OLEH
NURYADIN H. SABUDI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah. Sesak nafas gejala ini ditemukan bila
kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti
efusi pleura dan pneumothoraks. Sesak nafas pada penyakit TB paru yang ringan
(baru kambuh) belum dirasakan adanya sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan
pada penyakit TB paru yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah meliputi
Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC ( 8,8 juta
– 12 juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk, Lima negara
dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan.
Sengaian besar estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia
Tenggara (45%) dimana Indonesia merupakan salah satu di dalamnya. Jumlah kasus
baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 mei
2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki
1,4 kali lebh besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan prevalensi
pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang
terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih
terpapar pada faktor resiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan
minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang
merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipasi perempuan yang merokok.
(Infodatin, 2018). Hasil riskesdas tahun 2013 prevalensi penduduk indonesia yang
(Lima) Provinsi dengan TB Paru tertinggi (0,5%). Beradasarkan data dari Seksi P2
Dinas Kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014, kasus baru TB paru BTA + yang
yaitu sebanyak 620 kasus paling sedikit di Kabupaten Pohuwato sebanyak 124
kasus, rata-rata Provinsi Gorontalo Case Notification Rate (CNR) adalah 179 per
lapangan karena penemuan kasus ini berdasarkan kinerja dari petugas di lapangan.
Capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan CNR (Case
Pada pasien TB paru yang mengalami gejala klinis salah satunya yaitu sesak
nafas biasanya keluarga pasien panic dengan cara apa untuk melakukan atau
mengurangi gejala sesak nafas selain menggunakan bantuan oksigen pada saat di
paru yang mengalami gejala klinis perlu diajarkan cara sederhana dengan metode
penguapan atau inhalasi sederhana. Uap air (mendidih) yang dihirup (inhalasi) guna
mengurangi sesak nafas. Selain itu untuk meringankan sesak nafas dapat dilakukan
dengan menghirup uap menthol yang terdapat pada daun mint. Fenomena yang
terjadi pada saat ini banyak pasien TB paru yang tidak bisa mengatasi gejala klinis
seperti sesak nafas, dan belum mengetahui manfaat dari menggunakan tanaman
Kandungan penting yang terdapat didaun mint adalah menthol dan methone.
Pada daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang sedang berbunga
mengandung 1% minyak astiri, 78% mentol bebas, 2% mentol tercampur ester, dan
paru semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adapun berdasarkan data 5 bulan
terakhir pada tahun 2019 terdapat 123 kasus TB paru yang dilakukan perawatan
rawat inap di Rumah sakit, jumlah penderita TB paru sebanyak 5 orang dengan nilai
dan terapi oksigenasi, selain itu pemberian terapi obat-obatan. Oleh karena itu
pada pasien Tuberculosis Paru agar menganjurkan untuk menggunakan aroma terapi
daun mint dengan inhalasi sederhana untuk mengurangi sesak nafas sebagai
1.2. Tujuan
Paru
1.3. Manfaat
Tuberculosis Paru
2.1. Konsep Tentang Tinjauan Teoritis
a. Definisi
sehingga menjadi lebih baik. Ketika esensial dihirup, maka molekul akan masuk
mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal,
Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi
paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran
pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada
saat terjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh
Peppermint digunakan untuk tujuan kesehatan selama ribuan tahun. Bahan Aktif
menghasilkan sensasi dingin ketika diterapkan pada mulut atau kulit. Menthol
sebagai bahan aktif utama yang terdapat dalam Peppermint dapat membantu
dalam bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan
dan cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.
sesak nafas yang dialami oleh pasien Tuberculosis Paru (Siswantoro, 2017).
1) Persiapan alat :
a) Kom kecil
b) Air hangat
c) Daun mint
2) Cara Kerja :
c) Jelaskan pada pasien dan keluarga pasien tindakan yang akan dilakukan
agar uap air hangat yang telah di campur dengan daun mint tersebut dapat
j) Cuci tangan
3) Evaluasi
bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang
terengah-engah. Sesak nafas gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru
sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura dan
pneumothoraks. Sesak nafas. Pada penyakit TB paru yang ringan (baru kambuh)
belum dirasakan adanya sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit TB
paru yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian (Yessie
& Andra, 2013). Pada pasien TB paru yang mengalami gejala klinis salah satunya
yaitu sesak nafas biasanya keluarga pasien panik dengan cara apa untuk melakukan
atau mengurangi gejala sesak nafas selain menggunakan bantuan oksigen pada saat
paru yang mengalami gejala klinis perlu diajarkan cara sederhana dengan metode
penguapan atau inhalasi sederhana. Uap air (mendidih) yang dihirup (inhalasi) guna
mengurangi sesak nafas. Selain itu untuk meringankan sesak nafas dapat dilakukan
dengan menghirup uap menthol yang terdapat pada daun mint. Fenomena yang
terjadi saat ini masih banyak pasien TB paru yang tidak bisa mengatasi gejala klinis
seperti sesak nafas dengan menggunakan tanaman alami yaitu daun mint.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana yang dilakukan selama 3x sehari
dalam waktu 15 menit saat sesak nafas ternyata juga sangat efektif untuk
pengaruh lain yang bisa mengurangi sesak nafas, misalnya pemberian oksigen
masker dan inhalasi. Dengan begitu aroma terapi daun mint dengan inhalasi terapi
daun mint dengan inhalasi sederhana dapat menjadi pengobatan alternative pada
pasien tuberculosis paru yang mempunyai gejala klinis sesak nafas. Upaya untuk
mengurangi gejala klinis sesak nafas pada pasien tuberculosis paru selain
Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya pengaruh nilai skala sesak nafas
sebelum dan sesudah diberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana.
Pada hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test di peroleh data p value 0,008 < (α) 0,05
maka Hₒ ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aroma terapi daun mint
derajat berat dan 3 responden mengalami sesak nafas dengan derajat sangat berat.
Kemudian sesudah diberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana
mengalami sesak nafas dengan derajat sedang, 1 responden mengalami sesak nafas
dengan derajat berat. Sedangkan pada kelompok kontrol pada saat pretest didapatkan
sesak nafas dengan derajat sedang dan 3 responden mengalami sesak nafas dengan
derajat sangat berat. Kemudian pada saat posttest didapatkan 3 responden yang
mengalami sesak nafas dengan derajat ringan, 3 responden mengalami sesak nafas
dengan derajat sedang dan 2 responden mengalami sesak nafas dengan derajat
sangat berat.
jalan nafas anak dengan Bronkopneumonia Dalam penelitian ini teknik pemberian
aromaterapi peppermint dengan inhalasi sederhana yang dilakukan pada pasien anak
usia 1-5 tahun dengan bronkopneumonia selama 5-10 menit selama 5 hari ternyata
sangat efektif untuk mengurangi masalah bersihan jalan tidak efektif dengan
kemungkinan adanya pengaruh pengaruh lain yang bisa mengurangi sesak nafas dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak usia 1-5 tahun dengan
pada akumulasi sputum. Sementara pada ronchi tidak mengalami perubahan hal ini
mungkin saja terjadi karena responden yang rata-rata masih berusia 1-5 tahun
keseluruhan klien tidak mengetahui pengobatan asma selain menggunakan obat dan
belum pernah mendengar mengenai tehnik pernapasan Buteyko untuk asma, 3 dari 5
lebih dari 1 kali dalam sebulan dan 1 dari 4 klien baru pertama kali melakukan
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mayoritas pre test adalah asma tidak
kelompok kontrol sebanyak 15 responden (75,0%). Hal ini disebabkan karena pada
kelompok kontrol maupun perlakuan belum diberikan terapi daun mint maupun
kombinasi dari buteyko dengan daun mint, artinya responden hanya mengkonsumsi
terapi farmakologi. Terapi farmakologi bisa mengatasi gejala asma tetapi tidak
secara alami artinya pasien asma masih terbiasa dengan pola pernafasan yang
Hasil menunjukan bahwa mayoritas post test tingkat kontrol asma responden
(75,0%) sedangkan post test pada kelompok kontrol adalah asma tidak terkontrol
karena mekanisme buteyko merubah kebiasaan buruk pola nafas pasien yang over
reduched breathing pola pernafasan akan membaik. CO2 akan kembali normal
sehingga tidak terjadi spasme pada otot bronkus (Prasana dkk, 2015). Sedangkan
masalah inflamasi yang terjadi pada asma bisa diatasi dengan aromaterapi daun mint
karena kandungan minyak essensial menthol dan methone sebagai anti inflamasi
Dari hasil pre tes dan post test menunjukkan terdapat pengaruh kombinasi
terhadap Tingkat Kontrol Asma dengan nilai p value = 0,000 yang nilai a < 0,05.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Anwari, 2019 juga dengan menggunakan
kombinasi daun mint dan Cairan Nebulizer Pada Penanganan Batuk Asma
perlakuan dengan mint. Setelah evaluasi dasar, setiap peserta dalam kelompok
perlakuan diberikan nebulizer yang sudah ditambah mint 1 tetes dalam 2ml Nacl
0,9% dengan nebulizer selama 10 menit, diberikan pada pagi dan sore hari.
Persiapan bahan herbal aromatik memaki produk peppermint oil siap pakai dari
destilasi. Peppermint oil komposisi utama menthol 23,6%, methone 11%, cinecole
5,2%. Dosis pemakaian 1 tetes peppermint oil dalam 2ml NaCl 0,9% dengan alat
nebulizer.
pada cairan nebulizer memberikan respon status batuk yang lebih baik. Dari segi
frekuensi batuk, diketahui bahwa dari keseluruhan pasien pada kelompok pemberian
batuk. Nilai presentase ini cenderung berkurang menjadi 23,5% setelah diberikan
perlakuan penambahan ekstrak kint. Dari segi timbulnya radang diketahui bahwa
pemberian ekstrak mint mampu menurunkan status radang pasien yang semula
memiliki persentase 41,7% menurun menjadi 21,7%. Pemberian ekstrak mint juga
efektif dalam menurunkan status wheezing pasien yang semula dengan pemberian
penambahan ekstrak mint menjadi 39,1%. Hal yang serupa juga terjadi pada status
menurunkan tingkat sulitnya dahak untuk keluar menjadi 13% dari semula 36,1%.
Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak mint, efektif dalam mengurangi
menangani masalah dalam pernafasan, seperti dalam review yang dilakukan oleh
Sringaro 2018, Daun mint telah digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit
pernapasan seperti bronkitis, sinusitis, TBC, dan flu biasa. Daun mit bertindak
isomenthone, menthyl acetate, carvone, pinene, cinecole. Daun mint secara historis
digunakan untuk beberapa kondisi kesehatan yang sangat baik untuk obat integratif
untuk digunakan dalam kombinasi dengan terapi untuk kesehatan manusia atau
dapat bermanfaat untuk mengekstraksi molekul yang akan digunakan untuk
merumuskan obat baru, sebagai antioksidan, anti jamur, antibiofilm, dan sitotoksik.
Berdasarkan pembahasan analisis jurnal diatas maka dalam hal ini Aroma
aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana yang dilakukan selama
3x sehari dalam waktu 15 menit saat sesak nafas ternyata juga sangat efektif
untuk mengurangi sesak nafas.. Dengan begitu aroma terapi daun mint
dengan inhalasi terapi daun mint dengan inhalasi sederhana dapat menjadi
b. Rekomendasi Penelitian
mempunyai sesak nafas seperti pada gejala klinis tuberculosis dan usia
responden yang < 16 tahun serta dapat menerapkan daun mint dengan
4.1 Kesimpulan
Secara teori dan bukti empiris menunjukkan bahwa aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana dapat menurunkan sesak nafas pada Tuberculosis paru
karena kandungan penting yang terdapat pada aromaterapi daun mint adalah menthol
4.2 Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan analisis jurnal ini khususnya bagi perawat dapat melakukan tindakan
Anwari. 2018. Efeektifitas Kombinasi Mint (Pappermint Oil) dan Cairan dengan Nebulizer
pada Penanganan Batuk Asma Bronchiale.STIKes RS. Anwar Medika
Sidoarjo.Indonesia
Ferari. 2018. Pengaruh Kombinasi Tehnik Pernafasan Buteyko dengan Inhalasi Sederhana
Aromaterapi Daun Mint terhadap Tingkat Kontrol Asma.. Jurnal Keperawatan
STIKes Kusuma Husada.Surakarta
Stringaro. 2018. Antioxidant, Antifungal, Antibiofil, and Cytotoxic Activities of Mentha spp.
Essential Oils. Medicines.www.mdpi.com/journal/medicines.