkan oleh musik yang dapat didengarkan melalui telinga akan langsung
masuk ke otak dan menghasilkan efek yang sangat baik terhadap kesehatan sesorang
yang mendengarkannya. Sedangkan dalam teori (Suhartini, 2008) yang menjelaskan
bahwa tujuan dalam pemberian terapi musik pada klien dengan fraktur yang
mengalami nyeri untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi,
kognitif, dan social bagi setiap individu dari berbagai kalangan usia, music juga
membuat rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak.
Berdasarkan evaluasi yang penulis lakukan, maka respon hari kedua yang
diperoleh dari Kasus 1 adalah klien mengatakan setelah diberikan penerapan terapi
dengan pre oprasi fraktur dapat membantu dalam memperbaiki kondisi umum Lukman dan Ningsih. (2009). Asuhan Keperawatan pada klien
klien. Evaluasi keberhasilan penerapan terapi musik klasik pada kedua klien dengan gangguan
menunjukan bahwa Kasus 1 dan Kasus 2 sama-sama menurunkan intensitas
nyeri tetapi Kasus 2 menunjukkan lebih cepat menurunnya intensitas nyeri di musculoskeletal. Jakarta: Salemba
bandingkan Kasus 1 dikarenakan Kasus 1 terdapat krepitasi di bagian pinggul dan
Medika.
nyeri sampai ekstremitas bawah bagian kiri.
Marilynn E. Doenges, M.F Mary, A. C. G. (2012).
RENCANA ASUHAN
DAFTAR PUSTAKA KEPERAWATAN pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasia
Appley, A.G & Solomon. 2010. Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley.

Jakarta: Widya Medika.


Depkes R.I (2011). Profil kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Depkes R.I

Djohan. (2009). Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher

Helmi, N.Z. 2012. Buku Ajar : Gangguan Musculoskeletal. Jakarta : Salemba

Medika.
Indrawati, Rina. 2010. Efektifitas Terapi Music Terhadap Penurunan
Intensitas

Nyeri Pada Pasien Fraktur. Skripsi Kemenkes RI. (2015). Riset


Kesehatan Dasar RISKESDAS. Jakarta :

Kemenkes RI
Kusuma, A. H. N. & H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction

Lewis, et al. 2011. Medical Surgical Nursing Assessment And


Management Of

Clinical Problem Volume 2. Mosby: ELSEVIER


No Judul artikel Penulis
Nama Link P I C O T
artikel
jurnal, jurnal
volume,
nomer,
tahun
terbit
5. PENGARU Arisna Jurnal http://ww Di Indonesia prevalensi Penanganan terhadap fraktur Dalam Peneliti
H TERAPI wati, Ilmiah w.jurnal.s terkait gangguan dapat dengan pembedahan atau jurnal ini Berdasarkan hasil an ini
MUSIK Ahmad Indonesia yntaxliter kecemasan menurut hasil tanpa pembedahan, meliputi: akan yang telah dibahas di di
KLASIK Zakiudi p–ISSN: ate.co.id/i Riset Kesehatan Dasar Imobilisasi, Reduksi, Proteksi memakai atas dapat di ambil lakukan
UNTUK n dan 2541- ndex.php/ (Riskesdas) pada tahun saja, Reposisi, Traksi dan perbanding kesimpulan bahwa pada 6
MENGUR Riki 0849 e- syntax- 2013 menunjukkan Rehabilitation (Mansjoer, an dengan Penerapan terapi Juni
ANGI Iskanda ISSN : literate/ar bahwa sebesar 6% untuk 2000) Pembedahan atau jurnal musik klasik 2019
NYERI r 2548- ticle/dow usia 15 tahun ke atas atau operasi merupakan langkah pengaruh bermanfaat untuk
PADA 1398 nload/62 sekitar 14 juta penduduk penyembuhan yang terapi mengurangi tingkat
PASIEN Vol.4, 8/982 di Indonesia mengalami menerapkan metode invasif musik nyeri terhadap
POST No.6 Juni gangguan mental dengan menunjukkan sel tubuh klasik responden post
OPERASI 2019 emosional yang yang akan diatasi. Objek terhadap operasi fraktur dan
FRAKTUR ditunjukkan dengan pembedahan yang penurunan diharapkan perawat
DI RUANG gejala-gejala kecemasan dilaksanakan agar memulihkan rasa nyeri dapat menerapkan
FLAMBOY dan depresi (Erwin, fungsi dengan menormalkan pada pasien teknik tersebut agar
AN RSUD 2015) Di Jawa Tengah kembali gerakan, stabilitas, fraktur di rasio nyeri terhadap
menurut Departemen menurunkan rasa nyeri tingkat RSUD Koja responden post
Kesehatan 2013 dan keparahan nyeri paska Jakarta operasi dapat
(DepKes, 2013) operasi terletak kepada Utara berkurang.
prevalensi gangguan fisiologis serta psikologis
kecemasannya tercatat masing-masing dan toleransi
sebanyak 4,7% (Erwin, yang ditimbulkan nyeri (R,
2015). 2015)
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398
Vol.4, No.6 Juni 2019

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RUANG
FLAMBOYAN RSUD BREBES
Arisnawati, Ahmad Zakiudin dan Riki Iskandar
Akademi Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes
Email: aris_dhira@yahoo.co.id, ariza_zakie@yahoo.co.id dan riki62331@gmail.com

Abstrak
Fraktur merupakam terputusnya kontiunitas jaringan tulang rawan yang biasanya diakibatkan pada rudapaksa. Nyeri merupakan
pengetahuan sensori serta emosional yang tidak mengenakan sebab dari kehancuran jaringan yang aktual dan potensional.
Manajemen nyeri yang benar memerlukan agar dapat menangani respon nyeri. Tujuan : penelitian untuk memahami pengaruh terapi
terhadap musik klasik agar nyeri dapat berkurang oleh pasien post operasi fraktur. Metode : metode yang digunakan adalah studi kasus
dengan mengaplikasikan terapi musik klasik untuk menurunkan rasio nyeri terhadap responden post operasi fraktur di ruangan
Flamboyan RSUD kabupaten brebes. Hasil : dari penelitian mengambarkan bahwa pada responden mengalami penurunan dari nyeri
sedang menjadi nyeri ringan, ternyata terbukti yakni terapi musik klasik mampu memberikan rasa tenang sehingga responden tidak
fokus terhadap nyerinya. Kesimpulan : terapi musik klasik diketahui dapat berpengaruh untuk menurunkan rasio nyeri terhadap
responden post operasi fraktur di ruang Flamboyan RSUD kabupaten brebes. Saran : Untuk tenaga kesehatan, mengurangi nyeri bukan
hanya dengan menggunakan obat analgetik, tetapi sekarang bisa menggunakan terapi non farmakologi dengan terapi musik klasik.

Kata Kunci : Terapi musik, Nyeri, Responden post operasi fraktur.

Pendahuluan
Fraktur merupakan patah tulang, pada umumnya diakibatkan oleh tekanan mental atau mungkin tenaga fisik. Daya serta sudut dari tenaga inilah, posisi tulang, serta
jaringan lunak tulang dapat menetapkan apa mungkin fraktur yang terjadi ini utuh atau tidak utuh. (Kusuma, 2015) Fraktur ialah terpotongnya kontiunitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang biasanya diakibatkan oleh rudapaksa. (Mansjoer, 2000) Fraktur juga mengaitkan jaringan otot, saraf serta pembuluh darah di sekitarnya hal ini tulang bersifat
rapuh akan tetapi cukup memiliki daya serta gaya pegas agar bertahan, namun jika tekanan dari luar yang datang lebih kuat dari apa yang dapat diserap oleh tulang, hal
Pengaruh Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Nyeri

ini dapat mengakibatkan trauma pada tulang yang menyebabkan hancurnya atau terpotongnya kontinuitas
tulang (Novita, 2012).
Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau tanpa pembedahan, meliputi: Imobilisasi,
Reduksi, Proteksi saja, Reposisi, Traksi dan Rehabilitation (Mansjoer, 2000) Pembedahan atau operasi
merupakan langkah penyembuhan yang menerapkan metode invasif dengan menunjukkan sel tubuh yang akan
diatasi. Objek pembedahan yang dilaksanakan agar memulihkan fungsi dengan menormalkan kembali gerakan,
stabilitas, menurunkan rasa nyeri tingkat dan keparahan nyeri paska operasi terletak kepada fisiologis serta
psikologis masing-masing dan toleransi yang ditimbulkan nyeri (R, 2015)
Efek samping yang bisa ditimbulkan oleh paisen post operasi adalah nyeri. Proses pembedahan
berakibat jangka penyembuhan yang lama, terhalangnya ambulasi dini, penurunan fungsi sistem (Novita,
2012). Nyeri adalah salah satu efek terhadap responden post operasi pembedahan yang meningkatkan hormon
stress misalnya adrenokortikotropin, kortisol dan secara simultan mampu menurunkan pelepasan insulin serta
fibrinilisis yang mungkin akan menghambat proses penyembuhan luka (Novita, 2012)
Nyeri ialah pengalaman sensori serta emosional yang tidak mengenakan yang disebabkan oleh
kehancuran jaringan yang aktual dan potensional. Nyeri sangat menganggu dan menyulitkan lebih banyak
orang dari pada suatu penyakit (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G, 2008) Nyeri ialah pengalaman sensori
serta emosional tidak membahagiakan yang disebabkan oleh kehancuran jaringan yang aktual dan potensional
atau biasa disebut sebagai kehancuran (International Association for the study of pain); awitan yang mendadak
mungkin lamban terhadap intensitas ringan hingga berat dengan hasil yang bisa diantisipasi atau diprediksi
(Herdman, T. H & Kamitsuru. S. 2015-2017)
Secara skema makro terdapat dua manajemen untuk menumpas nyeri yakni manajemen farmakologi
serta manajemen non farmakologi. Manajemen farmakologi yang umumnya diaplikasikan ialah analgetik
supaya meredakan nyeri. Manajemen non farmakologi supaya menumpaskan nyeri terdiri atas berbagai upaya
pengendalian fisik seperti stimulus kulit, stimulus elektrik saraf kulit, akupuntur. Intervensi perilaku
Arisnawati, Ahmad Zakiudin dan Riki Iskandar

kognitif seperti tindakan distraksi, teknik relaksasi, hypnosis serta sengatan terapeutik bahkan teknik relaksasi
diantaranya dengan menggunakan musik (Novita, 2012).
Musik dapat menyentuh individu baik secara fisik, psikososial, emosional dan spiritual. Mekanisme
musik ialah dengan memadukan pola getar dasar tubuh manusia. Vibrasi musik yang terikat erat dengan
frekuensi dasar tubuh atau pola getar dasar bisa mempunyai dampak terhadap pengobatan yang begitu hebat
bagi tubuh, pikiran serta jiwa manusia. Getaran ini juga menimbulkan perubahan emosi, organ, hormon, enzim,
sel-sel dan atom di tubuh (Novita, 2012) Mekanisme musik ialah dengan memadankan pola getar dasar tubuh
manusia. Vibrasi musik yang terikat erat dengan frekuensi dasar tubuh atau pola getar dasar mampu
mempunyai dampak terhadap pengobatan yang begitu luar biasa bagi tubuh, pikiran bahkan jiwa manusia.
Musik tidak membutuhkan analisis yang membuat hemisfer kiri bekerja, tetapi dengan musik membantu otak
kiri mendominasi untuk meningkatkan proses belajar (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G, 2008).
Keunikan musik yang mempunyai sifat terapi ialah musik non dramatis, dinamikanya dapat diprediksi,
mempunyai nada yang lembut, harmonis dan tidak bersyair, temponya 60-80 beat per menit, dan musik pilihan
responden. Musik yang berkebalikan dengan musik ini ialah musik yang mengakibatkan ketegangan, tempo
sangat cepat, berirama sangat keras, ritme yang irregular, tidak harmonis atau dinyalakan dengan volume
keras mungkin akan mengakibatkan efek terapi. Efek yang datang merupakan menaikkan tekanan denyut nadi,
tekanan darah, tempo pernafasan, serta meningkatkan stress (A., 2015). Terapi musik sangat berkembang di
dunia sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri post operasi dan telah terbukti dapat menurunkan
nyeri, mengurangi penggunaan analgesik dan efek sampingnya, memperpendek lama hari rawat (Novita, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur banyak terjadi di belahan dunia kira-kira
13 juta orang per tahun 2008, dengan angka prevalensi sebesar 2,7%. Sementara pada tahun 2009 terdapat
kurang lebih 18 juta orang mengalami fraktur dengan angka prevalensi 4,2%. Tahun 2010 meningkat menjadi
21 juta orang dengan angka prevalensi sebesar 7,5%. Terjadinya fraktur ini termasuk didalamnya insiden
kecelakaan, cedera olahraga, kebakaran, bencana alam serta yang lainnya (R., 2015).
Pengaruh Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Nyeri

