Anda di halaman 1dari 17

PENGKAJIAN NYERI

Dr. Husnul Mutmainnah, Sp.An, M.Kes

RUMAH SAKIT
UMUM KABANJAHE
Penilaian nyeri merupakan hal
terpenting penanganan nyeri
pasca bedah , Untuk :
• Menilai intensitas nyeri pasien pasca
bedah
• Menentukan pilihan terapi bagi pasien
pasca bedah
• Menentukan efektifitas terapi nyeri
pasca bedah yang telah diberikan.
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam
keberhasilan penilaian nyeri
Penilaian nyeri perlu dilakukan dalam keadaan istirahat dan bergerak ( Rest and
Movement pain )

Penilaian nyeri perlu dilakukan sebelum dan sesudah terapi diberikan untuk melihat
efektifitas terapi

Penilaian di PACU atau ICU dapat dilakukan sesering mungkin sampai nyeri dapat
dikelola dengan baik dan dipertahankan ( 15 – 30 menit pada awal pemberian dan
dilanjutkan setiap 1 – 2 jam sampai intensitas nyeri telah menurun
Penilaian nyeri di bangsal perlu dilakukan secara regular setiap 4 – 8 jam untuk melihat
keberhasilan terapi yang telah diberikan dan respon pasien terhadap terapi (efek
samping dan komplikasi teknik penanganan nyeri )

Nyeri dan respon pasien termasuk nyeri dan komplikasi perlu dicatat dalam form status
rekam medik untuk dijadikan acuan dalam penatalksanaan selanjutnya

Keluarga pasien dapat berperan dalam penilaian nyeri terutama pada pasien khusus
seperti anak-anak dan pasien geriatrik
Asuhan Keperawatan Nyeri

A. Pengkajian : Pengkajian dapat dilakukan dgn cara PQRST :

P (pemacu), faktor yg mempengaruhi gawat/ringannya nyeri

Q (quality) nyeri, apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat

R (region),yi daerah perjalanan nyeri

S (severity) adalah / keparahan/intensitas nyeri

T (time) ad/ waktu serangan atau frekuensi nyeri


Mengkaji persepsi nyeri

Deskripsi Verbal ttg nyeri :


 Intensitas nyeri (skala nyeri)
 Karakteristik nyeri, termasuk letak,
durasi,irama,kualitas..
 Faktor-faktor yg meredakan nyeri
(mis;gerakan,krg bergerak,istirahat,obat-obatan
bebas,dsbnya)
 Efek nyeri terhdp aktivitas kehidupan sehari-hari
(mis: tidur,nafsu makan,konsentrasi, interaksi
dgn org lain)
 Kekhawatiran individu ttg nyeri (mis; beban
ekonomi, prognosis, pengaruh terhdp peran,dll)
Skala Nyeri

Skala
Skala
intensitas
intensitas
nyeri
nyeri
numerik
deskriptif
0-10sederhana
0 =Tdk
tdkada
adanyeri
nyeri
1 =Nyeri
Nyerisedang
ringan
2 =Nyeri
Nyeripaling
sedanghebat
3 = Nyeri hebat
4 = Nyeri sangat hebat
5 = Nyeri paling hebat
Pasien ditanyakan tentang intensitas nyeri yang
dirasakan dengan skala “tidak nyeri” – “nyeri ringan“
“ nyeri sedang“ – “nyeri hebat“ – “nyeri sangat hebat“

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri


Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat Berat

Gambar 1. Verbal Rating Scale


Numerical Rating Scale

 Pasien ditanyakan tentang intensitas nyeri


yang dirasakan dengan menggunakan skala
angka dari “0” sampai “10” untuk menggamb
arkan nyerinya dimana ‘0” berarti tidak nyeri
sedangakan “10” berarti nyeri yang paling
hebat

Tidak Nyeri Paling Hebat


Nyeri Sedang
Nyeri
Wong-Baker Faces Pain Scale

Merupakan skala bergambar ekspresi wajah dari ekspresi senyum


atau gembira sampai ekspresi menangis yang menunjukkan nyeri
yang sangat hebat. Pasien dapat menentukan sendiri gambaran
ekspresi dari skala untuk menggambarkan intensitas nyeri yang
dialami

Tidak Sedikit Sedikit lebih Lebih Sangat Nyeri sangat


nyeri nyeri nyeri nyeri nyeri hebat

Gambar 4. Wong-Baker Faces Pain Scale


Respons perilaku terhdp nyeri

 Pernyataan verbal,perilaku vokal, ekspresi


wajah, gerakan tubuh,kontak fisik dgn
org,atau perubahan respon terhadap
lingkungan.
 Individu yg mengalami nyeri akut dpt
menangis, merintih, merengut, tdk
menggerakkan bagian tubuh, mengepal,
atau menarik diri.
Faktor-faktor mempengaruhi respons Nyeri

Pengalaman masa lalu dgn nyeri. (Cara seseorg berespon terhdp nyeri
adalah akibat dari byk kejadian nyeri selama rentang kehidupannya)

Anxietas dan nyeri (Umumnya diyakini bahwa anxietas akan


meningkatkan nyeri, mgkn tdk slrhnya benar dlm keadaan)

Budaya dan nyeri (Budaya dan etnik mempunyai pengaruh ps bgmn


seseorg berespon terhdp nyeri)

Usia dan nyeri

Efek plasebo
Diagnosis Keperawatan yg
mungkin muncul

Nyeri Akut berhubungan dgn cedera fisik ( fraktur panggul )

Nyeri kronis berhubungan dgn arthritis

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dgn nyeri pd ekstremitas

Kurang perawatan diri berhubungan dgn nyeri

Cemas berhubungan dgn stress (ancaman peningkatan nyeri)


Perencanaan Keperawatan

Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yg menambah


nyeri

Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk


memodifikasi nyeri yg dialami

Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yg


optimal, seperti memberikan analgesik sesuai dgn program
yg ditentukan
Tindakan keperawatan
Mengurangi faktor yg dpt menambah nyeri, mis :

Ketidakpercayaan (pengakuan perawat akan rasa nyeri yg diderita


psn dpt mengurangi nyeri)
Kesalahpahaman.(Dgn memberitahu psn bahwa nyeri yg
dialaminya sgt individual & hanya psn yg tahu secara pasti ttg
nyerinya
Ketakutan (memberi informasi yg tepat dpt mengurangi ketakutan
psn)
Kelelahan (kelelahan dpt memperberat nyeri)

Kebosanan (dpt meningktkn rasa nyeri),dpt digunakan pengalih


perhatian yg terapeutik. Mis: aktif mendgrkn
musik,membayangkan hal-hal yg menyenangkan,dll.
Lanjutan tindakan keperawatan

2. Memodifikasi stimulus nyeri dgn menggunakan teknik spti :

Teknik latihan pengalihan : menonton tv, berbincang-bincang dgn org lain,


mendengarkan musik

Teknik relaksasi : menganjurkan psn utk menarik nafas dlm dan mengisi
paru-paru dgn udara, menghembuskan secara perlahan, melemaskan otot2
sambil terus berkonsentrasi hingga didpt rasa nyaman, tenang dan rileks

Stimulasi kulit : menggosok dgn halus pd daerah nyeri,menggunakan air


hangat dan dingin.
Lanjutan tindakan keperawatan

3. Pemberian obat analgetik, yg dpt dilakukan


untuk memblok transmisi stimulus agar terjadi
perubahan persepsi dgn cara mengurangi kortikal
terhdp nyeri. Jenis obat analgetik yg paling byk di
kenal masyarakat ad/ aspirin,
asetaminofen,.Golongan aspirin digunakan utk
memblok rangsangan pd sentral dan perifer,
kemungkinan menghambat sintesis prostagladin
yg memiliki khasiat 15-20 menit dgn efek puncak
obat sekitar 1-2 jam.
Evaluasi Keperawatan

Kemampuan dlm merespons rangsangan nyeri

Hilangnya perasaan nyeri

Menurunnya intensitas nyeri

Adanya respons fisiologis yg baik

Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa


keluhan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai