Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRAN RAYA

NOMOR : /PER/DIR/RSAR/X/2018

TENTANG

PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


RUMAH SAKIT AIRAN RAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRAN RAYA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah


sakit.
b. Bahwa untuk mengoptimalkan hak pasien dalam pemberian
pelayanan yang berfokus kepada pasien;
c. Bahwa untuk membangun kepercayaan dan komunikasi
terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai
budaya, psikososial serta nilai spiritual setiap pasien;
d. Bahwa sesuai butir a, b dan c tersebut di atas perlu ditetapkan
dengan Peraturan Direktur Rumah sakit Airan Raya.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.07.06/III/4437/09
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Surat izin Operasional Nomor : 445/4477/IV.03/2018 Tentang
pemberian izin operasional dan penetapan kelas kepada
Rumah sakit Airan Raya Kecamatan Jati Agung Kabupaten
Lampung Selatan.
5. Surat keputusan Direktur utama PT. Airan Raya Medika
Nomor : 003/ SK/ DIRUT/ PT.ARM/I/ 2018 tentang struktur
organisasi Rumah Sakit Airan Raya.
6. Surat keputusan Direktur utama PT. Airan Raya Nomor :
001/SK/DIRUT/PT.ARM/I/2018 Tentang pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Airan Raya.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRAN RAYA


TENTANG PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT AIRAN RAYA

Kedua : Panduan Hak dan Kewajiban Pasien Rumah sakit Airan Raya
dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini.

1
Ketiga : Panduan Hak dan Kewajiban Pasien Rumah sakit Airan Raya
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan
acuan dalam memberikan pelayanan di Rumah sakit Airan Raya.

Keempat : Peraturan ini berlaku Dua ( 2 ) Tahun sejak tanggal ditetapkan dan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : LAMPUNG SELATAN


PADA TANGGAL : 17 OKTOBER 2018
DIREKTUR RS AIRAN RAYA

Dr. M. IQBAL, Sp. A

2
BAB I
DEFINISI

I. DEFINISI

Hak adalah kekuasaan/kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu


badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau dilakukan oleh
seseorang atau badan hukum. Pasien adalah penerima jasa pelayanan di rumah
sakit, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.Hak pasien dan keluaga adalah hak
setiap pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi, diagnosis, tindakan
medis, resiko, dan komplikasi serta biaya pengobatan berkaitan dengan penyakit
yang dideritanya.

Tanggung jawab rumah sakit untuk mendukung hak pasien dan keluaganya
adalah kewajiban yang di emban oleh pihak rumah sakit untuk memberikan
informasi, konsultasi diagnosis, tindakan medis, resiko, dan komplikasi seta biaya
pengobatan pasien dan keluarganya. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap
orang dan dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau sehingga dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Rumah sakit
harus menghormati hak pasien dan dalam beberapa situasi hak istimewa keluarga
pasien. Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak di
rumah sakit, stafnya, serta pasien dan keluarganya.

1.2 TUJUAN
1. Pasien memperoleh informasi mengenai informasi tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit
2. Pasien memperoleh informasi mengenai hak dan kewajiban pasien
3. Pasien mendapatkan pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi
4. Pasien memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standart prosedur poperasional

3
5. Pasien memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
6. Pasien dapat mengajukan pengaduan atas kwalitas pelayanan yang
didapatkan
7. Pasien dapat memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Rumah sakit
8. Pasien dapat meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai SIP baik didalam maupun diluar Rumah Sakit
9. Pasien mendapatkan privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya
10. Pasien mendapatkan informasi yang meliputi dignosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang memungkinkan terjadi dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
11. Pasien dapat memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Pasien dapat didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Pasien dan keluarga pasien dapat menjalankan ibadah menurut agama dan
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu ketenangan
pasien lainnya
14. Pasien dan keluarga pasien memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di rumah sakit
15. Pasien dan keluarga mengajukan usul, saran dan perbaikan atas perlakuan
rumah sakit terhadap dirinya
16. Pasien dan keluarga menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya
17. Pasien dan keluarga menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standart baik secara perdata ataupun pidana
18. Pasien dan keluarga mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

4
BAB II
RUANG LINGKUP
II. RUANG LINGKUP

Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan


agar pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari
tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal
sesuai dengan Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.

2.1 Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan:


1. Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya
penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh.
2. Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
seluruh masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan
keluarga.
3. Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidangdan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat dan kesadaran akan hidup sehat.
4. Bahwa meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang
mencakup tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
5. Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada
pasien yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dengan baik
dan dapat memuaskan para pasien.
6. Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena
merupakan sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
7. Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi
kewajibannya, oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling
utama dilakukan.
8. Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan
hal yang bersifat timbal balik artinya pihak-pihak tersebut dapat
terlindungi atas hak-haknya bila melakukan kewajibannya.
9. Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya
sehinggaakan disampaiakn melalui keluarga.
10. Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan
keluarga harus ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah
sakit.

5
2.2 Hak Pasien dan Keluarga
1. Memperoleh informasi mengenai informasi tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit
2. Memperoleh informasi mengenai hak dan kewajiban pasien
3. Mendapatkan pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi
4. Memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standart prosedur poperasional
5. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kwalitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di Rumah sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mrmpunyai SIP baik didalam maupun diluar Rumah Sakit
9. Mendapatkan privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data – data medisnya
10. Mendapatkan informasi yang meliputi dignosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang memungkinkan terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
11. Memberuikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah menurut agama & kepercayaannya yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu ketenangan pasien
lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
15. Mengajukan usul, saran dan perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya
17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standart baik secara
perdata ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
– ketentuan perundang - undangan .

6
BAB III
TATALAKSANA

III. PENATALAKSANAAN
III.1. Pada Saat Pendaftaran
Pada saat pendaftaran, baik di rawat jalan maupun rawat inap, Petugas
administrasi memberi penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang mudah
dimengerti mengenai 18 butir hak pasien berdasarkan Undang – Undang no 44
tentang Rumah Sakit selama pasien dirawat di RS Airan Raya Pasien diberi
pemahaman bahwa pasien sesungguhnya adalah PENENTU keputusan tindakan
medis bagi dirinya sendiri. Seperti yang tertera pada Undang- Undang No. 44

7
tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dimana Undang – Undang ini bertujuan untuk
“memberikan perlindungan kepada pasien”, “mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan medis”, dan “memberikan kepastian hukum bagi
pasien maupun dokter”. Adanya hak pasien membantu meningkatkan
kepercayaan pasien dengan memastikan bahwa sistem pelayanan di RS Airan
Raya bersifat cukup adil dan responsif terhadap kebutuhan mereka,
memberitahukan kepada pasien mekanisme untuk memenuhi keinginan mereka,
dan mendorong pasien untuk mengambil peran aktif serta kritis dalam
meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan kewajiban juga dibuat
untuk menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien dengan dokter.
Mekanisme pada bagian pendaftaran yaitu :
1. penjelasan geleral consent
2. Edukasi HPK
3. Penjelasan mengenai keamanan dan keselamatan pasien serta barang milik
pasien
4. Penjelasan penyampaian komplain

III.2. Pada Saat Pengobatan


Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang
perawatan, akan berlangsung tanya jawab antara pasien dan dokter
(anamnesis),pasien harus bertanya (berusaha mendapatkan hak pasien sebagai
konsumen). Bila berhadapan dengan dokter yang tidak mau membantu
mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien mencari dokter lain atau mencari
second opinion ditempat lain. Pasien menjadilkan dirinya sebagai ”partner”
diskusi yang sejajar bagi dokter. Ketika pasien memperoleh penjelasan tentang
apapun, dari pihak manapun, tentunya sedikit banyak harus mengetahui, apakah
penjelasan tersebut benar atau tidak. Semua profesi memiliki prosedur masing-
masing, dan semua kebenaran tindakan dapat diukur dari kesesuaian tindakan
tersebut dengan standar prosedur yang seharusnya. Begitu juga dengan dunia
kedokteran. Ada yang disebut dengan guideline atau Panduan Praktek Klinis
(PPK) dalam menangani penyakit. Lalu, dalam posisi sebagai pasien, setelah
kita mengetahui peran penting kita dalam tindakan medis, apa yang dapat
dilakukan ? Karena, tindakan medis apapun, harusnya disetujui oleh pasien
(informed consent)sebelum dilakukan setelah dokter memberikan informasi
yang cukup. Bila pasien tidak menghendaki, maka tindakan medis seharusnya
tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau RS Airan Raya harus memberikan

8
kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan atau sebaliknya
menyatakan penolakan. Persetujuan itu dapat dinyatakan secara tulisan.
Selanjutnya, UU no. 29/2004 pada pasal 46 menyatakan dokter WAJIB mengisi
rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien
secara clear, correct dan complete. Dalam pasal 47, dinyatakan rekam medis
merupakan milik rumah sakit yang wajib dijaga kerahasiannya, tetapi ISI-nya
merupakan milik pasien. Artinya, pasien BERHAK mendapatkan salinan rekam
medis dan pasien BERHAK atas kerahasiaan dari isi rekam medis miliknya
tersebut, sehingga rumah sakit tidak bisa memberi informasi terkait data-data
medis pasien kepada orang pribadi/perusahaan asuransi atau ke media
cetak/elektronik tanpa seizing dari pasiennya. Mekanisme penjelasan HPK pada
saat pengobatan yaitu :
1. assesment awal
2. rencana asuhan
3. tindakan/prosedur
4. informed consent
5. Penjelasan mengenai privasi dan rahasia informasi pasien

III.3. Pada Saat Perawatan.


Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat
wawancara klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa yang
boleh mengunjunginya. Begitu pula untuk pelayanan rohani, pasein berhak
mendapatkan pelayanan rohani baik secara rutin maupun secara insidensial
manakala dibutuhkan.Penjelasan HPK pada saat perawatan yaitu :
1. Bimbingan rohani
2. Persetujuan second opinion
3. Pernyataan aps
4. Dnr
5. Edukasi
6. Penyimpanan harta benda
7. Penilaian nyeri
8. Assessment tahap terminal
9. Persetujuan atau penolakan operasi
10. Persetujuan atau penolakan anastesi
11. Persetujuan atau penolakan transfuse darah
12. Persetujuan atau penolakan tindakan berisiko

III.4. Tatalaksana Pada Saat Di IGD


Selama dalam penaganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), pasien berhak
mendapatkan privasi baik saat wawancara klinis, dan saat dilakukan tindakan.
Pasien juga berhak untuk mendapatkan perlindungan dan rasa aman terhadap

9
barang berharga yang dimilikinya. Selama dalam penaganan di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) pasien juga berhak untuk menolak tindakan yang diberikan dan
mendapatkan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan melalui
informed concent. Selama dalam perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
pasien juga berhak untuk mendapatkan penaganan dan asesment nyeri yang
tepat. Penjelasan HPK selama dalam perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
yaitu :
1. Pernyataan aps
2. Dnr
3. Edukasi
4. Penyimpanan harta benda
5. Penilaian nyeri
6. Persetujuan atau penolakan operasi
7. Persetujuan atau penolakan anastesi
8. Persetujuan atau penolakan transfuse darah
9. Persetujuan atau penolakan tindakan berisiko
BAB IV
DOKUMENTASI

IV. PENDOKUMENTASIAN

Dokumentasi pemberian informasi dan kewajiban pasien tercantum dalam


formulir general consent. Terdokumentasi pada assessment pasien di data rekam
medis pasien sebagai berikut :
1. Formulir bimbingan rohani
2. Formulir ikhtisar umum
3. Formulir permintaan privasi
4. Formulir Geneeral consent
5. Formulir pengawasan CCTV berkala
6. Formulir persetujuan second opinion
7. Formulir pernyataan APS
8. Formulir DNR
9. Formulir edukasi
10. Formulir penyimpanan harta benda
11. Formulir penilaian nyeri
12. Formulir assessment tahap terminal
13. Formulir persetujuan atau penolakan operasi
14. Formulir persetujuan atau penolakan anastesi
15. Formulir persetujuan atau penolakan transfuse darah
16. Formulir persetujuan atau penolakan tindakan berisiko

10
DITETAPKAN DI : LAMPUNG SELATAN
PADA TANGGAL : 17 OKTOBER 2018
DIREKTUR RS AIRAN RAYA

Dr. M. IQBAL, Sp. A

11

Anda mungkin juga menyukai