PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah teridentifikasinya hubungan antara karakteristik
perawat, gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana
dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X di kota Depok
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah teridentifikasinya:
1. Gambaran karakteristik perawat di ruang rawat inap RS X
2. Gambaran kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana
di ruang rawat inap RS X
3. Gambaran kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X
4. Hubungan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat
inap RS X
5. Hubungan kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana
dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X
6. hubungan antara karakteristik perawat, gaya kepemimpinan kepala ruangan yang
dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan kinerja perawat pelaksana di ruang
rawat inap RS X
2.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menjadi masukan kepada
jajaran pimpinan di RS X khususnya di bidang keperawatan dalam mengevauasi kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan.
1.4.2 Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian dapat digunakan sebagai data dasar dan pembanding untuk penelitian lanjutan
tentang kinerja perawat dan dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan penelitian
kualitatif untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam terkait karakteristik perawat,
gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat pelaksana.
1.4.3 Bagi profesi keperawatan
Perawat yang berperan sebagai kepala ruangan mendapatkan gambaran mengenai
hubungan gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan kinerja perawat pelaksana dan
perawat pelaksana mengetahui hubungan antara karakteristik dirinya dan kepemimpinan
kepala ruangan dengan kinerja perawat selama ini
DAFTAR ISI
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
2.1.1 Konsep Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang mengandung
pengertian yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh staff dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2008). Kinerja menurut Wahyudi (2010) adalah kemampuan staff dalam
melaksanakan seluruh tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah hasil yang diperoleh staff dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Pencapaian kinerja dilihat dari tiga komponen yaitu tujuan, ukuran dan penilaian. Tujuan
setiap unit organisasi memberikan arahan dan mempengaruhi bagaimana staff seharusnya
berperilaku. Setelah peneutuan tujuan diperlukan ukuran, apakah staff telah mencapai kinerja
yang diharapakan. Oleh karena iitu penilaian kualitatif dan kuantitatif untuk setiap tugas dan
jabatan staff memgang peranan penting. Akhir dari proses kinerja adalah penilaian kerja,
yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan (Wahyudi, 2010).
2.1.2 Kinerja Perawat
Kinerja perawat adalah serangkaian kegiatan yang memiliki kompetensi yang dapat
digunakan yang ditunjukkan dari hasil penerapan pengetahuam, keterampilan dan
pertimbangan yang efektif dalam memberikan asuhan keperawatan. Kinerja perawat dalam
pelaksanaannya harus dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan
tugasnya sehingga pelayanan yang diberikan pada klen sebagai individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat dapat optimal. Tingkat pencapaian kinerja perawat pada saar
memberikan pelayanan keperawatan dapat dinilai dari prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran dan kerja sama yang ditunjukkan oleh perawat (Wahyudi, 2010).
1. Prestasi kerja
Prestasi kerja mencakup kecakapan,, keterampilan, kesungguhan kerja dan hasil kerja.
Meraih prestasi kerja dilakukan dengan keterampilan yang baik disertai dengan
kesungguhan hati. Prestasi kerja perawat dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,
kesungguhan dan lingkungan kerja.
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesanggupan seorang personel dalam menyelesaikan
pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu serta berani mengambil
riisko untuk keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukan. Ciri-ciri bertanggun
jawab adalah dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berada di
temmpat tugas, mengutamakan kepentingan kerja, tidak melempar kesalahan, berani
mengambil risiko atas keputusan yang dibuat sebelumnya/
3. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk mematuhi segala ketentuan atau peraturan
kerja yang berlaku dan mentaati perintah dinas yang diberikan atasan serta sanggup tidak
melanggar larangan yang telah ditetapkan.
4. Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan haru dalam melaksanakan tugas dan mampu untuk tidak
menyalahgunakan wewenang dan tanggumh jawab yang diberikan kepadanya. Kejujuran
membuat diri seorang karyawan mempunyaii integritas dan moralitas dalam menjaga
nama baik serta memelihara tanggung jawab yang dimilikinya.
5. Kerja sama
Kerjasama merupakan kemampuan diri seorang karyawan untuk dapat bekerjasama
dengan orang lain atau adanya koordinasi antar timnya dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang telah dientukan.
