Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sehat merupakan suatu keadaan yang ideal bagi setiap orang. Menurut World

Health Organization (WHO), sehat adalah keadaan sejahtera sempurna dari fisik,

mental, dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit dan

kelemahan. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit atau

tidak adanya keluhan dan memang secara klinis tidak adanya penyakit

(Notoatmodjo, 2010). Kesehatan fisik merupakan salahs atu aspek dimana

kesehatan fisik itu sendiri mencerminkan bahwa semua organ tubuh berfungsi

normal atau tidak mengalami gangguan termasuk diantaranya adalah kesehatan

pada sistem pernafasan.

Penyakit dalam adalah cabang dan spesialisasi kedokteran yang menangani

diagnosis dan penanganan organ dalam tanpa bedah pada pasien dewasa. Penyakit

Dalam adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan berbagai penyakit dan

masalah kesehatan yang memengaruhi organ-organ bagian dalam orang dewasa.

Yang disebut spesialis penyakit ini adalah dokter pengobatan, internis, atau internis

umum. Hal ini berarti bahwa pulmonologi, yang mengkhususkan diri dalam paru-

paru, juga dianggap sebagai internis, asalkan dia hanya menangani pasien dewasa.

Sistem pernapasan atau respirasi adalah sistem pada manusia yang berfungsi

untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbon dioksida

melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis
2

walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sisteam pernapasan dipengaruhi

oleh susunan saraf otonom. Fisiologi pernapasan meliputi : Oksigenasi tubuh

melalui mekanisme ventilasi, perfusi dan transpor gas pernapasan. Pengaturan saraf

dan kimiawi mengontrol fluktuasi dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan

untuk memenuhi perubahan kebutuhan oksigen. Kekurangan oksigen dalam tubuh

menyebabkan stamina yang ditandai banyak gejala seperti mengantuk, kelelahan,

pusing, kejang otot, depresi dan gangguan pernapasan. Beberapa gangguan

pernapasan yang menghambat saluran pernapasan antara lain sesak nafas pada

Tubercolosis, Asma

Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri

Mycobaterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-

bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang

meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita

terengah-engah. Sesak nafas gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru

sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura dan

pneumothoraks. Sesak nafas. Pada penyakit TB paru yang ringan (baru kambuh)

belum dirasakan adanya sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit TB

paru yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian

(Yessie & Andra, 2013).

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluan napas yang melibatkan banyak

sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsif

yang menimbulkan kejadian episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada

terasa berat dan batuk-batuk, terutama malam atau dini hari. Episodik tersebut

berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan sering kali
3

bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan (Perhimpunan Dokter Paru

Indonesia, 2006).

Asma merupakan penyakit yang sangat dekat dengan masyarakat dan

mempunyai populasi yang terus meningkat. Menurut survey The Global Initiative

for Asthma (GINA) tahun 2004, ditemukan bahwa kasus asma di seluruh dunia

mencapai 300 juta jiwa dan di prediksi pada tahun 2025 penderita asma akan

bertambah menjadi 400 juta jiwa. Dan World Health Organization(WHO) juga

mengindikasikan hal yang serupa bahwa jumlah penderita asma di dunia akan terus

bertambah sekita 180 ribu orang per tahun (Mutaqqin, 2009). Di Indonesia sendiri

saat ini penyakit asma menduduki urutan sepuluh besar penyebab kesakitn dan

kematian (Depkes RI, 2007).

pengontrolan gejala sesak nafas atau asma dapat dilakukan dengan cara

menghindari alergen pencetus keduanya, konsultasi sesak nafas atau asma dengan

tim medis secara teratur, hidup sehat dengan asupan nutrisi yang memadai dan

menghindari stres. Semua penatalaksanaan ini bertujuan untuk menguraangi gejala

asma dengan mengingkatkan sistem imunitas (The Astha Foundation Of Victoria,

2002). Akhir-akhir ini, para penderita asma mulai memanfaatkan terapi

komplementer (nonfarmakologi) untuk mengendalikan asma yang dideritanya.

Jumlah penderita asma yang sudah memanfaatkan terapi komplementer ini

diperkirakan cukup tinggi yaitu sekitar 42% dari penderita asama yang ada di New

Zealand (McHug, 2003).

Salah satu cara yang dapat mengurangi sesak nafas yaitu dengen memberikan

aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana atau metode penguapan. Aroma

terapi daun mint adalah suatu penyembuhan yang berasal dari alam dengan
4

menggunakan daun mint sebagai tambahan baku. Daun mint mengandung daun

menthol sehingga sering digunakan juga sebagai bahan baku obat flu (Jefry, 2014).

Kandungan penting yang terdapat didaun mint adalah menthol (dekongestan alami).

Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial menthol dan menthone. Pada

daun dan ujung-ujung caban tanaman mint yang sedang berbunga mengandung 1%

minyak atsiri, 78 % mentol bebas, 2% mentol tercampur ester, dan sisanya resin,

tanning, asam cuka (Tjitrosoepomo, 2010).

Aroma menthol yang terdapat pada daun mint memiliki anti inflamasi, sehingga

nantinya akan membuka saluran pernapasan. Selain itu daun mint juga akan

membantu menyembuhkan infeksi akibat serangan bakteri. Karena daun mint

memiliki sifa antibakteri, daun mint akan melonggarkan bronkus sehingga akan

melancarkan pernapasan (Siswantoro, 2015).

Oleh karena itu diperlukan health education, demontrasi dan memberikan asuhan

keperawatan pada pasein sesak napas atau asma agar menganjurkan untuk

menggunakan aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana untuk mengurangi

sesak napas sebagai modifikasi terapi nonfarmaklologis.

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi

sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien dengan gangguan saluran

pernapasan. Oleh karena itu, mahasiswa tertarik untuk melakukan presentasi ebn

tentang Teknik Inhalasi sederhana Aromaterapi Daun Mint untuk menghilangkan

sesak nafas pada pasein penyakit dalam dengan gangguan pernapasan di RSUD Dr.

Adjidarmo Rangkasbitung.
5

B. TUJUAN

Tujuan dari presentasi ebn ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan baru tentang aromaterapi daun mint.

2. Mengenalkan pada perawat tentang inhalasi sederhana dengan aromaterapi

daun mint untuk menghilangkan sesak nafas.

3. Mengenalkan terapi non medis untuk mengatasi gangguan sesak nafas atau

asma pada pasien dengan gangguan pernapasan.


6

BAB II

ANALISA JURNAL

A. JURNAL EBN

1. Judul :

“Pengaruh Aroma Terapi Daun Mint Dengan Inhalasi Sederhana Terhadap

Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Tuberculosis Paru.”

Peneliti :

Edy Siswantoro, 2013

Populasi, Sampel dan Teknik Sampel :

Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan rancangan

One Group Pretest-Posttest Design Yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk

menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok subjek yang

mendapat perlakuan, kemudian dibandingkan dengan kelompok subjek yang

tidak mendapat perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua

penderita tuberculosis paru yang mempunyai gejala klinis sesak nafas yang ada

di Puskesmas Sooko, Kecamtan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Tehnik

pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara Simple random Sampling.

Hasil Penelitian :
7

 Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test pengaruh aroma terapi daun mint

dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien

tuberculosis paru pada kelompok ekspreimen terlihat bahwa signifikan

sebesar p-value 0.008 < (a) 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya

terdapat pengaruh siginifikan penurunan nilai skala sesak nafas pada

kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

 Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test pada kelompok kontrol

didapatkan bahwa tingkat signifikansi sebesar p-value 0.317 > (a) 0.05,

maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat daun mint dengan

inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien tuberculosis

paru pada kelompok kontrol antara pretest dan posttest. Maka berdasarkan

hasil analisis Wilcoxon Signed Ranks Test pada kelompok eksperimen ada

pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap

penurunan sesak nafas pada pasien tuberculosis paru.

Berdasarkan hasil penelitian ini tehnik pemberian aroma terapi daun mint

dengan inhalasi sederhana yang dilakukan selama 3x sehari dalam waktu 15

menit saat sesak nafas ternyata juga sangat efektif untuk mengurangi sesak

nafas. Namun tidak menutup kemungkinan adanya pengaruhpengaruh lain

yang bisa mengurangi sesak nafas, misalnya pemberian oksigen masker dan

inhalasi. Dengan begitu aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana

dapat menjadi pengobatan alternative pada pasien tuberculosis paru yang

mempunyai gejala klinis sesak nafas. Upaya untuk mengurangi gejala klinis

sesak nafas pada pasien tuberculosis paru selain menggunakan obat-obatan

farmakologis dapat pula menggunakan non farmakologis. Daun mint


8

mempunyai kandungan minyak essensial menthol yang dapat melonggarkan

pernafasan.

2. Judul :

“Pengaruh Kombinasi Tehnik Pernafasan Buteyko dengan Inhalasi Sederhana

Aromaterapi Daun Mint Terhadap Tingkat Kontrol Asma.”

Peneliti :

Cinhia Ferari, Ika Subekti Wulandari, Nur Rakhmawati, 2018

Populasi , Sampel dan teknik sampel :

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Quasy-Eksperiment dengan

menggunakan desain Pre And Post Tes With Control Group. Pengambilan

sampel menggunakan random sampling. Responden kelompok perlakuan

(n=20), responden kelompok kontrol (n=20). Masing-masing kelompok diukur

tingkat kontrol asmanya menggunakan ACT (Asthma Control Test). Analisa

data dengan Uji Wilcoxon untuk mengetahui hasil masing-masing kelompok.

Untuk mengetahui perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol menggunakan Uji Mann Whitney.

