Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS JURNAL

“PENGARUH AROMA TERAPI DAUN MINT DENGAN INHALASI

SEDERHANA TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS PADA PASIEN


TUBERCULOSIS PARU”

OLEH
NURYADIN H. SABUDI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tuberculosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-

bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru mengecil.

Akibatnya napas penderita terengah-engah. Sesak nafas gejala ini ditemukan bila

kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti

efusi pleura dan pneumothoraks. Sesak nafas pada penyakit TB paru yang ringan

(baru kambuh) belum dirasakan adanya sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan

pada penyakit TB paru yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah meliputi

setengah bagian paru (Yessie, 2013).

Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC ( 8,8 juta

– 12 juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk, Lima negara

dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan.

Sengaian besar estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia

Tenggara (45%) dimana Indonesia merupakan salah satu di dalamnya. Jumlah kasus

baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 mei

2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki

1,4 kali lebh besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan prevalensi

pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang

terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih

terpapar pada faktor resiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan

minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang

merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipasi perempuan yang merokok.
(Infodatin, 2018). Hasil riskesdas tahun 2013 prevalensi penduduk indonesia yang

didiagnosis TB paru menurut Riskesdas 2013 yakni Gorontalo termasuk dalam 5

(Lima) Provinsi dengan TB Paru tertinggi (0,5%). Beradasarkan data dari Seksi P2

Dinas Kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014, kasus baru TB paru BTA + yang

ditemukan di Provinsi Gorontalo Tahun 2014, terbanyak di Kabupaten Gorontalo

yaitu sebanyak 620 kasus paling sedikit di Kabupaten Pohuwato sebanyak 124

kasus, rata-rata Provinsi Gorontalo Case Notification Rate (CNR) adalah 179 per

100.000 penduduk. Angka ini tidak dapat menggambarkan keadaan sebenarnya di

lapangan karena penemuan kasus ini berdasarkan kinerja dari petugas di lapangan.

Capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan CNR (Case

Notification Rate) mencapai 163 per 100.000 penduduk tahun 2013.

Pada pasien TB paru yang mengalami gejala klinis salah satunya yaitu sesak

nafas biasanya keluarga pasien panic dengan cara apa untuk melakukan atau

mengurangi gejala sesak nafas selain menggunakan bantuan oksigen pada saat di

rumah penderita TB paru tidak mempunyai peralatan oksigen maka penderita TB

paru yang mengalami gejala klinis perlu diajarkan cara sederhana dengan metode

penguapan atau inhalasi sederhana. Uap air (mendidih) yang dihirup (inhalasi) guna

mengurangi sesak nafas. Selain itu untuk meringankan sesak nafas dapat dilakukan

dengan menghirup uap menthol yang terdapat pada daun mint. Fenomena yang

terjadi pada saat ini banyak pasien TB paru yang tidak bisa mengatasi gejala klinis

seperti sesak nafas, dan belum mengetahui manfaat dari menggunakan tanaman

alami yaitu daun mint. (Siswantoro, 2017).

Kandungan penting yang terdapat didaun mint adalah menthol dan methone.

Pada daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang sedang berbunga
mengandung 1% minyak astiri, 78% mentol bebas, 2% mentol tercampur ester, dan

sisanya resin, tannin asam cuka (Tjitrosoepomo, 2010).

Berdasarkan data di RSUD Dr MM. Dunda Limboto, prevalensi penderita TB

paru semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adapun berdasarkan data 5 bulan

terakhir pada tahun 2019 terdapat 123 kasus TB paru yang dilakukan perawatan

rawat inap di Rumah sakit, jumlah penderita TB paru sebanyak 5 orang dengan nilai

RR 26-28 kali/menit dilakukan penatalaksanaan dengan pemberian terapi nebulizer

dan terapi oksigenasi, selain itu pemberian terapi obat-obatan. Oleh karena itu

diperlukan health education, demonstrasi dan memberikan asuhan keperawatan

pada pasien Tuberculosis Paru agar menganjurkan untuk menggunakan aroma terapi

daun mint dengan inhalasi sederhana untuk mengurangi sesak nafas sebagai

modifikasi terapi nonfarmakologis.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi

sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien Tuberculosis Paru.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui terapi aroma daun mint dengan inhalasi sederhana

2. Untuk mengetahui sesak nafas pada pasien Tuberculosis Paru

3. Untuk menganalisis pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi

sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien Tuberculosis

Paru

1.3. Manfaat

1.3.1. Manfaat Praktis


Analisis jurnal ini diharapkan dapat menjadi pengembangan praktis dan

memberikan informasi pada perawat sebagai alternatif dalam

pemberian asuhan keperawatan nonfarmakologi.

1.3.2. Manfaat Teoritis

Analisis jurnal ini diharapkan dapat menjadi suatu pengembangan

teoritis bahwa terdapat pengaruh aroma terapi daun mint dengan

inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien

Tuberculosis Paru
2.1. Konsep Tentang Tinjauan Teoritis

1. Konsep Aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana

a. Definisi

Aromaterapi merupakan tindakan terapautik dengan menggunakan minyak

esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi

sehingga menjadi lebih baik. Ketika esensial dihirup, maka molekul akan masuk

ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik adalah daerah yang

mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal,

kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut

jantung, tekanan darah, stress memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan.

Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi

dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang

atau terangsang. Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk ke dalam

paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran

pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada

saat terjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh

sirkulasi darah di dalam paruparu. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan

jumlah bahan aromatik ke dalam tubuh (Koensoemardiyah, 2009).

Aromaterapi yang sering digunakan yaitu peppermint (mentha pipperita).

Peppermint digunakan untuk tujuan kesehatan selama ribuan tahun. Bahan Aktif

dalam Peppermint adalah Menthol, yang merupakan senyawa organik yang

menghasilkan sensasi dingin ketika diterapkan pada mulut atau kulit. Menthol

sebagai bahan aktif utama yang terdapat dalam Peppermint dapat membantu

melegakan hidung sehingga membuat napas menjadi lebih mudah. Menthol

dapat juga berfungsi sebagai anestesi ringan yang bersifat sementara.


Peppermint juga mengandung vitamin A dan C serta beberapa mineral.

Peppermint sering digunakan untuk membantu mengobati flu dan menenangkan

peradangan (Koensoemardiyah, 2009). Menurut Tjitrosoepomo (2010)

kandungan penting yang terdapat pada aromaterapi peppermint adalah menthol

50% yang berguna sebagai anti inflamasi/ pelega tenggorokan.

Terapi inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup

dalam bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan

dan cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.

Dengan mengkombinasikan antara aroma terapi daun mint dengan inhalasi

sederhana dapat membantu menurunkan gejala sesak nafas pada pasien

sehingga dapat menjadi pilihan alternatif pertama dalam mengatasi masalah

sesak nafas yang dialami oleh pasien Tuberculosis Paru (Siswantoro, 2017).

b. Prosedur Pemberian Arima Terapi Daun Mint

1) Persiapan alat :

a) Kom kecil

b) Air hangat

c) Daun mint

2) Cara Kerja :

a) Cuci tangan (sesuai SPO)

b) Identifikasi pasien (sesuai SPO)

c) Jelaskan pada pasien dan keluarga pasien tindakan yang akan dilakukan

d) Atur posisi pasien senyaman mungkin

e) Masukan air hangat ke dalam kom

f) Campurkan daun mint dengan air hangat tersebut


g) Dekatkan air hangat yang telah tercampur dengan daun mint kepada pasien

agar uap air hangat yang telah di campur dengan daun mint tersebut dapat

dihirup oleh pasien.

h) Lakukan kegiatan tersebut selama 3x sehari dalam waktu 15 menit.

i) Rapikan pasien dan bereskan alat

j) Cuci tangan

k) Dokumentasikan tindakan pemberian aroma terapi daun mint dalam

dokumentasi keperawatan (SOAP).

3) Evaluasi

1) Observasi RR pasien setelah dilakukan pemberian aroma terapi daun mint

2. Sesak nafas pada pasien TB paru

Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-

bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang

meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita

terengah-engah. Sesak nafas gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru

sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura dan

pneumothoraks. Sesak nafas. Pada penyakit TB paru yang ringan (baru kambuh)

belum dirasakan adanya sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit TB

paru yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian (Yessie

& Andra, 2013). Pada pasien TB paru yang mengalami gejala klinis salah satunya

yaitu sesak nafas biasanya keluarga pasien panik dengan cara apa untuk melakukan

atau mengurangi gejala sesak nafas selain menggunakan bantuan oksigen pada saat

di rumah penderita TB paru tidak mempunyai peralatan oksigen maka penderita TB

paru yang mengalami gejala klinis perlu diajarkan cara sederhana dengan metode
penguapan atau inhalasi sederhana. Uap air (mendidih) yang dihirup (inhalasi) guna

mengurangi sesak nafas. Selain itu untuk meringankan sesak nafas dapat dilakukan

dengan menghirup uap menthol yang terdapat pada daun mint. Fenomena yang

terjadi saat ini masih banyak pasien TB paru yang tidak bisa mengatasi gejala klinis

seperti sesak nafas dengan menggunakan tanaman alami yaitu daun mint.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Author Judul Metode Hasil Source


Siswantoro, Pengaruh Aroma Pre Nilai skala sesak nafas Google
2017. Terapi Daun Mint exsperiment sebelum diberikan scholar
dengan Inhalasi pre test-post aroma terapi daun mint
Sederhana terhadap test control dengan inhalasi
Penurunan Sesak group sederhana pada
Nafas pada Pasien design. kelompok eksperimen
Tuberculosis Paru Sampel yang didapatkan sebagian
diambil bbesar mengalami sesak
sebanyak 16 nafas dengan derajat
responden berat yaitu sebanyak 5
dan dibagi responden sedangkan
menjadi dua pada kelompok kontrol
kelompok didapatkan sebagian
yaitu besar mengalami sesak
kelompok nafas dengan derajat
eksperimen sangat berat yaitu
dan sebanyak 3 responden.
kelompok Nilai skala sesak nafas
kontrol, sesudah diberikan aroma
dengan terapi daun mint dengan
tehnik simple inhalasi sederhana pada
random kelompok eksperimen
sampling. didapatkan hampir
Instrumen setengah mengalami
yang sesak nafas dengan
digunakan derajat berat yaitu,
lembar sebanyak 1 responden
observasi sedangkan pada
sesak nafas kelompok kontrol
(American didapatkan sebagian
Thoracic besar mengalami sesak
Society) nafas dengan derajat
berat yaitu 2 responden.
Dari hasil Uji Wilcoxon
Signed Rank Test dan
Uji Mann Whitney U
menunjukkan adanya
pengaruh aroma terapi
daun mint dengan
inhalasi sederhana
terhadap penurunan
sesak nafas pada pasien
tuberculosis paru.
Amelia, 2018 Aromaterapi Desain Dalam penelitian ini E-Journal
Peppermint penelitian ini
teknik pemberian
Terhadap Masalah menggunaka aromaterapi peppermint
Keperawatan n Quasydengan inhalasi
Ketidakefektifan Eksperiment sederhana yang
Bersihan Jalan One Group dilakukan pada pasien
Nafas Anak Dengan Pretest- anak usia 1-5 tahun
Bronkopneumonia Posttest dengan
design. bronkopneumonia
Teknik selama 5-10 menit
pengambilan selama 5 hari ternyata
sampel sangat efektif untuk
dalam mengurangi masalah
penelitian ini
bersihan jalan tidak
menggunaka efektif dengan
n teknik
karakteristik sesak nafas,
Accidental akumulasi sputum (+).
Sampling Dimana terjadi
dengan penurunan pada
jumlah frekuensi nafas dan
sampel 10
pengurangan pada
orang. Cara akumulasi sputum.
pengumpulan Sementara pada ronchi
data dengan tidak mengalami
pemeriksaan perubahan hal ini
fisik dan
mungkin saja terjadi
observasi karena responden yang
kemudian rata-rata masih berusia
data yang1-5 tahun dimana dalam
diperoleh pemberian aromaterapi,
dianalisis pada pelaksanannya
menggunaka dilakukan hanya 5
n uji
menit, Namun tidak
Wilcoxon menutup kemungkinan
Sign Rankadanya pengaruh
test. pengaruh lain yang bisa
mengurangi sesak nafas
dan akumulasi sputum,
misalnya pemberian
oksigen masker dan
inhalasi.
Ferari, 2018 Pengaruh Penelitian ini Tidak terdapat
Kombinasi Tehnik merupakan perbedaan tingkat E-Journal
Pernafasan Buteyko penelitian kontrol Asma sebelum
dengan Inhalasi kuantitatif dan sesudah diberikan
Sederhana Quasy- Inhalasi sederhana
Aromaterapi Daun Eksperimen Aromaterapi Daun Mint
Mint Terhadap dengan pada kelompok kontrol
Tingkat Kontrol menggunaka dengan nilai p value =
Asma n desain Pre 0,317 yang nilai a <0,05.
And Post Pada kelompok kontrol
Test With tidak mengalami
Control perubahan yang
Group. signifikan karena
Pengambilan memang responden
sampel hanya diberikan terapi
menggunaka inhalasi sederhana
n random aromaterapi daunt mint
sampling. tidak bisa mengatasi
Responden pola nafas yang
kelompok overbreathing pada
perlakuan pasien asma, inhalasi
(n=20), aromaterapi daun mint
responden hanya bekerja sebagai
kelompok antiinflamasi,
kontrol antispasmodic,
(n=20). antirileks yang dapat
Masing- membuka jalan nafas.
masing Terdapat pengaruh
kelompok Kombinasi Tehnik
diukur Pernafasan Buteyko
tingkat dengan Inhalasi
kontrol Sederhana Aromaterapi
asmanya Daun Mint terhadap
menggunaka Tingkat Kontrol Asma
n ACT dengan nilai p value =
(Asthma 0,000 yang nilai a <
Control 0,05.
Test).
Analisa data
dengan Uji
Wilcoxon
untuk
mengetahui
hasil masing-
masing
kelompok.
Untuk
mengetahui
perbedaa
antara
kelompok
perlakuan
dan
kelompok
kontrol
menggunaka
n Uji Mann
Whitney.
Anwari, 2019 Efektifitas Penelitian ini Hasil penelitian
Kombinasi Mint merupakan menunjukkan bahwa
(Pappermint Oil) penelitian penambahan ekstrak
dan Cairan pra- mint efektif dalam
Nebulizer Pada eksperimend mengurangi tingkat
Penanganan Batuk engan keparahan status batuk E-Journal
Asma Bronchiale rancangan pasien yang meliputi
Nonrandomiz frekuensi batuk ,
ed pre test timbulnya radang,
and post test wheezing, dan
with group kemudahan keluranya
design. dahak. Status frekuensi
Sampel batuk diketahui
Penelitian mengalami penurunan
berusia dari 44,4% pasien
antara 15-40 menjadi 23,5% pasien.
tahun. Demikian pula halnya
Analisis yang dengan status radang
digunakan yang menurun dari
yaitu uji 41,7% menurun menjadi
Mann 21,7%; status wheezing
Whitney yang semula 58,3%
untuk menurun menjadi
mengetahui 39,1%. Status
perbedaan kemudahan keluarnya
status batuk dahak juga
pasien menunjukkan bahwa
setelah minyak mint mampu
diberikan menurunkan tingkat
penambahan sulitnya dahak keluar
ekstrak mint menjadi 13% dari
pada cairaqn semula 36,1%.
melalui
nebulizer
Sringaro, 2018 Antioxidant, Review Daun mint telah
Antifungal, digunakan sebagai obat Mdpi
Antibiofil, and tradisional untuk journal
Cytotoxic Activities penyakit pernapasan medicine
of Mentha spp. seperti bronkitis,
Essential Oils sinusitis, TBC, dan flu
biasa. Daun mit
bertindak sebagai
ekspekotran yang baik
dengan mengandung
mentol, menthone,
limonene, isomenthone,
menthyl acetate,
carvone, pinene,
cinecole. Daun mint
secara historis
digunakan untuk
beberapa kondisi
kesehatan yang sangat
baik untuk obat
integratif untuk
digunakan dalam
kombinasi dengan terapi
untuk kesehatan
manusia atau dapat
bermanfaat untuk
mengekstraksi molekul
yang akan digunakan
untuk merumuskan obat
baru, sebagai
antioksidan, anti jamur,
antibiofilm, dan
sitotoksik.

3.2. Pembahasan

Peneliti Siswantoro, dkk (2017) . Dalam penelitian ini tehnik pemberian

aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana yang dilakukan selama 3x sehari

dalam waktu 15 menit saat sesak nafas ternyata juga sangat efektif untuk

mengurangi sesak nafas. Namun tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh

pengaruh lain yang bisa mengurangi sesak nafas, misalnya pemberian oksigen

masker dan inhalasi. Dengan begitu aroma terapi daun mint dengan inhalasi terapi

daun mint dengan inhalasi sederhana dapat menjadi pengobatan alternative pada

pasien tuberculosis paru yang mempunyai gejala klinis sesak nafas. Upaya untuk

mengurangi gejala klinis sesak nafas pada pasien tuberculosis paru selain

menggunakan obat-obatan farmakologis dapat pula menggunakan non

farmakologis. Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial menthol yang

dapat melonggarkan pernafasan.

Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya pengaruh nilai skala sesak nafas

sebelum dan sesudah diberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana.

Pada hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test di peroleh data p value 0,008 < (α) 0,05
maka Hₒ ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aroma terapi daun mint

dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas.

Pada kelompok eksperimen sebelum diberikan aroma terapi daun mint

dengan inhalasi sederhana didapatkan 5 responden mengalami sesak nafas dengan

derajat berat dan 3 responden mengalami sesak nafas dengan derajat sangat berat.

Kemudian sesudah diberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana

menjadi 4 responden mengalami sesak nafas dengan derajat ringan, 3 responden

mengalami sesak nafas dengan derajat sedang, 1 responden mengalami sesak nafas

dengan derajat berat. Sedangkan pada kelompok kontrol pada saat pretest didapatkan

3 responden mengalami sesak nafas dengan derajat sedang, 2 responden mengalami

sesak nafas dengan derajat sedang dan 3 responden mengalami sesak nafas dengan

derajat sangat berat. Kemudian pada saat posttest didapatkan 3 responden yang

mengalami sesak nafas dengan derajat ringan, 3 responden mengalami sesak nafas

dengan derajat sedang dan 2 responden mengalami sesak nafas dengan derajat

sangat berat.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Amelia, 2018 tentang

Aromaterapi peppermint terhadap masalah keperawatanketidakefektifan bersihan

jalan nafas anak dengan Bronkopneumonia Dalam penelitian ini teknik pemberian

aromaterapi peppermint dengan inhalasi sederhana yang dilakukan pada pasien anak

usia 1-5 tahun dengan bronkopneumonia selama 5-10 menit selama 5 hari ternyata

sangat efektif untuk mengurangi masalah bersihan jalan tidak efektif dengan

karakteristik sesak nafas, akumulasi sputum (+). Namun tidak menutup

kemungkinan adanya pengaruh pengaruh lain yang bisa mengurangi sesak nafas dan

akumulasi sputum, misalnya pemberian oksigen masker dan inhalasi.


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian

aromaterapi peppermint dengan inhalasi sederhana terhadap masalah keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak usia 1-5 tahun dengan

bronkopneumonia, dimana terjadi penurunan pada frekuensi nafas dan pengurangan

pada akumulasi sputum. Sementara pada ronchi tidak mengalami perubahan hal ini

mungkin saja terjadi karena responden yang rata-rata masih berusia 1-5 tahun

dimana dalam pemberian aroamterapi, pada pelaksanaannya dilakukan 5 menit.

Ferari, 2018 juga melakukan penelitian dengan menggunakan daun mint

yang di kombinasikan dengan tehnik perfasan Buteyko, atau penelitian yang

berjudul Pengaruh Kombinasi Tehnik Pernafasan Buteyko dengan Inhalasi

Sederhana Aromaterapi Daun Mint Terhadap Tingkat Kontrol Asma. Secara

keseluruhan klien tidak mengetahui pengobatan asma selain menggunakan obat dan

belum pernah mendengar mengenai tehnik pernapasan Buteyko untuk asma, 3 dari 5

klien mengatakan sudah pernah mendengar bahkan mengetahui mengenai tehnik

inhalasi sederhana aromaterapi daun mint. Rata-rata klien mengalami kekambuhan

lebih dari 1 kali dalam sebulan dan 1 dari 4 klien baru pertama kali melakukan

jadwal kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan klien mengenai

pengontrolan asma selain menggunakan obat masih kurang.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mayoritas pre test adalah asma tidak

terkontrol pada kelompok perlakuan sebanyak 11 responden (55,0%) dan pada

kelompok kontrol sebanyak 15 responden (75,0%). Hal ini disebabkan karena pada

kelompok kontrol maupun perlakuan belum diberikan terapi daun mint maupun

kombinasi dari buteyko dengan daun mint, artinya responden hanya mengkonsumsi

terapi farmakologi. Terapi farmakologi bisa mengatasi gejala asma tetapi tidak
secara alami artinya pasien asma masih terbiasa dengan pola pernafasan yang

overbreathing dan hal itu dapat menyebabkan penurunan CO2.

Hasil menunjukan bahwa mayoritas post test tingkat kontrol asma responden

pada kelompok perlakuan adalah asma terkontrol sebagian sebanyak 15 responden

(75,0%) sedangkan post test pada kelompok kontrol adalah asma tidak terkontrol

sebanyak 14 responden (70,0%). Pada kelompok perlakuan hal ini disebabkan

karena mekanisme buteyko merubah kebiasaan buruk pola nafas pasien yang over

breathing melalui pernafasan dalam dan lambat (reduced breathing) melalui

reduched breathing pola pernafasan akan membaik. CO2 akan kembali normal

sehingga tidak terjadi spasme pada otot bronkus (Prasana dkk, 2015). Sedangkan

masalah inflamasi yang terjadi pada asma bisa diatasi dengan aromaterapi daun mint

karena kandungan minyak essensial menthol dan methone sebagai anti inflamasi

sehingga dapat membuka saluran pernafasan (Babar, 2015).

Dari hasil pre tes dan post test menunjukkan terdapat pengaruh kombinasi

tehnik pernafasan Buteyko dengan Inhalasi sederhana Aromaterapi Daun Mint

terhadap Tingkat Kontrol Asma dengan nilai p value = 0,000 yang nilai a < 0,05.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Anwari, 2019 juga dengan menggunakan

kombinasi daun mint dan Cairan Nebulizer Pada Penanganan Batuk Asma

Bronchiale, ada 20 pasien dalam kelompok kontrol, 15 orang dalam kelompok

perlakuan dengan mint. Setelah evaluasi dasar, setiap peserta dalam kelompok

perlakuan diberikan nebulizer yang sudah ditambah mint 1 tetes dalam 2ml Nacl

0,9% dengan nebulizer selama 10 menit, diberikan pada pagi dan sore hari.

Persiapan bahan herbal aromatik memaki produk peppermint oil siap pakai dari

Nusaroma, 100% asli/Natural. diperoleh dengan cara metode ekstraksi :sistem

destilasi. Peppermint oil komposisi utama menthol 23,6%, methone 11%, cinecole
5,2%. Dosis pemakaian 1 tetes peppermint oil dalam 2ml NaCl 0,9% dengan alat

nebulizer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum penambahan ekstrak mint

pada cairan nebulizer memberikan respon status batuk yang lebih baik. Dari segi

frekuensi batuk, diketahui bahwa dari keseluruhan pasien pada kelompok pemberian

cairan dengan nebulizer, 44,4% pasien diantaranya berstatus sering mengalami

batuk. Nilai presentase ini cenderung berkurang menjadi 23,5% setelah diberikan

perlakuan penambahan ekstrak kint. Dari segi timbulnya radang diketahui bahwa

pemberian ekstrak mint mampu menurunkan status radang pasien yang semula

memiliki persentase 41,7% menurun menjadi 21,7%. Pemberian ekstrak mint juga

efektif dalam menurunkan status wheezing pasien yang semula dengan pemberian

cairan hipertonis melalui nebulizer mencapai 58,3% menurun setelah diberikan

penambahan ekstrak mint menjadi 39,1%. Hal yang serupa juga terjadi pada status

kemudahan keluarnya dahak, dimana dengan penambahan ekstrak mint mampu

menurunkan tingkat sulitnya dahak untuk keluar menjadi 13% dari semula 36,1%.

Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak mint, efektif dalam mengurangi

tingkat keparahan status batuk pasien.

Daun mint begitu bermanfaat bagi kesehatan manusia terutama untuk

menangani masalah dalam pernafasan, seperti dalam review yang dilakukan oleh

Sringaro 2018, Daun mint telah digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit

pernapasan seperti bronkitis, sinusitis, TBC, dan flu biasa. Daun mit bertindak

sebagai ekspekotran yang baik dengan mengandung mentol, menthone, limonene,

isomenthone, menthyl acetate, carvone, pinene, cinecole. Daun mint secara historis

digunakan untuk beberapa kondisi kesehatan yang sangat baik untuk obat integratif

untuk digunakan dalam kombinasi dengan terapi untuk kesehatan manusia atau
dapat bermanfaat untuk mengekstraksi molekul yang akan digunakan untuk

merumuskan obat baru, sebagai antioksidan, anti jamur, antibiofilm, dan sitotoksik.

1.3 Implikasi Keperawatan

Berdasarkan pembahasan analisis jurnal diatas maka dalam hal ini Aroma

Terapi Daun Mint dengan Inhalasi Sederhana dapat dilakukan implikasi

keperawatan sebagai berikut :

a. Rekomendasi Tindakan Keperawatan

Berdasarkan Analisis jurnal ini dapat di rekomendasikan dalam Pemberian

aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana yang dilakukan selama

3x sehari dalam waktu 15 menit saat sesak nafas ternyata juga sangat efektif

untuk mengurangi sesak nafas.. Dengan begitu aroma terapi daun mint

dengan inhalasi terapi daun mint dengan inhalasi sederhana dapat menjadi

pengobatan alternative pada pasien tuberculosis paru yang mempunyai

gejala klinis sesak nafas.

b. Rekomendasi Penelitian

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam penelitian ini dengan

menambah jumlah responden serta dapat menerapkan pasien yang

mempunyai sesak nafas seperti pada gejala klinis tuberculosis dan usia

responden yang < 16 tahun serta dapat menerapkan daun mint dengan

menggunakan seduhan teh mint untuk mengurangi sesak nafas selain

menggunakan aroma terapi daun mint dengan metode inhalasi sederhana.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Secara teori dan bukti empiris menunjukkan bahwa aroma terapi daun mint

dengan inhalasi sederhana dapat menurunkan sesak nafas pada Tuberculosis paru

karena kandungan penting yang terdapat pada aromaterapi daun mint adalah menthol

50% yang berguna sebagai anti inflamasi / pelega tenggorokan

4.2 Saran

1. Bagi Perawat

Diharapkan analisis jurnal ini khususnya bagi perawat dapat melakukan tindakan

keperawatan berupa aromaterapi daun mint dengan inhalasi sederhana dalam

menurunkan sesak nafas pada pasien tuberculosis paru.

2. Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Diharapkan aromaterapi daun mint dengan inhalasi sederhana ini dapat

dipertimbangkan untuk menjadi salah satu tindakan keperawatan yang dapat

menurunkan sesak nafas pada pasien tuberculosis paru.


DAFTAR PUSTAKA

Amelia. 2018. Aromaterapi Peppermint Terhadap Masalah Keperawatan Ketidakefektifan


Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan Bronkopneumonia.REAL in Nursing
Journal.STIKes Fort de Kock.Bukittinggi.Indonesia

Anwari. 2018. Efeektifitas Kombinasi Mint (Pappermint Oil) dan Cairan dengan Nebulizer
pada Penanganan Batuk Asma Bronchiale.STIKes RS. Anwar Medika
Sidoarjo.Indonesia

Ferari. 2018. Pengaruh Kombinasi Tehnik Pernafasan Buteyko dengan Inhalasi Sederhana
Aromaterapi Daun Mint terhadap Tingkat Kontrol Asma.. Jurnal Keperawatan
STIKes Kusuma Husada.Surakarta

Siswantoro E. 2015. Pengaruh Aromaterapi Daun Mint Dengan Inhalasi Sederhana


Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Tuberculosis Paru. Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan. STIKes Dian Husada Mojokerto.

Stringaro. 2018. Antioxidant, Antifungal, Antibiofil, and Cytotoxic Activities of Mentha spp.
Essential Oils. Medicines.www.mdpi.com/journal/medicines.

Anda mungkin juga menyukai