Anda di halaman 1dari 3

TELAAH JURNAL EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP INTENSITAS NYERI


PADA PASIEN PASCA OPERASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG









Oleh:
Senja agustina
NIM : G3A013052




PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013

1. Identitas Klien : Tn. M, 54 tahun
2. Data Fokus
Klien dirawat di RSUP DR. KARIADI dengan keluhan nyeri di punggung bawah.
Nyeri sudah dirasakan selama 2 tahun belakangan ini. Di RSUP DR. KARIADI
klien telah mendapat program operasi. Klien mengeluh nyeri pada luka post
operasi.
3. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
4. Evidence based nursing practice yang diterapkan pada pasien
Penggunaan terapi musik unutuk mengurangi nyeri
5. Analisa sintesa justifikasi/ alasan penerapan evidence based nursing practice









6. Landasan teori dan riset terkait penerapan evidence based nursing practice
a. Dasar teori
Nyeri adalah suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi
kerusakan (International Association for Study of pain, 1979. Nyeri adalah
alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri
terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan pemeriksaan
diagnostik atau pengobatan (Brunner & Suddarth, 2002).Salah satu ketakutan
terbesar pasien bedah adalah nyeri. Tingkat keparahan nyeri pasca operasi
tergantung pada anggapan fisiologi dan psikologi individu, toleransi yang
ditimbulkan untuk nyeri, letak insisi, sifat prosedur, kedalaman trauma bedah
dan jenis agens anastesia dan bagaimana agens tersebut diberikan (Brunner &
Suddarth, 2002).
Nyeri setelah pembedahan adalah hal yang normal.Nyeri yang dirasakan
pasien bedah meningkat seiring dengan berkurangnya pengaruh anastesi.
Pasien lebih menyadari lingkungannya dan lebih sensitif terhadap rasa
nyaman. Area insisi mungkin menjadi satu-satunya sumber nyeri. Iritasi akibat
selang drainase, balutan atau gips yang ketat dan regangan otot akibat posisi
ketika pasien berada diatas meja operasi menyebabkan pasien merasa tidak
nyaman. Secara signifikan nyeri dapat memperlambat pemulihan (Potter &
Perry, 2006) yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan
dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri.Musik terbukti
menunjukkan efek yaitu menurunkan tekanan darah, dan mengubah persepsi
waktu (Guzzetta, 1989).Perawat dapat menggunakan musik dengan kreatif
diberbagai situasi klinik, pasien umumnya lebih menyukai melakukan suatu
kegiatan memainkan alat musik, menyanyikan lagu atau mendengarkan
musik.Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana hati individu, merupakan
pilihan yang paling baik (Potter & Perry, 2006).
Musik menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian,
ruang, dan waktu.Musik harus didengarkan minimal 15 menit agar dapat
memberikan efek teraupeutik. Dikeadaan perawatan akut, mendengarkan
musik dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi
nyeri pasca operasi pasien (Potter & Perry, 2006).

b. Telaah artikel riset terkait
1) Judul penelitian
Pengaruh Terapi Musik Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca
Operasi Di RSUD SwadanatarutunTahun 2010
2) Peneliti
Karnirius Harefa, Kesaktian Manurung, Mega Adelia Nainggolan
3) Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2010.
4) Metode penelitian
Penelitian ini digunakan desain penelitian eksperimen semu (quasy
experiment) yang bertujuan untuk mengetahui apakah terapi musik
memiliki pengaruh terhadap intensitas nyeri pasca operasi
5) Hasil penelitian dan analisis
Berdasarkan hasil analisa data secara bivariat dengan menggunakan uji
Independent Sample t Test. Dari hasil penelitian didapatkan sebelum
intervensi rata-rata intensitas nyeri kelompok kontrol dengan kelompok
intervensi tidak berbeda signifikan (P=0,067;P>0,05) tetapi setelah
diberikan terapi musik klasik rata-rata intensitas nyeri kelompok kontrol
dengan kelompok intervensi berbeda signifikan (P=0,000; P<0,05). Rata-
rata intensitas nyeri kelompok intervensi menurun sebanyak 1,64 dari rata-
rata intensitas nyeri awal 5,57 menjadi 3,93. Musik dan nyeri mempunyai
persamaan penting yaitu bahwa keduanya bisa digolongkan sebagai input
sensor dan output. Sensori input berarti bahwa ketika musik terdengar,
sinyal dikirim keotak ketika rasa sakit dirasakan. Jika getaran musik dapat
dibawa kedalam resonansi dekat dengan getaran rasa sakit, maka persepsi
psikologis rasa sakit akan diubah dan dihilangkan (Journal of the
American Association for Musik Therapist, 1999). Sebagian besar pasien
yang diberikan terapi musik mengakui bahwa mereka merasa tenang dan
mengantuk.Sehingga mereka lupa dengan nyeri yang dirasakannya.

Anda mungkin juga menyukai