Anda di halaman 1dari 41

HAM & KESEHATAN

Dr. YULIANTO, SH,.MH.,SpN


Magister Hukum
Universitas Hang Tuah Surabaya
MATERI KEDUA

KESEHATAN SEBAGAI
HAK ASASI MANUSIA
ISI MATERI
1. NORMA KESEHATAN SEBAGAI HAM & HAK KONSTITUSIONAL
(INTERNASIONAL & NASIONAL)
2. HAK HIDUP SEHAT & PELAYANAN KESEHATAN
3. HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI
4. HAK MENGETAHUI INFORMASI MEDIS
5. HAK RAHASIA MEDIS
6. SANKSI HUKUM TERHAAP PELANGGARAN TERHADAP KESEHATAN
SEBAGAI HAM & HAK KONSTITUSIONAL
NORMA HUKUM
KESEHATAN SEBAGAI HAM
HAK DASAR BERSIFAT : MELEKAT PADA DIRI
MANUSIA, UNIVERSAL, ABADI,
(KEMERDEKAAN, KESAMAAN & KEBEBASAN)

INSTRUMEN/NORMA HUKUM
KESEHATAN INTERNASIONAL
SEBAGAI HAK 1. Pasal 25 Universal Declaration of Human Right
(UDHR)
ASASI MANUSIA 2. Deklarasi Lisbon (1991)
3. Pasal 6 dan 7 ICCPR
4. Pasal 12 ICESCR)
NASIONAL
5. Pembukaan UUD 1945
6. Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 & Pasal 34 (3)
7. Pasal 9 UU 39/1999 tentang HAM
8. Pasal 4 S/D8 8 UU 36/2004 tentang Kesehatan
9. UU NO. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan (pertimbangan (b)
UNIVERSAL DECLARATION
OF HUMAN RIGHTS (UDHR)

• PASAL 25 UDHR
“Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya,
termasuk hak atas pangan, sandang, papan, dan pelayanan
kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas
keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh
pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang
mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar
kekuasaannya”
DEKLARASI LISBON (1991)
(negara-negara Eropa)

1. Hak memilih dokter


2. Hak dirawat dokter yang “bebas”
3. Hak menerima/menolak pengobatan setelah menerima informasi
4. Hak atas kerahasiaan
5. Hak mati secara bermartabat
6. Hak atas dukungan moral/spiritual
7. Hak atas informasi
8. Hak atas second opinion
9. Hak memberikan persetujuan pengobatan
10. Hak pelayanan kesehatan
HAK ATAS KESEHATAN
international Covenant on Economic, Social and Cultural Righst
(ICESCR-1966-164 negara)

• Mengurangi angka kematian bayi dan anak dibawah usia 5 tahun


HAK IBU, ANAK •

Pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi
Akses terhadap Keluarga Berencana
DAN KESEHATAN •

Perawatan sebelum dan sesudah melahirkan
Pelayanan gawat darurat dalam bidang obsteri (kebidanan)
REPRODUKSI • Akses dan sumber daya yang dibutuhkan sehubungan dengan kesehatan
reproduksi

• Tindakan preventif terhadap kecelakaan kerja dan penyakit


HAK ATAS LINGKUNGAN • Air minum yang sehat dan aman serta sanitasi dasar
DAN TEMPAT KERJA • Industri yang higienis

YANG AMAN DAN •
Lingkungan kerja yang sehat dan higienis
Perumahan yang sehat dan memadai
SEHAT • Persedianmakanan dan nutrisi yang cukup

HAK PENCEGAHAN, • Pencegahan dan penanggulangan penyakit epidemik, endemik


PENANGGULANGAN • Pembentukan program pencegahan dan pendidikan bagi
DAN PEMERIKSAAN tingkah lakuthd penyakit menular (HIV/AIDS, dll)
• Hak atas perawatan
PENYAKIT
HAK ATAS KESEHATAN
international Covenant on Economic, Social and Cultural Righst
(ICESCR-1966-164 negara)

1. HAK IBU, ANAK DAN KESEHATAN PRODUKSI


2. HAK ATAS LINGKUNGAN DAN TEMPAT KERJA YANG AMAN DAN SEHAT
3. HAK PENAGGULANGAN, PENCEGAHAN DAN PEMERIKSAAN PENYAKIT
UNDANG UNDANG DASAR
1945
• Pembukaan UUD 1945

“…....melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia, memajukan kesehteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia..

• Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945

“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, daan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”
UNDANG-UNDANG
HAK ASASI MANUSIA
(UU 39 TAHUN 1999)

• PASAL 9

“setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan


meningkatkan taraf kehidupannya. Setiap orang berhak hidup tentram, aman,
damai, bahagia, sejahtera, lahir dan batin. Setiap orang berhak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat”
UNDANG-UNDANG
KESEHATAN
(UU 36 TAHUN 2009)

• Pasal 4 s/d 8
Setiap orang berhak atas:
1. Kesehatan
2. Akses atas sumber daya di bidang kesehatan
3. Pelaanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau
4. Menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya
5. Lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajad kesehatan
6. Informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan
bertanggungjawab
7. Informasi tentang data dan kesehatan dirinya termasuk tindakan
danpengobatan yng telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan
UNDANG-UNDANG
TENAGA KESEHATAN
(UU 36 TAHUN 2014)

• Pertimbangan (b)

“Kesehatan sebagai HAM harus diwujudkan dalam bentuk pemberian


Pelayanan Kesehatan.”
KESEHATAN SEBAGAI HAM
1. Pasal 25 Universal Declaration of Human
Right (UDHR)
HUKUM NTERNASIONAL 2. Deklarasi Lisbon (1991)
3. Pasal 6 dan 7 ICCPR
4. Pasal 12 ICESCR)

KESEHATAN
SEBAGAI HAK ASASI
MANUSIA
1. Pembukaan UUD 1945
2. Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 & Pasal 34
HUKUM (3)
3. Pasal 9 UU 39/1999 tentang HAM
NASIONAL/KONSTITUSI 4. Pasal 4 S/D8 8 UU 36/2004 tentang
Kesehatan
NEGARA 5. UU NO. 36/2014 tentang Tenaga
Kesehatan (pertimbangan (b)
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB
MELINDUNGI DAN MEMBERI PELAYANAN
KESEHATAN ???
UNDANG UNDANG DASAR
1945
• Pembukaan UUD 1945

“…....melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia, memajukan kesehteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia..

• Pasal 34 (3) UUD 1945

“Negara bertangggung jawab atas penyediaaan fasilitas pelayanan


kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang baik “
UNDANG-UNDANG
PASAL 14 sd 20 UU 36/2009 (KESEHATAN)
Pasal 14 (1) : “pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya
kesahatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”
Pasal 14 (2) : tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud ayat (1)
dikhusukan pada pelayanan publik.
Pasal 15 : “pemerintah bertanggung jawab atas ketersedian lingkungan,
tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosail bagi masyarakat utk
mencapai derajad kesehatan yang setingi-tinginya”.
Pasal 16; “pemerintah…...kesedian sumberdaya di bidang kesehatan”
Pasal 17 : “pemerintah bertanggung jawab atas kesedian akses terhadap
informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan …..”
Pasal 49 (1) UU 36 /2009 (Kesehatan)
“Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat
bertanggungjawab atas penyelenggaraan upaya kesehatan.
UNDANG-UNDANG

UU No. 40/2004 (Sistem Jaminan Sosial Nasional) Pertimbangannya poin b :


“ bahwa untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia

UU No. 39/1999 (HAM) Pasal 2 : Negara RI mengakui dan menjungjung


tinggi hak asasi manusia dan kebebsan dasar manusia sebagai hak yang
secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus
dilindungi, dihormati dan ditegakkan demu peningkatan martabat
kemanusian, kesejahteraan, kebahagian dan kecerdasan serta keadilan”.
TANGGUNG JAWAB
TERHADAP HAK KESEHATAN

NEGARA
PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH DAERAH/PROVINSI

PIHAK YANG
BERATANGGUNG
JAWAB HAK MASYARAKAT
KESEHATAN

INDIVIDU
APA SAJA HAK MANUSIA
DALAM KESEHATAN
HAK PASIEN
UU PRAKTIK KEDOKTERAN

• PASAL 52
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tidakan medis
b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi yang lain
c. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d. Menolak tindakan medis
e. Mendapatkan isi rekam medis
HAK PASIEN/KLIEN
UU KEPERAWATAN
• PASAL 38
1. Mendapatkan informasi secara benar, jelas, dan jujur tentang tindakan
keparawatan yang akan dilakukan
2. Meminta pendapat perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya
3. Mendapatkan pelayanan kepewarawatan sesuai dengan kode etik, standar
pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur operational dan
ketentauan peraturan lainnya.
4. Memberi persetjuan datau penolak tindakann keparawatan yang akan diterimanya
5. Memperoleh keterjagaan kerahasian kondisi kesehatannya, kecuali :
a. Kepentingan kesehatan klien
b. Permintaan penegak hukum
c. Persetujuan kilen sendiri
d. Kepentingan endidikan dan penelitian
e. Ketentuan undadang-undang
HAK PASIEN/KLIEN
UU KEBIDANAN
• PASAL 63
a. Memporelh pelayanan kebidanan sesuai dengan kompetensi, kode etik, standar
profesi, standar pelayanan dan standar operational prosedur
b. Memperoleh informasi secara benar dan jelas mengenai kesehatan klien, termasuk
resume isi rekam medis jika diperlukan
c. Meminta pendapat bidan lain
d. Memberi persetjuan atau penolak tindakan kebidanan yang akan dilakukan
e. Memperoleh jaminan kearahasian kesehatan klien, kecuali :
1. Kepentingan kesehatan klien
2. Permintaan aparatur penegak hukum
3. Persetjuan kilien sendiri
4. Ketentuan uu
APA SAJA HAK MANUSIA
DALAM KESEHATAN

SEHAT & PELAYANAN MENENTUKAN NASIB


KESEHATAN SENDIRI

MENDAPATKAN
RAHASIA MEDIS
INFORMASI
DEFENISI SEHAT

BADAN

MANUSIA
AKAN
HIDUP
KEADAAN PRODUKTIF
SEHAT JIWA
SEJAHTERA (EKONOMI
DAN
SOSIAL)

SOSIAL
PELAYANAN KESEHATAN
ASAS DEFENISI
1. Adil Setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
2. Memadai
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
3. Berkualitas dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok ataupun
masyarakat.

HAK UNTUK
MENDAPATKAN
PELAYANAN KESEHATAN
(health care service) BNETUK:
1. Pelayanan Kesehatan Perseorangan
(medical service)
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
KEBIJAKAN (public health service)
DOKTER & DOKTER
GIGI
BIDAN (UU 29/2004)
(UU 4/2019)

PIHAK-PIHAK
PELAYANAN KESEHATAN
(dokter & tenaga kesehatan)
PERAWAT
(UU 38/2014)

APOTEKER
(uu 7/1063 jo.PP
51/2009)
KOMPETENSI :
HUKUM : 1.STR
1. HUBUNGAN HUKUM 2. SIP
2. INFORMED CONSEN
3. RAHASIA MEDIS
HUBUNGAN
PELAYANAN
KESEHATAN
DENGAN PASIEN

PROFESIONAL:

1. STANDRAT PROFESI (SP)


2. STANDRAT OPERATIONAL
PROSESDUR (SOP)
KEWENANGAN 3. ETIKA PROFESI
(SESUAI DENGAN UU)
HAK ATAS INFORMASI

INFORMED CONSENT

HAK UNTUK
MENENTUKAN NASIB
SENDIRI
INFORMED CONSENT
• Informed Consent bersal dari kata “informed” (informasi medis) dan
“consent” (sepakat) yaitu diartikan persetujuan setelah informasi.
• Informed Consent disebut juga dengan istilah Persetujuan Tindakan
Medis. (PTM) atau Persetujuan Tindakan Kedokteran (PTK)
• Dasar Hukum :
a. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan, Pasal 56 (1), (2) dan (3)
b. Permenkes No. 290/MENKES/PER/III/2008, tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran (PTK)
• PTK adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkat mengenai
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien.
INFORMED CONSENT

KESEPAKATAN MEDIS
INFORMASI MEDIS
• Diagnosis dan tata cara tindakan medis (TRANSAKSI TERAPEUTIK)
• Tujuan tindakan medis yang akan
dilakukan • Asas Kesepakatan
• Alternatif tindakan medis dan risiko • Syarat Syahnya
• Risiko dan komplikasi yang mungkin • Bentuknya
terjadi • Siapa yang berhak
• Prognosis terhadap tindakan menyampaikan
• Perkiraan pembiayaan • Siapa yang berhak menerima
PERSETUJUAN TERTULIS
• Semua tindakan medis yang
mengandung risiko tinggi
• Tindakan yang hasilnya sulit
diprediksi

PERSETUJUAN LISAN
• Mengiyakan dg perkataan
• Menggangguk kepala
BENTUK • Mengedipkan mata
INFORMED
CONSENT
TANPA PERSETUJUAN
• Kondisi darurat
• Pasien anak atau tidak cakap
hukum
• Pasien kondisi tidak sadar
• Perluasan tindakan medis
HAK ATAS
RAHASIA MEDIS
• Pasal 57 UU 36/2009 ( Kesehatan)

(1) Setiap orang berhak atas RAHASIA kondisi kesehatan yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
(2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi tidak
berluk dalam hal:
a. Perintah perundang-undangan
b. Perintah pengadilan
c. Izin yang bersangkutan
d. Kepentingan masyarakat
e. Kepentingan orang tersebut
RAHASIA MEDIS
• Semua informasi kesehatan pasien harus dirahasiakan
dan hanya dibicarakan dengan tenaga kesehatan yang
terlibat dalam perwatan pasien tersebut.
• Dasar hukum:
a. UU No. 36/2009 (Kesehatan), Pasal 57
b. UU No. 29/2004 (kedokteran) Pasal 48)
b. Permenkes No. 36/2012 (rahasia kedokteran)
• Rekam medis disimpan dengan baik
• Tidak membicarakan kasus pasien dengan siapaun di luar
rumah sakit.
PRINSIP MORAL
RAHASIA MEDIS
• Berkata benar
• Bisa dipercaya
• Berbuat baik, untuk kepentingan pasien
• Tidak merugikan (pasien,keluarga, masyarakat)
• Menghormati otonomi pasien
• Adil, tidak membeda-bedakan
• Jika ada konflik prinsip moral dan harus
memilih maka pilihlah yang lebih penting.
DASAR HUKUM
RAHASIA MEDIS
• Pasal 1 : Sumpah Dokter
“saya akan merahasiakan segala sesuatu yang
saya diketahui karena keprofesian saya”
• Pasal 16 : Rahasia jabatan
“setiap dokter wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia”.
KAPAN RAHASIA MEDIS BISA
DIBUKA
• Kepentingan pengobatan pasien tersebut
• Perntah undang-undang
• Permintaan pengadilan
• Untuk melindungi keselamatan dan kehidupan
masyarakat setelah berkonsultasi dengan organisasi
profesi
• Sepengetahuan/ijin pasien dan dalam dugaan perkara
hukum pihak pasien telah secara sukarela menjelaskan
sendiri diagnosis/pengobatan penyakitnya di media
massa/elektonik/internet
PERTIMBANGKAN SEBELUM MEMBUKA
RAHASIA MEDIS
• Apakah pembukaan rahasia tersebut memiliki
alasan jelas/kuat dan memang diperlukan ?
Pertimbangakan manfaat dan kerugiannya.
• Tenaga kesehatan harus mampu menjelasakan
alasanya.
• Jika ragu, konsultasikan ke pihak lain
IMPLIKASI
MEMBUKA RAHASIA MEDIS
• Etik
• Disiplin
• Hukum (adminsitrasi, perdata dan pidana)
PELANGGARAN TERHADAP KESEHATAN
SEBAGAI HAM & HAK KONSTITUSIONAL

PERADIDLAN
PELANGGARAN HAM HAM

NEGARA/PEMERINTAH

PELANGGRAN HUKUM TUNTUTAN


BIASA HUKUM :
1. PERDATA
2. PIDANA
SUBYEK HUKUM 3. ADMINISTR
ASI
(PERORANGAN &
BADAN HUKUM)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai