Anda di halaman 1dari 36

HUKUM KESEHATAN

dr agus sSpAn
TERMINOLOGI HUKUM KESEHATAN

 Medical Law (Inggris,USA) = Hukum Kedokteran


 Gesuntheitsrecht (Jerman) = Hukum Kesehatan
 Droit Medical (Perancis, Belgia) = Hukum Kedokteran
 Gezondheidsrecht (Belanda) = Hukum Kesehatan
 Health Law (WHO) = Hukum Kesehatan
 Hukum Pelayanan Medis = Prof Hermien Hendarmin
 Hukum Pelayanan Kesehatan = Prof Padmo Wahyono
Perbedaan Hukum Kesehatan dan
Hukum Kedokteran
 Hukum Kesehatan = bagian dari ilmu hukum yang membahas atau mengatur
mengenai pelayanan kesehatan
 Hukum Kedokteran = bagian dari ilmu hukum kesehatan yang membahas atau
mengatur mengenai pelayanan medis
 Pelayanan kesehatan = tenaga kesehatan
 Pelayanan medis = tenaga medis
Asas dalam Hukum Kesehatan

Pembangunan kesehatan diselenggarakan


dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, pelindungan,
penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan, gender dan
nondiskriminatif dan norma-norma agama
Peraturan yang digunakan :
Undang-Undang Dasar 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
PP No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia kedokteran
PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Permenkes RI No. 585/Men.Kes/Per/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Medik
Permenkes RI No. 729a/Men.Kes/Per/XII/1989 tentang Rekam
Medis/Medical Record
Kepdirjen Pelayanan Medis No. HK.00.06.6.5.1866 tentang Pedoman
Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)
Hukum Kesehatan Meliputi

 Hukum Kedokteran
 Hukum Keperawatan
 Hukum Kebidanan
 Hukum Farmasi
 Hukum Rumah Sakit
 dsb
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2014
TENTANG
TENAGA KESEHATAN
BAB III
KUALIFIKASI DAN PENGELOMPOKAN TENAGA KESEHATAN

Pasal 11
(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. tenaga medis;
b. tenaga psikologi klinis;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kebidanan;
e. tenaga kefarmasian;
f. tenaga kesehatan masyarakat;
g. tenaga kesehatan lingkungan;
h. tenaga gizi;
i. tenaga keterapian fisik;
j. tenaga keteknisian medis;
k. tenaga teknik biomedika;
l. tenaga kesehatan tradisional; dan
m. tenaga kesehatan lain.
Dasar Hukum Penyelenggaraan Pekerjaan
Penata Anestesi
UU NOMOR 36 TAHUN
2009 TENTANG UU NOMOR 36 TAHUN 2014
TENTANG TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN

Permenkes 18 Tahun 2016 Permenkes


tentang Penyelenggaraan 519/Menkes/Per/III/2011
Pekerjaan Penata Anestesi tentang Pedoman
(mencabut Permenkes 31 Tahun Penyelenggaraan Pelayanan
2013 tentang Penyelenggaraan Anestesiologi dan Terapi
Pekerjaan PerawatAnestesi Intensif di RumahSakit
Siapakah Tenaga kesehatan
(Pasal 2 PP No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan)

1. Tenaga medis;
2. Tenaga keperawatan;
3. Tenaga gizi;
4. Tenaga kefarmasian;
5. Tenaga keteknisian medis;
6. Tenaga keterapian fisik.
Pengertian Hukum Kesehatan

Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan


hukum yang langsung berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari
hukum perdata, hukum pidana, dan hukum
administratif dalam hubungan tersebut. Pula
pedoman internasional, hukum kebiasaan
dan jurisprudensi yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan, hukum otonom,
ilmu dan literatur, menjadi sumber hukum
kesehatan
Ketentuan Hukum yang Langsung
Berhubungan dengan Pemeliharaan
Kesehatan
 Misal: Peraturan-peraturan Departemen Kesehatan yang berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan (farmasi, AIDS, wabah penyakit, dsb)
KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN
Pasal 51 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
2. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan

BERDASARKAN UU NO.8 / 1999


TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien


Penerapan Hukum Perdata

 Pasal 1233 BW: Lahirnya perikatan


 Pasal 1320 BW: Syarat sahnya perjanjian
 Pasal 1365 BW: Perbuatan Melawan Hukum
 Pasal 1243 BW: Wanprestasi
 Pasal 1367 BW: Tanggung jawab majikan terhadap bawahan
Penerapan Hukum Pidana

 Euthanasia dan aborsi diatur di dalam KUHP


 Pasal 359 KUHP: Kelalaian yang menyebabkan kematian
 Pasal 360 KUHP: Kelalaian yang menyebabkan luka berat
 Pasal 351 KUHP: Penganiayaan
 Pasal 531 KHUP: Penelantaran
 Pasal 322 KUHP: Wajib simpan rahasia kedokteran
Penerapan Hukum Administratif

 Wujudnya berupa Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan


Pedoman Internasional
 DeklarasiHelsinki tentang eksperimen
terhadap manusia. Latar belakangnya
adalah kekejaman Nazi pada Perang
Dunia ke II
Hukum Kebiasaan

Misal: formulir persetujuan operasi


Hukum Otonom

 Ketentuan yang dibuat oleh organisasi


profesi di bidang kesehatan, berlaku
bagi anggota organisasi profesi dan
pengawasannya oleh organisasi profesi
tersebut
 Permenkes No. 434/1983: Kodeki
berlaku bagi seluruh dokter
Pergeseran pola dalam hukum kesehatan
Pada saat ini terdapat pergeseran
paradigma dalam hubungan interpersonal di
dalam hukum kesehatan, yang sebelumnya
berdasarkan pola hubungan vertikal
paternalistik menjadi pola hubungan
horizontal kontaktual.
Konsekuensi dari hubungan
horizontal kontaktual :
Munculnya inspanning verbintenis yaitu
adanya hubungan hukum antara 2 (dua)
subyek hukum dan melahirkan hak dan
kewajiban bagi para pihak. Adanya Inspanning
verbintenis dikarenakan objek transaksi adalah
upaya penyembuhan yang hasilnya tidak
pasti dampaknya dan karenanya upaya
tersebut dilakukan dengan kehati-hatian
HAK PASIEN BERDASARKAN UU NO.29 / 2004
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN ( Pasal 52 )
- Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan
medis sebagaimana dimaksud Pasal 45 ayat 3 yaitu :
* Diagnosis dan tata cara tindakan medis
* Tujuan tindakan medis yang dilakukan
* Alternatif tindakan lain dan resikonya
* Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
- Meminta pendapat dokter atau dokter gigi
- Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
- Menolak tindakan medis
- Mendapatkan isi rekam medis
HAK PASIEN BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN

· Kenyamanan, keamanan, dan keselamatan


· Memilih
· Informasi yang benar, jelas, dan jujur
· Didengar pendapat dan keluhannya
· Mendapatkan advokasi, pendidikan dan perlindungan
konsumen
· Dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif
· Memperoleh kompensasi, ganti rugi dan atau
penggantian
HAK YANG MELEKAT PADA DIRI TENAGA KESEHATAN

BERDASARKAN UU NO.29/2004 TENTANG


PRAKTIK KEDOKTERAN ( PASAL 50 )

- Memperoleh perlindungan hukum dalam


melaksanakan tugas sesuai dengan Profesinya
- Memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional
- Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur
dari pasien dan keluarganya
- Menerima imbalan jasa
KEWAJIBAN PASIEN
1. BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
· Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur
· Beritikad baik
· Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
· Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
konsumen
secara patut.
2. BERDASARKAN UU.NO.29/2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
- Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi
- Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana kesehatan
- Memberikan imbalan jasa atas pelayan yang diterima
STANDAR PROFESI MEDIK DAN STANDAR
PELAYANAN RUMAH SAKIT
Menurut Leenen, yang dikenal dalam dunia kedokteran sebagai
“Lege artis” adalah hakikatnya sebagai suatu tindakan yang
dilakukan sesuai dengan Standar Profesi Medis (SPM) yang
terdiri dari beberapa unsur utama meliputi :
1. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama;
2. Sesuai dengan ukuran medis;
3. Sesuai dengan kemampuan rata-rata/sebanding dengan dokter
dengan kategori keahlian medis yang sama;
4. Dalam keadaaan yang sebanding
5. Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan
tujuan konkrit tindak medis tersebut.
Informed consent
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No.585.Menkes/Per/IX/1989)

Dalam dunia kedokteran, biasanya untuk menghindari resiko


malpraktik, tenaga medis membuat exconeratic clausule yaitu :
Syarat-syarat pengecualian tanggung jawab berupa pembatasan
atau pun pembebasan dari suatu tanggung jawab
Dalam hal ini, bentuk dari exconeratic clausule adalah
informed consent/persetujuan tindakan medis (pertindik).
Pertindik merupakan suatu izin atau pernyataan setuju dari
pasien yang diberikan secara bebas, sadar dan rasional setelah
memperoleh informasi yang lengkap, valid dan akurat dipahami
dari dokter tentang keadaan penyakitnya serta tindakan medis
yang akan diperolehnya.
Persetujuan Tindakan Medik (Informed
Concent) dapat terdiri dari :
1. Yang dinyatakan (expressed), yakni secara
lisan (oral) atau tertulis (written)
2. Dianggap diberikan (Implied atau tocit
concent), yakni dalam keadaan biasa (normal)
atau dalam keadaan darurat (emergency).
Expressed concent adalah persetujuan yang dinyatakan secara
lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur
pemeriksaaan dan tindakan biasanya.
Implied Concent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara
tersirat, tanpa pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap
oleh dokter dari sikap dan tindakan pasien. Implied concent
dalam bentuk lain apabila pasien dalam keadaan gawat darurat
dan memerlukan penanganan secara cepat dan tepat sementara
keadaan tidak dapat memberikan persetujuannya dan keluargapun
tidak ada ditempat, maka dokter dapat melakukan tindakan medis
tertentu yang terbaik menurut dokter ((Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.585.Menkes/Per/IX/1989)

Jenis ini dapat pula disebut sebagai presumed consent.


Hal-hal yang perlu disampaikan dalam Informed concent
1. Maksud dan tujuan tindakan medis tersebut;
2. Resiko yang melekat pada tindakan medis itu
3. Kemungkinan timbulnya efek samping
4. Alternatif lain tindakan medis itu;
5. Kemungkinan-kemungkinan (sebagai konsekuensi) yang terjadi
bila tindakan medis itu tidak dilakukan;
6. Dalam menjelaskan mengenai resiko perlu dikatakan mengenai :
a. Sifat dan resiko tindakan
b. Berat ringannya resiko yang terjadi
c. Kemungkinan resiko itu terjadi
d. Kapan resiko tersebut akan timbul seandainya terjadi
Sanksi Hukum terhadap Informed Consent
Sanksi pidana
Apabila seorang tenaga kesehatan menorehkan benda tajam tanpa
persetujuan pasien dipersamakan dengan adanya penganiayaan
yang dapat dijerat Pasal 351 KUHP
Sanksi perdata
Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan
kerugian dapat digugat dengan 1365, 1367, 1370, 1371 KUHPer
Sanksi administratif
Pasal 13 Pertindik mengatur bahwa :
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medis tanpa
persetujuan pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi
administratif berupa pencabutan izin praktik.
REKAM MEDIS / MEDICAL RECORD
Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989

Medical record adalah berkas yang berisikan catatan,


dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
baik untuk rawat jalan maupun rawat inap yang
dikelola oleh pemerintah ataupun swasta.
MANFAAT REKAM MEDIS

1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan


pasien;
2. Bahan pembuktian dalam perkara hukum;
3. Bahan untuk keperluan penelitian dan
pendidikan;
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan;
5. Bahan untuk menyiapkan stastitik kesehatan.
Sanksi Hukum terhadap Kewajiban
Menyimpan Rekam Medis
1. Kerahasiaan Rekam Medis
a. Pasal 112 KUHP
b. Pasal 322 KUHP
c. Pasal 1365 KUHPer
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah segala sesuatu
yang diketahui oleh tenaga kesehatan dan mahasiswa kedokteran
yang sedang praktik pada waktu atau selama melakukan pekerjaan
dalam lapangan kedokteran .
Segala sesuatu adalah segala fakta yang didapat dalam
pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk menegakkan
diagnosis dan melakukan pengobatan dari anamtesis,
pemeriksaaan jasmaniah, pemeriksaan dengan alat kedoketran dsb.
Pasal 112 KUHP
Barangsiapa sengaja mengumumkan atau menyampaikan surat kabar dan
keterangan tentang sesuatu hal kepada negara asing, sedang diketahuinya
bahwa surat kabar atau keterangan itu harus dirahasiakan karena
kepentingan negara, maka i dihukum dengan pidana paling lama tujuh
tahun.

Pasal 322 KUHP


Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang menurut jabatan
atau pekerjaaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia diwajibkan
untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan

Pasal 1365 KUHPer


Tiap perbuatan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian bagi orang
lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian
itu, mengganti kerugian tersebut
2. Hilangnya, Rusaknya atau pemalsuan Rekam Medis
Pasal 20 Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989
dikenakan sanksi administratif mulai dari teguran sampai dengan
pencabutan izin praktik.

Pengecualian terhadap kewajiban menyimpan rahasia kedokteran


1. Karena daya paksa (Pasal 48 KUHP)
a. Kepentingan umum;
b. Kepentingan orang yang tidak bersalah;
c. Kepentingan pasien;
d. Kepentingan tenaga kesehatan itu sendiri tidak dapat dipidana.
1. Karena menjalankan perintah UU (Pasal 50 KUHP)
2. Karena perintah jabatan (Pasal 51 KUHP)
3. Karena untuk mendapatkan santunan asuransi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai