Dr.Eka Soegiharti
06.06,037
Tatacara pengkajian nyeri.
PENGERTIAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk proses
TUJUAN
pengkajian nyeri karena pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang
berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan.
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining
KEBIJAKAN
untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa
nyerinya.
(Keputusan Direktur Nomor : 069/RSIAF/II/2019).
1. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan
PROSEDUR
pengkajian nyeri.
2. Petugas melakukan pengamatan saat pertama pasien
tiba di RSIA Fauziah,meliputi mimik muka, cara
jalan, adanya luka, dll.
3. Petugas melakukan pengkajian:
a. Onset nyeri (akut/kronis),
b. Karakter dan derajat keparahan nyeri (nyeri
tumpul, nyeri tajam, rasa terbakar dll),
c. Pola penjalaran, durasi dan lokasi nyeri,
d. Faktor yang memperberat dan memperingan,
e. Hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien
mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasinyeri, dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti perintah dengan baik
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang
tidak dapat mengikuti perintah tapi
masihrespon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak
mampu lagi berkomunikasi
1) Indikasi :
1) Indikasi
Pada pasien (dewasa dan anak >9 tahun) yang
tidak dapat menggambarkan intensitas nyeri
dengan angka
Pada anak- anak < 9 tahun
2) Instruksi : Petugas meminta pasien untuk
menunjuk / memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan yang ia rasakan. Petugas
menanyakan juga lokasi dan durasi nyeri
Berteriak-
Berteriak-teriak, mengisak isak 2
teriak,
mengisak-isak
Total 0-8
Range