Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 dapat digolongkan sebagai Negara yang bertipe welfare state, yaitu Negara yang menerapkan pemerataan kesejahteraan pada masyarakatnya. Selain sebagai Negara yang bertipe welfare state, Indonesia juga menganut asas good governance. Wujud good governance adalah penyelengaraan pemerintahan Negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif diantara tiga domain; Negara; sector swasta dan masyarakat (society).1 Dalam menerapkan pemerataan kesejahteraan, tugas pemerataan kesejahteraan yang dilakukan oleh Negara diartikan dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk social service dan social welfare, seperti bantuan bencana alam, kemiskinan, pengangguran, penentuan upah minimum, bantuan kesehatan, panti asuhan, dan lain-lain.2 Dalam hal bantuan kesehatan pun harus diartikan seluas-luasnya mencakup pengadaan sarana kesehatan, tenaga medis, ketersediaan obat-obatan, dan lain-lain. Negara dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, salah satunya dilakukan oleh Pemerintah (Eksekutif) baik oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya seperti yang telah diatur di dalam peraturan perundangundangan. Sesuai dengan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan Pemerintah meliputi : a. politik luar negeri; b. pertahanan; c. keamanan;
1

Sedermayanti,2003,Good Governance Dalam Rangka Otonomi Daerah,Mandar Maju,Bandung,hlm.8 2 Muchsan,2000.Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah Dan Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia.Liberty,Yogyakarta,hlm.8

d. yustisi; e. moneter dan fiskal nasional; dan f. agama. Sedangkan kewenangan Pemerintah Daerah untu kabupaten/kota berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, meliputi : a. perencanaan pengendalian pembangunan; b. perencanaan,pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; c. penyelengaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. penyediaan sarana dan prasarana umum; e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelengaraan pendidikan; g. penangulangan masalah sosial; h. pelayanan bidan ketenagakerjaan; i. fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; j. pengendalian lingkungan; k. pelayanan pertahanan; l. pelayanan kependudukan dan catatan sipil; m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. pelayanan administrasi penanaman modal; o. penyelengaraan pelayanan dasar lainnya; dan p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan pleh peraturan perundang-undangan. Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa penanganan bidang kesehatan merupkan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Penanganan bidang kesehatan tersebut meliputi pengadaan rumah sakit, puskemas, tenaga medis, obat-obatan, jaminan kesehatan, dan lain-lain. Jaminan kesehatan untuk warga Kota Yogyakarta sangat diperlukan karena penting sekali untuk menjamin seseorang agar dapat berobat ketika sakit yang mengharuskan ia membayar biaya pengobatan yang tinggi. Pemerintah Daerah

sebagai organisasi yang bertanggung jawab melalui Dinas Kesehatan wajib memberikan jaminan kesehatan terhadap warga miskin, warga rentan miskin maupun warga umum. Jaminan kesehatan tersebut dilakukan melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang meliputi jaminan kesehatan untuk warga miskin, jaminan kesehatan untuk petugas sosial, jaminan kesehatan untuk korban KDRT, korban bencana alam dan kerusuhan, penderita HIV/AIDS dan jaminan kesehatan untuk warga umum.3 Agar pelayanan jaminan kesehatan tersebut dapat berjalan dengan baik, tentu harus diatur dengan sebuah peraturan perundang-undangan. Maka Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta membentuk Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009. Meskipun telah mulai dilaksanakan, tetapi program Jamkesta di Kota Yogyakarta masih menemui beberapa hambatan, antara lain mengenai kesiapan Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta yang masih dipertanyakan, masalah kesesuaian penyelengaraan Jamkesta dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) , dan upaya-upaya yang dilakukan penyelenggara dalam menyelesaikan hambatan yang timbul dalam penyengaraan Jamkesta. Hal itu dinilai sangat menarik dan perlu diteliti menurut penulis. Maka ditulislah makalah ini sebagai wujud ketertarikan penulis akan hal tersebut. Makalah ini membahas tentang Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) yaitu jaminan kesehatan daerah yang ditujukan untuk warga Kota Yogyakarta, tidak terbatas pada warga miskin saja tetapi mencakup seluruh warga Kota Yogyakarta, ditinjau dari aspek hukum administrasi. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan, maka penulis mencoba menguraikan permasalahan menjadi beberapa pertanyaan berikut :

http:// rw12parkid.blogspot.com/2009/11/apakah-jamkesta-itu.html

a. Apakah penyelengaraan Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) yang diatur melalui Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 sudah sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) ? b. Apakah upaya Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta dan instansi yang terkait dengan Program Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan peraturan tersebut dari aspek Hukum Administrasi Negara? 3. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian penyelengaraan Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) yang diatur melalui Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB). b. Untuk mengetahui upaya Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta dan instansi yang terkait dengan Program Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan dari Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 dari aspek Hukum Administrasi Negara. 3. Keaslian Penulisan Dalam menentukan judul Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) di Kota Yogyakarta sebelumnya telah dilakukan penelusuran untuk melakukan pembuktian bahwa penulis belum dan tidak pernah menemukan penelitian yang sama ( tema dan permasalahannya) baik melalui media cetak maupun elektronik sehingga dapat dibuktikan bahwa penelitian ini adalah asli.

4. Manfaat Penulisan Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini, dapat ditinjau dari 2 aspek : 1. Manfaat Teoritis : a. Tujuan ilmu pengetahuan, untuk melengkapi refrensi yang sudah ada sebelumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut. b. Tujuan bagi penulis, untuk melengkapi tugas Hukum Kesehatan Aspek Administrasi di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Manfaat Praktis : a. Memberi gambaran secara umum mengenai ketentuan yang ada di dalam Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) di Kota Yogyakarta b. Memberi gambaran secara umum mengenai upaya penyelesaian masalahmasalah yang terjadi dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Semesta ( Jamkesta) di Kota Yogyakarta. c. Memberi masukan pada Penyelengara Jaminan Kesehatan Semesta ( Jamkesta) di Kota Yogyakarta. 5. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah empiris, dengan mengunakan studi pustaka yang selanjutnya dilakukan studi lapangan guna mendapatkan data yang empiris. 2. Sumber Data Penelitian Sumber yang digunakan oleh penulis dalam penulisan ini : a. Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan yaitu dari nara sumber dan responden.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka yaitu melalui buku-buku, literatur-literatur, koran, penelitian ilmiah, internet media cetak maupun media elektronik. 3. Subyek Penelitian a. Nara sumber adalah orang yang secara jelas menetahui dan memberikan informasi.4 Dalam hal ini adalah Penyuluh Program Jamkesta Kelurahan Tahunan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. b. Responden adalah penjawab atas pertanyaan untuk kepentingan penelitian.5 Dalam penelitian ini responden adalah orang yang mengikuti program Jamkesta di Kota Yogyakarta.

BAB II TINJUAN UMUM TERHADAP JAMKESTA


4

Departemen Pendidikan Nasional, 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka ,Jakarta,hlm.952 5 Ibid,hlm.774

1. Pengertian Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan menurut Ibu Bambang Supeno, adalah suatu asuransi kesehatan yang mengalihkan resiko pembiyaan pengobatan termasuk biaya rumah sakit dan biaya obat kepada pihak tertentu sesuai dengan kesepakatan para pihaknya. Dalam Jamkesta resiko pembiayaan pengobatan tersebut ditanggung oleh Pemerintah Daerah.6 Jaminan Kesehatan Daerah adalah pemberian bantuan jaminan kesehatan bagi masyarakat dan pegawai daerah non-Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Daerah.7 Jaminan Kesehatan Semesta adalah Jaminan Kesehatan bagi warga Kota Yogyakarta terutama bagi masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan apapun, jaminan kesehatan ini dalah sebagai kebijakan Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta untuk melindungi warganya menadapat pelayanan kesehatan.8 Dari keterangan di atas dapat di katakan bahwa Jaminan Kesehatan Daerah adalah jaminan kesehatan yang merupakak pemberian bantuan jaminan kesehatan bagi warga masyarakat oleh Pemerindah Daerahnya baik bagi warga miskin, rentan miskin, maupun umum. Sedangkan Jamkesta adalah Jaminan Kesehatan bagi warga masyarakat umum yang tidak termasuk warga miskin atau warga rentan miskin tetapi belum memiliki jaminan kesehatan apapun.

2. Pengaturan Mengenai Jaminan Kesehatan Semesta

Wawancara dengan Ibu Bambang Supeno, Penyuluh Program Jamkesta Kelurahan Tahunan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. 7 Lihat : Pasal 1 angka 15 Peraturan Walikota Yogyakarata Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Tahun 2009 8 www.news.id.finroll.com/.../135290--jamkesta-perlu-dukungan-data-valid-.pdf

Dasar Hukum mengenai Jaminan Kesehatan Semesta ini ada di dalam beberapa peraturan perundang-undangan antara lain : a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelengaraan Program Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat miskin; d. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi, dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta; e. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009.

BAB III PEMBAHASAN

1. Ketentuan dalam Jaminan Kesehatan Semesta Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) memiliki ketentuan dalam pelaksanaannya. Kententuan-ketentuan yang terdapat dalam Jamkesta adalah : HAK PESERTA Mendapatkan pelayanan meliputi : a. Pelayanan Kesehatan dasar: 1. Di Puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, puskesling, dokter keluarga, dokter praktek swasta, Drg. Rp 25.000,-/kunjungan, bidan praktek swasta untuk ANC, Persalinan KB 2. Puskesmas rawat inap, maksimal (persalinan) Rp 1.000.000,-/ peserta/ tahun. b. Pelayanan kesehatan lanjutan 1. Rawat jalan lanjutan ke spesialis I ke RS diberikan jaminan sebesar maximal Rp75.000,-/kali kunjungan 2. Pelayanan rawat inap di RS Pemerintah & Swasta yang bekerjasama dengan pemerintah kota di kelas II (tarif pemerintah), dengan hari rawat inap maksimal 30 hari setiap anggota akan dijamin sebesar Rp 15.000.000,- maksimal dalam satu tahun. 3. Bagi peserta yang cuci darah jaminan diberikan 1 kali sebulan dan atau 12 kali setahun, tidak termasuk biaya perawatan jika harus dirawat di RS. 4. Pelayanan UGD sebesar maksimal Rp 200.000,

KEWAJIBAN PESERTA

Membayar iuran perorangan yang diperlukan sebesar Rp 10.000,-/ jiwa/ bulan dengan ketentuan sebagai berikut : a.Masyarakat yang punya KMS dijamin Jamkesmas dan atau Jamkesos iuran dibayar pemerintah. b. Masyarakat Rentan Miskin yang belum punya jaminan kesehatan apapun iuran disubsidi Pemerintah sebesar 50% (Rp 5.000,-): dari iuran ditetapkan (yang dibayar : Rp 5.000,-/bulan/jiwa); c. Pengurus RT/RW/LPMK/PKK RW dan Kader Kesehatan yang telah terdaftar sebagai peserta Jamkesda, Pengelola Tempat ibadah iuran dibayarkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta d. Masyarakat umum membayar iuran 100% (Rp 10.000,-/bulan/jiwa) e. Membawa kartu peserta setiap kali berobat di Puskesmas/RS. f. Menggunakan Kartu Peserta sesuai prosedur ( 3x24 jam) saat mondok di RS, dan membawa rujukan dari Puskesmas. Dan melaporkan ke UPT Jamkesda Kota Yogyakarta sejak masuk RS untuk mendapatkan Jaminan Kesehatan HAL-HAL YANG TIDAK DIJAMIN : a. Peserta tidak mematuhi prosedur yang berlaku b. Meminta tindakan/meminta pemeriksaan Laboratorium tidak atas perinth pemeriksa.. c. Identitas/kartu peserta diserahkan ke RS lebih dari 3 x 24 Jam d. Peserta (warga Kota) yang menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) e. Apabila 3 Bulan berturut-turt tidak memenuhi kewajiban membayar iuran 2. Maksud, Tujuan dan Asas Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Semesta Jaminan Kesehatan Semesta adalah bagian dari program Jaminan Kesehatan Daerah yang dirancangkan oleh Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta sesuai dengan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 memiliki maksud

10

tercapainya 80% wilayah dengan Kepesertaan Semesta (Universal Coverage) di daerah pada tahun 2010. Tujuan dari Jaminan Kesehatan Semesta sama dengan dengan tujuan dari Jaminan Kesehatan Daerah yaitu mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 9 Asas penyelengaraan Jaminan Kesehatan Semesta adalah komprehensif (meyeluruh) sesuai Standart Pelayanan Kesehatan, berjenjang diutamakan ke Puskesmas dan jaringannya sebagai pemberi pelayanan dasar, rujukan oleh Puskesmas untuk pelayanan spesialistik dan rawat inap ke Rumah Sakit yang ditunjuk. Asas yang lain adalah berkelanjutan, artinya akan diberikan terus menerus sampai mencapai 80% wilayah dengan Kepesertaan Semesta.10 3. Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik Asas-asas umum pemerintahan yang baik dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu11 : a. Asas-asas prosedural yang murni yaitu asas-asas yang berkaitan dengan cara pembentukan Hukum Administrasi Negara. Asas ini adalah asas likehood bias ( seseorang yang mempengaruhi dalam perbuatan administrasi dilarang berkepentingan disitu), asas audi et alterampartem (seorang yang akan terkena akibat administrasi harus diberi kesempatan untuk membela diri) dan asas pertimbangan dalam hukum administrasi harus didasarkan pada hal yang benar. b. Asas-asas yang tidak tertulis yang besifat materiil. Berkaitan dengan isi dari perbuatan hukum administrasi, meliputi asas : 1. Asas Kepastian Hukum (the principle of legal security) 2. Asas Keseimbangan (the principle of proportionality) 3. Asas Kecermatan/Kehati-hatian (the principle of carefulness)
9

Lihat : Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Walikota Yogyakarata Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Tahun 2009. 10 Wawancara dengan Ibu Bambang Supeno, Penyuluh Program Jamkesta Kelurahan Tahunan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta 11 Muchsan,op.cit ,hlm.29-31

11

4. Asas Ketajaman obyek)

Dalam Menetukan Sasaran (the principle of good

5. Asas Permainan yang Layak (the principle of fair play) 6. Asas Kebijakan (the priciple of cleverness) 7. Asas Gotong Royong (the principle of solidarity) 4. Kesesuaian Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Semesta Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) termasuk kedalam Hukum Administrasi Negara. Hukum Administrasi Negara menurut Muchsan adalah hukum hukum mengenai struktur kefungsian administrasi negara, sehingga dengan demikian Hukum Administrasi Negara dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :12 1. Sebagai Hukum Administrasi Negara, hukum yang mengenai operasi dan pengendalian kekuasaan administrasi, ataupun pengawasan terhadap penguasa-penguasa administrasi. 2. Sebagai hukum buatan administrai, maka Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang menjadi pedoman dalam menyelengarakan peraturan perundang-undangan. Di dalam Hukum Administrasi Negara dikenal adanya Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB), yang dijadikan pedoman atau tolok ukur dalam menentukan kebijakan Administrai Negara. Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) dapat dipandang sebagai aturan-aturan hukum tidak tertulis, terutama untuk pengambilan KTUN dalam hal-hal pemerintah memiliki ruang kebijakan.13 Jadi Asas-Asas Umum Pemrintahan yang Baik (AUPB) dapat digunakan dalam mengukur tingkat kepemerintahan yang baik (good governance) dalam perbuatan pemerintah termasuk dalam kebijakan penyelengaraan Jamkesta di Kota Yogyakarta.
12 13

dengan Asas-Asas

Muchsan,2005.Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.Liberty,Yogyakarta,hlm.12-13 Philipus M Hadjon,et all,1995,Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,Gadjah Mada University Press,Yogyakarta,hlm.268

12

Jaminan Kesehatan Semesta memilki maksud agar masyarakat Kota Yogyakarta memiliki jaminan kesehatan yang akan sangat membantu nantinya apabila masyarakat mengalami sakit yang mengharuskanya berobat denga biaya yang relatif tinggi baginya. Sedangkan tujuan dari Jamkesta sendiri adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Asas yang digunakan dalam penyelengaraan Jaminan Kesehatan Semesta adalah menyeluruh dan berkelanjutan. Jika dilihat dari aspek administrasi, melalui Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik yang merupakan asas-asas procedural yang murni, yaitu asas-asas yang berkaitan dengan pembetukan program Jamkesta tersebut tentu pembuat kebijakan telah memenuhi asas likehood bias, dimana orang yang mempengaruhi terbentuknya kebijakan dilarang berkepentingan disitu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kebijakan bahwa Jamkesta adalah program pemerintah yang nirlaba (non profit oriented). Kemudian asas asas audi et alterampartem (seorang yang akan terkena akibat administrasi harus diberi kesempatan untuk membela diri), asas ini dibuktikan dengan sebelum program Jamkesta digulirkan telah dilakukan dengar pendapat dari masyarakat. Asas pertimbangan dalam hukum administrasi harus didasarkan pada hal yang benar, dibuktikan dengan sebelum diberlakunan program ini terlebih dahulu telah dilakukan survey ke masyarakat mengenai kepemilikan jaminan kesehatan. Sedangkan ditinjau dari aspek administrasi, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik yang tidak tertulis yang besifat materiil, Jaminan Kesehatan Semesta di tinjau dari Asas Kepastian Hukum, kurang memberikan kepastian hukum. Karena seharusya Jamkesta di beri payung hukum tersendiri, bukan hanya disandarkan pada Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 saja. Ditinjau dari Asas Keseimbangan, Jamkesta sudah memenhui Asas Keseimbangan karena tidak sewenag-wenag dalam membuat kebijakan. Ditinjau dari Asas Kecermatan/Kehati-hatian, Jamkesta sudah cukup diselenggarakan dengan hati-hati oleh Pemerintah Daerah. Ditinjau dari Asas Ketajaman Menentukan Sasaran masih

13

kurang karena seharusya warga miskin dijamin dengan Askeskin, tapi karena tidak terdaftar terpaksa menggunakan Jamkesta. Ditinjau dari Asas Permainan yang Layak, dapat dikatakan cukup layak, karena penyelenggaraan program ini telah memberikan keadilan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat. Ditinjau dari Asas Kebijakan, sudah bijak karena telah memikirkan nasib masyarakatnya dalam bidang kesehatan. Ditinjau dari Asas Gotong Royong, penyelengaraan program Jamkesta telah memenuhi asas ini karena telah melibatkan masyarakat dalam penyelengaraanya, contohnya dengan merekrut penyuluh dan pendata dari anggota masyarakat. 5. Hambatan dalam Penyelengaraan Jamkesta dan Upaya Penyelesaiannya melalui Aspek Administrasi Dalam penyelengaraan program Jamkesta tentu muncul berbagai hambatan yang dapat menganggu kelancaran dari penyelenggaraan program Jamkesta. Halhal tersebut antara lain adalah :14 a. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan; b. Tidak atau kurang berminatnya masyarakat untuk mengikuti program Jamkesta ini; c. Adanya masyarakat yang merasa keberatan atas pembayaran iuran untuk mengikuti Jamkesta tersebut; d. Kurangnya data yang valid untuk mendukung program Jamkesta; e. Adanya masyarakat yang tidak mematuhi prosedur yang telah ditentukan dalam Jamkesta; f. Kurangnya tenaga pelayan penyuluhan dan pendataan masyarakat yang berkeahlian berhubungan dengan Jamkesta. Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam mengatasi hambatan yang timbul melalui aspek administrai :
14

Wawancara dengan Ibu Bambang Supeno, Penyuluh Program Jamkesta Kelurahan Tahunan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta

14

a. Untuk kurangnya pemahaman dan minat masyarakat untuk mengikuti program Jamkesta, dilakukan upaya penyuluhan yang berkelanjutan guna memberikan pemahaman masyarakat akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan dan menumbuhkan minat masyarakat untuk mengikuti program Jamkesta. b. Untuk mengatasi masalah masyarakat yang merasa keberatan atas pembayaran iuran untuk mengikuti Jamkesta, diberi penjelasan mengenai keuntungan mengikuti Jamkesta dari pada tidak mengikuti Jamkesta. Bagi masyarakat yang benar-benar tidak mampu biaya iuran akan ditanggung Pemerintah Daerah. c. Untuk hambatan kurangnya data yang valid dan kurangnya tenaga pelayan penyuluhan dan pendataan masyarakat yang berkeahlian berhubungan dengan Jamkesta, dilakukan peningkatan kemahiran tenaga pelayan penyuluhan dan pendataan masyarakat serta pemuktahiran data yang berkelanjutan. d. Untuk masalah mengenai adanya masyarakat yang tidak mematuhi prosedur yang telah ditentukan, akan diberi peringatan, dan jika masih tetap melanggar maka klaim nya akan jaminan kesehatan yang dimilikinya akan ditolak.

BAB IV PENUTUP

15

1. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat penulis menyimpulkan bahwa secara umum penelenggaraan program Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) yang dilakukan di Kota Yogyakarta telah sesuai dengan Asas-Aasas Pemerintahan yang Baik (AUPB). Tetapi secara khusus masih ada yang kurang sesuai dengan Asas-Aasas Pemerintahan yang Baik (AUPB), yaitu mengenai Asas Kepastian Hukum dan Asas Ketajaman Menentuka Sasaran. Kurang memberikan kepastian hukum karena seharusnya program Jaminan Kesehatan Semesta dibuatkan payung hukum tersendiri bukan disandarkan pada Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009. Kurang tajaman menentuka sasaran karena masih ada masalah,yang seharusya warga miskin dijamin dengan Askeskin, tapi karena tidak terdaftar terpaksa menggunakan Jamkesta. Hambatan yang timbul dalam penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah, telah dapat diselesaikan dengan baik oleh penyelengara program Jaminan Kesehatan Daerah melalui cara administrasi. 2. Saran Hal-hal yang disarankan oleh penulis setelah membuat penlisan ini adalah sebagai berikut : a. Sebaiknya program Jaminan Kesehatan Semesta di Kota Yogykarta diatur melalui peraturan tersendiri sesuai dengan peraturan yang berlaku agar lebih memberi kepastian hukum; b. Sebaiknya peyelengara program Jaminan Kesehatan Semesta di Kota Yogykarta meningkatkan kemampuan dan keahlian penuyuluh dan pendata masyarakat agar program ini mengenai sasaran yang tepat sesuai dengan tujuan penyelenggaraannya DAFTAR PUSTAKA

16

Muchsan, Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah Dan Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia., Liberty, Yogyakarta, 2000. ________, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2005. Philipus M Hadjon,et all, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta, 1995. Sedermayanti, Good Governance Dalam Rangka Otonomi Daerah,,Mandar Maju, Bandung,2003. Peraturan Perundang-undangan : a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelengaraan Program

Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat miskin; d. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi, dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta; e. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2009 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009. Internet : http:// rw12parkid.blogspot.com/2009/11/apakah-jamkesta-itu.html, diakses tanggal 5 Desember 2009 www.news.id.finroll.com/.../135290--jamkesta-perlu-dukungan-data-valid-.pdf , diakses tanggal 5 Desember 2009

17

Anda mungkin juga menyukai