Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

2.1 Latar belakang


2.2 Perumusan masalah

2.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah teridentifikasinya hubungan antara karakteristik
perawat, gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana
dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X di kota Depok
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah teridentifikasinya:
1. Gambaran karakteristik perawat di ruang rawat inap RS X
2. Gambaran kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana
di ruang rawat inap RS X
3. Gambaran kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X
4. Hubungan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat
inap RS X
5. Hubungan kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana
dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X
6. hubungan antara karakteristik perawat, gaya kepemimpinan kepala ruangan yang
dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan kinerja perawat pelaksana di ruang
rawat inap RS X
2.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menjadi masukan kepada
jajaran pimpinan di RS X khususnya di bidang keperawatan dalam mengevauasi kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan.
1.4.2 Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian dapat digunakan sebagai data dasar dan pembanding untuk penelitian lanjutan
tentang kinerja perawat dan dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan penelitian
kualitatif untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam terkait karakteristik perawat,
gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat pelaksana.
1.4.3 Bagi profesi keperawatan
Perawat yang berperan sebagai kepala ruangan mendapatkan gambaran mengenai
hubungan gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan kinerja perawat pelaksana dan
perawat pelaksana mengetahui hubungan antara karakteristik dirinya dan kepemimpinan
kepala ruangan dengan kinerja perawat selama ini

DAFTAR ISI
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
2.1.1 Konsep Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang mengandung
pengertian yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh staff dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2008). Kinerja menurut Wahyudi (2010) adalah kemampuan staff dalam
melaksanakan seluruh tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah hasil yang diperoleh staff dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Pencapaian kinerja dilihat dari tiga komponen yaitu tujuan, ukuran dan penilaian. Tujuan
setiap unit organisasi memberikan arahan dan mempengaruhi bagaimana staff seharusnya
berperilaku. Setelah peneutuan tujuan diperlukan ukuran, apakah staff telah mencapai kinerja
yang diharapakan. Oleh karena iitu penilaian kualitatif dan kuantitatif untuk setiap tugas dan
jabatan staff memgang peranan penting. Akhir dari proses kinerja adalah penilaian kerja,
yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan (Wahyudi, 2010).
2.1.2 Kinerja Perawat
Kinerja perawat adalah serangkaian kegiatan yang memiliki kompetensi yang dapat
digunakan yang ditunjukkan dari hasil penerapan pengetahuam, keterampilan dan
pertimbangan yang efektif dalam memberikan asuhan keperawatan. Kinerja perawat dalam
pelaksanaannya harus dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan
tugasnya sehingga pelayanan yang diberikan pada klen sebagai individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat dapat optimal. Tingkat pencapaian kinerja perawat pada saar
memberikan pelayanan keperawatan dapat dinilai dari prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran dan kerja sama yang ditunjukkan oleh perawat (Wahyudi, 2010).
1. Prestasi kerja
Prestasi kerja mencakup kecakapan,, keterampilan, kesungguhan kerja dan hasil kerja.
Meraih prestasi kerja dilakukan dengan keterampilan yang baik disertai dengan
kesungguhan hati. Prestasi kerja perawat dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,
kesungguhan dan lingkungan kerja.
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesanggupan seorang personel dalam menyelesaikan
pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu serta berani mengambil
riisko untuk keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukan. Ciri-ciri bertanggun
jawab adalah dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berada di
temmpat tugas, mengutamakan kepentingan kerja, tidak melempar kesalahan, berani
mengambil risiko atas keputusan yang dibuat sebelumnya/

3. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk mematuhi segala ketentuan atau peraturan
kerja yang berlaku dan mentaati perintah dinas yang diberikan atasan serta sanggup tidak
melanggar larangan yang telah ditetapkan.
4. Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan haru dalam melaksanakan tugas dan mampu untuk tidak
menyalahgunakan wewenang dan tanggumh jawab yang diberikan kepadanya. Kejujuran
membuat diri seorang karyawan mempunyaii integritas dan moralitas dalam menjaga
nama baik serta memelihara tanggung jawab yang dimilikinya.
5. Kerja sama
Kerjasama merupakan kemampuan diri seorang karyawan untuk dapat bekerjasama
dengan orang lain atau adanya koordinasi antar timnya dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang telah dientukan.

Komponen-komponen di atas sangat penting dimiliki oleh seorang perawat terutama perawat
pelaksana karena hal itu akan memberikan gambaran umum dari kinerja kesehariannya pada saat
bertugas melayani dan memberikan asuhan keperawatan, terpenuhi komponen-komponen
tersebut dalam diri perawat akan membuat perawat menjadi lebih terlihat dan nyata sehingga
pelayanan yang diberikan akan lebih berkualitas

Kinerja perawat menurut Huber (2006) dapat juga dievaluasi denggan Kinerja perawat
menggunakan alat penilaian kinerja. Salah satu alat tersebut dirancang berdasarkan lingkup kerja
keperawatan yaitu 1) proses keperawatan, 2) Praktek kolaboratif, 3) Kepemimpinan, 4)
Manajemen, 5) Perkembangan profesi dan, 6) Pendidikan berkelanjutan. Penilaian kinerja
seorang karyawan dapat dinilai atasan langsung, atasan yang lebih tinggi, rekan sejawat,
bawahan, diri sendiri atau evaluasi diri, konsumen yang dilayani dan menggunakan perangkat
lunak (soft ware) komputer yang telah dirancang untuk menilai kinerja seorang karyawan.

Penilai kinerja perawat dapat mengacu pada hubungan atau interaksi kerja perawat dengan
pasien, teman sejawat, profesi lain dan institusi tempat bekerja. Menurut Soeprihanto (2000)
aspek-aspek penilaian kinerja umumnya berbeda dan disesuaikan dengan tingkat karyawan yang
dinilai. Tingkat karyawan dikelompokkan sebagai berikut: 1) Tingkat operator atau pelaksana,
penilaian meliputi prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran dan kerja sama, 2) Tingkat
foreman atau pimpinan grup meliputi prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja
sama dan kepempimpinan, 3) Tingkat supervisor meliputi prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa (inisiatif) dan kepempimpinan, 4) Tingkat kepala
bagian atas meliputi prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama dan
kepempimpinan

2.2 Karakteristik Perawat

2.3 Gaya kepemimpinan


2.4 Kerangka Teori

Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan Kontingensi Karakteristik Individu


Otokratik Orientasi hubungan Umur
Demokratik Orientasi tugas (Rivai, 2007) Jenis kelamin
Partisipatif Lama bekerja
Laisseiz-faire Status pekerjaan
(Gillies, 1994) Pendidikan
Status Pernikahan
(Robbins & Judge, 2014)

Kinerja Perawat
Prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama (Soeprihanto, 2000)
Proses keperawatan, kolaboratif, kepemimpinan, manajemen, pekembangan profesi,
pendidikan berkelanjutan (Huber, 2006)
BAB 3

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1 Kerangka Konsep


Bab ini berisi beberapa konsep yang mendasari penelitian yang tersusun dalam kerangka
konsep sehingga mudah dipahami dan menjadi acuan peneliti. Kerangka konsep
menampilkan gambaran mengenaio variabel-variabel yang dijelaskan dalam tabel
operasional.

Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan


Otokratik
Demokratik
Partisipatif Kinerja Perawat Pelaksana
Laisseiz-faire Prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama

Karakteristik perawat
Umur
Jenis kelamin
Lama bekerja
Status pekerjaan
Pendidikan
Status Pernikahan

Gambar Kerangka Konsep Penelitinan

4.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat dan melihat hubungan antara variabel
yang diteliti, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara jenis kelamin perawat dengan kinerja perawat
2. Ada hubungan antara usia perawat dengan kinerja perawat
3. Ada hubungan antara lama bekerja perawat dengan kinerja perawat
4. Ada hubungan antara status pekerjaan perawat dengan kinerja perawat
5. Ada hubungan antara pendidikan perawat dengan kinerja perawat
6. Ada hubungan antara status perniakahan perawat dengan kinerja perawat
7. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kinerja perawat
8. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan karakteristik perawat
dengan kinerja perawat

