Anda di halaman 1dari 25

Kebijakan pada Institusi

Kesehatan
Siti Khodijah Parinduri, SKM, MKM
Kebijakan dan aturan pada berbagai institusi kesehatan .

KMK No. 128 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat


PKM No. 75 ttg Puskesmas
KMK No. 494 ttg Bantuan Operasional Kesehatan
PKM No. 1 ttg Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
PMK ttg Klinik
PMK No. 56 Tahun 2014 ttg Klasifikasi dan Perizinan RS
PMK No 24 Tahun 2014 ttg RS Kelas D Pratama
PMK No. 69 Tahun 2014 ttg Kewajiban RS dan Kewajiban Pasien
Hirarki Peraturan Perundangan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
UUD RI 1945
Ketetapan MPR
UU/Perpu
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Undang-Undang Kesehatan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinka
n setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggar
akan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin.
Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat
yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan,
manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan
nondiskriminatif dan norma-norma agama.

Pasal 3
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
HAK
Pasal 4
Setiap orang berhak atas kesehatan
Pasal 5
(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.
(2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dir
inya.
Pasal 6
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.
Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun
yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.
Kewajiban (Pasal 9-13)

Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat ke


sehatan masyarakat yang setinggi-tingginya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya
kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan.
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan
yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.
Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH (Pasal 14-20)
BAB V
SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN (Pasal 21-29)
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Pasal 30-35)
Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis pelayanannya terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan perseorangan; dan
b. pelayanan kesehatan masyarakat.

Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:


a. pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

Fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh pihak :Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta.
Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan oleh Pemerintah sesuai ketentuan yang
berlaku.
Ketentuan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.
Perbekalan Kesehatan (Pasal 36-41)
Teknologi dan Produk Teknologi (Pasal 42-45)
BAB VI
UPAYA KESEHATAN (Pasal 46-51)
Pelayanan Kesehatan
Paragraf Kesatu
Pemberian Pelayanan
Pasal 53
(1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarg
a
(2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelomp
ok dan masyarakat.
(3) Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pas
ien dibanding kepentingan lainnya.
Pasal 54
(1) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada a
yat (1).
(3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, pe
merintah daerah, dan masyarakat.
Pasal 55
(1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan.
(2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Perlindungan Pasien (Pasal 56-58)
Pasal 56
(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang
akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap.
(2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:
a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat
yang lebih luas;
b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau
c. gangguan mental berat.
(3) Ketentuan mengenai hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Kesehatan Tradisional ( Pasal 59-61)
Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit (Pasal 62)
TUGAS 2
DISKUSI Kelompok

Carilah kasus-kasus yang terkait dengan perundangan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Jelaskan keterkaitan kasus tersebut dengan Pasal pada UU tersebut.
Jangan lupa cantumkan sumber artikel. Dikirim melalui email paling lambat Senin 25, Maret 2019 den
gan :
Subjek : Diskusi Kelompok Etikum Pelayanan Kesehatan.
Bentuk file: ppt
Nama file : Nama Kelompok-Diskusi 1
Email : siti.parinduri@uika-bogor.ac.id

Tugas Individu:
Membuat resume UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Rumah Sakit

UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


PP Nomor 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit.
UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
.
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika
dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindunga
n dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi:
• penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelaya
nan rumah sakit;
• pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripur
na tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
• penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kem
ampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
• penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dala
m rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bida
ng kesehatan.
• Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya man
usia,kefarmasian, dan peralatan.
• Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta.
• Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbe
ntuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Insta
nsi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan U
mum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan per
undang-undangan.
• Rumah Sakit yang didirikan oleh harus berbentuk badan hukum yang kegiatan us
ahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.
• Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Um
um dan Rumah Sakit Khusus.

• RS Umum pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.


• Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis p
enyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit,atau kekhususan
lainnya.
Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah s
akit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan
Rumah Sakit.
• Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas:
a. Rumah Sakit umum kelas A;
b. Rumah Sakit umum kelas B
c. Rumah Sakit umum kelas C;
d. Rumah Sakit umum kelas D
• Klasifikasi Rumah Sakit Khusus terdiri atas:
a. Rumah Sakit umum kelas A;
b. Rumah Sakit umum kelas B
c. Rumah Sakit umum kelas C;
.

Anda mungkin juga menyukai