Tingkat kecelakaan transoprtasi jalan kawasan Asia Afrika memberikan kontribusi sebesar 44% dari
total kecelakaan di dunia yang didalamnya termasuk Indonesia. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) pada Badan Penelitian serta Pengembangan Depkes RI tahun 2013 angka kejadian cidera
mengalami kenaikkan disepadankan dengan hasil tahun 2007. Di Indonesia terjadi kasus fraktur yang
diakibatkan dari cedera semisalnya karena jatuh, kecelakaan lalu lintas serta trauma terhadap benda tajam atau
tumpul. Kecondongan prevalensi cedera menampilkan kenaikkan yang signifikan dari 7,5 % (RKD 2007)
menjadi 8,2 % (RKD 2013). Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang
(58%) menurun menjadi 40,9%, dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengalami fraktur sebanyak
1.770 orang (25,9%) meningkat menjadi 47,7%, dari14.125 trauma benda tajam atau tumpul, yang mengalami
fraktur sebanyak 236 orang (20,6%) menurun menjadi 7,3% (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G , 2008)
Angka terjadinya kecelakaan di Jawa Tengah sekitar tahun 2014 yang telah tercatat oleh Direktorat
Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, 603 orang pengguna jalan, sebab beberapa kecelakaan kian
terjadi sepanjang semester awal 2014 Angka kejadian ini terus naik dua kali lipat saat arus mudik serta arus
balik saat lebaran. Tingginya angka kecelakaam tersebut menyebabkan dampak terjadinya kematian serta
kecatatan. Satu diantara penyebab dari kematian serta kecatatan ini ialah patah tulang atau fraktur (Herdman, T.
H & Kamitsuru. S. , 2015-2017).
Diatasi dapat menampilkan masalah dan mengganggu proses operasi atau bisa juga terjadi pembatalan
operasi, keadaan ini membutuhkan suatu tindakan dalam menstabilkan kekhawatiran yang bisa dilakukan
dengan mengajarkan responden tentang teknik relaksasi misalnya : teknik relaksasi nafas dalam, mendengarkan
musik dan massage. Tindakan tersebut mempunyai bertujuan agar meningkatkan kendali dan percaya diri serta
mengurangi stress dan kecemasan yang dirasakan (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G , 2008).
Massage ialah satu diantara cara menyenangkan diri, karena rangsangan mempunyai keistimewaan
tersendiri yang sangat berguna untuk melupakan sejenak rasa lelah terhadap tubuh, memperbaiki sirkulasi
darah, merangsang tubuh agar mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan pikiran (Smeltze. Brunner. C
& Bare. Brenda. G , 2008). Massage juga dapat diterjemahkan sebagai pijat atau urut yang
Arisnawati, Ahmad Zakiudin dan Riki Iskandar

sudah dilengkapkan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia atau gerakan-gerakan tangan yang mekanis
terhadap tubuh manusia dengan memperagakan beberapa bentuk pegangan atau teknik (A., 2015) Massage
merangsang tubuh melepas senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat
menciptakan rasa nyaman dan enak. Tujuan teknik relaksasi massage mengurangi ketegangan otot, membantu
melancarkan sirkulasi darah, memberikan rasa rileks pada tubuh serta menghilangkan stress. Area massage
yang baik dilakukan adalah pada area punggung (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G , 2008)
Berdasarkan data WHO (2013), hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada 1 Oktober
2003 sampai 30 September 2006 menunjukkan dari 35. 539 pasien bedah yang di rawat di unit perawatan
intensif, terdapat 8.922 pasien dengan angka prevalensi 25,1% mengalami kondisi kejiwaan dan 2. 473 pasien
dengan angka prevalensi 7% mengalami kecemasan (J., 2011). Di Indonesia prevalensi terkait gangguan
kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6%
untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional
yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Erwin, 2015) Di Jawa Tengah menurut
Departemen Kesehatan 2013 (DepKes, 2013) prevalensi gangguan kecemasannya tercatat sebanyak 4,7%
(Erwin, 2015).

Metode Penelitian
Penyusunan KTI ini menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus ini mempunyai tujuan
agar mengetahui tentang pengaruh musik klasik untuk penurunan rasio nyeri terhadap responden post operasi
fraktur di ruang Flamboyan RSUD Brebes.
Partisipan yang terlibat adalah dua pasien yang dirawat diruang Flamboyan RSUD Brebes dengan
kriteria :

1. Partipisan yang mengalami nyeri post operasi fraktur


2. Tidak menderita penyakit sistemik
3. Kondisi psikologis responden baik
4. Responden sudah melakukan mobilisasi 2 jam post operasi
5. Responden aktif dan mau bekerja sama bersedia menjadi partisipan
Pengaruh Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Nyeri

Hasil Dan Pembahasan


Penulis terlebih dahulu mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria. Kemudian memeriksa catatan
keperawatan atau catatan medis apakah partisipan memenuhi kriteria untuk dilakukan intervensi atau tidak.
Setelah sekiranya partisipan sesuai kriteria, penulis memperkenalkan diri kepada partisipan dan keluarga.
Kemudian penulis meminta persetujuan partisipan dan keluarga untuk dilakukan intervensi, dilanjutkan dengan
menjelaskan maksud, tujuan dan waktu penerapan. Selanjutnya keluarga atau partisipan mengisi lembar
informed consent sebagai tanda bukti persetujuan. Penulis mulai melakukan pemberian terapi musik klasik
pada partisipan dengan durasi kurang lebih 15 menit dalam waktu 2 hari. Setelah dilakukan terapi musik klasik,
kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya perubahan skala nyeri setelah
dilakukan penerapan terapi musik klasik tersebut.
Berdasarkan intensitas skala nyeri yang diukur menggunakan skala nyeri menurut Bill-Melzack di
ruang Flamboyan RSUD Brebes disajikan pada tabel 1 untuk partisipan pertama dan partisipan kedua disajikan
pada tabel 2.
Tabel 1 Evaluasi Intensitas Skala Nyeri Partisipan Pertama

Tanggal 8 Februari 2018 9 Februari 2018


Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Skala 5 4 4 3
nyeri
(ditekan- (dipotong- (dipotong- (ditusuk-
menurut
Bill- tekan) potong) potong) tusuk)
Melzack

Tabel 2 Evaluasi Intensitas Kecemasan Partisipan Kedua

Tanggal 9 Februari 2018 10 Februari 2018


Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Skala 5 4 4 2
nyeri (ditekan- (dipotong- (dipotong- (ditembus
menurut tekan) potong) potong) hilang)
Bill-
Melzack
Arisnawati, Ahmad Zakiudin dan Riki Iskandar

Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dibahas di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Penerapan terapi musik
klasik bermanfaat untuk mengurangi tingkat nyeri terhadap responden post operasi fraktur dan diharapkan
perawat dapat menerapkan teknik tersebut agar rasio nyeri terhadap responden post operasi dapat berkurang.

Pengaruh Terapi Novita, Dian. 2012. Pengaruh Terapi


Musik Klasik Untuk
Mengurangi Nyeri Musik Terhadap Nyeri Post
Operasi Open Reduction And
B Internal Fixation (ORIF) Di
I
B RSUD DR. H Abdul Moeloek
L Provinsi Lampung. Tesis :
I Universitas Indonesia
O Jakarta.
G
R
A Smeltze. Brunner.C & Bare.
F Brenda.G. 2008.
I
Keperawatan Medikal Bedah.
Penerbit Buku Kedokteran:
Erwin, Nurdiansyah. T. 2015 . Pengaruh EGC.
Terapi Musik Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Pasien Post Operasi. Wagman, Richad. J. 2011. Standar
Lampung: Jurnal kesehatan STIKES Medical & Health
Mitra Lampung. (16) (VI) ; 14-22. encyclopedia. New York:
Trident Reference Publishing.
volume II.
Herdman, T. H & Kamitsuru. S. (2015-2017).
Diagnosa Keperawatan. Buku
Yanuar. A. 2015. Pengaruh Terapi
kedokteran: EGC. Jakarta
Musik klasik Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien
Kusuma, H., & Huda A.N. 2015. Asuhan
Post Operasi Fraktur Di Rsu
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
PKU Muhamadiyah
Medis & Nanda NIC-NOC. Yogyakarta:
Yogyakarta. Yogyakarta:
Mediaction Publishing.
Sekolah Tinggi Kesehatan
Aisyiyah Yogyakarta.
Mansjoer, A., dkk. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran (2rd ed.) Jakarta: Media
Aesculapius.

Melati. R. 2015. Kejadian Fraktur Di Jawa


Tengah. Semarang: UMS

Anda mungkin juga menyukai