4.3 Definisi Operasional


Tabel definisi operasional variabel penelitian

No Variabel Definisi operasioal Cara ukur Hasil Ukur Skala


1 Variabel Penilain dari hasil kerja Diukur dengan 38 Total skor : Ordinal
dependen : perawat yang telah pertanyaan dalam 1 : kinerja baik,
Kinerja dicapai dari serangkai kuisioner, setiap item (>nilai mean)
perawat tindakan dan bernilai: 0 : kinerja kurang,
penampilan yang (≤nilai mean)
meliputi prestasi kerja,
tanggung jawab,
ketaatan dan kerjasama

Variabel independen
2 Gaya Pernyataan perawat Diukur dengan kuisoner Dengan hasil ukur Nominal
kepemimpinan pelaksana mengenai gata kepemimpinan 1. Demokratik
kepala karakteristik kepala ruangan (skor 49-60)
ruangan kepemimpinan yang 2. Partisipatif
dimiliki oleh kepala (38-48)
ruangan dalam 3. Laisseiz-faire
memimpin dan (15-26)
mempengaruhi perawat, 4. Otokratik (38-
yang terdiri dari 48)
autokratik, demokratik,
partisipatif, Laizzez-
faire

3 Usia Lama hidup responden Menggunakan 1 Jumlah usia dalam Rasio


dihitung sejak lahir pertanyaan dengan cara tahun
mengisi jawaban pada
lembar kuisioner data
demografi
Jenis Kelamin Karakteristik perawat Menggunakan 1 1. Laki-laki Nominal
berdasarkan ciri pertanyaan dengan cara 2. Perempuan
biologisnya: laki-laki mengisi check list pada
dan perempuan kuisioner data demografi
Pendidikan Tingkat pengetahuan Menggunakan 1 1. D3 Ordinal
perawat berdasarkan pertanyaan dengan cara Keperawatan
pendidikan terakhir mengisi check list pada 2. S1
Keperawatan
kuisioner data demografi
3. S1 + Ners
4. S2 spesialis

Status Status perawat Menggunakan 1 1. Kawin Nominal


pernikahan pelaksana yang pertanyaan dengan cara 2. Belum kawin
berhubungan dengan mengisi check list pada
kehidupan berkeluarga kuisioner data demografi
Lama kerja Rentang waktu sejak Menggunakan 1 Lama kerja dalam Rasio
masuk kerja sampai pertanyaan dengan cara tahun
dengan waktu mengisi jawaban pada
penelitian lembar kuisioner data
demograf
Status Status kepegawaian Menggunakan 1 1. Pegawai tetap Nominal
pekerjaan yang dimiliki pertanyaan dengan cara 2. Pegawai
mengisi check list pada kontrak
kuisioner data demografi

BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan
cross-sectional untuk mempelajari dinamika korelasi dengan pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, gaya kepemimpinan kepala
ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan kinerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RS X di Kota Depok
4.2 Populasi dan sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah secara keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan kita
lakukan (Sabri & Hastono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana
di ruang rawat inap RS X di Kota Depok yang berjumlah 189 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai/karakteristiknya kita ukur dan yang
nantiya kita pakai untuk menduga karakteristik dari populasi (Sabri & Hastono, 2019).
Sampel pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X di Kora
Depok.
Penentuan besar sampel menggunakan besar kecilnya sampel (Notoatmojo, 2005), yaitu
jika populasi kurang dari 10.000 subyek penelitian maka rumus yang digunakan adalah :

N
n=
1+ N ¿ ¿
n = jumlah sampel
d = derajat ketepatan yang digunakan (5%)
N = besarnya populasi yang akan diteliti
189
n= = 128,5 = 129 orang (dibulatkan)
1+189 ¿ ¿ ¿

