Anda di halaman 1dari 5

RS ABCD MANAJEMEN NYERI

LOGO No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UK.02.12/II/123/2019 A.0.02.12/II/123/2019 1/4
Ditetapkan :
STANDAR Direktur RS ABCD
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
07 Maret 2019
OPERASIONAL dr. XX, MARS.
NIP. 2345342345675566
PENGERTIAN Manajemen nyeri adalah suatu tindakan untuk mengurangi atau mengatasi
respon sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang diakibatkan
oleh kerusakan jaringan aktual atau potensial, dan menggambarkan
terjadinya kondisi kerusakan (International Association for the Study of
Pain, 2018)
TUJUAN Meningkatkan perasaan nyaman dan aman kepada individu, serta
meningkatkan kemampuan individu untuk melakukan aktifitas fisik yang
diperlukan untuk penyembuhan serta mencegah terjadinya gangguan tidur.

KEBIJAKAN SK Direktur Utama No UK.10/III/56/2019 tanggal 02 Februari 2019


tentang Kebijakan Manajemen Nyeri di RS ABCD
PROSEDUR ASESMEN AWAL
1. ANAMNESIS
a) Riwayat penyakit sekarang
b) Pengkajian dilakukan berdasarkan P, Q, R, S, T yaitu :
P (Provokes) : Menanyakan penyebab nyeri & faktor
menurunkan nyeri
Q (Quality) : Menanyakan seperti apa nyeri dirasakan
dan sifat nyeri
R (Region) : Melacak lokasi nyeri dari titik yang paling
nyeri
S (Severity) : Keparahan atau intensitas nyeri
T (Time) : Waktu atau frekuensi nyeri
c) Riwayat pembedahan/ penyakit dahulu
d) Riwayat psiko-sosial
Riwayat pola hidup, aktifitas pasien sehari-hari, persepsi
pasien tentang penyakitnya, konsep diri (gambaran diri,
ideal diri, harga diri, peran, dan identitas), keadaan
emosional, hubungan sosial dan spiritual
e) Obat-obatan dan alergi
Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk
mengurangi nyeri
f) Riwayat keluarga
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit
genetik.
g) Asesmen sistem organ yang komprehensif.
2. ASESMEN NYERI
a) Asesmen pasien dewasa dan anak diatas 8 tahun menggunakan
Numeric Rating Scale

RS ABCD MANAJEMEN NYERI

LOGO No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UK.02.12/II/123/2019 A.0.02.12/II/123/2019 2/4

0 tidak nyeri
1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan tidak mengganggu aktifitas)
4-6 nyeri sedang (mengganggu aktifitas)
7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri)

b) Asesmen pasien anak lebih dari 3 tahun menggunakan Wong-Baker


Faces Pain Rating Scale

0 tidak nyeri
1-2 sedikit nyeri
3-4 lebih nyeri sedikit
5-6 jauh lebih nyeri dari sebelumnya
7-8 rasa nyeri yang sangat banyak
10 nyeri yang tak tertahankan

c) Asessmen pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau dengan


pasien yang menggunakan ventilator dan pada bayi dengan menggunakan
: FLACC-BPS (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability-Behavior Pain
Scale)
Kategori Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Face Senyum/ ceria Perubahan ekspresi / Ekspresi wajah
(tidak ada sedih sesekali stress, dagu
ekspresi sedih) menyeringai/ mengatup rapat,
meringis gemetar
Legs Normal posisi / Sulit, tegang, kaku Menendang –
rileks nendang, tidak
kooperatif

RS ABCD MANAJEMEN NYERI

LOGO No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UK.02.12/II/123/2019 A.0.02.12/II/123/2019 3/4

Activity Tiduran normal, Posisi tidak nyaman, Tidak koooeratif


posisi nyaman, menggeliat, geser ke
pindah posisi belakang dan ke
depan, kaku
Cry Tidak menangis Merengek, sesekali Melenguh,
saat bangun / menangis / Nampak series menangis,
sadar tidak nyaman, complain, suara
merintih tidak jelas,
berteriak
Consolab Perasaan nyaman Terlihat rileks bila Sangat sulit
ility dan relaksasi disentuh, nyeri menjadi nyaman
berkurang dengan
sentuhan / massage

Setelah mendapatkan nilai dari ke lima skor diatas kemudian


dijumlahkan, apabila :
 Nilai 1-3 termasuk nyeri ringan
 Nilai 4-6 termasuk nyeri sedang
 Nilai 7-10 termasuk nyeri berat

3. PENATALAKSANAAN
a) Melaksanakan pelayanan untuk mengatasi nyeri (informed consent,
alat-alat yang dibutuhkan)
b) Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan
(skala 1-3) menggunakan :
 Guide Imagery
 Kompres dingin/hangat
 Akupuntur
 Teknik relaksasi dan distraksi
 Transcutaneous Nerve Simulation (TNS)
 Hipnosis
c) Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala
4-6) dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian
terapi analgetik via oral
d) Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7-
10) dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian
terapi analgetik via parenteral
e) Apabila dengan pemberian terapi analgetik keluhan
nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan DPJP akan
merujuk kepada Tim Nyeri (nurse pain dan dokter
spesialis anastesi) untuk melakukan intervensi
lanjutan.

RS ABCD MANAJEMEN NYERI

LOGO No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UK.02.12/II/123/2019 A.0.02.12/II/123/2019 4/4
4. EVALUASI
a) Semua pasien dirawat inap dilakukan re-asesmen
terhadap nyeri tiap 4 jam
b) 15 – 30 menit setelah dilakukan tindakan keperawatan
distraksi/relaksasi
c) 1 jam setelah pasien mendapatkan therapi
analgetik oral dan injeksi analgetik.
d) 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat intravena
pada pasien nyeri jantung/ cardiac.
e) 5 menit setelah pasien yang mendapatkan terapi injeksi
opioid.

5. INFORMASI DAN EDUKASI


1) Beritahukan bahwa pasien dapat menghubungi tim medis jika
memiliki pertanyaan/ ingin berkonsultasi mengenai kondisinya.
2) Memberitahukan tentang kemungkinan timbulnya nyeri
berkelanjutan.
3) Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga
terhadap penggunaan obat-obatan secara efektif dana man, potensi
efek samping obat, potensi interaksi obat antar obat konvensional,
obat bebas dan respon untuk pengalaman nyeri
4) Berikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan
yang diberikan meliputi penggunaan teknik manajemen nyeri
5) Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam penyusunan manajemen
nyeri (termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan analgesik, dan
jadwal kontrol)

6. PELATIHAN
Melatih PPA tentang asesmen dan pelayanan untuk mengatasi nyeri
UNIT 1. Unit Rawat Jalan
TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit Bedah Sentral
5. Intensive Care Unit

Sumber :
www.wongbakerfeces.org accessed March, 7th 2019. 15:08 WIB
www.iasp-pain.org accessed March, 7th 2019. 13:25 WIB
ASP (InternationalAssociationforStudyofPain).2018.Global Year Against Acute Pain.
http://iasppain.org/AM/
Karcioglu, O., Topacoglu, H., Dikme, O., & Dikme, O. (2018). A systematic review of the pain scale in
adults: Which to use?. American Journal of Emergency Medicine. Vol. 36. Pages 707–714.
https://doi.org/10.1016/j.ajem.2018.01.008.
Komisi Administrasi Rumah Sakit. (2012). Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi. Jakarta:
Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Mutaqin, A. (2014). Buku Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakart: Salemba
Medika.
Mwanza, E., Gwisai, R. D., & Munemo, C. (2019). Knowledge on Nonpharmacological Methods of Pain
Management among Nurses at Bindura Hospital, Zimbabwe. Pain research and treatment, 2019,
2703579. doi:10.1155/2019/2703579

Anda mungkin juga menyukai