Anda di halaman 1dari 16

PRESENTASI

TESIS

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK SEBAGAI ELEMEN PERLINDUNGAN HUKUM


BAGI DOKTER
ANESTESI DI RUMAH SAKIT

Disusun Oleh
Husnul Mutmainnah
NIM: 21040058

SEKOLAH TINGGI HUKUM MILITER


PROGRAM PASCASARJANA
JAKARTA
1
2023
PRESENTASI TESIS
LATAR BELAKANG HASIL PENELITIA

RUMUSAN PEMBAHASAN
PERMASALAHAN PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN PENUTUP2


A. LATAR BELAKANG
Diawali dengan pemberian informasi
Informed tentang masalah Kesehatan yang di derita
oleh pasien.

Persetujuan
Tindakan
Medis
Consent Persetujuan untuk melakukan suatu tindakan medik

Informed consent diberikan dokter setelah pasien mendapatkan informasi mengenai penyakitnya
yang diderita pasien dan telah meninjau dokumen persetujuan.

3
INFORMED CONSENT

Bagi Dokter : Sarana


Bagi Pasien : dapat menentukan memperoleh
sikap atas tindakan medis yang
mengadung resiko/akibat tidak persetujuan tindakan
menyernangkan. yang akan dilakukan
kepada pasien
4
Dasar Hukum UUD
Yang Terkait 1945
UU No.49
tahun 2009

PERMENKES
290/2008

UU No. KUH Perdaa


36/2009 Pasal 113

UU
No.44/2009

5
Pemerintah memperhatikan hak Pasien
mendapatkan layanan terbaik

masih sering dijumpai seorang dokter anestesi


mewakilkan permintaan persetujuan tindakan
medis dari pasien atau keluarganya melalui
perawat, bidan atau penata anastesi yang JUDUL TESIS: PERSETUJUAN
bertugas di kamar operasi TINDAKAN MEDIK (INFORMED
CONSENT) SEBAGAI ELEMEN
dianggap sepele oleh dokter anestesi PERLINDUNGAN HUKUM
bahwa pasien telah menandatangani DOKTER ANESTESI DI RUMAH
berkas persetujuan sebagai bukti. SAKIT

sudut pandang hukum , tanpa Informed consent


bisa dianggap dan berpotensi melanggar hukum
pidana.
6
• Bagaimana pengaturan persetujuan tindakan medik
sebagai elemen perlindungan hukum bagi dokter
RUMUSAN anestesi?
• Bagaimana kedudukan hukum persetujuan tindakan
MASALAH medik dalam rangka mencegah terjadinya sengketa
medik antara pasien dan dokter anestesi?

a.Mengetahui Pengaturan tentang persetujuan tindakan


TUJUAN medik sebagai elemen perlindungan dokter anestesi
• Mengetahui kedudukan hukum persetujuan tindakan
PENELITIAN medik sebagai elemen perlindungan hukum dokter
anestesi.

7
MANFAAT PENELITIAN.

• Memberikan sumbangan bahan pemikiran dan kajian


ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
Secara hukum kesehatan terutama mengenai aspek hukum
teoritis informed consent dalam pelayanan kesehatan oleh dokter
anestesi di rumah sakit

• Sebagai input bagi kalangan rekan-rekan mahasiswa yang


Secara sedang menimba ilmu pengetahuan hukum di Program
Studi Pasca Sarjana Konsentrasi Hukum Kesehatan
praktis Sekolah tinggi Hukum Kesehatan

8
KERANGKA TEORI SEBAGAI PISAU ANALISIS

Teori Azas-azas umum pemerintahan yang baik.

Teori Perlindungan Hukum

9
METODE PENELITIAN
• penelitian yuridis normatif dengan cara meneliti bahan-
bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar
untuk diteliti dengan melakukan penelusuran terhadap
Jenis Penelitian peraturan-peraturan terkait dengan permasalahan yang
dibahas

• Pendekatan perundang-undangan
• Merupakan pendekatan yang mengkaji tentang asas
Metode asas hukum, norma norma hukum dan peraturan
Pendekatan perundang undangan baik yang berasal dari undang
undang, dokumen, buku buku dan sumber resmi

10
HASIL PENELITIAN
Pengaturan Tentang Persetujuan Tindakan Medik Sebagai
Elemen Perlindungan Dokter Spesialis Anestesi
• Pengaturan Menurut Peraturan Perundangan Dibawah Undang-Undang

B. Kedudukan Hukum Persetujuan Tindakan Medik Sebagai


Elemen Perlindungan Dokter Spesialis Anestesi
• Persetujuan Tindakan Medik Sebagai Instrumen Melindungi Dokter Anestesi
• Persetujuan Tindakan Medis Sebagai Instrumen Melindungi Hak-Hak Pasien

Penulis kemudian menganalisa bahwa pemberian informasi yang jelas dan komprehensif akan memberikan
hubungan pikiran yang sama antara dokter anestesi dan pasien, dengan edukasi yang baik pasien dapat
memberikan persetujuan yang tepat dan sukarela menjalani tindakan anestesi yang mana hubungan ini akan
menimbulkan hubungan hukum bahwa persetujuan tindakan medik bukanlah perjanjian. 11
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pengaturan Tentang Persetujuan Tindakan Medik Sebagai Elemen


Perlindungan Dokter Spesialis Anestesi
1.Pengaturan Persetujuan Tindakan Medis Tidak Dapat Bersifat Universal
2.Pengaturan Regulasi Persetujuan Tindakan Medis Yang Belum Lengkap
3.Pengaturan Persetujuan Tindakan Medis Yang Spesifik Untuk Dokter Anestesi

Kedudukan Hukum Persetujuan Tindakan Medik Sebagai Elemen


Perlindungan Dokter Spesialis Anestesi Persetujuan tindakan medik
1.Persetujuan Tindakan Medis Bukan Perjanjian Sehingga Tidak Dapat Dipakai Sebagai
Instrument Untuk Melawan Hukum
2.Persetujuan Tindakan Medis Instrument Untuk Melindungi Dokter Dan Juga Pasien
12
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

• Posisi hukum mengenai persetujuan medis sebagai sarana melindungi spesialis anestesiologi tidak
disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 17 tahun 2023 di Indonesia. Namun, penting
untuk mendapatkan persetujuan seimbang dan informasi yang memadai dari pasien serta mengikuti
tata kelola praktik medis yang baik
• Kedudukan pasien untuk diberikan informasi atau penjelasan mengenai tindakan medik harus
dijamin secara hukum Hal ini menunjukkan perlunya pemahaman dan penerapan konsep
persetujuan tindakan medik dalam praktik dokter anestesi sebagai elemen perlindungan hukum
• Persetujuan tindakan medik harus diberikan secara bebas tanpa tekanan atau ketakutan. Penting
bagi dokter anestesi untuk memahami dan menerapkan konsep persetujuan tindakan medik secara
menyeluruh dalam praktik mereka. Terkadang, permintaan persetujuan tindakan medik
didelegasikan kepada tenaga medis lain tanpa penjelasan yang memadai kepada pasien. Hal ini
dapat menyebabkan masalah hukum dan perselisihan medis .
• Dalam kedudukan hukum Persetujuan Tindakan Medik dokter anestesi, regulasi persetujuan
tindakan medik sangat penting untuk melindungi secara hukum dokter anestesi. Posisi hukum
pasien yang berhak untuk diberikan informasi atau penjelasan tentang tindakan medik anestei harus
dijamin, menekankan perlunya memahami dan menerapkan konsep persetujuan tindakan medik
dalam praktik dokter anestesi sebagai elemen perlindungan hukum
13
PENUTUP
KESIMPULAN
• Pengaturan persetujuan tindakan medik yang dapat menjadi elemen penting dalam
perlindungan hukum bagi dokter anestesi sebetulnya belumlah diatur secara detail
dalam peraturan perudangan di Indonesia. Bila dibandingkan dengan pengaturan
yang ada untuk keahlian dan profesi lain tampaklah pada kita pengaturan untuk
dokter anestesi seharusnya sudah eksis mengingat operasional tindakan atau
prosedur medik anestesi di negeri ini berjumlah
• Kedudukan Hukum Persetujuan tindakan medik secara umum adalah instrumen yang
terbagi atas dua bagian besar. Bagian pertama adalah penjelasan tentang segala
sesuatu tentang tindakan atau prosedur medik yang akan dilakukan secara
komprehensif, transparan dan jujur . Mengingat kompleksitas masalah yang terkait
dengan problem anestesi sangat luas dan variatif, melibatkan penyelamatan nyawa.
pelayanan medis dokter anestesi juga berdasarkan kepercayaan, bukan hubungan
bisnis. Bagian Kedua adalah Proses persetujuan tindakan medik yang harus
menjunjung tinggi hubungan seimbang dan saling menghormati antara dokter dan
pasien

14
PENUTUP
SARAN
• Bahwa regulasi yang jelas dan ketat mengenai persetujuan tindakan medik
sangat penting bagi dokter anestesi di rumah sakit. Regulasi ini akan
melindungi dokter secara hukum dan memastikan bahwa pasien menerima
informasi yang memadai dan pemahaman sebelum memberikan persetujuan
• Bahwa penyusunan regulasi tentang Persetujuan Tindakan Medik dalam
bidang Anestesi cukup dibuatkan dalam peraturan Menteri saja, tidak perlu
dibuat dalam peraturan perudang-undangan diatasnya. Peraturan Menteri ini
dapat mencakup pengaturan untuk Persetujuan Tindakan Medik yang
melibatkan praktek-praktek kedokteran yang melakukan tindakan invasif
yang difaslitasi oleh Tindakan Medik Anestesi dengan tujuan memberi rasa
aman dan nyaman pada pasien yang menjalani tindakan invasif baik sebelum
operasi, selama tindakan operasi sampai setelah operasi sesuai dengan tugas
dan kewenangan dokter Anestesi

15
TERIMAKASIH

16

Anda mungkin juga menyukai