Berdasarkan perhitungan diatas, sampel penelitian adalah 129 orang, dengan


menggunakan teknik probability sampling, dengan kriteria inklusi:
1. Minimal PK1
2. Masa kerja minimal 1 tahun
3. Tidak sedang cuti atau izin
4. Bekerja di ruang rawat inap
4.3 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di RS X Kota Depok, Jawa Barat dengan menggunakan teknik
probability sampling kepada perawat rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Lokasi
penelitian ini diambil karena RS ini merupakan rumah sakit sudah terstandar paripurna
dari KARS sehingga perawat dapat meningkatkan kualitas pelayanan professional, selain
itu 13 RS yang ada di Kota Depok dengan RS tipe C, RS yang terakreditasi paripurna
hanya 3 salah satunya adalah RS X Kota Depok.
4.4 Etika penelitian
Penelitian ini diawali dengan pengajuan izin kepada direktur. Setelah mendapatkan izin,
peneliti menerapkan prinsip-prinsip etik. Peneliti menjaga privacy responden dengan
tidak mencantumkan nama selama dan sesudah penelitian. Informasi yang diperoleh
tetap dijaga kerahasiaannya, dan hanya dimanfaatkan untuk tujuan penelitian
(confidentiality). Responden memiliki akses kepada peneliti terkait dengan penelitian,
responden tidak perlu menncatumkan hal-hal pribadi. Penelitian hanya akan
menggunakan data dari responden, untuk kepentingan penelitian.
Responden diberikan kebebasan untuk menentukan untuk atau tidak ikut berpartisipasi
dalam penelitian setelah sebelumnya diberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian
(otonomy). Selanjutnya, responden menandatangani informed consent yang telah
disediakan.

4.5 Alat pengumpul data


Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data. Instrumen
ini dpilih sebagai pertimbangan bahwa instrumen yang digunakan dapat mewakili tujuan
dan variabel-variabel yang dapat diukur. Kuisioner terdiri dari 3 bagian, pertama berisi
tentang karakteristik perawat, kedua tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan dan
ketiga tentang kinerja perawat pelaksana. Berikut ini penjelasan mengenai instrumen
pengumpulan data.
1. Kuisioner A berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, yang terdiri dari
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, lama kerja dan status
pekerjaan. Kuisioner diisi oleh responden dengan mencantumkan tanda checklist atau
mengisi jawaban pada tempat yang tersedia
2. Kuisioner B berisi pertanyaan mengenai Gaya Kepemimpinan kepala ruangan yang
merupakan variabel independen pada kepemimpinan kepala ruangan yang terdiri dari
otokratik, demokratik, partisipatif dan Laisseiz-faire yang dimodifikasi dari Arum
(2010) dengan menggunakan multiple choice dengan pilihan jawaban a, b, c dan d
dan memiliki nilai validitas =, serta reliabilitas =. pilihan jawaban demokratik dengan
nilai 4, partisipatif dengan nilai 3, ottokratrik dengan nilai 2, dan laisses-faire dengan
nilai 1. peratnyaan nomor 1,2,3,4 merupakan fungsi perencanaan, nomor 5,6,7,8
merupakan fungsi perngorganisasian, 9,10,11,12 merupakan fungsi ketenagaan,
nomor 13,14,15,16 merupakan fungsi pengarahan, dan pertanyaan nomor 17,18,19,20
merupakan fungsi pengawasan. Hasil uji val
3. Kuisioner C berisi pertanyaan mengenai kinerja perawat. Kusioner ini merupakan
hasil pengembangan Wahyudi (2012) yang meliputi komponen-komponen prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran dan kerjasama dengan nilai validitas
0,367-0,801, dan nilai reliabilitas adalah 0,925. Jumlah pertanyaan sebesar 38 item
dengan menggunakan skala linkert, dengan pilihan jawaban diberikan skor 4 = selalu,
3 = sering, 2 = jarang, dan 1 = tidak pernah. Untuk pertanyaan negatif, nila skornya
1= selalu, 2= sering, 3=jarang, 4=tidak pernah.
4.6 Prosedur pengumpulan data
Dalam pelaksanaan penelitian terdapat beberapa tahapan procedural yang harus
dilakukan oleh peneliti, yaitu:
1. Mengajukan izin untuk melaksanakan penelitian dari Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2. Mengajukan uji etik tingkat fakultas
3. Membuat surat permohonan izin yang ditunjukkan kepada direktur RS
4. Setelah mendapat izin, peneliti menyampaikan manfaat dan prosedur kepada kabid
keperawatan, karu dan instruktur klinik yang membantu dalam proses pengumpulan
data
5. Memberi penjelasan tentang, tujuan manfaat dan prosedur pada responden
6. Responden diminta persetujuan menjadi responden dengan menandatangani surat
pernyataan persetujuan responden
7. Membagikan kuisioner dan mempersilahkan mengisi, responden diberi waktu 15-30
menit untuk mengisi kuisioner, setelah diisi, responden mengembalikan kuisioner
kepada peneliti, kuisioner yang telah dikumpulkan diperiksa kembali
kelengkapannya, oleh peneliti
8. Mengumpulkan kuisoner yang telah terisi dann dikumpulkan untuk dibuat
perhitungan dan analisisnya

4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data


4.7.1 Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data pada responden
telah selesai dilakukan. Pengolahan data terdiri dari lima tahapan, yaitu editing,
coding, scoring, processing, dan cleaning (Sabri & Hastono, 2019). Setelah
melalui 5 proses pengolahan data tersebut, barulah data dari para responden dapat
diinterpretasikan.
Editing merupakan proses awal dalam pengolahan data. Pada tahap editing
dilakukan pemeriksaan kelengkapan jawaban dari tiap kuisioner guna tidak ada
pertanyaan yang terlewatkan. Selanjutnya adalah tahap coding dan scoring,
tahapan ini dilakukan dengan cara mengubah semua data yang terkumpul dari
kuisioner ke dalam bentuk bilangan yang disesuaikan dengan nilai yang telah
ditentukan. Data jawabamnakan berubah dalam bentuk bilangan agar
mempermudah proses pengolahan data dalam computer.
Tahap selanjutnya adalah processing dan cleaning data. Tahap processing
dilakukan dengan cara memasukkan data yang telah melaluui proses coding dan
scoring ke dalam aplikasi pengolahan data pada komputer, lalu data diolah
dengan melihat proporsi masing-masing variabel. Terakhir, data yang telah diolah
di lakukan proses cleaning, yaitu pemeriksaan kesesuaian data pada computer
dengan nilai yang ditetapkan (Sabri & Hastono, 2019).
4.7.2 Analisis data
Tahapan berikutnya setelah pengolahan data adalah melakukan analisis univariat,
bivariat dan multivariat. Berikut adalah penjelasan masing-masing analisis dalam
penelitian:
1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel
(Sabri & Hastono, 2019.
Tabel analisis univariat dalam penelitian

Sub – Variabel Jenis Data Jenis Uji


Gaya Kepemimpinan Kategorik Uji proporsi
Kinerja Perawat Kategorik Uji proporsi
Karakteristik perawat
1. Jenis kelamin Kategorik Uji proporsi
2. Usia Numerik Uji proporsi
3. Pendidikan Kategorik Uji proporsi
4. Status pernikahan Kategorik Uji proporsi
5. Lama kerja Numerik Uji proporsi
6. Status pekerjaan Kategorik Uji proporsi

2. Analisis bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menghubungan dua variabel, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat (Sabri & Hastono, 2019).
Tabel analisis bivariat dalam penelitian

Variabel Dependen Variabel Independen Jenis Uji


Kinerja perawat Gaya Kepemimpinan Chi-Square
Kepala Ruangan
Kinerja Perawat Karakteristik perawat : Chi-Square
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan
Status pekerjaan
Status pernikahan
Kinerja perawat Karakteristik perawat: Independen T-
Usia Test
Masa kerja

3. Analisis multivariat
Analisis multivariate bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan depeneden, serta melihat variabel independen yang paling
berhubungan dengan variabel dependen. Uji statistic yang digunakan adalah
uji regresi logistic berganda karena variabel dependen berebntuk kategorik
(Hastono, 2007).
Hastono, S.P (2007). Analisis data kesehatan. Depok: FKM UI

Sabri, L., Hastono, S.P. (2019). Statistika kesehatan. PT. Rajagrafindo Persada : Depok

Sastroasmoro, S. (2018). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: CV.Agung


Seto

Soeprihanto, J. (2000). Penilaian kerja da pengembagan karyawan. Jogjakarta: BPFE

Wahyudi, Iwan. (2010). Hubungan persepsi perawat tentang profesi keperawatan,


kemampuan, dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat pelaksana di RSU dr. Slamet
Garut. Tesis Program Magister Keperawatan. Jakarta: FIK Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai