Anda di halaman 1dari 5

RESTORATIVE JUSTICE SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN HUKUM HUMANIS

BERLANDASKAN TEORI KEADILAN BERMARTABAT


Oleh:
ESTIK DILLA RAHMAWATI, S.H. / 13 / VII / PPPJ LXXIX 2022

A. Latar Belakang Masalah


Hukum merupakan serangkaian kaidah yang dipositifkan secara resmi
oleh penguasa negara sebagai produk dari suatu kegiatan politik yang dapat terlihat
dari konteks dan kepentingan untuk melahirkan hukum dan bagaimana hukum dapat
dijalankan di masyarakat. 1 Penganut aliran positivisme hukum menafsirkan bahwa
hukum tidak lain dari produk politik atau kekuasaan. Tata Hukum suatu negara
berlaku bukan hanya karena mempunyai dasar dalam kehidupan maupun dalam jiwa
bangsa, dan juga bukan berdasarkan hukum alam, namun bentuk positifnya dari
instansi yang berwenang.2 Mengutip pendapat John Austin yang menyampaikan
bahwa, “law consists of general commands or imperatives”3 Melihat dari kutipan
tersebut dapat diketahui bahwa hukum terdiri dari perintah, perintah yang dibuat
oleh pembuat peraturan perundang-undangan yang selanjutnya di Indonesia dibuat
oleh lembaga legislatif. Gustav Radburch memberikan konsepsi akan nyawa dari
penegakan hukum di masyarakat yang bersumber atas keadilan, kemanfaatan dan
kepastian hukum. Namun, apakah penegakan hukum sudah mampu mengakomodir
daripada tujuan hukum itu sendiri apabila hanya terbatas pada aturan undang-
undang yang berlaku? Titik nadir pertanyaan tersebut, selanjutnya memunculkan
suatu pemikiran mengenai penerapan Teori Keadilan Bermartabat (The Dignified
Justice Theory/ Jurisprudence/ Philosophy of Law) dalam rangka membangun
paradigma hukum yang humanis.
Pergesaran penegakan hukum diperlukan guna mengakomodir
perkembangan kehidupan di masyarakat. 4
Paradigma hukum yang humanis bertitik pada dasar hak kodrati manusia
secara sama; sejajar yang ditinjau ari pendekatan terhadap perkembangan
kehidupan sosial di masyarakat. Pendekatan hukum humanis berlandaskan Teori
Keadilan Bermartabat yang berangkat dari postulat sistem; bekerja mencapai
tujuan dari bentuk keadilan bermartabat. 5 Teori Keadilan Bermartabat dibangun
dengan bahan-bahan yang digali dari dalam bumi ibu pertiwi; volkgeist bangsa
Indonesia.6 Guru Besar Universitas Pelita Harapan, Prof. Dr. Teguh Prasetyo,
S.H.,M.H menitikberatkan keadilan sebagai tujuan dari penegakan hukum, di mana
hukum dilahirkan bukan sekedar untuk menegakkan tertib sosial, tetapi lebih dari
itu bagaimana hukum dilahirkan dan dapat memberikan rasa keadilan bagi
masyarakat.7 Bermula dari Teori Keadilan Masyrakat, tujuan hukum tidak hanya
letterlijk berpaku pada tiga poin keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan.
1
Abdus Salam. 2015. Pengaruh Politik dalam Pembentukan Hukum di Indonesia. Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum Islam. ISSN: 1829-
9067, hlm. 119-120
2
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah.2014. Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum Pemikiran Masyarakat yang Berkeadilan dan
Bermartabat. Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 200.
3
Wilfrid E. Rumble. 1981. Legal Positivism of John Austin and the Realist Movement in American Jurisprudence. Cornel Law Review. Vol.
66 Iss 5 June Article 4, hlm. 991
4
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah. 2005. Politik Hukum Pidana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 6
5
Prof. Dr. Teguh Prasetyo. 2022. Kuliah Umum Membangun Hukum Berbasis Teori Keadilan Bermartabat.
6
Teguh Prasetyo. 2018. Hukum Acara Pidana Rerorientasi Pemikiran Teori Keadilan Bermartabat. Jakarta: K-Media
7
Teguh Prasetyo.2015. Keadilan Bermartabat Perspektif Teori Hukum. Bandung: Nusa Media, hlm. 34

1
Namun, secara lebih fundamental, mengedepankan keadilan yang secara langsung
mencakup nilai kepastian hukum dan kemanfaatan.8
Tidak dapat dipungkiri, dewasa ini tantangan besar dihadapi oleh para
satria penegak hukum dalam menerapkan penegakan hukum di Indonesia. Hal
tersebut dapat terlihat dari maraknya penyelesaian hukum yang memerlukan
atensi khusus guna tercapai nilai-nilai keadilan di masyarakat. Salah satu contoh
lembaga negara yang bertindak sebagai penegak hukum yaitu Kejaksaan Republik
Indonesia. Kejaksaan Republik Indonesia mengeluarkan suatu teroboson baru
dalam sistem peradilan pidana di Indonesia melalui Keadilan Restoratif
(Restorative Justice). Penerapan Restorative Justice merupakan langkah konkrit dari
paradigma pembangunan hukum humanis berlandaskan Teori Keadilan
Bermartabat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah alam penyusunan artikel hukum ini, dapat diketahui
sebagai berikut:
1. Bagaimana Restorative Justice dinilai sebagai paradigma pembangunan
hukum humanis berlandaskan Teori Keadilan Bermartabat?

C. Pembahasan
Keadilan Restoratif (Restorative Justice) sebagai bentuk paradigma baru
dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Tidak dapat dielakkan bahwa saat ini
aspek kepastian hukum lebih terpacu pada legalitas formal daripada hukum secara
substansial bagi masyakarat. Hal tersebut, yang kemudian menjadi pemicu timbulnya
stigma di masyarakat bahwa “hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah namun
tumpul ke atas”. Secara hakiki, hukum harus mampu memenuhi rasa keadilan,
kepastian dan kemanfaatan hukum. Berpijak dari hal tersebut, dapat diketahui
bahwa The Dignified Justice Theory (Teori Keadilan Bermartabat) stands as the basic
theory of Restorative Justice Implementation. Teori Keadilan Berrmartabat
menumpukan penegakan hukum yang memanusiakan manusia.9
Teori Keadilan Bermartabat merupakan bentuk dari tarik menarik Lex
Eterna (arus atas) dan Volkgeist (arus bawah).10 Teori Keadilan Bermartabat sebagai
ilmu hukum yang memiliki suatu skopa atau cakupan yang dapat dilihat dari susunan
atau lapisan ilmu hukum.11 (sebagaimana tercantum dalam bagan)

8
Teguh Prasetyo. 2022. Kuliah Umum Pendidikan, Pelatihan dan Pembentukan Jaksa LXXIX TA. 2022. Juma’t 20 Mei 2022. Jakarta: Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia.
9
Teguh Prasetyo. 2020. Seminar Umum: Mengenal Teori Keadilan Bermartabat. Universitas Pelita Harapan.
10
Teguh Prasetyo. Kuliah Hukum.2018. Kuliah Umum: Teori Keadilan Bermartabat. Universitas Sultan Agung Semarang.
11
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah. 2011. Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum: Studi Pemikiran Ahli Hukum Sepanjang Zaman.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 21.

2
Teori Keadilan Bermartabat berpijak pada filsafat hukum, teori hukum yang secara
komprehensif dikonkretisasi pada dogmatika hukum sehingga mampu diterapkan
pada tatanan hukum dan pelaksanan praktik hukum yang sesuai dengan jiwa bangsa
(volkgeist) Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan dan
humanis serta membangun harmoni di tengah kehidupan masyarakat, Restorative
Justice hadir sebagai representasi nyata hukum dengan mengedepankan hati nurani.
Prinsip dasar dari Restorative Justice adalah dengan mengedepankan hukum yang
adil; tidak berat sebelah; tidak memihak; tidak sewenang-wenang, berpegang teguh
pada hati nurani dengan tetap berpihak pada kebenaran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta mempertimbangkan kesetaraan dan
keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan. Kejaksaan sebagai lembaga penegak
hukum mempunyai kedudukan yang sentral dan peranan strategis salah satunya
yaitu kewenangan dalam melaksanakan penuntutan, sebagai bentuk dari penerapan
prinsip dominus litis. Namun, dalam menjalankan kewenangannya Kejaksaan harus
senantiasa menerapkan kebijaksanaan; discretion dan mengedepankan hati nurani.
Jaksa Agung Republik Indonesia, Prof. Dr. ST. Burhanuddin, S.H.,M.M.,M.H.,
menerbitkan Peraturan Jaksa Agung Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian
Penuntutan berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai salah satu alternatif
penyelesaian hukum yang mendatangkan kemanfaatan yang tentu saja memenuhi
nilai keadilan. Penghentian Penuntutan berdasarkan Keadilan Restoratif
dilaksanakan dengan asas keadilan, kepentingan umum, proporsionalitas, pidana
sebagai jalan terakhir; ultimum remedium, cepat sederhana dan biaya ringan.
Secara fundamental, Restorative Justice merupakan refleksi dari
penerapan Teori Keadilan Bermartabat. Teori Keadilan Bermartabat hadir sebagai
wujud perlindungan yang diberikan oleh hukum. Sehingga, dalam negara hukum
dijamin adanya tertib hukum dalam masyarakat yang berarti bahwa negara
memberikan perlindungan hukum pada masyarakat, antara hukum dan kekuasaan
ada hubungan timbal balik.12 Teori Keadilan Bermartabat tidak secara serta merta
hadir di masyarakat, melainkan hadir sebagai tonggak pembangunan hukum nasional
yang berjiwa Indonesia, yaitu hukum yang dibangun dari proses penggalian,
penemuan, dan pengembangan yang bersumber dari nilai-nilai kehidupan budaya
dan jiwa rakyat Indonesia yaitu Pancasila. 13 Secara lebih lanjut, Pancasila bertindak
sebagai ultimate of all the sources of law 14; sebagai sumber dari segala sumber
hukum.
Teori Keadilan Bermartabat berlandaskan Pancasila sebagai falsafah
negara dengan cerminan yang sesuai dengan tujuan dari penegakan hukum yang
berkeadilan bermartabat, yaitu: membentuk dan menegakkan negara Indonesia,
mengatur kegiatan penyelenggaraan negara, dasar partisipasi warga negara, dasar
pergaulan antar warga negara dan sumber hukum nasional. 15 Teori Keadilan
Bermartabat memperkuat sistem hukum Indonesia dengan menemukan
keseimbangan; sebagai contoh konkret adalah keseimbangan pada penerapan dua
12
Teguh Prasetyo.2013. Hukum dan Sistem Hukum Berdasarkan Pancasila. Yogyakarta: Media Perkasa, hlm. 5
13
Teguh Prasetyo.2014. Membangun Hukum Nasional Berdasarkan Pancasila. Jurnal Hukum dan Peradilan. Vol. 3 November 2014: 213-
222, hlm. 213.
14
Teguh Prasetyo.2016. Pancasila The Ultimate of All The Sources of Laws. Journal of Law, Policy and Globalization. Vol 54 ISSN 2224-3240,
hlm. 103
15
Teguh Prasetyo dan Arie Purnomosidi. 2014. Membangun Hukum Berdasarkan Pancasila. Bandung: Nusa Media, hlm. 21

3
sistem hukum di Indonesia. 16 Teori Keadilan Bermartabat menawarkan suatu
postulat hukum sebagai suatu sistem untuk menemukan pemikiran hukum melalui
dialektika yang bermanfaat yang tidak hanya sekedar mendasar dan radikal namun
berkarakter kuat sebagai konkretisasi sistem filsafat hukum yang mengarahkan atau
memberikan tuntunan serta tidak memisahkan seluruh kaidah dan asas atau
substantive legal disciplines.
Melalui upaya hukum Restorative Justice diharapkan mampu memberikan
keadilan yang nyata kepada masyarakat, tidak hanya meninggalkan stigma yang
memembekas dan menjadi momok; “hukum tajam ke bawah tumpul ke atas” namun
“hukum harus tajam ke atas dan tumpul ke bawah” dengan menyentuh rasa keadilan
bagi masyarakat kecil; justice for all. Restorative Justice hadir guna memperkuat
sistem hukum sebagai center of integral dalam rangka mewujudkan kualitas
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan nilai-nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab.

D. Daftar Pustaka
Abdus Salam. 2015. Pengaruh Politik dalam Pembentukan Hukum di Indonesia.
Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum Islam. ISSN: 1829-9067.
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah. 2005. Politik Hukum Pidana. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah. 2011. Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum:
Studi Pemikiran Ahli Hukum Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Teguh Prasetyo, Abdul Halim Barkatullah. 2012. Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum
Pemikiran Menuju Masyarakat Berkeadilan dan Bermartabat. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Teguh Prasetyo.2013. Hukum dan Sistem Hukum Berdasarkan Pancasila. Yogyakarta:
Media Perkasa.
Teguh Prasetyo.2014. Membangun Hukum Nasional Berdasarkan Pancasila. Jurnal
Hukum dan Peradilan. Vol. 3 November 2014: 213-222.
Teguh Prasetyo dan Arie Purnomosidi. 2014. Membangun Hukum Berdasarkan
Pancasila. Bandung: Nusa Media.
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah.2014. Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum
Pemikiran Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat. Jakarta: Rajawali Pers.
Teguh Prasetyo.2015. Keadilan Bermartabat Perspektif Teori Hukum. Bandung: Nusa
Media.
Teguh Prasetyo.2016. Pancasila The Ultimate of All The Sources of Laws. Journal of
Law, Policy and Globalization. Vol 54 ISSN 2224-3240.
Teguh Prasetyo. 2018. Hukum Acara Pidana Rerorientasi Pemikiran Teori Keadilan
Bermartabat. Jakarta: K-Media.
Teguh Prasetyo. Kuliah Hukum.2018. Kuliah Umum: Teori Keadilan Bermartabat.
Universitas Sultan Agung Semarang.
Teguh Prasetyo. 2020. Seminar Umum: Mengenal Teori Keadilan Bermartabat.
Universitas Pelita Harapan.
Teguh Prasetyo. 2022. Kuliah Umum Membangun Hukum Berbasis Teori Keadilan
Bermartabat.

16
Teguh Prasetyo, Abdul Halim Barkatullah. 2012. Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum Pemikiran Menuju Masyarakat Berkeadilan dan
Bermartabat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 127

4
Teguh Prasetyo. 2022. Kuliah Umum Pendidikan, Pelatihan dan Pembentukan Jaksa
LXXIX TA. 2022. Juma’t 20 Mei 2022. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan
Republik Indonesia.
Wilfrid E. Rumble. 1981. Legal Positivism of John Austin and the Realist Movement in
American Jurisprudence. Cornel Law Review. Vol. 66 Iss 5 June Article 4.

Anda mungkin juga menyukai