Anda di halaman 1dari 27

HUKUM

KESEHATAN
SEPTY NUR AINI, S.Kep., Ns., M.Kep
◦ HUKUM VS KESEHATAN
Ada ‘wilayah singgung’ antara pelayanan kesehatan dan hukum

Pemberi layanan kesehatan berperan dan berfungsi meningkatkan


derajat kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan,
mengatasi keadaaan gawat darurat, mengurangi, atau
menghilangkan penderitaan, meningkatkan mutu hidup, dan
mencegah kematian manusia yang belum waktunya.
◦ Tujuan hukum adalah
menciptakan dan menjamin
kehidupan bermasyarakat yang
tertib, aman, dan adil.
◦ Kesehatan merupakan bagian
dari kesejahteraan manusia, dan
oleh karena itu harus juga
menjadi perhatian dan jaminan
hukum.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera yang sempurna dari
badan, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak ada
penyakit atau kelemahan (WHO 1948).
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, ental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU RI No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan)
HUKUM

◦ Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan-hubungna


antara orang dengan orang yang lain.
◦ Hukum pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan apa yang
dilarang dan memberikan pidana (hukuman) kepada siapa yang
melanggarnya.
◦ Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur cara
menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dan kekuasaan alat-alat
perlengkapan negara.
Terminologi Hukum Kesehatan
◦ Medical Law (Inggris,USA) = Hukum Kedokteran
◦ Gesuntheitsrecht (Jerman) = Hukum Kesehatan
◦ Droit Medical (Perancis, Belgia) = Hukum Kedokteran
◦ Gezondheidsrecht (Belanda) = Hukum Kesehatan
◦ Health Law (WHO) = Hukum Kesehatan
◦ Hukum Pelayanan Medis = Prof Hermien Hendarmin
◦ Hukum Pelayanan Kesehatan = Prof Padmo Wahyono
KELAHIRAN HUKUM
KESEHATAN
Sejarah :

 Raja Hammurabi dari Babylonia menyusun


kodefikasi hukum yang antara lain juga
mengatur dokter dalam menjalankan profesinya
(> 20 abad SM).
 Pemerintah kolonial Hindia Belanda

menerbitkan ordonansi tentang pemeliharaan


kesehatan masyarakat.
 Di Belanda, istilah gezondheidsrecht (hukum kesehatan) baru
diusulkan Goudsmit tahun 1954 → dilupakan orang.
 Lalu muncul lagi (1960-an), dipicu berdirinya Vereniging Voor
Gezondheidsrecht (Perkumpulan Untuk Hukum Kesehatan) tahun
1967. Sejak 1977 perkumpulan ini menerbitkan Tijdschrift Voor
Gezondheidsrecht (Majalah Hukum Kesehatan) → besar pengaruhnya
dalam menyebarluaskan pengetahuan hukum kesehatan.
 Kongres internasional pertama tentang Hukum Kedokteran
diselenggarakan di Kent, Belgia (1967) yang dihadiri oleh ahli hukum
senior dan dokter dari Indonesia → orang-orang pertama yang
menyebarkan informasi tentang perkembangan hukum kesehatan di
Indonesia.
KELAHIRAN PERHUKI
◦ Dokter Setyaningrum, dokter muda di puskesmas Pati, Jawa Tengah →
menyuntik seorang anak yang kemudian mengalami syok anafilaktik (1981).
◦ Ia dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri Pati. Dan setelah banding di
Pengadilan Tinggi Semarang, keputusan Pengadilan Negeri Pati diperkuat → dr.
Setyaningrum diganjar pidana penjara (1982).
◦ Namun, pada tingkat peradilan tertinggi, Mahkamah Agung membebaskan dr.
Setyaningrum dari tuntutan hukum. Hal ini didasarkan pendapat apa yang
dilakukan dokter tersebut bukan kelalaian atau kesengajaan. Dan keadaan
gawat darurat itu tidak didukung oleh peralatan medis yang ada di puskesmas
kecil.
◦ Dari kasus tersebut, dirasakan benar-benar kebutuhan para penegak hukum
untuk mengerti pemeliharaan kesehatan, agar dapat menilai kasus yang
menyangkut upaya kesehatan.
◦ Tindak lanjutnya, tanggal 1 Nopember 1982 di Jakarta dibentuk Kelompok
Studi Hukum Kedokteran Indonesia yang terdiri atas dokter dan sarjana hukum
→ cikal bakal Perhimpunan Untuk Hukum Kedokteran Indonesia (Perhuki)
tanggal 7 Juli 1983.
◦ Pada kongres nasionalnya (Yogyakarta, 28 Januari 1993) → diubah menjadi
Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (dengan akronim Perhuki juga)
HUKUM KESEHATAN
◦ Dalam anggaran dasar Perhuki yang disempurnakan (Bab I pasal
1):
◦ Hukum kesehatan → semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan
kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan dalam segala aspek orgaisasi, sarana, pedoman medis
nasional/internasional, hukum bidang kesehatan, yurisprudensi, serta ilmu
pengetahuan bidang kedokteran/kesehatan.
◦ Prof.H.J.J. Leenen:
◦ Semua peraturan hukum yg berhubungan langsung pada pemberian pelayanan
kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi dan
hukum pidana.

◦ Prof. Van der Mijn:


◦ Kumpulan peraturan yg berkaitan dgn pemberian perawatan dan juga
penerapannya kpd hukum perdata, hukum pidana dan hukum administrasi.
◦ Hukum kesehatan :
◦ Langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan
◦ Merupakan penerapan hukum perdata, pidana, administrasi negara dalam
kaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
◦ Ruang lingkupnya meliputi: hukum medis, hukum keperawatan, hukum
rumah sakit, hukum pencemaran lingkungan, hukum limbah, hukum polusi,
hukum keselamatan kerja, peraturan lainnya yg ada kaitan langsung yg dpt
mempengaruhi kesehatan manusia.
ETIK
H.PIDANA H.PERDATA
HUKUM TATA USAHA NEGARA

- Malpraktek (Kelalaian, Kesengajaan)


- Pembuktian
- Informed Consent
- Rekam Medis
- Abortus
- Bayi Tabung
- Euthanasia
- Transplantasi
- Hak/Kewajiban tenkes
dan Pasien

Transaksi Terapeutik

Hak atas pelayanan kesehatan Hak menentukan nasib sendiri


(The right to health care) (The right to selfdetermination)
CAKUPAN HUKUM KESEHATAN
◦ Kelompok masalah menurut Leenen :
1. Yang menyangkut asas umum → menentukan diri sendiri, hak atas
pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain.
2. Tentang kedudukan individu dalam hukum kesehatan → hak atas
tubuh sendiri, kedudukan material tubuh, hak atas kehidupan,
genetika, reproduksi.
3. Masalah dalam menjalankan profesi → aturan undang-undang
dalam menjalankan profesi kesehatan.
4. Tentang hubungan keperdataan → kesepakatan antara pemberi
pelayanan kesehatan dengan sarana kesehatan, hubungan antara
pemberi pelayanan kesehatan dengan penyeleggara asuransi
kesehatan.
5. Masalah dengan aspek pidana → tanggung jawab pidana, tindakan
medis dan hukum pidana, hak untuk tidak membuka rahasia
(verschoningsrecht).
7. Masalah dalam pelayanan kesehatan kuratif → kewajiban memberikan pertolongan medis.
8. Tentang pencegahan penyakit → imunisasi, pemeriksaan kesehatan rakyat, badan pemberi
layanan preventif.
9. Tentang pelaksanaan profesi dan kepentingan pihak ketiga → kesehatan industri
(perusahaan), pemeriksaan medis untuk skrining.
10. Masalah obat narkotik.
11. Tentang organisasi dalam pemeliharaan kesehatan → undang-undang tentang kesehatan,
rumah sakit, organisasi kesehatan swasta.
11. Masalah dalam pendanaan upaya kesehatan → skala prioritas, undang-undang tentang
pembiayaan asuransi kesehatan, undang-undang tentang dana pencegahan penyakit.
12. Tentang upaya kesehatan internasional → ketentuan WHO, Dewan Eropa, Masyarakat
Ekonomi Eropa.
Penerapan Hukum Perdata
◦ Pasal 1233 BW: Lahirnya perikatan
◦ Pasal 1320 BW: Syarat sahnya perjanjian
◦ Pasal 1365 BW: Perbuatan Melawan Hukum
◦ Pasal 1243 BW: Wanprestasi
◦ Pasal 1367 BW: Tanggung jawab majikan terhadap bawahan
Penerapan Hukum Pidana
◦ Euthanasia dan aborsi diatur di dalam KUHP
◦ Pasal 359 KUHP: Kelalaian yang menyebabkan
kematian
◦ Pasal 360 KUHP: Kelalaian yang menyebabkan
luka berat
◦ Pasal 351 KUHP: Penganiayaan
◦ Pasal 531 KHUP: Penelantaran
◦ Pasal 322 KUHP: Wajib simpan rahasia
kedokteran
Penerapan Hukum Administratif
◦ Wujudnya berupa Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan
Pedoman Internasional
◦ Deklarasi Helsinki tentang
eksperimen terhadap manusia.
Latar belakangnya adalah
kekejaman Nazi pada Perang Dunia
ke II
Hukum Kebiasaan
◦ Misal: formulir persetujuan operasi
Jurisprudensi
◦ Jurisprudensi : Keputusan-keputusan dari
hakim terdahulu untuk menghadapi suatu
perkara yang tidak diatur dalam UU dan
dijadikan sebagai pedoman para hakim lain
untuk menyelesaikan suatu perkara yang sama
◦ Jurisprudensi Mahkamah Agung Misal:
Kasus Dokter Setyaningrum
◦ Constante Jurisprudentie
Misal: Kasus Vivian Rubiyanti Iskandar
Hukum Otonom

◦ Ketentuan yang dibuat oleh organisasi profesi di bidang


kesehatan, berlaku bagi anggota organisasi profesi dan
pengawasannya oleh organisasi profesi tersebut
TUGAS
◦ Setiap individu membuat makalah sederhana dan PPT tentang Hukum Kesehatan terkait Peraturan,
Kebijakan, dan perundang-undangan yang berkaitan dengan praktik keperawatan
◦ Makalah diketik dengan kriteria:
◦ Ukuran kertas A4
◦ Diketik dengan huruf times new roman, ukuran 12 dengan spasi 1.5.
◦ Batas atas 3 cm, kiri 3 cm, bawah 2,5 cm dan kanan 2,5 cm
◦ Makalah dijilid mika bening dengan cover diberi judul, nama, nim dan institusi serta tahun pembuatan makalah
◦ PPT dibuat sederhana, menarik, simple dan mudah dipahami.
◦ Pembagian penugasan:
◦ Undang-Undang Kesehatan : No Absen 1-10
◦ Undang-Undang Keperawatan : No Absen 11-20
◦ Undang-Undang tenaga kesehatan : No Absen 21-30
◦ Permenkes tentang regulasi keperawatan : No Absen 1-40
◦ Undang-undang perlindungan konsumen: No Absen 41-49
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai