LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teori dalam bidang keperawatan mengalami perkembangan secara
bekelanjutan dan konsisten. Perawat sebagai ujung tombak bidang kesehatan harus dapat
mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan yang telah dibangun oleh pakar-pakar
keperawatan sebagai bentuk eksistensinya di masyarakat. Filosofi keperawatan yang terus
dikembangkan akan menjadi acuan dalam setiap perkembangan teori keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang berkualitas didapat dari pengembangan filosofi. Filosofi keperawatan yang
mendasari pengembangan teori-teori keperawatan yang disusun meningkatkan pemahaman
terhadap fenomena keperawatan yang mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan
praktek sehingga terjadi perkembangan dalam profesi keperawatan.
Grand theory memerlukan spesifikasi lebih lanjut dalam banyak kasus, serta pemisahan
pernyataan-pernyataan teoritisnya supaya bisa diuji dan dibuktikan secara teoritis. Para
ahli grand theory menyatakan rumusan-rumusan teoritis mereka pada tingkat abstraksi yang
sangat umum, dan sering dijumpai kesulitan-kesulitan mengaitkan rumusan-rumusan itu
dengan realitas. Sifat abstraknya ini mengakibatkan, grand theory terkadang sulit dipahami
oleh perawat dan orang yang awam. (Higgins & Shirley, 2000). Salah satu pakar juga dari
grand range theory yang ikut mengembangkan teori keperawatan adalah Anne
Boykin dengan “Nursing As Caring”. Perawat merupakan salah satu profesi yang
mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjaan yang tidak mudah.
Tidak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam melayani orang yang sedang menderita
penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang besar. Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang/cinta. (Alligood, 2014).
Salah satu unsur dalam asuhan keperawatan yang harus terus kita terapkan dalam
pelayanan keperawatan adalah caring. Teori philosophy yang dikembangkan Kari Martinsen
dan theorist dari grand teori Anne Boykin adalah dua dari sekian banyak teorist keperawatan
yang mencetuskan Caring dalam semua kondisi pelayanan dan dapat diparaktikkan secara
mandiri maupun berkolborasi dengan teori lainnya. Dinamika dari perwujudan ide dari
caring dalam keperawatan mengekspresikan sesuatu yang didasari pengetahuan. Hal ini
diharapkan menjadi Teori Phylosophy of Caring dari Kari Martinsen dan nursing grand
theory Anne Boykin “Nursing As Caring” perlu diketahui, dimaknai dan diterapkan dalam
praktik keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menganalisis teory philosophy of caring Kari Martinsen dan analisis grand theory Anne
Boykin.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menganalisa latar belakang atau sejarah philosophical theory oleh Kari
Martinsen dan menganalisa cakupan nursing grand theory Anne Boykin.
b. Mampu menganalisa fokus unik dari philosophical theory oleh Kari Martinsen dan
analisa konteks dari nursing grand theory Anne Boykin.
c. Mampu mengidentifikasi konten atau isi dari philosophical theory oleh Kari
Martinsen dan nursing grand theory Anne Boykin.
d. Mampu menganalisa perbedaan dan persamaan antara phylosophy of Kari Martines
dan nursing grand theory Anne Boykin berfokus pada asumsi theorist terhadap
konsep sentral dalam disiplin ilmu keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Penilaian Profesional
Penilaian profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal
ini dapat dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik dalam praktik
maupun kehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klini. Penilaian profesional
tidak hanya dilatih dengan melihat, mendengar dan menyentuh secara klinis,
tetapi juga perlu dilatih bagaimana melihat, mendengar, dan menyentuh secara
klinis dengan cara yang baik dan benar (Alligood, 2014).
3) Praktik Moral Dalam Perawatan
Praktik moral dapat terjadi bila empati dan refleksi ditampilkan secara bersama-
sama saat bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan
keperawatan. Moralitas berada dalam situasi nyata dan harus diperhitungkan.
Tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan, yang didasarkan pada empati dan
refleksi. Hal ini berarti istilah konkrit dalam menemukan bagaimana menolong
dengan cara yang baik dan dasarnya adalah rekognisi dan empati. Ketulusan dan
pertimbangan mengantarkan pada praktik moral (Alligood, 2014).
4) Person Oriented Professional
Person Oriented Professional memiliki makna bahwa perawat sebagai tenaga
profesional memandang pasien sebagai orang yang membutuhkan pertolong dan
harus dilindungi integritasnya. Hal ini memberikan tantangan bagi profesional
untuk meningkatkan kompetensi dirinya dalam menjalin hubungan yang saling
menguntungkan dan bersifat manusiawi. Tujuannya adalah untuk melindungi dan
merawat pasien. Selain itu, profesionalisme berbasis individu juga berbicara
tentang pemahaman terhadap posisi masing-masing pihak dimana pihak satu
membutuhkan pihak lainnya, dan menempatkan pasien sebagai fokus dari caring
(Alligood, 2014).
5) Ungkapan hidup tertinggi
Ungkapan hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan,
harapan, dan cinta. Hal ini merupakan fenomena yang dapat kita terima seperti
kita menerima waktu, ruang, udara, air, dan makanan. Jika terjadi
ketidakseimbangan dalam pemenuhannya, hidup menjadi tidak terintegrasi
dengan optimal. Hidup adalah penerimaan diri melalui penerimaan. Tanpanya
hidup menjadi kacau, dan caring tidak dapat dilaksanakan (Alligood, 2014).
Ungkapan hidup tertinggi merupakan syarat untuk memberikan perawatan, secara
simultan tindakan perawatan penting dalam merealisasikan ungkapan hidup
tertinggi. Caring akan membuat pasien merasakan arti cinta dan belas kasih,
menjadi harapan, dan mennjadi hubungan saling percaya anatar perawat dan
pasien. Berbanding terbalik dengan hal diatas, jika caring tidak diberikan akan
membuat pasien tidak merasakan belas kasih, menimbulkan mistrust dan perilaku
menarik diri dari hubungan dengan tenaga kesehatan (Alligood, 2014).
6) Area yang tak dapat disentuh
Ungkapan ini menunjukkan bahwa terdapat area yang tidak boleh perawat
masuki, yang berarti terdapat batasan yang harus kita hormati. Dalam caring, area
yang tidak tersentuh adalah kesatuan, yang merupakan lawan dari keterbukaan.
Keterbukaan dan area yang tak tersentuh merupakan suatu hal yang kontradiktif
dalam caring (Alligood, 2014).
7) Vocation
Vocation adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna
dalam berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain (Alligood, 2014).
8) The eye of the heart
Hati bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada
didalamnya. Mata hati berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada
hubungan saling berbalas dan saling memahami (Alligood, 2014).
9) The registering eye
The registering eye adalah objektifitas dan perspektif dari pengamat. Hal itu
berkaitan dengan mencari koneksi, sistematisasi, peringkat, klasifikasi, dan
menempatkan dalam sistem. The registering eye merupakan aliansi antara ilmu
pengetahuan alam modern, teknologi, dan industrialisasi. Jika seorang pasien dan
seorang profesional menggunakan tatapan ini secara sepihak, kasih sayang akan
keluar dari situasi tersebut, dan kemauan untuk hidup berkurang (Alligood, 2014).
b. Deskripsi komponen paradigma dalam filosofi caring
1) Keperawatan
Asumsi utama filosofi caring terhadap keperawatan adalah perawatan
memberikan asuhan dengan memberikan perawatan dan menunjukkan sikap
caring. Caring adalah fundamental dalam praktik keperawatan atau pekerjaan lain
yang berhubungan dengan kepedulian terhadap individu lain. Dalam pandangan
caring terhadap keperawatan, terdapat 3 hal yang saling berkaitan dan disebut
dengan Trinity of caring, yaitu:
a) Caring berkaitan dengan hubungan
Caring melibatkan dua orang atau lebih dalam pembentukannya. Martinsen
menggambarkan hal tersebut sebagai berikut : “seseorang peduli pada
individu lain, ketika individu tersebut berada dalam kondisi yang menderita
atau berduka dan bersedia utuk mengurangi rasa sakitnya. Sehingga caring
merupakan tindakan yang paling alami dan mendasari. Dalam caring,
hubungan antar sesama adalah unsur yang paling penting, dimana individu
yang memberikan caring melakukan kegiatannya untuk orang lain.
Kesimpulannya adalah caring bagaimana individu memposisikan diri kita
sebagai orang tersebut.
b) Caring berhubunngan dengan praktik
Caring berkaitan dengan sesuatu yang bersifat nyata dan dapat dipraktikkan.
Caring atau sikap peduli pada orang lain dapat dilatih dan dipelajari melalui
praktik langsung.
c) Caring berhubungan dengan moral
Caring berkaitan dengan situasi yang diyakini dan tidak meremehkan
kemampuan pasien dalam membantu dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Dalam pernyataannya Martinsen mengatakan “jika caring
merupakan hal yang benar, maka saya harus menghubungkannya dengan
suasana hati yang membenarkan atau menerima orang lain berada dalam
situasinya”
2) Manusia
Paradigma manusia menurut Martinsen adalah manusia tidak dapat dipisahkan
dari komunitas dan lingkungan sosial. Terdapat hubungan yang
berkesinmabungan antara manusia dengan tubuhnya. Dimana sebagai tubuh,
manusia berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia. Selain itu
sebagai tubuh, manusia mempunyai persepsi dan pemahaman (Alligood, 2014) .
3) Kesehatan
Sehat bukan hanya refleksi dari kondisi organisme, namun merupakan ekspresi
tingkat kompetensi dalam pengobatan. Konsep modern dari sehat adalah tidak
bisa dikatakan sehat jika salah satu terjadi kerusakan meskipun salah satu organ
yang menjadi lebih baik. Pengobatan terkadang berdampak bahaya dan
memberikan pelayanan yang inadekuat bagi individu yang menderita penyakit
kronis, hal ini menyebabkan Martinsen kembali berpikir ke konsep konservatif
yaitu sehat secara ideal. Hal yang penting adalah pengobatan yang bertahap,
sering menolong, dan selalu memberikan kenyamanan. Martinsen juga
mengungkapkan bahwa kita tidak boleh mengubah lingkungan sedemikian rupa
diluar batas pengetahuan yang dimiliki, diperlukan pengendalian dan kehati-
hatian. (Alligood, 2014)
4) Lingkungan (Ruang dan Situasi)
Manusia selalu berada dalam situasi berbeda di berbagai lingkungan/ruang.
Didalam ruang ditemukan waktu, suasana dan kekuatan.Martinsen menyatakan
bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat bekerja terhadap suasana suatu
dimensi ruang. Manusia masuk dalam ruang universal, ruang alami, tetapi
melalui penciptaan ruang budaya.Kita membangun rumah dengan ruangan-
ruangan dan aktivitas pelayanan kesehatan menempati ruangan yang berbeda.
Tantangan dalam lingkungan adalah bagaimana perawat menghormati dan
menghargai pasien dan orang lain dalam ruang tersebut (Alligood, 2014).
c. Analisis hubungan antar paradigma dalam filosofi caring
Tujuan keperawatan dalam teori caring mengacu pada filosofi caring. Martinsen
menekankan caring sebagai nilai sentral dimana perawat dapat merefleksikan dirinya
jika berada pada situasi yang dialami oleh pasien, sehingga perawat dapat
memberikan tindakan yang terbaik bagi pasien. Berdasarkan pandangan ini, caring
merupakan bukti nyata tindakan keperawatan yang didasari oleh keinginan untuk
mengerti, menolong dan mengurangi penderitaan pasien berdasarkan nilai-nilai
kebaikan. Teori caring dari Martisen mellibatkan empat konsep metaparadigma yang
terdiri dari manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan. Keterkaitan antar komponen
tersebut mempengaruhi dan saling berhubungan. Dalam konsepnya , Martinsen
membahas keempat komponen tersebut beserta hubungannya dengan sangat jelas.
Dimana komponen keperawatan difokuskan pada sifat Caring dari seorang perawat,
caring melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan hubungan
praktik dan moral. Praktik caring yang diterapkan dalam keperawatan memandang
pasien secara seutuhnya baik fisik maupun psikologis.. Martinsen juga melihat bahwa
manusia terdapat hubungan berkesinambungan antara tubuhnya yang terdiri dari
jasmani dan jiwa. Pandanganya terhadap kesehatan dimana orang yang berada dalam
kondisi tidak berdaya harus mendapat perhatian dan kepedulian dari perawat yang
merawatnya agar kondisi sehat dapat tercapai. . Keperawatan dipandang sebagai
upaya dari perawat dalam merawat pasien dengan kepedulian yang merupakan sifat
alamiah yang seharusnya dimliki oleh perawat dengan menjaga lingkungan perawatan
Pada pemberian perawatan kepada pasien tersebut, Martinsen mendeskripsikan
konsep lingkungan sebagai suatu ruang yang dapat membantu dalam proses
keperawatan sehingga kesehatan optimal. Selain itu, konsep kesehatan menurut
Martinsen dijelaskan sebagai suatu refleksi yang dipegaruhi oleh lingkungan. Kondisi
lingkungan yang kondusif seperti adanya kasih sayang, kepedulian dan perhatian
sangat mempengaruhi kondisi kesehatan individu. Sehingga dalam kondisi sakit
seorang pasien perlu mendapatkan asuhan keperawatan yang berbasis caring.
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Latar belakang philosophical theory oleh Kari Martinsen adalah adanya kesenjangan
sosial pada umumnya dan pelayanan kesehatan pada khususnya dimana kesehatan,
penyakit, care dan pengobatan tidak merata dan analisa cakupan nursing grand theory
Anne Boykin adalah terdapat konsep yang esensial untuk dimengerti dalam kehidupan
sebagai caring, dan menghargai ekspresi unik dalam hubungan timbal balik mereka
antara perawat dengan perawat.
2. Fokus unik dari philosophical theory oleh Kari Martinsen adalah relasional, praktis dan
moral dan berdasarkan dari nursing grand theory, konteks teori Anne Boykin adalah
manusia hidup dan tumbuh dalam aspek caring. Hal tersebut merupakan keyakinan
mendasar tentang artinya menjadi manusia yang dilandasi teori keperawatan sebagai
caring
3. Konten/isi dari filosofi caring adalah perawatan, penilaian professional, praktik moral
dalam keperawatan, Person Oriented Professional, ungkapan hidup tertinggi, vocation,
area yang tidak dapat disentuh, the eye of the heart dan registering eye. Sedangkan di
dalam teori caring Anne. B, kontennya berupa fokus dan niat keperawatan, persepsi
terhadap caring, kemanusiaan, situasi keperawatan, undangan langsung, panggilan untuk
merawat, peduli terhadap sesama, respon keperawatan dan cerita sebagai metode untuk
diketahui perawatan.
4. Analisa perbedaan dan persamaan antara phylosophy of Kari Martines dan nursing grand
theory Anne Boykin berfokus pada asumsi theorist terhadap konsep sentral dalam
disiplin ilmu keperawatan.
B. Saran
1. Perlu pemahaman penting dalam filosofi dan teori dalam keperawatan sebagai dasar
dalam melakukan tindakan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and their work (8th ed). St.Louis: Mosby Elsevier,Inc.
Fawcett, J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of nursing models
and theories (2th ed). Philadelpia: Davis Company.
Higgins, P. A., & Shirley, M. M. (2000). Levels of theoretical thinking in nursing. YMNO
Nursing Outlook, 48(4), 179-183.
Smith, J.A. & Osborn, M. (2008). Interpretative phenomenological analysis. London: Sage.