Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISCHARGE PLANNING

Pembimbing : Efa Nuraini S.Kep.,Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. Adi Andiansyah Putra A. (201901005)


2. Ageng Ibnu (201901006)
3. Ahmad Rakha S (201901007)
4. Khoirun Nisa’ Nur Cahyani (201901045)
5. Ningsih Wulandari (201901061)
6. Umi Munfadiroh (201901083)
7. Uyung Frefti Galuh S. (201901084)
8. Vira Novita (201901085)

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal dapat yang berjudul
“MANAJEMEN KEPERAWATAN DISCHARGE PLANNING”, tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari proposal ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen
Keperawatan Discharge Planning. Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Discharge Planning bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Ibu Efa Nuraini, S.Kep.,Ns, M.Kep
selaku dosen fasilitator tugas proposal Manajemen Keperawatan Discharge planning.

Kami menyadari, proposal yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan proposal ini.

Pare, 24 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Tuuan Khusus
1.5 Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Devinisi Discharge Planning
2.2 Tujuan Discharge Planning
2.3 Pemberian Pelayanan Discharge Plannig
2.4 Penerapan Discharge Plannig
2.5 Jenis Discharge Plannig
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Discharge Plannig
2.7 Prinsip Discharge Plannig
2.8 Unsur-unsur Discharge Planning
2.9 Pelaksanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan
2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Passien
2.11 Keberhasilan Discharge Planning

BAB III RENCANA KEGIATAN


3.1 Pelaksanaan Kegiatan
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
NASKAH ROLEPLAY
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Discharge planning dalam keperawatan adalah komponen yang terkait dengan rentang
keperawatan atau keperawatan yang berkelanjutanyang mana perawat lah yang dibutuhkan oleh
pasien kapanpun dan dimanapun. Hal ini dapat menimbulkan suatu kegagalan asuhan
keperawatan pada saat pemberian dan pendokumentasian perencanaan pasien pulang. Jika
kegagalan ini terjadi dapat berisiko terhadap beratnya penyakit, disfungsi fisik, bahkan ancaman
hidup pasien. Perencanaan pulang ini diperlukan komunikasi yang terapeutik dan terarah
sehingga hal yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti sehingga berguna dalam
keperawatan pasien pada saat di ruma. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal
yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok
orang ke kelompok lainnya (RCP,2001).

Discharge Planning atau perencanaan pulang dapat menghasilkan hubungan yang


terintegritas antara keperawatan yang diterima pada saat di rumah sakit dengan keperawatan
yang diberikan setelah pasien pulang. Namun saat ini untuk perawatan pasien setelah pasien
pulang dirasa belum cukup optimal dilakukan. Yang mana kegiatan dan peran keperawatan
terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi pada saat kontrol ulang. Pasien
yang memerlukan keperawatan kesehatan dirumah seperti konseling kesehatan, penyuluhan, dan
pelayanan komunitas kurang dibantu dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pasien
tersebut pulang dan akibatnya sering terjadi kembali keruangan kedaruratan dengan masalah
minor yang diterima kembali dalam waktu 24 jam sampai 48 jam dan kemudian pulang kembali.

Perawat merupakan salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge


planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, menentukan tujuan dengan
atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan
mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien
secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan. Hal ini merupakan
usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi

1
kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain
untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga
membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana manajemen keperawatan discharge planning yang tepat?

1.3 Tujuan Umum


Penyusunan makalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen
keperawatan, agar dapat mengetahui proses Discharge Planning pada manajemen
keperawatan diaplikasikan dalam model asuhan keperawatan professional.
1.4 tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengertian discharge planning
2. Mengidentifikasi tujuan discharge planning
3. Mengidentifikasi struktur discharge planning
4. Mengidentifikasi prinsip discharge planning
5. Mengidentifikasi proses discharge planning
6. Mengidentifikasi keuntungan discharge planning
7. Mengidentifikasi pelaksanaan discharge planning
1.5 Manfaat

Bagi Pasien

Dapat tercapainya kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan keperawatan, sehingga


pemahaman pasien mengenai discharge planning atau keperawatan sebelum pulang tercapai
dengan baik.

Bagi Perawat

Dapat tercapainya kepuasan dalam bekerja sehingga dapat melaksanakan kegiatan


discharge planning yang benar dan mudah dipahami oleh klien atau pasien dan meningkatkan
kepercayaan klien atau pasien terhadap asuhan yang diberikan.

Bagi Institusi

Dapat terciptanya model asuhan keperawatan yang profesional.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Discharge Planning

Discharger planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan kegiatan yang
terkait dengan penyediaan perawatan terkoordinasi yang berkelanjutan ketika pasien dipulangkan
dari fasilitas kesehatan. Perencanaan pulang didefinisikan sebagai proses mempersiapkan pasien
untuk berpindah dari satu unit pelayanan ke unit lain di dalam atau di luar fasilitas kesehatan
umum.

Rindhianto (2008) mendefinisikn discharge planning sebagai perencanaan kepulangan


pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu
dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.

Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem perawatan


berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk
perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah
dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges &
Moorhouse, 2000).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Discharge Planning adalah komponen sistem perawatan


berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien
dan keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang  lain
didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan
kondisi penyakitnya.

2.2. Tujuan Discharge Planning

Tujuan dilakukan discharge planning adalah :

1. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan mental untuk pemindahan ke rumah
atau lingkungan yang disetujui.

3
2. Memberikan informasi tertulis dan lisan kepada pasien dan layanan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan mereka dalam proses pemulangan.
3. Memfasilitasi proses pemulangan relokasi yang nyaman dengan memastikan bahwa
semua fasilitas kesehatan yang diperlukan disiapkan untuk penerimaan pasien.
4. Mempromosikan tingkat kemandirian yang tinggi bagi pasien dan keluarganya melalui
penyediaan dan perawatan mandiri yang mandiri.

2.3. Pemberian Layanan Discharge Planning

Proses perencanaan pemulangan harus komprehensif dan multidisiplin, termasuk semua


penyedia layanan kesehatan yang terlibat dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien.
Seseorang yang merencanakan pemulangan atau mengoordinasikan perawatan lanjutan adalah
staf rumah sakit yang bersama-sama dengan petugas kesehatan bertindak sebagai konsultan
dalam proses perencanaan pemulangan, memberikan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf
rumah sakit untuk merencanakan dan melaksanakan perencanaan pulang. Seorang perencana
pemulangan bertugas membuat, mengoordinasikan, dan memantau rencana dan memberikan
tindakan dan proses perawatan yang berkelanjutan.

Discharge planning ini memberikan peran penting perawat dalam proses asuhan pasien dan
dalam tim discharge planning rumah sakit karena keterampilan dan pengetahuan perawat dalam
proses keperawatan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan asuhan keperawatan melalui
proses discharge planning.

2.4. Penerapan Discharge Planning

Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit membutuhkan jadwal atau rencana pemulangan.
Pasien dan semua anggota keluarga harus diberitahu tentang semua rencana pemulangan.
Discharge planning atau rencana pemulangan melibatkan tidak hanya pasien, tetapi juga
keluarga, teman, dan layanan kesehatan dengan catatan layanan kesehatan dan sosial bekerja
sama.

2.5. Jenis Discharge Planning

Discharge planing dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

4
a. Pulang sementara atau cuci (conditioning Discharge). Pemulangan ini dilakukan bila
klien dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi. Klien untuk sementara dirawat di
rumah tetapi harus dipantau oleh rumah sakit atau puskesmas terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Metode ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun, jika klien perlu dirawat kembali, proses
pengobatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge). Pada keadaan ini klien dapat pulang walaupun kondisi
kesehatannya tidak memungkinkan untuk pulang, namun klien harus berada di pantau
dan bekerjasama dengan puskesmas terdekat.

2.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Discharge Planning

Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam Pemberian
pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu, yaitu :

1. Sikap perawat yang baik mempengaruhi cara penyampaian informasi kepada pasien
sehingga pasien dapat memahaminya dengan lebih jelas.
2. Pengendalian emosi perawat merupakan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pendidikan kesehatan. Kontrol emosi yang baik akan membuat perawat lebih sabar,
cermat, dan hati-hati. Hal ini memudahkan pasien untuk menerima apa yang telah
disampaikan.
3. Pengetahuan merupakan kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat untuk melakukan kegiatan
pembelajaran bagi pasien. Pasien semakin banyak menerima informasi dan informasi
sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Pengalaman perawat sebelumnya mempengaruhi gaya pelaporan perawat sehingga
informasi yang diberikan lebih disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Perawat juga dapat
lebih baik membaca situasi pasien berdasarkan pengalaman mereka.

Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
pendidikan kesehatan :

5
1. Motivasi adalah faktor intrinsik yang mendorong, mendasari dan membimbing pasien
untuk belajar. Ketika motivasi pasien tinggi, pasien akan aktif untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya dan tindakan yang diperlukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
2. Sikap positif pasien terhadap diagnosis dan pengobatan penyakitnya akan memudahkan
dalam memperoleh informasi saat melakukan pendidikan kesehatan.
3. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan kecemasan
menurunkan kemampuan menerima informasi.
4. Kesehatan fisik pasien yang tidak baik menyebabkan penerimaan informasi menjadi
terganggu.
5. Tahap perkembangan tergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin baik kemampuan
menyerap informasi dan pengetahuan sebelumnya.
6. Keterampilan belajar yang baik akan memudahkan pasien menerima dan mengolah
informasi yang diberikan dalam pendidikan kesehatan. Kemampuan belajar sering
dikaitkan dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin besar pula kemampuannya untuk belajar.

2.7. Prinsip Discharger Planning

1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keingginan dan kebutuhan dari
pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini terkait dengan masalah yang dapat
muncul di rumah dan dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pemulangan bersifat kolaboratif. Perencanaan pemulangan adalah layanan
multidisiplin dan semua tim harus bekerja sama.
4. Perencanaan bantuan disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Langkah-
langkah atau rencana yang dilaksanakan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan
tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pemulangan dilakukan di semua sistem kesehatan. Setiap pasien memasuki
ruang lingkup pelayanan dan harus dilakukan discharge planning.

2.8. Unsur-unsur Discharge Planning

6
1. Identifikasi dan evaluasi dukungan apa yang dibutuhkan pasien untuk merencanakan
pemulangan.
2. Bekerja sama dengan pasien. Keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk memfasilitasi
perencanaan pemulangan.
3. Mengajarkan pasien dan keluarganya tentang strategi pencegahan untuk mencegah
kekambuhan atau komplikasi.
4. Merekomendasikan beberapa layanan rawat jalan atau rehabilitasi untuk pasien dengan
penyakit kronis.
5. Berkomunikasi dan berkoordinasi dengan tim kesehatan lain tentang langkah atau
rencana discharge planning yang akan dilakukan.

2.9. Pelaksanaan Discharge Planning dan proses keperawatan

Proses Discharge planning memiliki kesamaan dengan proses Keperawatan. Kesamaan


tesebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat sampai dengan
adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama mendapatkan perawatan di rumah
sakit. Pelaksanaan Discharge planning secara lebih lengkap dapat diurut sebagai berikut:

a. Sejak pasien dirawat, lakukan pengkajian kebutuhan perawatan kesehatan di rumah


pasien berdasarkan riwayat medis, rencana perawatan, dan penilaian berkelanjutan
terhadap fungsi fisik dan kognitif.
b. Kaji perlunya pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarganya terkait terapi di rumah,
hal-hal yang harus dihindari akibat gangguan kesehatan dan komplikasi yang mungkin
timbul.
c. Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk menyelidiki faktor lingkungan di rumah
yang dapat mempengaruhi kemandirian (misalnya, ukuran ruangan, lebar jalan, tangga,
fasilitas toilet). (Perawat yang memberikan perawatan di rumah hadir pada saat rujukan
untuk membantu pengkajian).
d. Bekerja dengan dokter dan spesialis lain untuk mengkaji kebutuhan rujukan ke rumah
atau pusat layanan lainnya.
e. Kaji terhadap masalah kesehatan dan larangan yang terkait dengan masalah kesehatan
tersebut.

7
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang perbedaan kebutuhan klien setelah
pulang.
g. Menetapkan diagnosa keperawatan yang memadai dan mengimplementasikan rencana
keperawatan.

Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang relevan, yaitu sebagai
berikut :

1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.


2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individunya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman.
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah.

8
2.10. Persiapan sebelum hari kepulangan pasien

a. Anjurkan cara mengubah lingkungan fisik di rumah untuk memenuhi kebutuhan pasien.
b. Mendidik pasien dan keluarganya tentang sumber daya kesehatan masyarakat.
c. Memberikan informasi kepada pasien dan anggota keluarga sesegera mungkin setelah
pasien masuk rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi obat,
penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet, olahraga, hal-hal yang
harus dihindari dalam sehubungan dengan penyakit atau pembedahan, pasien dapat
menerima brosur atau buku.

2.11. Keberhasilan Discharger Planning

Perencanaan pulang dianggap baik bila pasien sudah siap untuk pulang, telah menerima
penjelasan dan petunjuk yang diperlukan untuk diikuti, dan ketika pasien dibawa pulang dengan
mobil atau alat transportasi lain. Perencanaan yang berhasil tanpa kerumitan memastikan bahwa
pasien dapat memiliki perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan rumah
sakit.

Perencanaan pemulangan yang berhasil adalah proses multidisiplin yang terkoordinasi


secara terpusat yang memastikan bahwa pasien memiliki rencana perawatan tambahan setelah
meninggalkan rumah sakit. Perencanaan pemulangan membantu pasien untuk berpindah dari
satu lingkungan ke lingkungan lainnya. Keberhasilan proses ini dapat dilihat dari beberapa
indikator.

Untuk keberhasilan perencanaan pemulangan pasien harus ditunjukkan indikator hasil yang
dicapai, yaitu:

a. Pasien dan keluarga memahami diagnosis, tingkat fungsi yang diharapkan, pengobatan
dan perawatan untuk pemulangan, perawatan lanjutan yang diharapkan, dan respon
terhadap keadaan darurat.
b. Pelatihan khusus ditawarkan kepada pasien dan keluarganya untuk memastikan
perawatan yang memadai setelah pasien dipulangkan.
c. Sistem pendukung komunitas dikoordinasikan untuk memungkinkan pasien kembali ke
rumah dan membantu klien dan keluarga mereka mengatasi perubahan kesehatan pasien.

9
d. Pemindahan pasien dan koordinasi sistem pendukung atau pemindahan pasien ke fasilitas
kesehatan lain.

10
BAB III

RENCANA KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

Topik : Ronde Keperawatan ( Nursing Round )

Hari/Tanggal : Selasa, 28 September 2021

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : Ruangan Sedap Malam, RSUD Merpati Kusuma

Pelaksana : Kepala Ruangan, Dokter, Perawat Primer, Perawat Assosiate, Petugas


Farmasi

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Pengorganisasian

Dokter : Vira Novita

KARU : Ageng Ibnu

KATIM : Adi Andiansyah

PA1 : Ahmad Rakha Savero

PA2 : Uyung Frefti

Pasien : Ningsih Wulandari

Keluarga pasien : Umi Munfadiroh

Narator : Khoirun Nissa’

11
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. PP, KARU, KATIM, 30 menit Ruang PP1&PP2,
sedang berdiskusi Perawat KARU,
mengenai discharge KATIM
planning yang akan di
berikan ke pasien Ruang Pasien
dr&PP2

2. dr,&PP2 Melakukan visit


Ruang
pagi hari di ruang pasien
Perawat dr, KARU,
KATIM,
3. dr, KARU, KATIM,
PP1&PP2
PP1&PP2 berdiskusi
mengenai keadaan pasien

Ruang Pasien
4. Setelah mendapatkan PP2

data, PP2 memanggil


keluarga pasien Ruang Pasien
PA1&PA2

5. PP1, PP2, Memberikan


Discharger planning
(Persiapan Pasien Pulang)

12
Penutup Keluarga Pasien dan Ruang Pasien PP1&PP2
Pasien berterima kasih
kepada PP1&PP2

Lampiran

13
NASKAH ROLE PLAY

Role :
Dokter : Vira Novita

Kepala Ruangan : Ageng Ibnu S

Ketua Tim : Adi APA

Perawat P1 : Ahmad Rakha

Perawat P2 : Uyung Frefti

Pasien : Ningsih Wulandari

Keluarga Pasien : Umi Munfadiroh


Narator : Khoirun Nisa’

Pada tanggal 25 September 2021 datang seorang pasien perempuan bernama Nn. N usia
20 tahun, datang ke UGD dengan keluhan demam naik turun selama 5 hari dan tinggi saat malam
hari, terdapat bintik-bintik merah pada tubuhnya, pusing dan mimisan, setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium terdapat hasil trombosit 64000 sel/mm, pasien terdiagnosa DHF dan
dirawat diruang flamboyan, setelah dilakukan perawatan selam 7 hari, keadaan pasien Nn. N
membaik, sudah tidak demam, tidak pusing, dan hasil trombosit 450.000 sel/mm, pasien
diperbolehkan pulang. Kepala ruangan, Ketua Tim dan perawat pelaksana berencana untuk
melakukan tindakan Discharge Planning.

(Ruang Perawat)

Perawat pelaksana, Kepala ruangan, Ketua tim sedang berdiskusi mengenai discharge planning
yang akan diberikan kepada pasien Nn. Ningsih dengan diagnosa DHF.

Rakha :”Selamat Pagi ibu”

14
Ageng :”Selamat pagi ners”

Rakha :” Saya Rakha sebagai Perawat Pelaksana 1 hari ini. Sebelumnya saya ingin menyerahkan
formulir rencana discharge planning kepada pasien Nn. N di ruang Mawar. Dari hasil observasi,
keadaan pasien Nn. N sudah membaik. Dari hasil laboratorium menunjukkan peningkatan
trombosit dan hematokrit dan sudah normal. Selain itu, kondisi fisik pasien bagus, sudah tidak
demam lagi. Dari segi asuhan keperawatan pasien sudah bisa pulang hari ini. Saya berencana
untuk memberikan discharge planning kepada pasien Nn. N Bagaimana pendapat bapak? Apakah
bapak menyetujuinya? Mungkin bapak bisa melihat format rencana discharge planning yang
sudah saya buat.”

Adi :”Apa yang difokuskan dari discharge planning ini ners Rakha?”

Rakha :” Nanti akan diberikan penyuluhan mengenai pencegahan demam berdarah, apa yang
perlu diperhatikan saat pasien pulang nanti dan dipersiapkan leaflet yang bisa dibawa pulang
oleh pasien.”

Ageng :”Baik kalau begitu kita diskusikan lagi dengan dokter visite hari ini”

(Ruang Flamboyan)

Dokter dan perawat pelaksana 2 melakukan visit pagi hari di ruang flamboyan, kamar 02, Pada
pasien Nn. N dengan diagnose DHF.

Uyung :”Selamat pagi mbak ningsih, bagaimana keadaan mbak ningsih hari ini?”

Ningsih :”Selamat pagi sus, alhamdulillah saya merasa sudah semakin baik sus, saya
sudah tidak demam lagi”

Uyung :”Kalau tidurnya gimana mbak ningsih, nyenyak?”

Ningsih :”Nyenyak sus”

Uyung :”Baik kalau begitu, sepertinya kondisi mbak ningsih sudah membaik ya, hari ini akan
ada kunjungan dari Dokter, mbak ningsih akan dicek kondisi kesehatannya.”

15
Vira :” Selamat pagi. Saya dengar dari suster yang merawat adik bahwa kondisi adik sudah
mulai membaik dan dari hasil laboratorium juga sudah menunjukkan perkembangan yang baik,
Bagaimana pola makannya, dik? Apakah pagi ini makanannya sudah di habiskan?”

Ningsih:”Sudah dok, hari ini saya makan habis satu porsi, nafsu makan saya juga sudah mulai
normal lagi dok, tidak seperti kemarin”

Vira :” Sudah bagus pola makannya. Nanti lebih banyak minum air putih, agar suhu badan ibu
tetap normal dan untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh ibu juga. Secara keseluruhan dari
hasil pengamatan saya, ibu sudah mengalami perkembangan kesehatan yang cukup baik, hanya
saja perlu bnayak istirahat dulu dalam beberapa hari ini”

Uyung :”Baik mbak ningsih, sekarang bisa istirahat kembali ya, sebelum saya tinggal mungkin
ada yang ingin ditanyakan?”

Ningsih:”Tidak ada sus”

Uyung :”Baik kalau tidak ada, kami permisi dulu, mbak ningsih bisa istirahat”

Ningsih:”Baik sus”

(Ruang Perawat)

Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana 1 dan perawat pelaksana
2 berdiskusi mengenai keadaan pasien Nn. N dan rencana pemberian terapi selanjutnya.

Ageng : “Dok, mengenai pasien Nn. N, apa sebaiknya bisa direncanakan untuk pulang? Karena
dari hasil observasi yang dilakukan perawat, kondisi pasien sudah membaik dan dari hasil
laboratorium normal. Trombosit dan hematokritnya juga sudah normal. Sebaiknya apa tidak
direncanakan pulang saja dok?”

Vira : “Iya ners, tadi juga saya sudah melihat hasil laboratoriumnya memang menunjukkan
peningkatan dan bisa dikatakan normal, tapi menurut saya sebaiknya jangan dipulangkan dulu
untuk lebih memastikan keadaannya.”

16
Ageng : “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien sudah bisa membaik, intervensi
keperawatan yang diberikan juga sudah tercapai, dan hanya perlu untuk lebih banyak istirahat
dan pemulihan saja di rumah.”

Vira : “Tapi bagaimana nanti dengan keadaan pasien jika muncul demam lagi? Menurut saya
pasien ini masih sedikit lemas dan masih perlu menjalani hospitalisasi, kita tunggu sampai besok
saja.”

Adi : “Maaf Dokter, sebelumnya pada intinya pasien hanya memerlukan istirahat yang cukup
untuk memulihkan kembali kondisi kesehatannya, dan menurut kami itu bisa dilakukan
dirumah.”

Ageng : “Iya Dok, mengenai penanganan demam yang nantinya jika muncul lagi, kita sudah
merencanakan discharge planning. Discharge planning ini nantinya akan diberikan edukasi
kepada pasien mengenai yang perlu diperhatikan di rumah nantinya.”

Adi : “Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan diberikan oleh perawat-perawat yang
bertugas hari ini.”

Vira : “Baik kalau begitu, saya harapkan nantinya discharge planning ini benar-benar
dilaksanakan kepada pasien dan pastikan jika pasien juga sudah memahami apa yang harus
dilakukan di rumah.”

Adi : “Baik dokter, nanti juga akan diberikan leaflet yang berisikan informasi penting bagi
keluarga pasien.”

Ageng : “Iya Dok, jadi bagaimana bisa dipulangkan pasien Nn. N hari ini ya dok?”

Vira : “Bisa. Pasien Nn. N bisa pulang hari ini, saya akan membuat surat ijin pulangnya dan
resep obat yang harus diberikan ke pasien.”

Ageng : “Ners Rakha, ini format discharge planning yang sudah saya setujui dan bisa dilakukan
pada pasien Nn. N bisa disiapkan untuk discharge planning sekarang.”

Rakha : “Baik pak, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu. Ners Uyung, tolong panggilkan
keluarga pasien Nn. N agar datang ke ruangan perawat sekarang.”

17
Uyung : “Baik, ners.”

(Ruang Flamboyan)

Perawat pelaksana 2 menuju ke ruang flamboyan dan memanggil keluarga Nn.Ningsih

Uyung :”Selamat pagi ibu”

Umi :”Iya pagi sus”

Uyung :”Dengan keluarga Nn. Ningsih ya?”

Umi :”Iya benar sus, saya ibunya”

Uyung :”Baik begini ibu, tadi setelah dibicarakan dengan Dokter. Nn. Ningsih hari ini boleh
pulang, karena keadaan sudah membaik dan semua hasil pemeriksaan juga menunjukkan
peningkatan normal. Setelah ini ibu bisa ikut saya sebentar ke ruang perawat, karena ada
beberapa penjelasan terkait perencanaan pulang Nn. Ningsih hari ini.”

Umi :”Oh begitu ya sus, baik sus”

(Ruang Perawat)

Keluarga pasien dan perawat menuju ke ruang perawat untuk memberikan informasi terkait
persiapan pulang Nn. Ningsih dan menanda tangani form persetujuan discharge planning

Adi : “Selamat pagi, Bu. Keluarga Nn. Ningsih?”

Umi : “Iya, sus”

Adi : “Begini ibu, setelah dokter tadi melakukan pemeriksaan terhadap Nn. Ningsih, dan dari
hasil tindakan keperawatan, kondisi Nn. Ningsih sudah membaik dan sudah bisa dilakukan
perawatan dirumah.”

Umi : “Apa benar suster anak saya sudah boleh pulang?”

Adi : “Iya. Pasien sudah bisa pulang hari ini dan ini resep obat yang harus ditebus dulu
sebelum pulang.”

18
Umi : “Baik suster.”

Adi : “Begini ibu, sebelum nanti Nn. Nurul pulang kami akan memberikan penyuluhan. Jadi
penyuluhan ini penting nantinya untuk menjalani selama pemulihan di rumah. Apa Ibu
bersedia?”

Umi : “Saya bersedia suster, jadi saya nantinya tahu yang benar mengenai perawatan keluarga
saya dirumah.”

Adi : “Baiklah, nanti akan diperjelas lagi oleh perawat Uyung, silahkan perawat Uyung?

Uyung :” Iya dok, baik Ibu minta waktunya sebentar sebelum pulang, untuk memberikan
penjelasan cara pemulihan kondisi Ny. Nurul dirumah. Sekarang, saya minta untuk ibu
memberikan form ini kepada Nn. Ningsih agar ditanda tangani. Form ini berisi persetujuan Nn.
Nurul untuk dilakukan penyuluhan sebelum pulang.”

Umi : “Baik, suster. Nanti akan saya berikan.Terima kasih, sus.”

Uyung :” Sama-sama bu, ibu bisa kembali, silahkan bu”

Umi :”Baik sus”

Rakha dan Uyung sebagai perawat pelaksana menuju ke ruang flamboyan untuk memberikan
Discharge Planning kepada pasien dan keluarga pasien.

Rakha : “Selamat Pagi, hari ini kami dari perawat ruang mawar yang bertugas pagi ini, akan
memberikan penyuluhan mengenai yang harus diperhatikan selama pemulihan dirumah.
Sebelumnya ada yang ingin ditanyakan dulu sebelum dimulai?”

Ningsih dan Umi: “Tidak suster.”

Rakha :” Nanti akan dijelaskan mengenai informasi-informasinya, kemudian nanti akan


ditanyakan kembali dan diakhiri dengan pemberian leaflet yang bisa dibawa pulang. Nanti yang
akan memberikan informasi adalah teman perawat saya. Bagaimana bisa dimulai sekarang?”

Ningsih dan Umi: “Bisa suster.”

Uyung : “Selamat Pagi. Benar dengan mbak Ningsih?”

19
Pasien : “Iya benar, suster.”

Uyung : “Saya perawat Uyung yang akan memberikan sedikit informasi kepada mbak dan
keluarga mengenai cara perawatan mbak ningsih dirumah nanti setelah mbak ningsih pulang dari
rumah sakit. Mungkin sebelumnya sudah tahu mengenai penyakit yang di alami?”

Ningsih :“Sudah sus, saya menderita penyakit demam berdarah karena gigitan dari
nyamuk. Kurang lebih itu yang saya tahu sus.”

Uyung : “Ok, benar. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue. Cara Pencegahan utama DHF atau demam berdarah yaitu dengan cara
mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga
kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, diantaranya:

1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan-makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat
yang cukup.
2. Perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M (menguras,
menutup, mengubur).
3. Fogging atau pengasapan

Sudahkah Ny. Nurul dan keluarga melakukan salah satu atau mungkin keseluruhan dari cara
pencegahan yang saya sebutkan tadi?”

Ningsih dan umi : “Belum, suster. Saya dan keluarga kurang memperhatikan lingkungan sekitar
rumah.”

Uyung : “Untuk itu kedepannya pencegahan yang saya paparkan tadi bisa di terapkan.”

Rakha : “Selanjutnya saya akan menambahkan sedikit. Apakah tahu bagaimana penanganan
awal untuk mengatasi demam saat-saat awal terkena demam berdarah?”

Pasien : “Tidak tahu, suster.”

Rakha : “Nah, untuk penanganan awal saat demam bisa dilakukan dengan cara melakukan
kompres hangat, mengapa harus kompres hangat karena agar dapat menyesuaikan dengan suhu
tubuh dulu, jadi turunya secara perlahan, kalau memakai kompres dingin, nanti suhunya akan

20
turun secara drastis dan dikhawatirkan akan naik secara drastis pula, begitu ibu, selanjutnya saat
dirumah nanti mbak ningsih dianjurkan untu k banyak minum air putih, dan makanan makanan
yang lunak, tidak boleh asam dan pedas dulu, serta istirahat yang cukup”

Uyung :”Baik ibu, dari sini apa mbak ningsih dan ibu sudah paham?”

Ningsih dan Umi :”Sudah paham sus”

Rakha : “Baik, apakah sekarang ibu bisa menyebutkan apa saja tadi perawatan yang dapat
dilakukan dirumah?”

Umi : “Istirahat yang cukup, banyak minum air putih, makan makanan yang lunak dan tidak
boleh asam atau pedas, dan menjaga kebersihan lingkungan rumah sus agar dapat mengurangi
vektor nyamuk”

Uyung : “Benar bu. Itu artinya Nn. Nurul dan keluarga sudah mampu untuk melakukan
perawatan diruma ya.”

Rakha : “Sebelum saya akhiri, apakah ada pertanyaan?”

Umi : “Tidak ada suster.”

Rakha : “Baik, kalau tidak ada, ini saya bagikan leaflet kepada mbak ningsih dan ibu ya, Isinya
kurang lebih sama dengan apa yang saya jelaskan tadi, dan saya harap ini bisa bermanfaat. Baik,
sekian dari kami, terima kasih atas kerjasamanya, semoga lekas sembuh, dan ingat untuk kontrol
1 minggu lagi ya bu, selamat pagi.”

Umi dan Ningsih: “Selamat pagi sus, terimakasih.”

Rakha dan Uyung : “Sama-sama bu.”

Setelah itu perawat Rakha mengambilkan kursi roda dan mengantar Nn.Ningsih pulang sampai
menuju kendaraan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Harper E.A. (1998). Discharge planning: An interdisciplinary method. Silverberg Press:


Chicago, IL.

Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional.


Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional


Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

https://snars.web.id/rs/pengertian-discharge-planning-pasien-di-rumah-sakit/

http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/discharge-planning-dalam-keperawatan/

22

Anda mungkin juga menyukai