Hasil Penelitian :

- Tingkat kontrol asma pre post test pada kelompok perlakuan menunjukkan

nila p value = 0.000 yang nilai a < 0,05 sehingga terdapat perbedaan tingkat

kontrol asma, tingkat kontrol asma pre post test pada kelompok kontrol
9

menunjukan nilai p value = 0.317 yang nilai a > 0.05 sehingga tidak

terdapat perbedaan tingkat kontrol asma, sedangkan tingkat kontrol asma

post test kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan nilai p value =

0.000 yang nilai a < 0.05.

- Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat kontrol

asama pada pasien asma secara signifikan setelah diberikan terapi

kombinasi Terapi kombinasi dapat direkomendasikan sebagai intervensi

mandiri baik dalam layanan komunitas maupun rawat jalan.

3. Judul :

“Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Asma Dengan Intervensi Inovasi

Teknik Pernapasan Buteyko Dan Aroma Terapi Daun Mint Terhadap

Penurunan Frekuensi Pernapasan Dan Peningkatan Saturasi Oksigen Di

Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.”

Peneliti :

Getha Ria Anjani, 2017.

Populasi, sampel dan teknik sampel :

Intervensi teknik pernapasan buteyko dan pemberian aroma terapi daun mint

yang diterapkan kepada pasien untuk mengatasi sesak napas dilakukan dengan
10

cara duduk dalam posisi tegak dan sebelum memulai terapi ini maka dilakukan

nodding, tipping dan hold and blow (untuk membersihkan hidung) setelah itu

ukur nadi lakukan dalam kurun waktu 1-2 menit, kemudian masuk ke langkah

pertama yaitu lakukan control pause kemudian bernapas biasa (bernapas

dangkal) selama 3 menit yang kemudian diberikan aroma terapi daun mint,

istirahat sejenak selama 20-30 detik, lanjutkan lagi dengan melakukan control

pause kemudian bernapas biasa (bernapas dangkal) selama 3 menit dan

diberikan aroma terapi daun mint, istirahat sejenak selama 20-30 detik,

lanjutkan lagi dengan melakukan control pause kemudian bernapas biasa

(bernapas dangkal) selama 3 menit sambil diberikan aroma terapi daun mint,

istirahat sejenak selama 20-30 detik, lanjutkan lagi dengan melakukan control

pause kemudian bernapas biasa (bernapas dangkal) selama 3 menit dan berikan

aroma terapi daun mint, istirahat panjang selama 2 menit, dan terkhir lakukan

control pause lagi dan setelah selesai ukur nadi sebelum mengakhiri terapi.

Hasil penelitian :

Hasil yang didapatkan pada analisa dari ketiga kasus kelolaan adalah adanya

penurunan keluhan sesak napas yang dirasakan klien (penurunan frekuensi

pernapasan) dan peningkatan saturasi oksigen dan control pause pada setiap

latihan. Penerapan intervensi inovasi perlu dilakukan di Ruang Instalasi Gawat

Darurat (IGD) agar pasien dapat mengontrol pernapasan saat serangan asma

terjadi. Teknik pernapasan Buteyko dan aroma terapi daun mint efektif

mengurangi gejala sesak napas dan menurunkan frekuensi pernapasan serta

meningkatkan saturasi oksigen pada pasien dengan diagnosa asma.


11

B. ANALISA PICO

1. IDENTIFIKASI PICO

a. P (Problem)

Masalah yang ditemukan oleh peneliti adalah sesak nafas biasanya keluarga

pasien panik dengan cara apa untuk melakukan atau mengurangi gejala

sesak nafas selain menggunakan bantuan oksigen pada saat di rumah

penderita TB paru tidak mempunyai peralatan oksigen maka penderita TB

paru yang mengalami gejala klinis perlu diajarkan cara sederhana dengan

metode penguapan atau inhalasi sederhana. Masalah selanjutnya yaitu angka

kejadian pasien asma yang cukup tinggi.

b. I (Intervention

Intervensi yang akan dilakukan disesuaikan dengan kondisi pasien dan

fasilitas yang ada. Penelitiannya menggunakan kuantitatif Quasy-

Eksperiment dengan menggunakan desain Pre And Post Test With Control

Group. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Analisa data

dengan Uji Wilcoxon untuk mengetahui hasil masing-masing kelompok,

untuk mengetahui perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol menggunakan Uji Mann Whitney.

c. C (Comparison) :

Penatalaksanaan penurunan gangguan pernafasan dilakukan dengan teknik

buteyko. Kelebihan dari teknik pernapasan buteyko adalah teknik ini dapat

dilakukan dimana saja, hanya bermodal pengetahuan bagaimana langkah-

langkahnya saja pasien dapat mengatasi keluhannya sendiri paling tidak


12

dalam penanganan pertama. Dan jika pasien asma tersebut tidak dapat

melakukan teknik pernapasan buteyko yang telah diajarkan pada tahap

sedang (Full 1 Set minggu pertama) maka, pasien tersebut bisa

menggunakan teknik pernapasan buteyko pada tahap yang lebih mudah

bahkan sangat mudah, sehingga pasien dapat menyesuaikan dengan

keadaannya atau beratnya keluhan sesak napas yang dirasakan pasien.

