Anda di halaman 1dari 7

SOP MANAJEMEN NYERI

(Patomekanisme Nyeri, Nursing Assessment Nyeri dan Management Nyeri )

KELOMPOK I

DIRGA DIJAYA MULYADI


CHRISTIN S. S MAHALING
SITTI NURHADIJAH

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAJEMEN NYERI
DEFINISI 1. Nyeri didefinisikan oleh International Association for the Study
of Pain sebagai "suatu yang tidak menyenangkan" pengalaman
sensorik dan emosional yang terkait dengan kerusakan jaringan
aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam hal kerusakan
tersebut
(Scholz J et al, 2019)
2. Pelaksana adalah perawat, dokter jaga, dokter penanggung jawab,
tim manajemen nyeri
3. Manajemen nyeri meliputi :
a. Penilaian nyeri
b. Penanganan nyeri
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

TUJUAN 1. Penilaian, penanganan dan evaluasi nyeri dilakukan oleh


perawat, dokter jaga, DPJP
2. Penanggungjawab kegiatan ini Ketua Tim Manajemen Nyeri

PROSEDUR Skrining dilakukan dengan cara :


A. ANAMNESIS
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Pengkajian dilakukan berdasarkan P, Q, R, S, T yaitu : a. P
(Provokes/ Point ) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri
b. Q (Quality) bagaimana rasa nyerinya
c. R (Radiation/Relief yaitu melacak daerah nyeri dari titik yang
paling nyeri
d. S (Severity) yaitu keparahan atau intensitas nyeri
e. T (Time/On set) yaitu aktu atau lama serangan atau frekuensi
nyeri
3. Riwayat pembedahan/penyakit dahulu
4. Riwayat psiko-sosial
a. Riwayat pola hidup dan aktifitas pasien sehari-hari
b. Masalah psikiatri (misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh
diri)
5. Obat-obatan dan alergi
Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi
nyeri
6. Riwayat keluarga
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik. 7.
Asesmen sistem organ yang komprehensif, evaluasi gejala
kardiovaskular, pulmoner, gastrointestinal, neurologi, reumatologi,
genitourinaria, endokrin dan muskuloskeletal, psikiatri dan
penyakit penyerta yang lain.
B. ASESMEN NYERI
Asesmen nyeri menggunakan 3 (tiga) cara yaitu :
1. Numeric Rating Scale digunakan untuk pasien dewasa dan
anak yang usianya lebih 8 tahun (Thong et al., 2018)
Instruksi : pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10. 0
Tidak nyeri
1 – 3 Nyeri ringan (sedikit mengganggu
aktivitas sehari-hari
4 – 6 nyeri sedang (gangguan nyata terhadap
aktivitas sehari-hari
7 – 10 nyeri berat (tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari
Numeric Rating Scale
2. Wong Baker Faces Pain Scale
Digunakan untuk pasien (dewasa dan anak lebih 3 tahun) yang
tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka
(Garra et al., 2013)
Instruksi : petugas menyesuaikan / memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan keadaan pasien.
• 0 = ekspresi rilek, tidak merasa nyeri sama sekali
• 2 = sedikit nyeri
• 4 = cukup nyeri
• 6 = lumayan nyeri
• 8 = sangat nyeri
• 10= amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Keterangan Gambar Wong Baker :
a. Dikatakan nyeri ringan (skala nyeri 1-3) apabila : hasil pengkajian
menunjukkan gambar 2 dan 4.
b. Dikatakan nyeri Sedang (skala nyeri 4-6 )apabila : hasil pengkajian
menunjukkan gambar 6.
c. Dikatakan nyeri Berat (skala nyeri 7-10 ) apabila: hasil pengkajian
menunjukkan gambar 8 dan 10.

Wong Baker Faces Pain Scale

3. FLACC Behavioral Pain Scale


Digunakan pada bayi dan pasien tidak sadar yang tidak dapat
dinilai dengan Numeric Scale dan Wong Baker Faces Pain Scale
(Crellin et al., 2018)
Cara menilai :
Skor dari kelima item dijumlahkan
Nilai 1 - 3 termasuk nyeri ringan
Nilai 4 - 6 termasuk nyeri sedang
Nilai 7 - 10 termasuk nyeri berat

Kategori Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Face Smile/ceria Perubahan Ekspresi


(tidak ada ekspresi/sedih, wajah
ekspresi sedih) sesekali stress, dagu
menyeringai/ mengatup
meringis rapat,
gemetar

Legs Normal Sulit, tegang, kaku Menendang


posisi/rileks nendang,
tidak
kooperatif

Kategori Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Activity Tiduran Posisi tidak Tidak


normal, kooperatif
nyaman,
posisi (menggeliat,
nyaman, geser,ke
pindah posisi belakang dan
ke depan,kaku)

Cry Tidak Merengek,sesek Melenguh,


menangis ali series
saat bangun menangis/namp menangis,
tidur/sadar ak tidak komplain,
nyaman, suara tidak
merintih jelas
berteriak

Consolabil Perasaan nampak rileks Sangat sulit


ity nyaman dan bila disentuh / untuk
(emosional) relaksasi nyeri menjadi
berkurang nyaman
dengan
sentuhan /
masage

PELAKSANAAN 1. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan(skala 1-3) dilakukan


edukasi untuk relaksasi dan distraksi.
2. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak
berkurang dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis
NSAID.
3. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6) dilakukan
kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis NSAID/opioid
dosis ringan.
4. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7- 10)
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis opioid.
5. Apabila dengan pemberian terapi farmasi jenis opioid, tetapi
keluhan nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan DPJP akan
merujuk kepada Tim Nyeri Intervensi

Asesmen ulang nyeri dilakukan pada :


1. Semua pasien dirawat inap dilakukan re-asesmen terhadap nyeri tiap
4 jam 2. 15 – 30 menit setelah dilakukan tindakan keperawatan
distraksi/relaksasi 3. 1 jam setelah pasien mendapatkan therapi
analgetik oral dan injeksi analgetik.
4. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat intra vena pada pasien
nyeri jantung/cardiac.
5 menit setelah pasien yang mendapatkan terapi injeksi opioid.
REFERENSI Crellin, D. J., Harrison, D., Santamaria, N., Huque, H., & Babl, F. E.
(2018). The Psychometric Properties of the FLACC Scale Used to
Assess Procedural Pain. The Journal of Pain, 19(8), 862–872.
https://doi.org/10.1016/j.jpain.2018.02.013
Garra, G., Singer, A. J., Domingo, A., & Thode, H. C. J. (2013). The
Wong-Baker pain FACES scale measures pain, not fear. Pediatric
Emergency Care, 29(1), 17–20.
https://doi.org/10.1097/PEC.0b013e31827b2299
Scholz J, Finnerup NB, Attal N, Aziz Q, Baron R, Bennett MI, Benoliel
R, Cohen M, Cruccu G, Davis KD, Evers S, First M,
Giamberardino MA, Hansson P, Kaasa S, Korwisi B, Kosek E,
Lavand’homme P, Nicholas M, Nurmikko T, Perrot S, Raja SN,
Rice ASC, Rowbotha,
T. R. (2019). Classification Committee of the Neuropathic Pain
Special Interest Group (NeuPSIG). The IASP classification of
chronic pain for ICD-11: chronic neuropathic pain. Pain, 160(1),
53–
59. https://doi.org/10.1097/j.pain.0000000000001365.The Thong,
I. S. K., Jensen, M. P., Miró, J., & Tan, G. (2018). The validity of pain
intensity measures: what do the NRS, VAS, VRS, and FPS-R
measure? Scandinavian Journal of Pain, 18(1), 99–107.
https://doi.org/10.1515/sjpain-2018-0012

Anda mungkin juga menyukai