Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN

INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA

Oleh : AatAgustini

(Dosen SI Keperawatan STIKes YPIB Majalengka)

ABSTRAK

Tujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan intensitas
nyeri pada pasien post operasi hernia.
MetodePenelitian Pre Eksperiment Design dengan rancangan One Group Pretest-
Posttest Design.Teknik sampling yang digunakan yaitu accidental Sampling. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 responden pasien post operasi hernia pada bulan
Mei tahun 2018. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat
menggunakan uji T-berpasangan (Paired t-test) dengan nilai α = 0,05. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner NRS untuk mengukur intensitas nyeri.
Hasil penelitian menunjukan dari 20 responden sebelum diberikan terapi musik klasik
sebagian besar mengalami nyeri sedang dan mengalami nyeri ringan setelah diberikan
terapi musik klasik. Terjadi penurunan intensitas nyeri setelah pemberian terapi musik
klasik dengan rata – rata sebesar 1,650 pada penelitian sesi 1 dan penurunan sebesar
1,950 pada penelitian sesi 2. Hasil analisis uji paired t-test diperoleh nilai ρ value = 0,000
(ρ< 0,05). Terdapat pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien post operasi hernia di ruang Dadali RSUD Cideres tahun 2018.
Simpulan menjadikan terapi musik klasik sebagai salah satu terapi nonfarmakologi
dalam memberikan intervensi keperawatan untuk menurunkan intensitas nyeri pada
pasien post operasi hernia.

Kata kunci : Musik Klasik, Intensitas Nyeri

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14 Oktober 2018
1
THE EFFECTOF CLASSICAL MUSIC THERAPYTO LOWER PAIN
INTENSITY IN HERNIA POST OPERATION PATIENT

ABSTRACK

Research aims to determine the effect of classical music therapy to decrease the
intensity of pain in hernia post operative patients at dadali ward RSUD Cideres
2018.
This research is Pre Eksperiment Design with One Group Pretest-Posttest
Design. The Sampling technique used is Accidental Sampling. The sample
obtained 20 respondents hernia post operation patients in may 2018. The
analysis used univariat and bivariat by using paired t-test test with value α
=
0.05. the data collection used NRS questionnaire for measuring the intensity of
pain.
The results showed from 20 respondents most of them had moderate pain intensity
before classical music therapy and mild pain intensity after was given classical
music therapy. There was a decrease of pain intensity after was given classical
music therapy with an average of 1,650 on experiment of session 1 and 1,950 on
experiment of session 2. Paired test t-test result obtained ρ value = 0,000 (ρ <
0,05). Classical music therapy to reduce pain intensity in hernia post operation
patient at dadali ward RSUD Cideres 2018.
Conclusion are suggested to use music therapy as one of nonpharmacological
therapiest in giving intervention treatment to lower pain intensity in hernia post
operation patients.

Keyword : Classical Music, Intensity of pain

PENDAHULUAN
Tantangan pembangunan kesehatan meningkat terutama di negara- negara
di era globalisasiinidemikian besar berkembang (WHO, 2017).
dikarenakan masih banyak penyakit Pembangunan serta pengembangan
menular yang ditemukan, di samping suatu negara telah memberikan dampak
terdapat juga kasus-kasus penyakit tidak yang signifikan pada masyarakatnya, tidak
menular (PTM) yang juga semakin terkecuali di Indonesia. Semuaitu menuntut
bermunculan. Penyakit tidak menular atau manusia untuk berusaha memenuhi
non comunicable disease merupakan salah kebutuhannya dengan usaha yang ekstra,
satu penyebab kematian di dunia. Menurut sehingga mempengaruhi pola hidup dan
World Health Organization (WHO) pada kesehatannya yang dapat menyebabkan
tahun 2017 70% dari jumlah kematian kerja tubuh yang berat,sehingga
disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular menimbulkan kelelahan dan kelemahan dari
(PTM), Kejadian PTM di Dunia akan terus berbagai organ tubuh.

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
2
Hernia merupakan suatu farmakologis dan non-farmakologis. Terapi
penonjolan isi perut dari rongga yang non-farmakologis memiliki efek samping
normal melalui suatu defek pada fasia dan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
muskulo-aponeuretik dinding perut, secara terapi farmakologis. Adapun terapi non-
kongenital yang memberi jalan keluar pada farmakologis merupakan tindakan
setiap alat tubuh selain yang biasa melalui independen dari seorang perawat dalam
dinding tersebut. Hernia dapat terjadi pada mengatasi respon nyeri klien seperti
semua umur, biasanya banyak dijumpai stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS),
pada usia produkif, sehingga mempunyai relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis,
dampak sosial ekonomi yang cukup akupuntur, massase, dan distraksi
signifikan,oleh karena itu penanganan (Andarmoyo, 2013).
penyakitherniayang efektif dan efisien Distraksi adalah tindakan
sangat diperlukan. pengalihan perhatian pasien ke hal – hal
Penatalaksaan yang dapat diberikan diluar nyeri, ada tiga jenis tehnik distraksi
pada penderita hernia yaitu penanganan diantaranya distraksi penglihatan (Visual),
konservatif dan terapi operatif. Tiga jenis distraksi intelektual, distraksi pendengaran
operasi yang dapat dilakukan yaitu, (Audio) (Andarmoyo, 2013). Distraksi
Herniotomy, Hernioraphy, dan pendengaran yaitu pengalihan perhatian
Hernioplasty (Amin & Kusuma 2015). selain nyeri yang diarahkan ke dalam
Tindakan operatif dilakukan dengan tindakan – tindakan melalui organ
melakukan insisi pada tubuh sehingga tubuh pendengaran. Misalnya mendengarkan
memerlukan waktu untuk penyembuhan musik yang disukai, atau mendengarkan
luka. Terdapat empat fase penyembuhan suara kicauan burung atau gemercik air
luka, dan pada fase awal penyembuhan luka (Andarmoyo, 2013).
ini biasanya timbul masalah nyeri (Nuari, Penelitian ini ingin mengetahui
2015). pengaruh terapi musik klasik terhadap
Nyeri sebagai pengalaman yang penurunan intensitas nyeri pada pasien post
tidak menyenangkan, baik sensori maupun operasi hernia. Penelitian ini diharapkan
emosional yang berhubungan dengan risiko dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh menerapkan terapi musik klasik dalam
(Judha dkk., 2012). Tindakan yang dapat menurunkan skala nyeri pada pasien post
dilakukan untuk mengurangi nyeri pada operasi hernia.
pasien post operasi adalah terapi