Intervensi keperawatan ini juga harus mendapat dukungan dari keluarga

dan teman terdekat, karena

dukungan dari keluarga adalah salah satu motivasi dan bagian dari tingkat

keberhasilan terapi ini ketika pasien merasakan keluhan dan mulai gelisah

serta panik. Namun, selain terdapat kelebihan terapi ini juga memiliki

kekurangan yang mana berdasarkan fenomena di lapangan, pasien bisa saja

menolak terapi ini ketika diberikan karena pasien tersebut merasakan

keluhan sesak napas yang berlebih sehingga pasien ingin segera

mendapatkan penanganan yang cepat semisal dengan pemberian aliran

oksigen ataupun penggunaan nebulizer. Saat keluhan sesak napas yang

berlebih pasien terkadang pasien tidak lagi memperhatikan dan tidak mau

memahami manfaat-manfaat dari terapi teknik-teknik pernapasan karena

ketika melakukan terapi teknik-teknik pernapasan tersebut butuh

ketenangan dan konsentrasi agar mendapatkan hasil yang maksimal,

sementara pasien dalam keadaan gelisah dan ingin mendapatkan

penanganan yang cepat dan instan. Sehingga dengan banyaknya langkah-

langkah pada teknik pernapasan buteyko ini menjadi sebuah alasan untuk

dilakukannya pada pasien asma dengan keluhan sesak napas yang berlebih.
13

d. O (Outcame) :

Berdasarkan Hasil penelitian dari uji Wilcoxon di peroleh data p value

0,008 < 0,05 yang artinya ada pengaruh aroma terapi daun mint dengan

inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas dan pada hasil uji Mann

Whitney U menunjukkan p value 0,006 < 0,05 yang berarti ada beda antara

nilai skala sesak nafas kelompok kontrol tanpa diberikan aroma terapi daun

mint dengan inhalasi sederhana. Melihat hasil penelitian ini maka aroma

terapi daun mint dengan inhalasi sederhana dapat dijadikan sebagai terapi

nonfarmakologi untuk mengurangi gejala klinis dari tuberculosis yaitu sesak

nafas.
14

BAB III

TINJAUAN TEORI

A. AROMATERAPI

1. Definisi

Aroma terapi adalah terapi atau pengobatan dengan menggunakan bau-

bauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang berbau harum

dan enak. Minyak astiri digunakan untuk mempetahankan dan meningkatkan

kesehatan dan kesejahteraan, sering dibagungkan untuk menenangkan sentuhan

penyembuhan dengan sifat terapeutik dari minyak astiri (Craig Hospital, 2013).

Aromaterapi dapat juga didefinisikan sebagai penggunaan terkendali

esensial tanaman untuk tujuan terapeutik (Posadzki et al, 2012). Jenis minyak

aromateapi yang umum digunakan yaitu :

a. Minyak Eukaliptus, Radiata (Eucalyputs Radiata Oil)

b. Minyak Rosemary (Rosemary Oil)

c. Minyak Ylang-Ylang (Ylang-Ylang Oil)

d. Minyak Tea Tree (Tea Tree Oil)

e. Minyak Lavender (Lavender Oil)

f. Minyak Peppermint

g. Minyak Jeruk Lemon (Lemon Oil)

h. Minyak Chamomile Roman

i. Minyak Clary Sage (Clary Sage Oil)


15

2. MEKANISME AROMATERAPI

Efek fisiologis dari aroma dapat dibagi menjadi dua jenis : mereka yang

bertindak melalui stimulasi system saraf dan organ-organ yang bertindak

langsung pada organ atau jaringan melalui effector-receptor mekanisme

(Hongratanaworakit, 2004).

Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi atau penyerapan

minyak esensial memicu perubahan dalam system limbic, bagian dari otak

yang berhubungan dengan memori dan emosi. Hal ini dapat merangsang

respon fisiologis saraf, endoktrin atau system kekebalan tubuh, yang

mempengaruhi denyut jantung tekanan darah pernafsan aktifitas gelombang

otak dan pelepasan berbagai hormone di seluruh tubuh.

Efekny apada otak dapat menjadikan tenang atau merangsang system

saraf, serta mungkin membantu dalam menormalkan sekresi hormone.

Mengirup minyak esensial dapat meredakan gejala pernafasan, sedangkan

aplikasi lokal minyak yang diencerkan dapat membantu untuk kondisi tertentu.

Pijak dikombinasikan dengan minyak esensial memberikan relaksasi, serta

bantuan dari rasa nyeri, kekuatan otot dan kejang. Beberapa minyak esensial

yang diterapkan pada kulit dapat menjadi anti mikroba, antiseptic, anti jamur,

atau anti inflamasi (Hongratanaworakit, 2004).

3. CARA KERJA AROMATERAPI


16

Saraf penciuman (nervus Olfaktorius) adalah satu-satunya saluran yang

terbuka menuju otak. Melalui saraf ini aroma tersebut akan mengalir ke bagian

yang melingkari otak sehingga mampu memicu memori terpendam dan

mempengaruhi tingkah laku emosional yang bersangkutan.

Ini bisa terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi

dan kemudian bertugas menyeimbangkan kondisi emosional, ujar Michael

Scholes. Penerapan terapi ini pun amat sederhana dan mudah. Beberapa cara

bisa dipilih sesuai selera. Mereka yang tidak mau bersusah payah, cukup hanya

dengan menghirup langsung aroma minyak murni melalui hidung.

Dengan begitu baunya terbawa ke saraf penciuman.Pengertian aroma

atau bau ini memang sulit dipahami. Namun perilakunya amat spesifik dan

berbeda dengan tipe stimulasi sensorik jenis lain. Yang jelas, bau atau aroma

seperti halnya setiap sensasi kenikmatan, akan melepaskan zat seperti

endorphins yang digunakan untuk memerangi stress, ujar Marcel Lavabre

dalam karyanya Aromatherapy Workbook.

Para Peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang

beraroma enak dan wangi mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dalam

bukunya yang berjudul Secrets of Power Presentations (Rahasia Kekuatan

Presentasi), Peter Urs Bender menjelaskan bahwa parfum juga memperkuat

presentasi Anda.
17

4. DAUN MINT DAN MANFAATNYA

Daun mint merupakan salah satu makanan diet yang sangat baik. Di

Cina, tanaman ini sudah digunakan sebagai pelangsing alami meskipun masih

jarang dipakai.

Beberapa penelitian telah membenarkan bahwa peppermint membantu

mengurangi rasa lapar, mengontrol nafsu makan dan meningkatkan

pencernaan.

Sebuah studi dari Wheeling Jesuit University, US, menyimpulkan bahwa

orang yang mengonsumsi peppermint secara rutin cenderung makan 2.800

kalori lebih sedikit setiap minggu dibandingkan mereka yang tidak.

Selain itu, daun mint juga mengandung mentol yang dapat mempercepat

sirkulasi, meringankan kembung, mual dan kram serta membakar lemak tubuh.

Semua ini membantu menurunkan berat badan.

Khasiat peppermint tak hanya sebatas apa yang dimakan, tetapi juga

yang dihirup oleh indera penciuman. Aroma peppermint dapat membantu

mengekang nafsu makan dan ngidam makanan.

Menurut Bryan Raudenbush, Ph.D, aroma daun mint juga meningkatkan

aktivitas otak yang mengontrol kewaspadaan. Studi oleh University of

Cincinnati membuktikan bahwa kewaspadaan mental dan fokus meningkat 28

persen karena menghirup aroma mint.


18

Tiga dari produsen terbesar dari mint dan produk terkait mint seperti

minyak esensial - adalah Amerika Serikat, India dan Cina. AS dan India

menghasilkan pasokan terbesar minyak mint yang digunakan dalam permen

karet, pasta gigi, obat kumur, dan beberapa produk lainnya. Tanaman ini

biasanya ditanam di Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika Utara. Cocok

digunakan sebagai daun mint, khususnya sebagai makanan, minuman, pasta

gigi, permen karet, dan permen. Daun mint (Mentha cordifolia). Dengan

mengonsumsi mint ternyata baik bagi tubuh, seperti mendinginkan saluran

pencernaan, atau jika sakit perut akan amat membantu menghilangkan rasa

sakitnya. Daun Mint adalah tanaman yang sangat haus. Ini tumbuh di

mucklands baik dikeringkan di Indiana, Michigan dan Wisconsin. Hal ini juga

tumbuh dengan baik di Oregon, Washington, Idaho, South Dakota dan

Montana. Daerah ini berbagi satu karakteristik: Mereka semua utara paralel ke-

41, di mana jumlah yang tepat siang hari menghasilkan hasil terbaik dan

kualitas minyak. Mint adalah tanaman tahunan yang menghasilkan benih tidak.

Hal ini ditanam dalam baris, dengan negara-bersertifikat, saham bebas

penyakit, root atau pelari bawah tanah dari tanaman yang ada. Pada tahun

kedua tanaman menyebar, menciptakan mint yang solid. Minyak disimpan

dalam kelenjar di bagian bawah daun peppermint dan spearmint. Sebuah acre

(.4 ha) mint menghasilkan sekitar 76 pound (34,5 kg) minyak. Mint sulit untuk

tumbuh dan perawatan khusus harus diambil untuk memastikan hanya kualitas

terbaik selesai minyak.Sementara meminum teh herbal mint dapat mengurangi

sindrom iritasi usus, membersihkan perut, dan juga membersihkan gangguan

pada kulit seperti jerawat. Adapun 6 manfaat kesehatan dari Daun Mint yaitu:
19

1. Manfaat untuk kesehatan utama dari daun mint adalah efeknya terhadap

sistem pencernaan tubuh. Aromanya yang khas, dapat mengaktifkan

kelenjar ludah dan enzim pencernaan dalam tubuh kita., Di negara-negara

barat daun mint dijadikan makanan pembuka. Daun mint juga dapat

digunakan mengobati gangguan pencernaan dan perut. Bila Anda sakit

perut, Anda bisa meminum secangkir Teh mint. Aroma Mint juga berguna

untuk mengobati mual dan sakit kepala. Minyak menthol yang berasal dari

daun Mint banyak dipakai orang-orang yang sering berpergian jauh untuk

mencegah mual.

2. Minyak Mint adalah stimulan, oleh karena itu dapat berguna dalam

mengobati depresi, stres dan sakit kepala. Anda bisa menggunakan sabun

aroma mint saat mandi atau meneteskan minyak mint ke sarung bantal

Anda sehingga Anda dapat menghirupnya.

3. Daun mint dapat membantu Anda menurunkan berat badan, karena

merangsang pencernaan lemak! Seperti pada bahasan di atas.

4. Aroma mint yang kuat juga memberikan manfaat kesehatan pada sistem

pernapasan dan digunakan untuk mengobati berbagai gangguan

pernapasan. Hal ini sangat efektif sebagai dekongestan hidung,

tenggorokan, bronkus dan paru-paru, dan mengobati gangguan pernapasan

tertentu seperti asma dan batuk.

5. Daun Mint juga memiliki fungsi dan manfaat kesehatan untuk mulut. Daun

mint sering digunakan untuk merawat Kesehatan mulut, karena daun mint

memiliki sifat anti kuman. Anda tinggal mengunyah daun mint untuk

melawan pertumbuhan bakteri berbahaya di dalam mulut, gigi dan lidah.


20

6. Daun mint juga baik untuk kesehatan kulit, sehingga sering digunakan

untuk mengobati jerawat, gigitan serangga, dan luka bakar. Selain itu,

daun mint juga digunakan sebagai bumbu dan item dekoratif yang

digunakan dalam berbagai hidangan kuliner dan minuman.

Pada Daun mint ini mengandung vitamin C, provitamin A, fosfor, besi,

kalsium dan potasium. Serat, klorofil dan fitonutrien juga banyak terkandung

didalam daun mint. Daun mint dipercaya dapat memulihkan stamina tubuh,

meredakan sakit kepala, mencegah demam, mempunyai sifat antioksidan

pencegah kanker dan menjaga kesehatan mata.

B. TERAPI INHALASI SEDERHANA

1. PENGERTIAN

Inhalasi menurut Muljono Wirjodiardjo, M.D.,Ph.D merupakan bagian dari

fisioterapi paru-paru (chest physiotherapy). Tepatnya, cara pengobatan dengan

memberi obat (sejenis aerosol) dalam bentuk uap secara langsung pada alat

pernapasan menuju paru-paru.

Berikut beberapa macam terapi inhalasi:

1. Metered Dose Inhaler (MDI)

2. Dry Powder Inhaler (DPI)

3. Nebulizer

4. Inhalasi sederhana/tradisional

Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk

uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang

sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.


21

Terapi ini lebih efektif ketimbang obat oral/minum seperti tablet atau sirup.

obat oral akan melalui berbagai organ dulu seperti ke lambung, ginjal, atau

jantung sebelum sampai ke sasarannya, yakni paru-paru. Sehingga ketika

sampai paru-paru, obatnya relatif tinggal sedikit.

Sedangkan dengan inhalasi, obat akan bekerja cepat dan langsung. Selain itu

dosis obat pada terapi inhalasi sangat kecil dan tidak memiliki efek samping ke

bagian tubuh lain.

2. TUJUAN UTAMA

Membuat pernapasan yang terganggu akibat adanya lendir atau tengah

mengalami sesak napas menjadi kembali normal

3. CARA PEMAKAIAN

a. Kertas tissue

Pada penggunaan ini minyak atsiri yang aromatik langsung dituangkan

kepada selembar kertas tissue, kemudian langsung dihirup. Perlu

diperhatikan bahwa penuangannya tidak boleh terlalu banyak dan label

pada botol menunjukkan anka konsentrasi yang tidak terlalu pekat (bila

perlu diencerkan terlebih dahulu dengan minyak yang sesuai), sehingga

dapat menghindari aroma yang menusuk yang dapat menyebabkan alergi

atau gangguan saraf.

Dalam industri dapat dilakukan dengan cara pembuatan dengan

menggunakan tissue yang dicelupkan kedalam minyak esensial kemudian

dikemas kedalam sachets kecil. Cara ini lebih praktis, selain dapat

disimpan lama, kita dapat pula memilih jenis aroma tertentu secara

langsung tanpa harus menuanga dan mengencerkan terlebih dahulu.


22

b. Tangan

Metode ini dinilai paling praktis karena minyak esensial langsung

dioleskan kepada tangan pengguna, diusap hingga merata, dan langsung

dihirup atau dibiarkan saja terhirup sendiri. Hal ini akan memberikan efek

yang secara langsung dan tanpa disadari karena kita ditak perlu melakukan

sesuatu untuk menghirup aromanya, sambil beraktivitas kita dapat

merasakan aroma yang membangkitkan semangat, atau meningkatkan

kegembiraan. Cara ini tidak dimaksudkan untuk sediaan topical, namun

ditujukan sebagai inhalasi, jadi pada pembuatannya tidak menggunakan

basis yang dapat diserap kulit.

c. Alat penguap

Alat penguap minyak esensial memiliki prinsip yang dibakar yaitu, minyak

esensial aromatic diletakkan pada sebuah botol yang dapat memanaskan

minyak tersebut. Botol diletakkan diatas meja atau dekat dengan seseorang

sehingga mudah terhirup.

d. Botol penyemprot

Alat ini biasanya digantungkan pada dinding rumah atau perkantoran.

Selain berfungsi sebagai parfum ruangan juga terdapat minyak esensial

yang dapat mengubah emosi seseorang yang menghirupnya. Alat ini dapat

deprogram dengan timer, maka setiap 5 menit, 10 menit (tergantung

kepada setingannya) sekali akan menyemburkan minyak esensial secaa

aerosol.

e. Vaporizer
23

Adalah alat yang mengubah minyal esensial menjadi bentuk yang mudah

menguap. Prinsipnya sama dengan alat penguap tradisional, namun tidak

menggunakan pembakaran untuk menguapkannya, alat ini lebih canggih

dan dirancang untuk minyak esensial yang tidak tahan terhadap

pembakaran. Pada pembakaran dikhawatirkan akan mengubah struktur

molekul dari senyawa kimia tersebut, sedangkan alat ini hanya mengubah

bentuknya menjadi fase uan tanpa pembakaran.

4. KEUNTUNGAN THERAPI INHALASI SEDERHANA

Banyak sekali kelebihan cara pemberian secara inhalasi dalam

penggunaan aromaterapi ini dibandingakan dengan menggunakan cara

pemberian yang lainnya, diantaranya:

 Cara inhalasi akan lebih mudah untuk masuk kedalam tubuuh kita,

tanpa melalui proses absorbs membrane sel. Molekul-molekul uap

tersebut akan langsung mengenai reseptor penciuman yang berada pada

rongga hidung. Reseptor ini langsung terhubung dengan safar

olfaktorius.

 Memberikan kesan yang bersih, karena dihantarkan melalui udara dan

tidak meninggalkan residu sisa penggunaan. Jika menggunakan cara

lain, misalnya topical, akan membuat kulit menjadi terasa berminyak

dan menimbulkan kesan tidak nyaman.

 Dalam perdagangan kini tersedia dalam bentuk padat (lilin) yang siap

dibakar, atau dalam bentuk sachetan yang langsung digunakan sekali


24

pakai. Hal ini akan mempermudah untuk didistribusikan ke tempat-

tempat yang membutuhkan.

5. KEKURANGAN CARA INHALASI

Dari sekian banyak kelebihan yang dimilikinya, adapula kekurangan yang

dimiliki dari cara pemberian inhalasi, diantaranya adalah:

 Minyak harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak pembawa

yang sesuai. Namun kini para industry sudah memikirkannya, dengan

cara menyiapkan minyak yang siap pakai dengan konsentrasi yang

sesuai.

 Umumnya memerlukan alat untuk membuat molekulnya menjadi

berbentuk fase uap.

 Kurang efektif di berikan pada balita karena uap air panas dan bau

minyak penghangatnya terlalu kuat. Belum lagi risiko kecelakaan

terkena tumpahan air panas.

7. PROSEDUR KERJA INHALASI AROMATERAPI

Menurut Kim et al (2006), metode kerja inhalasi dengan kapas basah

berisi cairan aromaterapi Daun mint dengan konsetrat 2% yang diletakkan

disamping lubang masker oksigen. Pasien menghirup aromaterapi yang masuk

bersama oksigen dengan kecepan 3-8 liter/menit. Intervensi ini dilakukan

kurang lebih 15 menit.

C. PERAN PERAWAT

a. Perawat sebagai peneliti


25

Perawat dapat meneliti tentang pengaruh dan efektifitas terapi

musik untuk menurunkan sesak nafas pada pasein dengan gangguan

pernafasan. Selain itu juga meneliti reaksi dan sejauh mana

kenyamanan yang dirasakan dengan menggunakan Tehnik relaksasi

aromaterapi. Perawat juga melaksanakan monitoring terhadap

perubahan yang terjadi pada pasien jika menggunakan Aromaterapi.

b. Perawat sebagai pendidik

Perawat memberikan Health Education (HE) yang berdasarkan

dengan semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan. Selain itu

perawat harus mampu mengajarkan tindakan pelayanan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit dan menyusun program

HE, memberikan infromasi yang tepat mengenai teknik relaksasi dengan

aromaterapi daun mint.

Sebagai pendidik, perawat memberikan pendidikan kesehatan

tentang Aromaterapi Daun Mint dapat sesak nafas pada pasein dengan

gangguan pernafasan. Dengan adanya pendidikan kesehatan yang

dilakukan oleh perawat, masyarakat dapat mengetahui pentingnya

menjaga kesehatan dan mengetahui segala manfaat teknik relaksasi

dengan Aromaterapi Daun Mint.

c. Perawat sebagi pelaksana pelayanan keperawatan

Perawat sudah memiliki pengetahuan tentang Teknik relaksasi

Aromaterapi dengan Daun Mint. Oleh karena itu, perawat dapat

menerapkannya dalam merawat pasien dirumah sakit. Perawat juga

memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga,


26

kelompok/masyarakat mengenai manfaat aromaterapi Daun Mint.

Perawat memberi masukan bagi tenaga kesehatan dalam memfasilitasi

ruang tunggu rumah sakit.

BAB IV

ANALISIS PEMAPARAN EBN

A. ANALISA SWOT

S :

- Perawat mendapat dukungan

- Perawat kooperatif dan terbuka untuk menerima ilmu keperawatan baru.

- Cara penggunaan aromaterapi daun mint sangat mudah dan merupakan

tindakan mandiri perawat

W:

- Bukan untuk pasien dengan gangguan indera penciuman

- Tidak termasuk dalam layanan BPJS


27

- Terhambat dengan kebijakan Rumah Sakit.

- Bukan merupakan standar pelayanan Rumah Sakit.

O :

- Bisa diterapkan diruangan tergantung komunikasi dengan pasien.

- Pasien dapat melakukan sendiri

- Aman pada pasien yang tidak memiliki riwayat alergi

T :

- Perawat dituntut mengembangkan terapi kompelementen.

- Tuntutan masyarakat yang menginginkan keperawatan yang berkualitas

- Tuntutan perawatan modern dalam hal penurunan tingkat kecemasan pasien.

- Meminimalkan intervensi secara medika mentosa dalam menangani pasien

dalam kecemasan.
28

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aromaterapi daun mint adalah minyak essensial yang digunakan untuk

membantu seseorang yang mengalami gangguan pernafasan. Pemberian

aromaterapi ada 3 tahap yaitu mencampur minyak essensial daun mint, menghirup,

memposisikan pasien. Aroma mint yang kuat juga memberikan manfaat kesehatan

pada sistem pernapasan dan digunakan untuk mengobati berbagai gangguan

pernapasan. Hal ini sangat efektif sebagai dekongestan hidung, tenggorokan,

bronkus dan paru-paru, dan mengobati gangguan pernapasan tertentu seperti asma

dan batuk.
29

Dari hasil beberapa jurnal ebn menunjukan bahwa pemberian daun mint sangat

efektif untuk menurunakn gangguan pernafasan jika dibandingkan dengan

pemberian relaksasi yang lain. Dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian

aromaterapi daun mint terhadap sesak nafas atau asma.

B. SARAN

Perawat diharapkan dapat menerapkan teknik relaksasi aromaterapi untuk

menurunkan kecemasan. Perawat mampu melakukan uji coba teknik relaksasi

aromaterapi. Perawat perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang manfaat

aromaterapi lavender bagi penurunan kecemasan pasien post operasi, dan penelitian

mendatang perlu adanya kelompok control (pembanding) agar dapat dikontrol

pengaruh pemberian aromaterappi terhadap penurunan tingkat kecemasan pada

pasien sebelum operasi.

DAFTAR PUSTAKA

Getha Ria Anjani. Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Asma Dengan Intervensi

Inovasi Teknik Pernapasan Buteyko Dan Aromaterapi Daun Mint Terhadap

Penurunan Frekuensi Pernapasan Dan Peningkatan Saturasi Oksigen Di

Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Tahun 2017 (Online)

(https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/305/KIAN-.pdf?

sequence=1&isAllowed=y) diakses pada 4 Mei 2019

Cinthia Ferari, dkk. Pengaruh Kombinasi Tehnik Pernafasan Buteyko Dengan Inhalasi

Sederhana Aromaterapi Daun Mint Terhadap Tingkat Kontrol Asma


30

(online) (http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/repo/disk1/36/01-gdl-

cinthiafer-1757-1-cinthia-9.pdf) diakses pada 4 Mei 2019

Edy Siswantoro, Pengaruh Aroma Terapi Daun Mint Dengan Inhalasi Sederhana

Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Tuberculosis Paru (online)

(https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/55769758/30-27-1-

SM.pdf?

AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1557338062&Si

gnature=J67jPZMz7RC88iNVCzb%2FI2lIIvA%3D&response-content-

disposition=attachment%3B%20filename

%3DPENGARUH_AROMA_TERAPI_DAUN_MINT_DENGAN_I.pdf)

diakses pada 4 Mei 2019

Anonimous, Pemakaian Minyak Esensial secara Inhalasi (online)

(https://ashfarkurnia.wordpress.com/2011/12/17/aromaterapi/) diakses pada

4 Mei 2019

Anonimous, manfaat aromaterapi untuk pasien (Online) (https://today.mims.com/manfaat-

aromaterapi-untuk-pasien) diaskes pada 4 Mei 2019

Anonimous, Tehnik Inhalasi Sederhana (Online)

(https://www.scribd.com/document_downloads/direct/189448799?extension)

diaskes pada 4 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai