Anda di halaman 1dari 40

JENIS-JENIS

TERAPI INHALASI,
OKSIGEN DAN
PEMERIKSAAN
ACT DAN CAT

OLEH :

NURUL ANNISA

PO.714241151026
TERAPI INHALASI

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan


secara hirupan atau inhalasi dalam bentuk aerosol ke
dalam saluran napas.
Terapi inhalasi merupakan pilihan terapi pemberian obat
dengan tujuan untuk mengontrol atau terapi kondisi akut
pada penderita penyakit paru obstruksi
Keuntungan terapi inhalasi adalah :
Penghantaran obat secara langsung ke saluran napas
sehingga dosis total lebih rendah
Absorpsi dan distribusi sistemik lebih rendah
Efek samping minimal
o Keuntungan dari terapi inhalasi ini akan
meningkatkan efek terapeutik dari obat
o Untuk mencapai hasil terapi yg optimal obat
inhalasi harus dapat mencapai tempat kerjanya
dalam saluran napas
o Obat inhalasi dapat diberikan dalam bentuk aerosol
yaitu suspensi partikel dalam gas
 Penggunaan 1 x semprotan inhalasi dosisnya lebih kecil
sampai 40x dibandingkan dengan obat oral utk medapatkan
efek bronkodilatasi yg sama
 Biasanya terapi inhalasi ditujukan untuk mengatasi
bronkospasme, mengencerkan sputum, menurunkan
hipereaktiviti bronkus, serta mengatasi infeksi. Terapi inhalasi
ini baik digunakan pada terapi jangka panjang untuk
menghindari efek samping sistemik yang ditimbulkan obat,
terutama penggunaan kortikosteroid.
Jenis Terapi Inhalasi

Kriteria terapi aerosol yang ideal :


• Murah
• Mudah pemakaiannya
• Mudah dibawa, selektif mencapai saluran napas
bawah sehingga efek samping minimal.
Terapi inhalasi dapat diberikan dengan inhaler dosis terukur
(MDI/Metered dose inhaler), inhaler dosis terukur dengan
spacer, nebuhaler, nebulizer, rotahaler atau diskhaler
Macam-Macam Sistem
Inhalasi
Metered Dose Inhaler (MDI)
Inhaler dosis terukur atau lebih sering disebut MDI diberikan
dalam bentuk inhaler aerosol dengan/tanpa spacer dan bubuk
halus (dry powder inhaler) yaitu diskhaler, rotahaler, dan
turbohaler. Pada umumnya digunakan pada pasien yang
sedang berobat jalan dan jarang dipergunakan di rumah sakit.
Cara ini sangat mudah dan dapat dibawa kemana-mana oleh
pasien, sehingga menjadi pilihan utama pagi penderita asma.
Metered Dose Inhalers
– Penggunaan alat yang benar akan
memberikan dosis obat yang
tepat ke jalan napas
– Pentingnya teknik yang benar
Penggunaan alat bantu (spacer)
diperlukan untuk memperbaiki
penghantaran obat ke paruPraktis
dan mudah dibawa
Penggunaan MDI dengan alat bantu (spacer) pada anak
Penggunaan MDIs dengan alat bantu (spacer)
 Dry Powder Inhaler (DPI)

Pertamakali diperkenalkan tahun 1970 dengan kemasan single


dose. Akhir tahun 1980 muncul model multidose.
DPI merupakan tipe inhaler yang breath-actuated artinya aliran
inhalasi pengguna diperlukan untuk menghamburkan bubuk obat.
Keuntungan : cara ini menghilangkan kesalahan akibat kurang mengerti
cara pemakaian seperti pada MDI. Saat ini dikembangkan DPI yang tidak
memerlukan propelan dan ramah lingkungan.
DPI memerlukan flow rate inspirasi yang lebih tinggi untuk
menghindari penggumpalan obat agar menghasilkan ukuran
partikel yang diharapkan (respirable range). Kelembaban akan
mempengaruhi formulasi tersebut sehingga mengendapan
lebih banyak dimulut. Flow inspirasi yang kurang
menyebabkan partikel tidak dapat tersebar dengan ukuran
respirable range. Karena waktu paruh obat dalam ruang yang
tidak berkatup sehingga 10 detik, inhalasi harus dilaksanakan
secepatnya. Tidak diperbolehkan ekshalasi ke alat karena
dapat menghamburkan obat dalam hole dan terjadi
penggumpalan serta mengeras.
 Bentuk : rotahaler (single dose), diskhaler dan turbuhaler
(multidose).
Keterbatasan rotahaler antara lain tidak praktis karena setiap
pemakaian harus menyiapkan dulu.
Keuntungan diskhaler antara lain satu diskus dapat dipakai
beberapa kali dan ada indikator sisa obat.
Turbuhaler merupakan DPI pertama yang melepaskan obat
lebih banyak daripada MDI dengan penggunaan yang lebih
mudah untuk pemakai. Catatan : alat ini peka terhadap
kelembaban karena itu dianjurkan tidak disimpan ditempat
yang kelembabannya tinggi misalnya kamar mandi.
Dry Powder Inhaler
Di Indonesia yg tersedia diskus, turbuhaler, handihaler,
dan swinghaler .
Obat dihirup saat menarik napas, tidak diperlukan
koordinasi tangan dan tarikan napas .
Tidak menggunakan propelan sehingga pasien harus dapat
menarik napas dengan kuat
Praktis dan mudah dibawa
Perbedaan MDI dan DPI
MDI membutuhkan koordinasi tangan atau paru
yang tinggi
Banyak anak dan usia lanjut yang sulit
menggunakan MDI secara benar
Latihan berulang agar terampil dalam
menggunakan MDI
DPI tidak menggunakan campuran propelan
Cara Penggunaan Diskus
Cara Penggunaan Turbuhaler
Cara Penggunaan Handihaler
Cara Penggunaan Swinghaler
Nebulizer
Prinsip : mengubah obat : larutan aerosol, sehingga dapat dihirup penderita
dengan menggunakan mouthpiece atau masker.
-- Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel aerosol berukuran antara 2-5 μ.
– Berbeda dengan alat MDI dan DPI dimana alat dan obat merupakan satu
kesatuan, alat nebuliser terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri
dari generator aerosol, alat bantu inhalasi (kanul nasal, masker, mouthpiece)
dan obatnya sendiri.
– Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan
pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di
dalam nebulizer chamber. Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak
digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah dapat digunakan
dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI. Kerugiannya adalah
hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di
dalam nebulizer itu sendiri.
–Gambar Nebuliser
TERAPI OKSIGEN
 Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari
luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan
alat sesuai kebutuhan. (Standar Pelayanan Keperawatan di
ICU, Dep.Kes. RI, 2005)
 Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer.
Konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan
terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang
adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan
mengurangi stres pada miokardium. (Brunner &
Suddarth,2001)
 Terapi oksigen adalah pemberian oksigen pada konsentrasi
yang lebih tinggi dari udara bebas untuk mencegah terjadinya
hipoksemia dan hipoksia yang akan mengakibatkan terjadinya
kematian sel. (Patria & Fairuz,2012)
Tujuan pemberian terapi oksigen, yaitu :
o Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri
sehingga masuk ke jaringan untuk memfasilitasi
metabolisme aerob.
o Mempertahankan PaO2 > 60 mmhg atau SaO2 >90
% untuk mencegah dan mengatasi hipoksemia /
hipoksia serta mempertahankan oksigenasi
jaringan yang adekuat. Menurunkan kerja nafas
dan miokard. Menilai fungsi pertukaran gas.
(Patria & Fairuz,2012)
Indikasi Terapi Oksigen.
Diatas telah disampaikan bahwa oksigen bermanfaat
bila diberikan dengan indikasi yang tepat, dan berbahaya jika
oksigen diberikan secara berlebihan karena dapat
menimbulkan keracunan oksigen dan dapat mengakibatkan
kefatalan.
Indikasi klinis:
1. Untuk mendampingi terapi inhalasi.
2. Gangguan fungsi atau gagal paru seperti:
o Sesak nafas saat iistirahat.
o Sianosis sentral
o Frekuensi pernafasan istirahat tinggi
o Kelainan paru lain yg menyebabkan gangguan
ventilasi atau oksigen darah arteri rendah.
o Mengantuk, mengigau atau tidak sadarkan diri.
o Asidosis, alkalosis respiratoris atau metabolik.
o Penyakit neuromuskuler yg menyebabkan
diapraghma dan dinding dada tak berfungsi
dengan baik.
Metode Pemberian Oksigen
A. Sistem Aliran Rendah
Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah
konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang bervariasi
tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal
klien. Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun
masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal,
misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan
pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Contoh sistem aliran rendah adalah :
1. Kanula nasal
2. Kateter nasal
3. Sungkup muka sederhana,
4. Sungkup muka dengan kantong rebreathing,
5. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing.
1. Kateter Nasal
– Merupakan suatu alat sederhana yang dapat
memberikan oksigensecara kontinyu dengan
aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi
24% – 44%.
– Keuntungan : Pemberian oksigen stabil,
klien bebas bergerak, makan dan berbicara,
murah dan nyaman serta dapat juga dipakai
sebagai kateter penghisap.
– Kerugian : Tidak dapat memberikan
konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%,
tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit
dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi
lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir
nasofaring, aliran dengan lebih dari 6
liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus
dan mengeringkan mukosa hidung, serta
kateter mudah tersumbat.
2.Kanul Nasal
– Merupakan suatu alat sederhana yang dapat
memberikan oksigen kontinyu dengan aliran
1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen
sama dengan kateter nasal.
– Keuntungan : Pemberian oksigen stabil
dengan volume tidal dan laju pernafasan
teratur, pemasangannya mudah
dibandingkan kateter nasal, klien bebas
makan, bergerak, berbicara, lebih mudah
ditolerir klien dan terasa nyaman.
– Kerugian : Tidak dapat memberikan
konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai
oksigen berkurang bila klien bernafas melalui
mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul
hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.
3.Sungkup Muka Sederhana
Merupakan alat pemberian oksigen
kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan
konsentrasi oksigen 40 – 60%.
– Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang
diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula
nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan
melalui pemilihan sungkup berlobang besar,
dapat digunakan dalam pemberian terapi
aerosol.
– Kerugian : Tidak dapat memberikan
konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat
menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran
rendah.
4. Sungkup Muka dengan Kantong
Rebreathing

Suatu tehinik pemberian O2 dengan konsentrasi


tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 L/mnt
– Keuntungan : Konsentrasi O2 lebih tinggi dari
sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan
selaput lendir
– Kerugian : Tidak dapat memberikan
O2 konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah
dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong
O2bisa terlipat.
5. Sungkup Muka dengan Kantong Non
Rebreathing
– Teknik pemberian oksigen dengan
konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan
aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara
inspirasi tidak bercampur dengan udara
ekspirasi
– Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang
diperoleh dapat mencapi 100%, tidak
mengeringkan selaput lendir.
– Kerugian : Kantong oksigen bisa terlipat.
B. Sistem Aliran Tinggi
– Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh
tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi
oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah
sungkup muka dengan ventury. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas
yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan
dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif,
akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak.
Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
– Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan
petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2,
suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2
– Kerugian : Tidak dapat memberikan oksigenkonsentrasi rendah, jika aliran lebih
rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigenbisa terlipat.
PEMERIKSAAN ACT
 ACT sebagai alat pendeteksi yang dapat dipakai untuk mendeteksi
tingkat kontrol asma secara mandiri.
 Asthma Control Test merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kontrol asma pada pasien dan dianjurkan pemakaiannya.
Alat ini sangat sederhana dan mudah karena berisi 5 buah pertanyaan
yang harus diisi oleh penderita, kemudian diberikan skor pada tiap
jawaban pertanyaan dengan nilai skor 1 sampai dengan 5. Nilai
maksimal adalah 25 dengan pembagian sebagai berikut:
– Kurang dari 19= asma tidak terkontrol
– 20-24 = asma terkontrol sebagian
– 25 = asma terkontrol total
 Keuntungan lain dari penggunaan ACT ini adalah dapat meningkatkan
kualitas komunikasi antara dokter dan pasien karena pertanyaan pada
ACT jelas dan konsisten, sehingga pasien lebih terbuka dan dapat
menjawab pertanyaan dengan jujur. Validitas dari ACT dapat
ditingkatkan dengan menggunakan spirometri serta penilaian ahli.
PEMERIKSAAN CAT
– Penyakit Paru Obstruktif Kronik/PPOK (Chronic Obstructive
Pulmonary Disease/COPD) merupakan beban besar untuk pasien dan
sistem kesehatan. Perawatan pasien PPOK hanya dapat dioptimalkan
jika ada alat pengukuran standard yang handal dalam mengukur efek
keseluruhan penyakit terhadap kesehatan pasien.
– Sayangnya, pemeriksaan fungsi paru yang biasa digunakan tidak
mencerminkan dampak PPOK. Akibatnya, dibutuhkan alat yang
mudah digunakan untuk mengukur dampak PPOK terhadap
kesehatan pasien dan meningkatkan pemahaman antara dokter dan
pasien terhadap dampak penyakit untuk mengoptimalkan
pengelolaan pasien dan mengurangi beban penyakit. COPD
Asssessment Test (CAT) dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
– CAT merupakan kuesioner yang sudah tervalidasi dan terstandarisasi
yang digunakan untuk menilai status kesehatan pasien PPOK. CAT terdiri
dari 8 item pertanyaan yang mudah dimengerti dan dijawab oleh pasien.
CAT memiliki skor dari 0-40. CAT harus diisi sendiri oleh pasien tanpa
bantuan praktisi kesehatan. Dengan 8 item pertanyaan, CAT sudah dapat
menunjukkan efek yang jelas terhadap status kesehatan dan kehidupan
sehari-hari pasien.
– CAT bukan merupakan alat diagnostik seperti spirometri. Namun CAT
dapat digunakan bersama-sama dengan spirometri dalam penilaian klinis
pasien PPOK untuk mengetahui apakah penatalaksanaan sudah optimal.
CAT juga tidak dapat menggantikan terapi PPOK, tetapi dapat membantu
dalam memonitor efek terapi.
Berikut adalah COPD Assessment Test (CAT/Uji
Penilaian PPOK)

– Berilah jawaban yang tepat untuk


menggambarkan kondisi pasien saat ini,dengan
memberi tanda silang (X) pada kotak. Satu
jawaban untuk masing-masing pertanyaan dan
kemudian nilai setiap pertanyaan dijumlahkan.
– Untuk melihat hasilnya, bisa dilihat pada Tabel
Level dampak PPOK pada status kesehatan di
atas (post pertama).

Anda mungkin juga menyukai