METODE PENELITIAN atau pengukuran setelah dilakukan


Jenis penelitian ini merupakan tindakan
penelitian eksperimen dengan desain
penelitian menggunakan rancangan
PreEksperiment Design. Penelitian ini
menggunakan one grup pretest-posttest
design, yaitu mengungkap hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan satu
kelompok responden. Terlebih dahulu
dilakukan penilaian atau pengukuran pada
kelompok responden sebelum dilakukan
tindakan, selanjutnya di lakukan penilaian
(Sitiava, 2012).Penelitian ini telah
dilaksanakan di ruang Dadali RSUD
Cideres pada bulan Mei tahun 2018. Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu terapi
musik klasiksedangkanvariabel dependennya
adalah penurunan intesitas nyeri pada pasien
post operasi hernia.Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh pasien post operasi hernia
di ruang Dadali RSUD Cideres selama
periode bulan januari sampai bulan maret
tahun 2018 sebanyak 44 pasien.
Sampel pada penelitian ini rasa nyeri, terasa mengganggu, dan dengan
sebanyak 20 responden, teknik sampling usaha yang cukup kuat untuk menahannya),
merupakan teknik pengambilan sampel skala 7-9 dideskripsikan sebagai nyeri hebat
(Sugiono, 2012). Teknik sampling yang (ada nyeri, terasa sangat mengganggu/tidak
digunakan dalam penelitian ini adalah Non tertahan), skala 10 dideskripsikan sebagai
ProbabilitySampling dimana tidak semua nyeri sangat hebat (ada nyeri, terasa sangat
individu dalam populasi mempunyai mengganggu/tidak tertahan, sehingga harus
kesempatan yang sama untuk dipilih meringis, menjerit, bahkan berteriak).
menjadi sampel penelitian, dengan jenis
accidental Sampling, yaitu teknik penetapan
sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
dengan ketentuan orang yang ditemui Gambar 1 Numeric Rating Scale (NRS)
tersebut sesuai untuk menjadi sumber data. Sumber: Potter & Perry (2012)
Menurut Sugiono (2012) untuk penelitian
eksperimen sederhana, maka jumlah sampel Penelitian dilakukan kepada
bisa antara 10 sampai 20. Serta sesuai responden hari ke 2 post operasi hernia
dengan kriteria inklusi yaitu dirawat di dengan memberikan terapi musik klasik
ruang Dadali RSUD Cideres, pasien hari selama 20 menit sebanyak 2 sesi dalam satu
kedua post operasi hernia, pasien yang hari dengan menggunakan alat handphone,
bersedia diberi terapi musik klasik, tidak earphone, dan musik klasik River Flows in
mengalami gangguan pendengarandan You – Yiruma. Nyeri diobservasi 20 menit
kriteria eksklusi yaitu pasien yang sebelum intervensi dan sesudah intervensi,
mengalami gangguan pendengaran, pasien sesi kedua dimulai setelah 4 jam dari sesi
yang menolak menjadi responden. pertama, lalu nyeri diobservasi kembali
Instrumen penelitian merupakan seperti ketentuan pada sesi pertama.
alat yang dipakai untuk mengumpulkan data Data yang dikumpulkan berasal
yaitu pedoman tertulis tentang wawancara, dari data primerdidapatkan dengan
pengamatan atau daftar pertanyaan yang menggunakan kuisioner Numeric Rating
disiapkan untuk mendapatkan informasi dari Scale (NRS) untuk mengukur intensitas
responden. Instrumen itu disebut pedoman nyeri atau tingkat nyeri sebelum dan
pengamatan, pedoman wawancara, sesudah diberikan terapi musik klasik, data
kuisioner atau pedoman dokumenter, sesuai sekunder adalah data jumlah pasien yang
dengan metode yang digunakan menjalani operasi hernia di ruang Dadali
(Notoatmodjo, 2010). RSUD Cideres periode tahun 2016-2017.
Instrumen dalam penelitian ini Analisis univariat dalam penelitian
berupa lembar instrumen dengan ini menggunakan distribusi frekuensi
menggunakan skala penilaian numerik atau dengan ukuran persentase atau proporsi
Numerik Rating Scale (NRS), yang untuk data kategorik dan distribusi tendensi
digunakan sebagai pengukur intensitas nyeri sentral yaitu nilai mean, median, standar
atau tingkat nyeri dengan skala 0 deviasi dan nilai minimum dan
dideskripsikan sebagai tidak nyeri, skala 1-3 maksimumnya untuk data numerik
dideskripsikan sebagai nyeri ringan (mulai sedangkan analisis bivariatyaitu uji T-
terasa, tetapi masih dapat ditahan), skala 4-6 berpasangan (Paired t-test). Uji dilakukan
dideskripsikan sebagai nyeri sedang (ada dengan menggunakan SPSS.
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan di RSUD sebanyak 20 responden yang akan disajikan
Cideres Kabupaten Majalengka pada bulan dalam bentuk tabel dan narasi sebagai
Mei tahun 2018 didapatkan sampel berikut :

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan Pemberian Terapi


Musik Klasik Pada Pasien Post Opersi Hernia di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun
2018

Pre Test Sesi 1 Pre Test Sesi 2


Intensitas Nyeri
Frequency Percent (%) Frequency Percent (%)
Tidak Nyeri - - - -
Ringan 4 20 6 30
Sedang 14 70 14 70
Hebat 2 10 - -
Sangat Hebat - - - -
Total 20 100 20 100

Berdasarkan tabel 1. pada pre test 6). Sedangkan pada pre test sesi 2
sesi 1 responden yang mengalami nyeri responden yang mengalami nyeri ringan
ringan (skala 1-3) sebanyak 4 responden (skala 1-3) sebanyak 6 responden (30%),
(20%), yang mengalami nyeri sedang (skala yang mengalami nyeri sedang (skala 4-6)
4-6) sebanyak 14 responden (70%), dan sebanyak 14 responden (70%), hal tersebut
yang mengalami nyeri hebat sebanyak 2 menunjukan lebih dari setengah (70%)
responden (10%). Hal inimenunjukan lebih responden post operasi hernia di ruang
dari setengah (70%) responden post operasi dadali RSUD Cideres mengalami intensitas
hernia di ruang Dadali RSUD Cideres nyeri sedang (skala 4-6).
mengalami intensitas nyeri sedang (skala 4-

Tabel 2 Distribusi Tendensi Sentral Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan Pemberian


Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post Opersi Hernia di Ruang Dadali RSUD Cideres
Tahun 2018

Pre Test Sesi 1 Pre Test Sesi 2


Means 4,75 4,05
Median 5,00 4,00
Standar Deviasi 1,293 0,999
Minimum 3 2
Maximum 7 6

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14 Oktober 2018
6
Berdasarkan tabel 2 diketahui paling rendah adalah 3 dan paling tinggi
bahwa intensitas nyeri pada pasien post adalah 7. Sedangkan pada pre test sesi 2
operasi hernia sebelum dilakukan diperoleh rata – rata 4,05, nilai median
pemberian terapi musik klasik pada pre test sebesar 4,00 dengan standar deviasinya
sesi 1 diperoleh rata – rata sebesar 4,75, sebesar 0,999, intensitas nyeri paling rendah
nilai median sebesar 5,00 dengan standar adalah 2 dan paling tinggi adalah 6.
deviasinya sebesar 1,293, intensitas nyeri

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan Pemberian Terapi


Musik Klasik Pada Pasien Post Opersi Hernia di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun
2018

Post Test Sesi 1 Post Test Sesi 2


Intensitas Nyeri
Frequency Percent (%) Frequency Percent (%)
Tidak Nyeri - - 1 5
Ringan 13 65 17 85
Sedang 7 35 2 10
Hebat - - - -
Sangat Hebat - - - -
Total 20 100 20 100

Berdasarkan tabel 3 pada post test Sedangkan pada post test sesi 2
sesi 1 responden yang mengalami nyeri responden yang mengalami tidak nyeri
ringan (skala 1-3) sebanyak 13 responden (skala 0) sebanyak 1 responden (5%), nyeri
(65%), dan yang mengalami nyeri sedang ringan (skala 1-3) sebanyak 17 responden
(skala 4-6) sebanyak 7 responden (35%). (85%), yang mengalami nyeri sedang (skala
Hal hal ini menunjukan lebih dari setengah 4-6) sebanyak 2 responden (10%). Hal ini
(65%) responden post operasi hernia di menunjukan sebagian besar (85%)
ruang Dadali RSUD Cideres mengalami responden post operasi hernia di ruang
intensitas nyeri ringan (skala 4-6). dadali RSUD Cideres mengalami intensitas
nyeri ringan (skala 1-3).
Tabel 4 Distribusi Tendensi Sentral Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan Pemberian
Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post Opersi Hernia di Ruang Dadali RSUD Cideres
Tahun 2018

Post Test Sesi 1 Post Test Sesi 2


Means 3,10 2,10
Median 3,00 2,00
Standar Deviasi 1,210 1,119
Minimum 1 0
Maximum 5 4

Berdasarkan tabel 4 diketahui operasi hernia setelah dilakukan pemberian


bahwa intensitas nyeri pada pasien post terapi musik klasik pada post test sesi 2
diperoleh rata – rata sebesar 3,10, nilai deviasinya sebesar 1,119, intensitas nyeri
median sebesar 3,00 dengan standar paling rendah adalah 0 dan paling tinggi
deviasinya sebesar 1,210, intensitas nyeri adalah 4.
paling rendah adalah 1 dan paling tinggi Sebelum dilakukan analisis bivariat
adalah 5. Sedangkan pada post test sesi 2 perlu dilakukan uji normalitas data untuk
intensitas nyeri pada pasien post operasi mengetahui penyebaran data normal atau
hernia setelah dilakukan pemberian terapi tidak normal. Pada penelitian ini
musik klasik diperoleh rata – rata 2,10, nilai menggunakan uji normalitas Kolmogorov-
median sebesar 2,00 dengan standar Smirnova.

Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova

Stastistic Sig. Keterangan


Pre Test Sesi 1 ,169 ,136 Normal
Post Test Sesi 1 ,183 ,078 Normal
Pre Test Sesi 2 ,180 ,089 Normal
Post Test Sesi 2 ,189 ,058 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas 0,089, dan post test sesi 2 didapatkan nilai
Kolmogorov-Smirnova dapat dilihat bahwa Sig. 0,058. Hal ini menunjukan nilai Sig.
data pre test sesi 1 didapatkan nilai Sig. lebih dari 0,05 yang berarti populasi
0,136, post test sesi 1 didapatkan nilai Sig. berdistribusi normal.
0,078, pre test sesi 2 didapatkan nilai Sig.

Tabel 6 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Hernia di Ruang Dadali RSUD Cideres Tahun 2018

Paired Differences

ρ
T
value
95% Confidence
Std.
Mean Interval of the
Mean Deviat
Deviasi Difference
ion
Lower Upper
4,75
Pretest Sesi 1 -
1,650 ,745 1,103 1,999 9,90 ,000
Posttest Sesi 1
3,10
4,05
Pretest Sesi 2 - 17,8
1,950 ,510 1,711 2,189 ,000
Posttest Sesi 2 05
2,10

Berdasarkan tabel 6 pada sesi 1 rata intensitas nyeri sebesar 3,10. Adapun
menunjukan rata – rata intensitas nyeri penurunan intensitas nyeri pada sesi 1
pasien post operasi hernia pada pre test dapat
sebesar 4,75, sementara pada post test rata –

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
8
dilihat dari nilai mean deviasi yaitu
mengalami penurunan sebesar 1,650. Pada
sesi 2 didapatkan rata – rata intensitas nyeri
pada pre test sebesar 4,05, sementara pada
post test rata – rata intensitas nyeri sebesar
2,10. Adapun penurunan intensitas nyeri

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
9
pada sesi 2 dapat dilihat dari nilai mean berarti ρ value < α sehingga Ho ditolak.
deviasi yaitu mengalami penurunan sebesar Pada sesi 2 diperoleh t-value = 17,805 dan ρ
1,950. Dari kedua hasil tersebut value = 0,000 yang berarti ρ value < α
menunjukan bahwa ada perbedaan yang sehingga Ho ditolak. Dengan demikian
bermakna intensitas nyeri sebelum dan dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
sesudah pemberian terapi musik klasik. pemberian terapi musik klasik terhadap
Berdasarkan hasil perhitungan penurunan intensitas nyeri pada pasien post
statistik dengan uji paired sample t-test operasi hernia di ruang dadali RSUD
dengan α = 0,05 pada sesi 1 diperoleh t- Cideres tahun 2018.
value = 9,90 dan ρ value = 0,000 yang

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian subjektif karena perasaan nyeri berbeda
menunjukan bahwa intensitas nyeri pada pada setiap individu dalam hal skala atau
pasien post operasi hernia sebelum tingkatannya, dan hanya individu itulah
pemberian terapi musik klasik diperoleh rata yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
– rata sebesar 4,75 pada pre test sesi 1 dan rasa nyeri yang dialaminya. Tingkatan nyeri
4,05 pada pre test sesi 2. Hasil tersebut yang dirasakan oleh individu berbeda –
menunjukan bahwa intensitas nyeri berada beda, sesuai dengan persespsi individu
pada skala nyeri sedang. Hal ini merupakan dalam merasakan nyeri akibat faktor –
suatu hal yang wajar karena pada umumnya faktor yang mempengaruhi nyeri itu sendiri.
pasien post operasi hernia akan mengalami Menurut Potter dan Perry (2012) faktor –
nyeri. Nyeri yang dirasakan berasal dari faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain
luka sayatan yang dapat menyebabkan usia, perhatian, ansietas, makna nyeri,
kerusakan jaringan (Rumiati, 2013). pengalaman, masa lalu dan pekerjaan,
Skala nyeri yang ditemukan dalam pengetahuan, dukungan keluarga dan sosial.
penelitian ini berkisar antara skala 1-3 Nyeri setelah pembedahan adalah
(nyeri ringan), skala 4-6 (nyeri sedang) dan hal yang normal. Nyeri disebabkan adanya
skala 7 (nyeri hebat). tidak ditemukan luka insisi dan nyeri yang dirasakan pasien
responden yang mengalami skala nyeri 0 meningkat seiring dengan berkurangnya
(tidak nyeri), skala 8 dan 9 (nyeri hebat), pengaruh anastesi. Pasien lebih menyadari
skala 10 (nyeri sangat hebat). Hasil lingkungannya dan lebih sensitif terhadap
penelitian ini didukung penelitian dari rasa nyaman. Untuk menjaga homeostatis,
Vindora, Ayu, Pribadi (2013) denganhasil tubuh melakukan mekanisme untuk segera
bahwa sebelum diberikan tehnik distraksi melakukan pemulihan pada jaringan tubuh
dengan musik klasik rata – rata skala nyeri yang mengalami perlukaan. Pada proses
yang dialami responden adalah skala 5, pemulihan inilah terjadi reaksi kimia dalam
didukung juga oleh penelitian Harefa, tubuh sehingga nyeri dirasakan pasien.
Manurung, Nainggolan (2010) bahwa Secara signifikan nyeri dapat
sebelum dilakukan pemberian terapi musik memperlambat pemulihan (Potter & Perry,
rata – rata tingkat nyeri yang diderita pasien 2012).
kelompok intervensi adalah 5,57 yaitu nyeri Metode penatalaksanaan nyeri
sedang. mencakup pendekatan farmakologis dan
Menurut Hidayat (2011) nyeri non farmakologis. Metoda pereda nyeri
merupakan suatu kondisi berupa perasaan nonfarmakologis biasanya mempunyai
yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
resiko yang sangat rendah. Salah satu
tindakan nonfarmakologis adalah distraksi. sampai nyeri hebat (skala 7). Hasil
Distraksi mengalihkan perhatian pasien ke penelitian ini didukung penelitian dari
hal yang lain dan dengan demikian Vindora, Ayu, Pribadi (2013) denganhasil
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahwa setelah diberikan tehnik distraksi
bahkan meningkatkan toleransi terhadap dengan musik klasik rata – rata skala nyeri
nyeri. Salah satu distraksi yang efektif yang dialami responden mengalami
adalah distraksi audio dengan musik, yang penurunan menjadi 3,11 yaitu nyeri ringan.
dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres dan Didukung juga oleh penelitian Harefa,
kecemasan dengan mengalihkan perhatian Manurung, Nainggolan (2010) bahwa
seseorang dari nyeri (Harefa, Manurung, terjadi perbedaan yang signifikan, tingkat
Nainggolan, 2010). nyeri yang diderita pasien kelompok
Untuk mengurangi intensitas nyeri intervensi menjadi lebih rendah setelah
pada pasien post operasi hernia maka dilakukaan pemberian terapi musik dengan
intervensi penatalaksanaan terhadap nyeri rata – rata sebesar 3,93.
pasien sangat diperlukan seperti memotivasi Intensitas nyeri setelah dilakukan
pasien dan memberikan distraksi. pemberian terapi musik klasik mengalami
Sedangkan bagi pasien post operasi hernia penurunan karena terapi musik klasik
agar mengikuti petunjuk dan saran dari fungsinya sebagai pengalih perhatian diluar
petugas kesehatan. hal – hal nyeri yang dirasakan pasien yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan rasa nyaman sehingga
menunjukan bahwa intensitas nyeri pada mampu mengontrol ataupun menghilangkan
pasien post operasi hernia setelah dilakukan rasa nyeri. Hal ini sesuai dengan
pemberian terapi musik klasik diperoleh rata pernyataan Mahami (2013) bahwa efek
– rata sebesar 3,10 pada post test sesi 1 dan terapi musik klasik pada nyeri adalah
2,10 pada post test sesi 2. Hasil tersebut distraksi terhadap pikiran tentang nyeri,
menunjukan bahwa intensitas nyeri berada menurunkan kecemasan, menstimulasi ritme
pada skala nyeri ringan. Intensitas nyeri nafas lebih teratur, menurunkan ketegangan
setelah diberikan terapi musik klasik tubuh, memberikan gambaran positif, pada
mengalami penurunan. Kondisi ini dapat visual imageri, relaksasi, dan meningkatkan
terjadi karena terapi musik yang diberikan mood yang positif. Terapi musik dapat
dapat membantu dalam mengalihkan mendorong perilaku kesehatann yang
perhatian pasien dari rasa nyeri yang di positif, mendorong kemajuan pasien selama
alami serta membantu pasien dapat merasa masa pengobatan dan pemulihan.
nyaman dan tenang sehingga rasa nyeri Musik menghasilkan perubahan
berkurang atau hilang. status kesadaran melalui bunyi, kesunyian,
Berdasarkan temuan dilokasi ruang dan waktu. Musik harus didengarkan
penelitian skala nyeri yang banyak dialami minimal 15 menit agar dapat memberikan
setelah pemberian terapi musik klasik yaitu efek terapeutik. Dikeadaan perawatan akut,
skala nyeri 3 sampai 1 (nyeri ringan), dan mendengarkan musik dapat memberikan
ditemukan beberapa responden yang hasil yang sangat efektif dalam upaya
mengalami nyeri dengan skala nyeri 4 dan 5 mengurangi nyeri pasca operasi pasien
(nyeri sedang), dan reponden yang tidak (Potter & Perry, 2012). Musik dan nyeri
merasa nyeri dengan skala 0. Hal ini mempunyai persamaan penting yaitu bahwa
berbeda ketika sebelum diberikan terapi keduanya dapat digolongkan sebagai input
musik klasik intensitas nyeri responden rata sensor dan output. Sensori input berarti
– rata mengalami nyeri sedang (skala 4-6) bahwa ketika musik terdengar, sinyal
dikirim keotak ketika rasa sakit dirasakan. efektif untuk menurunkan nyeri. Mekanisme
Jika getaran musik dapat dibawa kedalam musik sebagaimana dijelaskan dalam teori
resonansi dekat dengan getaran rasa sakit, Gate Control, dimana impuls musik
maka persepsi psikologis rasa sakit akan berkompensasi mencapai korteks serebri
diubah dan dihilangkan (Harefa, Manurung, bersama dengan impuls nyeri akan
Nainggolan, 2010). memberikan efek distraksi kognitif dalam
Berdasarkan penelitian di State inhibasi persepsi nyeri (Novita 2013).
University of New York di Buffalo, sejak Nyeri pasien post operasi dapat
mereka menggunakan terapi musik berkurang atau bertambah hal ini tergantung
kebutuhan akan obat penenang pun turun dari beberapa hal seperti persepsi pasien
dratis hingga 50%. Dan Penelitian yang terhadap nyeri itu sendiri. Namun, nyeri
dilakukan McCaffrey menemukan bahwa pasien dapat berkurang dengan adanya
intensitas nyeri menurun sebanyak 33% perlakuan atau intervensi salah satunya
setelah terapi musik dengan menggunakan intervensi non farmakologis dengan teknik
musik klasik Mozart terhadap pasien distraksi audio dengan menggunakan musik
osteoarthritis selama 20 menit dengan musik klasik.
Mozart (Harefa, Manurung, Nainggolan, Berdasarkan hasil penelitian
2010). Musik juga merangsang pelepasan menyatakan bahwa terdapat pengaruh terapi
hormon endorfin, hormon tubuh yang musik klasik terhadap penurunan intensitas
memberikan perasaan senang yang berperan nyeri pada pasien post operasi hernia di
dalam penurunan nyeri sehingga musik ruang dadali RSUD Cideres tahun 2018
dapat digunakan untuk mengalihkan rasa dengan ρ value 0,000. Besarnya penurunan
nyeri sehingga pasien merasa nyeri nya intensitas nyeri setelah pemberian terapi
berkurang (Vindora, Ayu, Pribadi, 2013). musik klasik sebesar 1,650 pada penelitian
Terapi musik klasik yang berupa sesi 1 dan penurunan sebesar 1,950 pada
suara diterima oleh saraf pendengaran, penelitian sesi 2.
diubah menjadi vibrasi yang kemudian Hasil penelitian ini didukung
disalurkan menuju otak melalui sistem penelitian dari Indrawati (2012), dimana
limbik. Sistem limbik (Amigala dan Indrawati melakukan penelitian efektivitas
hipotalamus) memberikan stimulus agar terapi musik terhadap penurunan intensitas
sistem saraf atonom yang berkaitan erat nyeri pada pasien post operasi di RSUD
dengan sistem endrokrin dapat menurunkan kota Banjar, penelitian dilakukan terhadap
hormon - hormon yang berhubungan dengan kelompok intervensi dengan memberikan
stress dan kecemasan, kemudian stimulus terapi musik selama 15 menit, hasil
merangsang pengeluaran hormon endorfin penelitian dianalisa dengan uji paired t-test
untuk membantu meningkatkan rasa rileks didapatkan nilai ρ value 0,000 (ρ < 0,05)
dalam tubuh seseorang (Setyoadi yang berarti terapi musik musik efektif
&Kushariyadi 2011 dalam Mutiarasari terhadap perubahan intensitas nyeri pada
2016). pasien post operasi.
Penurunan intensitas nyeri setelah Hasil penelitian ini di dukung juga
diberikan terapi musik klasik pada pasien penelitian Imami (2012) dengan melakukan
post operasi hernia terjadi karena pelepasan penelitian tentang terapi musik mozart
hormon endorfin yang telah di stimulasi untuk menurunkan intensitas nyeri pasien
memberikan efek untuk mengurangi rasa post opersi di Rumah Sakit Mekar Arum
nyeri. Hal ini didukung oleh Novita (2013) Subang, rancangan penelitian menggunakan
bahwa musik yang bersifat sedatif terbukti Pre Eksperimental After Only
Designdengan metode Static Group dengan cara distraksi penglihatan (visual),
Comparism. Sampel diambil dari pasien distraksi intelektual (pengalihan nyeri
yang post operasi dengan metode non dengan kegiatan – kegiatan), dan distraksi
probability sampling teknik purposive pendengaran (audio) (Andarmoyo, 2013).
sampling, berjumlah 18 orang yang terdiri Saat seseorang mendengarkan
dari 9 orang kelompok kontrol dan 9 orang musik, gelombangnya ditransmisikan
kelompok perlakuan. Hasil yang diperoleh melaui ossicles di telinga dan melalui cairan
menyatakan bahwa terapi musik mozart cochlear berjalan menuju telinga dalam.
dapat menurunkan intensitas nyeri yang Membran basilaris cochlea merupakan araea
dialami pasien pada kelompok perlakuan, resonansi dan berespon terhadap frekuensi
hasilnya adalah terdapat perubahan nyeri getaran yang bervariasi. Rambut silia
yang signifikan terhadap penurunan nyeri sebagai sensori reseptor yang mengubah
setelah diberikan terapi musik mozart frekuensi getaran menjadi getaran elektrik
dengan nilai ρ value = 0.01 (ρ < 0,05). dan langsung terhubung dengan ujung
Hasil penelitian ini sejalan dengan nervus pendengaran. Nervus auditori primer
penelitian Gilar, Armiyati, Arif (2013) menerima input dan mempersepsikan pitch
tentang perbedaan efektivitas terapi musik dan melodi yang rumit, dan dipengaruhi
klasik dan terapi imajinasi terbimbing oleh pengalaman seseorang. Korteks
terhadap penurunan intensitas nyeri pasca auditori sekunder lebih lanjut memproses
bedah mayor abdomen di Rumah Sakit interpretasi musik sebagai gelombang
Santo Yusup Bandung, rancangan penelitian harmoni, melodi dan rhytm (Novita, 2012).
menggunakan two group pre-post test Musik klasik memberikan
design dengan jumlah sampel sebanyak 32 ketenangan, memperbaiki persepsi spasial
responden dengan tehnik pusposive dan memungkinkan pasien untuk
sampling. Hasil penelitian menunjukkan berkomunikasi baik dengan hati maupun
penurunan intensitas nyeri responden pada pikiran. Musik klasik juga memiliki irama,
kelompok terapi musik klasik sebanyak melodi, dan frekuensi tinggi yang dapat
41,73 %, sedangkan penurunan intensitas merangsang dan menguatkan wilayah
nyeri pada kelompok terapi imajinasi kreatif dan motivasi di otak. Musik klasik
terbimbing sebanyak 25,17%. Hasil uji memiliki efek yang tidak dimiliki komposer
independen t-test menunjukkan p value lain. Musik klasik memiliki kekuatan yang
0,015 (<0,05) artinya ada perbedaan membebaskan, mengobati dan
efektifitas terapi musik klasik dan terapi menyembuhkan (Mahanami, 2013).
imajinasi terbimbing terhadap penurunan Musik klasik dapat menstimulasi
intensitas nyeri pasca bedah mayor hormon – hormon yang berhubungan
abdomen di Rumah Sakit Santo Yusup dengan stres anatra lain ACTH, prolaktin,
Bandung. hormon pertumbuhan dan meningkatkan
Menurut Potter & Perry (2012) kadar endorfin sehingga dapat mengurangi
salah satu upaya mengatasi rasa nyeri nyeri. Musik dipercaya dapat meningkatkan
adalah dengan memberikan terapi non pengeluran hormon endorfin (Sari, 2014).
farmakologi. Terapi non farmakologi untuk Endorfin merupakan bahan
mengurangi nyeri salah satunya yaitu teknik neuroregulator jenis neuromodulator yang
distrasksi. Distraksi adalah memfokuskan terlibat dalam sistem analgesia, banyak
perhatian pasien pada sesuatu hal atau ditemukan di hipotalamus dan area sistem
melakukan pengalihan perhatian ke hal – analgesia (sistem limbik dan medula
hal diluar nyeri. Distraksi dapat dilakukan spinalis). Sifat analgesia ini menjadikan
endorfin sebagai opioid endogen. Endorfin tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin
dianggap dapat menimbulkan hambatan parah. Mendengarkan musik secara teratur
presinaptik dan hambatan postsinaptik pada membantu tubuh rileks secara fisik dan
serabut nyeri (nosiseptor) yang bersinaps di mental, sehingga membantu
komu dorsalis. Serabut ini diduga mencapai menyembuhkan dan mencegah rasa sakit.
inhibisi melalui penghambatan Sebagian besar pasien yang
neurotransmiter nyeri seperti kalsium, diberikan terapi musik mengakui bahwa
prostaglandin, dan lain – lain, terutama mereka merasa tenang dan mengantuk.
substansi (Sari, 2014). Sehingga mereka lupa dengan nyeri yang
Menurut Potter & Perry (2012) dirasakannya. Hal ini sesuai dengan
terapi musik merupakan teknik yang pernyataan Harefa, Manurung, Nainggolan
digunakan untuk penyembuhan suatu (2010) yang mengatakan bahwa Musik
penyakit dengan menggunakan bunyi atau klasik mempunyai fungsi menenangkan
irama tertentu. Jenis musik yang digunakan pikiran dan emosi serta dapat
dalam terapi musik dapat disesuaikan mengoptimalkan tempo, ritme, melodi, dan
dengan keinginan, seperti musik klasik, harmoni yang teratur dan dapat
instrumentalis, dan slow musik. Hal ini menghasilkan gelombang alfa serta beta
diungkapkan juga Sari (2014) bahwa terapi dalam gelombang telinga sehingga
musik untuk relaksasi, mempercepat memberikan ketenangan yang membuat
penyembuhan, meningkatkan fungsi mental otak siap menerima masukan baru, efek
dan menciptakan rasa sejahtera. Musik rileks dan menidurkan.
dapat mempengaruhi fungsi – fungsi Berdasarkan hal tersebut terapi
fisiologis seperti respirasi, denyut jantung, dengan musik klasik yang berjudul river
dan tekanan darah. flows in you selama 20 menit yang
Musik bekerja pada sistem saraf dilakukan dalam dua sesi dapat mengurangi
otonom yaitu bagian sistem saraf yang rasa nyeri dan membuat tubuh menjadi
bertanggung jawab mengontrol tekanan rileks dan nyaman. Musik klasik membantu
darah, denyut jantung dan fungsi otak yang untuk melepaskan diri dari rasa sakit dan
mengontrol perasaan dan emosi. Menurut belajar untuk menerimanya dengan cara
penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi yang lebih positif. Musik klasik juga
sensitif terhadap musik. Saat merasa sakit, mengubah persepsi waktu, yang menolong
kita menjadi takut, frustasi dan marah yang mengurangi rasa sakit yang diderita pasien.
membuat kita menegangkan otot - otot

KESIMPULAN DAN SARAN pada post test sesi 1 dan sebesar 2,10
Simpulan pada pre test sesi 2.
Berdasarkanhasilpembahasandapat 3. Terdapat pengaruh terapi musik klasik
disimpulkan bahwa : terhadap penurunan intensitas nyeri
1. Intensitas nyeri pada pasien post operasi
pada pasien post operasi hernia di ruang
hernia sebelum dilakukan pemberian
dadali RSUD Cideres Tahun 2018 (ρ
terapi musik klasik diperoleh rata – rata
value 0,000).
sebesar 4,75 pada pre test sesi 1 dan
Saran
sebesar 4,05 pada pre test sesi 2.
1. Bagi RSUD Cideres
2. Intensitas nyeri pada pasien post operasi Bagi pihak rumah sakit, terapi musik
hernia setelah pemberian terapi musik dapat dijadikan sebagai salah satu
klasik diperoleh rata – rata sebesar 3,10
penatalaksanaan nyeri yang dapat
diberikan pada setiap pasien post sejenis untuk memperluas ilmu dan
operasi hernia untuk mengatasi nyeri pengetahuan dasar bagi penelitian yang
yang dialami oleh pasien. akan datang.
2. Bagi Profesi Keperawatan 4. Bagi Peneliti Lain
Salah satu bentuk terapi yang sederhana Perlunya mengkaji faktor lain seperti
namun memberikan manfaat adalah usia yang dapat mempengaruhi
terapi musik. Oleh karena itu perawat intensitas nyeri pada pasien post operasi
dapat memanfaatkan terapi musik hernia. Dan diharapkan agar meneliti
sebagai intervensi keperawatan tentang pegaruh terapi musik terhadap
nonfarmakologi dalam mengurangi pasien pasca operasi besar, untuk
nyeri yang dialami pasien post operasi. melihat apakah terapi musik dapat
3. Bagi Institusi Pendidikan memberikan manfaat untuk
Hasil penelitian ini dapat dijadikan mengurangi intensitas nyeri sangat
sebagai salah satu bahan kajian hebat (skala 10).
perbandingan hasil penelitian yang

DAFTAR PUSTAKA

Amin, N., Hardhi, K. 2015. Aplikasi Hanbook of palliative care.2nd ed.


Asuhan Keperawatan Berdasarkan Oxford : Blackwell Science.
Diagnosa Medis & NANDA, NIC-
NOC jilid 3. Jakarta : Media Action

Amalia, Susanti. 2014. Pengaruh Terapi


Musik Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Appendiktomi. Jurnal
Ilmiah. Diakses pada tanggal 28
Maret 2018, Pukul : 18.48 WIB.

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan


Proses

Keperawatan Nyeri.Jogjakarta : Ar-


Ruzz Media

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian-


Suatu Pendekata Praktek. Edisi
Revisi V. Cetakan ke-12. Jakarta :
Rineka Cpta

Arisetijono E., Husna M, Munir B,


Rahmawati D. 2015. Continuing
Neurological Education 4 Vertigo
dan Nyeri. Malang : Universitas
Brawijaya Press.

Bennet M, Forbes K, Faull C. 2004. The


principles of pain management. In:
Faull C, Carter Y, Woof R, eds.
Caksono D. 2014. Pemberian Terapi Es
Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pada Asuhan Keperawatan
Tn. T Dengan Post Herniotomy
Ingunalis Lateralis Di Ruang
Kenanga RSUD dr. Soedirman
Mangun Sumarso Wonogiri. Karya
Tulis Ilmiah. Diakses pada tanggal
14 Februari 2018, Pukul : 20.22
WIB.

Campanelli, G. 2018.
https://link.springer.com/content/pd
f/10.1007%2Fs10029-017-1678-
8.pdf. Diakses pada tanggal 8
Februari 2018, Pukul : 19.40WIB.

Dermawan, D., Rahayuningsih, T. 2010.


Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Pencernaan. Yogyakarta :
Gosyen Publising

Djamal R, dkk. 2015. Pengaruh Terapi


Musik Terhadap Skala Nyeri pada
Pasien Fraktur di Irina A RSUP
Prof. DR. R. D. Kandau Manado.
Jurnal Ilmiah. Diakses pada tanggal
15 Februari 2018, Pukul : 18.06
WIB.

Gilar, dkk. 2013. Perbedaan Efektivitas


Terapi Musik Klasik Dan Terapi
Imajinasi Terbimbing Terhadap pada tanggal 05 Februari 2018,
Penurunan Intensitas Nyeri Pasca Pukul : 18.02 WIB.
Bedah Mayor Abdomen Di Rumah
Sakit Santo Yusup Bandung. Jurnal Mahanami. 2013. Durasi Pemberian Terapi
Ilmiah. Diakses pada tanggal 15 Musik Klasik Mozart Terhadap
Februari 2018, Pukul : 19.28 WIB. Tingkat Kecemasan Pada Anak.
Skripsi. Diakses pada tanggal 06
Good, M. Stanton-Hick Herdman, T. H. Februari 2018, Pukul : 18.03 WIB.
2013. Diagnosa Keperawaan :
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Mansjoer. 2010.Kapita
Jakarta : EGC Selekta Kedokteran.Edisi
4. Jakarta : Media Aesculapius.
Harefa, dkk. 2010. Pengaruh Terapi Musik FKUI.
Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi Di RSUD Muamarudin. 2015. Asuhan Keperawatan
Swadanatarutung. Jurnal Ilmiah. Pasca Operasi Hernia Skrotalis
Diakses pada tanggal 16 Februari Dextra Pada Tn. D Di Ruang
2018, Pukul : 10.46 WIB. Wijaya Kusuma RSUD Kraton
Pekalongan. Karya Tulis Ilmiah.
Hidayat, A. 2011. Konsep DasarNyeri. Diakses pada tanggal 16 Februari
Jakarta : Salemba Medika. 2018, Pukul : 09.36 WIB.
https://dokumen.tips/sop-terapi-
musikdoc. Standar Operasional Mutiarasari, D. 2016. Perbedaan
Terapi Musik. Diakses pada tanggal Pemberian Terapi Musik
21 Juni 2018, Pukul : 13.30 WIB. Instrumental Dengan Nafas Dalam
Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Imami, E. I. 2012. Terapi musik Mozart Pasien Post Operasi Fraktur
untuk menurunkan intensitas nyeri Ekstremitas Atas Atau Bawah Di
pasien post opersi di di Rumah Rumah Sakit Panembahan Senopati
Sakit Mekar Arum Subang. Jurnal Bantul Yogyakarta. Skripsi. Diakses
Ilmiah. Diakses pada tanggal 14 pada tanggal 06 Februari 2018,
Februari 2018, Pukul : 19.22 WIB. Pukul :
19.02 WIB.
Indrawati. 2012. Efektivitas Terapi Musik
Terhadap Penurnan Intensitas Natalina D. 2013. Terapi Musik Bidang
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Keperawatan. Jakarta : Penerbit
RSUD kota Banjar. Jurnal Ilmiah. Mitra Wacana Media.
Diakses pada tanggal 15 Februari
2018, Pukul : 09.13WIB. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Ilmu Kesehatan Edisi
Judha, M, dkk. 2012. Teori Pengukuran Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta : Nuha Medika. Novita, D. 2012. Pengaruh Terapi Musik
Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Karendehi D, dkk. 2015. Pengaruh Reduction And Internal Fixation
Pemberian Musik Terhadap Skala (ORIF) Di RSUD Dr. Abdul
Nyeri Akibat Perawatan Luka Moeloek Provinsi Lampung. Tesis.
Bedah Pada Pasien Pasca Operasi Diakses pada tanggal 06 Februari
di Ruang Perawatan Bedah 2018, Pukul : 19.02 WIB.
Flamboyan Rumah Sakit Tingkat
III 07.06.01R.WMongosidi Manado Nursalam. 2015. Metodologi PenelitianIlmu
Tahun 2015. Jurnal Ilmiah. Diakses KeperawatanPendekatan Praktis.
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
16 Februari 2018, Pukul : 10.38
Potter & Perry. 2012. Buku Ajar WIB.
Fundamental

Keperaawatan: Konsep, Proses dan


Praktik. Volume 2. Edisi 4.
Jakarta : EGC.

Purwanto, E. 2012. Efek Musik Terhadap


Perubahan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Di Ruang
Bedah Dr. Sardjito Yogyakarta.
Skripsi. Diakses pada tanggal 06
Februari 2018, Pukul : 19.30 WIB.

Riyanto, A. 2011. Pengelolaan dan Analisa


Data Kesehatan Dilengkapi Uji
Validitas dan Reliabilitas serta
Aplikasi Program SPSS.
Yogyakarta : Nuha Medika.
RSUD Cideres. 2016. Jumlah Kasus Hernia
di RSUD Cideres Tahun 2016.
Mjalengka : RSUD Cideres.

. 2017. Jumlah Kasus


Hernia di RSUD Cideres Tahun
2017. Mjalengka : RSUD Cideres.

RSUD Cideres. 2016. 10 Besar Penyakit


Pasien Rawat Inap di Ruang Dadali
RSUD Cideres Tahun 2016.
Mjalengka : RSUD Cideres.

. 2017. 10 Besar Penyakit


Pasien Rawat Inap di Ruang
Dadali RSUD Cideres Tahun 2017.
Mjalengka : RSUD Cideres.

RSUD Majalengka. 2016. Jumlah Kasus


Hernia di RSUD Majalengka Tahun
2016. Mjalengka : RSUD
Majalengka.

. 2017. Jumlah Kasus


Hernia di RSUD Majalengka Tahun
2017. Majalengka : RSUD
Majalengka.

Rumiati. 2013. Studi Kasus Asuhan


Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn.S
Dengan Post Operasi Hernia
Inguinal Lateralis Di Ruang
Anggrek RSUD Sukoharjo. Karya
Tulis Ilmiah. Diakses pada tanggal
Sari A Puspita Rina. (2014). Pengaruh
Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Nyeri pada Pasien Post
Sectio Caesaria di Bangsal
Kenanga RSUD Karanganyar.
Skripsi. Diakses pada tanggal 06
Februari 2018, Pukul : 18.03 WIB.

Sesa M, Efendi A. 2012.Karakteristik


penderita Hernia Inguinalis yang
dirawat Inap di Rumah Sakit
Anutapura. Jurnal Ilmiah. Diakses
pada tanggal 14 Februari 2018,
Pukul : 20.38 WIB.

Sitiava, R Putra. 2012. Panduan Riset


Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2008. Textbook


of Medical-Surgical Nursing
Brunner-Suddarth. 11th ed.
Philadelphia : Lippincott William &
Wilkins.

STIKes YPIB Majalengka. 2018. Pedoman


Penyusunan dan Penulisan Skripsi
Program Studi S 1 Keperawatan
Tahun Akademik 2017-2018.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.

Sujarweni, W. 2014. Metodologi Penelitian


Keperawatan. Yogyakarta : Gava
Media.

Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien


Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta : CV Trans Info Media

Syaifudin A, Purwanto A. 2017. Pengaruh


Terapi Dzikir Tasbih Pada Pasien
Pre Operasi Bedah Hernioraphy
Terhadap Tekanan Darah Di
Ruang Rawat Inap RSUD Kota
Semarang. Jurnal Ilmiah. Diakses
pada tanggal 16 Februari 2018,
Pukul : 10.58 WIB.

Vindora, M., dkk. 2013. Perbandingan


Efektivitas Tehnik Distraksi Dan
Relaksasi Terhadap Perubahan Wulandari S. 2015. Pemberian Dzikir Khafi
Intensitas Nyeri Pasien Post Untuk Menurunkan Tingkat
Operasi Hernia. Jurnal Ilmiah. Kecemasan Pada Asuhan
Diakses pada tanggal 14 Februari Keperawatan Tn. S Dengan Pra
2018, Pukul : 19.38 WIB. Operasi Hernia Di Ruang Anggrek
RSUD Dr. Soedirman Mangun
WHO. 2017. Health Topic. Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah.
http://www.who.int/topics/en/. Diakses pada tanggal 14 Februari
Diakses pada tanggal 5 Februari 2018, Pukul : 20.39 WIB.
2018, Pukul : 11.17 WIB.
Yanuar, Alan. 2015. Pengaruh Terapi
Wulan A, Iman A. 2017. Refleks Bersin Musik Klasik Terhadap Intensitas
Pacu Terjadinya Hernia Inguinalis. Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Jurnal Ilmiah. Diakses pada tanggal Fraktur di RSU PKU
14 Februari 2018, Pukul : 20.18 Muhammadiyah Yogyakarta.
WIB. Diakses pada tanggal 05 Februari
2018, Pukul : 18.03 WIB

Anda mungkin juga menyukai