Anda di halaman 1dari 2

Annisa Rahmi Galleryzki/ 1906337652

Manajemen

HUKUM KRIMINAL DAN SISTEM PERADILAN

1. Hukum kriminal
Hukum kriminal atau pidana merupakan lawan dari hukum perdata, merupakan hukum
yang mengatur kejahatan dan hukuman. Hukuman pidana berupaya melindungi
masyarakat dari bahaya dengan ancama hukuman atau hukuman bagi mereka yang
melakukan kejahatan. Hukum pidana terbagi menjadi 2 yaitu pelanggaran ringan:
mengemudi di bawah pengarah alcohol dan tindak pidana bera: pembunuhan, penculikan
dan perampokan bersenjata (Aiken, 2004)
Pelanggaran hukum pidana jarang terjadi dibidang keperawatan, namun perawat memiliki
risiko dituduh melakukan kejahatan karena tindakan untuk menyelamatkan hidup pada
pasien terminal atau bayi dengan kelainan lahir. Perawat dapat dipanggil sebagai saksi
dalam kasus kriminal ketika merawat korban atau pelaku tindak pidana. Selain itu,
pelanggaran tindakan praktik perawat dapat memicu dakwaan pidana. Proses hukum
kriminal terdiri dari: 1)Pengaduan; 2) Grand Jury (pertemuan hakim untuk menentukan
apakah cukup bukti untuk mendakwa seseorang); 3)Tuntutan (terdakwa dibawa ke depan
hakim); 4)Penemuan (penemuan bukti jika terdakwa tidak mengaku tidaj bersalah);
5)Gerakan pra peradilan; 6) Pengadilan (Aiken, 2004).
2. Susunan sistem peradilan di Indonesia
a. Mahkamah Agung
Mahkamah agung merupakan pengadilan Negara tertinggi dari semua lingkup
peradilan yang ada yang dalammenjalankan tugasnya terbebas dari campur tangan
pihak manapun termasuk pemerintah. Mahkamah Agung berkedudukan di ibukota
Negara Republik Indonesia, susunan Mahkamah Agung Terdiri dari Pimpinan,
Hakim Anggota, Panitera dan sekretaris Jenderal. Berikut ini adalah fungsi dari
mahkamah agung: 1)Fungsi peradilan; 2)Fungsi mengawasi; 3)Fungsi pengaturan;
4)Fungsi nasehat; 5)Fungsi administrative (Hadisuprapto, 2001).
Badan-badan peradilan yang berada di bawah naungan Mahkamah Agung adalah
sebagai berikut (Hadisuprapto, 2001):
1) Peradilan Umum adalah badan peradilan yang mengadili rakyat indonesia pada
umumnya atau rakyat sipil yang terbagi kedalam dua bagian yaitu Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tinggi. Pengadilan Negeri merupakan pengadilan tingkat
Annisa Rahmi Galleryzki/ 1906337652
Manajemen

pertama untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan


perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya, kecuali Undang-Undang
menentukan lain. Sedangkan Pengadilan Tinggi merupakan pengadilan tingkat
banding terhadap perkara-perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri dan
merupakan pengadilan tingkat pertama dan terakhir mengenai sengeketa
kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.
2) Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu.
3) Peradilan militer merupakan badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan militer yang meliputi Pengadilan Militer, Pengadilan Militer
Tinggi, Pengadilan Militer Utama, dan Pengadilan Militer Pertempuran
4) Peradilan Tata Usaha Negara merupakan pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara
b. Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusi merupakan salah satu lembaga Negara yang melakukan
kekuasaan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan. Adapun wewenag Mahkamah Konstitusi
yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk 1) Menguji Undang Undang terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; 2) Mengutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; 3)Memutus pembubaran partai politik; 4) Memutus peselisihan tentang
hasil pemilihan umum (Martitah, 2013)
Daftar pustaka:
Aiken, T. D. (2004). Legal , Ethical , and Political Issues in Nursing (2nd ed.). Philadelpia: F.A
Davis Company.
Hadisuprapto, H. (2001). Pengantar tata hukum Indonesia. Jogjakarta: Liberti Jogjakarta
Martitah. (2013). Mahkamah Konstitusi : Dari Negative Legislature ke Positive Legislature. Jakarta:
Konstitusi Press

Anda mungkin juga menyukai