Komponen-komponen di atas sangat penting dimiliki oleh seorang perawat terutama perawat
pelaksana karena hal itu akan memberikan gambaran umum dari kinerja kesehariannya pada saat
bertugas melayani dan memberikan asuhan keperawatan, terpenuhi komponen-komponen
tersebut dalam diri perawat akan membuat perawat menjadi lebih terlihat dan nyata sehingga
pelayanan yang diberikan akan lebih berkualitas
Kinerja perawat menurut Huber (2006) dapat juga dievaluasi denggan Kinerja perawat
menggunakan alat penilaian kinerja. Salah satu alat tersebut dirancang berdasarkan lingkup kerja
keperawatan yaitu 1) proses keperawatan, 2) Praktek kolaboratif, 3) Kepemimpinan, 4)
Manajemen, 5) Perkembangan profesi dan, 6) Pendidikan berkelanjutan. Penilaian kinerja
seorang karyawan dapat dinilai atasan langsung, atasan yang lebih tinggi, rekan sejawat,
bawahan, diri sendiri atau evaluasi diri, konsumen yang dilayani dan menggunakan perangkat
lunak (soft ware) komputer yang telah dirancang untuk menilai kinerja seorang karyawan.
Penilai kinerja perawat dapat mengacu pada hubungan atau interaksi kerja perawat dengan
pasien, teman sejawat, profesi lain dan institusi tempat bekerja. Menurut Soeprihanto (2000)
aspek-aspek penilaian kinerja umumnya berbeda dan disesuaikan dengan tingkat karyawan yang
dinilai. Tingkat karyawan dikelompokkan sebagai berikut: 1) Tingkat operator atau pelaksana,
penilaian meliputi prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran dan kerja sama, 2) Tingkat
foreman atau pimpinan grup meliputi prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja
sama dan kepempimpinan, 3) Tingkat supervisor meliputi prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa (inisiatif) dan kepempimpinan, 4) Tingkat kepala
bagian atas meliputi prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama dan
kepempimpinan
Kinerja Perawat
Prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama (Soeprihanto, 2000)
Proses keperawatan, kolaboratif, kepemimpinan, manajemen, pekembangan profesi,
pendidikan berkelanjutan (Huber, 2006)
BAB 3
Karakteristik perawat
Umur
Jenis kelamin
Lama bekerja
Status pekerjaan
Pendidikan
Status Pernikahan
4.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat dan melihat hubungan antara variabel
yang diteliti, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara jenis kelamin perawat dengan kinerja perawat
2. Ada hubungan antara usia perawat dengan kinerja perawat
3. Ada hubungan antara lama bekerja perawat dengan kinerja perawat
4. Ada hubungan antara status pekerjaan perawat dengan kinerja perawat
5. Ada hubungan antara pendidikan perawat dengan kinerja perawat
6. Ada hubungan antara status perniakahan perawat dengan kinerja perawat
7. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kinerja perawat
8. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan karakteristik perawat
dengan kinerja perawat
Variabel independen
2 Gaya Pernyataan perawat Diukur dengan kuisoner Dengan hasil ukur Nominal
kepemimpinan pelaksana mengenai gata kepemimpinan 1. Demokratik
kepala karakteristik kepala ruangan (skor 49-60)
ruangan kepemimpinan yang 2. Partisipatif
dimiliki oleh kepala (38-48)
ruangan dalam 3. Laisseiz-faire
memimpin dan (15-26)
mempengaruhi perawat, 4. Otokratik (38-
yang terdiri dari 48)
autokratik, demokratik,
partisipatif, Laizzez-
faire
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan
cross-sectional untuk mempelajari dinamika korelasi dengan pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, gaya kepemimpinan kepala
ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan kinerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RS X di Kota Depok
4.2 Populasi dan sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah secara keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan kita
lakukan (Sabri & Hastono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana
di ruang rawat inap RS X di Kota Depok yang berjumlah 189 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai/karakteristiknya kita ukur dan yang
nantiya kita pakai untuk menduga karakteristik dari populasi (Sabri & Hastono, 2019).
Sampel pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X di Kora
Depok.
Penentuan besar sampel menggunakan besar kecilnya sampel (Notoatmojo, 2005), yaitu
jika populasi kurang dari 10.000 subyek penelitian maka rumus yang digunakan adalah :
N
n=
1+ N ¿ ¿
n = jumlah sampel
d = derajat ketepatan yang digunakan (5%)
N = besarnya populasi yang akan diteliti
189
n= = 128,5 = 129 orang (dibulatkan)
1+189 ¿ ¿ ¿
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menghubungan dua variabel, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat (Sabri & Hastono, 2019).
Tabel analisis bivariat dalam penelitian
3. Analisis multivariat
Analisis multivariate bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan depeneden, serta melihat variabel independen yang paling
berhubungan dengan variabel dependen. Uji statistic yang digunakan adalah
uji regresi logistic berganda karena variabel dependen berebntuk kategorik
(Hastono, 2007).
Hastono, S.P (2007). Analisis data kesehatan. Depok: FKM UI
Sabri, L., Hastono, S.P. (2019). Statistika kesehatan. PT. Rajagrafindo Persada : Depok