Anda di halaman 1dari 37

JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK KESEHATAN KERJA BAGAI TENAGA


KESEHATAN YANG TERPAPAR COVID-19 DI RUMAH SAKIT SWASTA
ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN

NIM: 18020010355

ABSTRAK

Erikson Policardo Ama Piran, perlindungan Hukum Atas Hak Kesehatan Kerja Bagi
Tenaga Kesehatan yang Terpapar Covid-19 di Rumah Sakit Swasta, Dibimbing Oleh :
Kotan Y. Stefanus dan Hermanus Ratu Udju

Tenaga medis adalah profesi yang mulia, apalagi di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu aspek yang paling merasakan dampak dari pandemi ini adalah di bidang
kesehatan. Permasalahan di bidang kesehatan menjadi semakin berbahaya di era
Pandemi Covid-19 di Indonesia. Kondisi saat ini menjadi perhatian semua pihak terkait
upaya pengendalian dan penanggulangan Pandemi Covid-19 di Indonesia. Ini termasuk
dokter dan profesional kesehatan lainnya. Jumlah kematian tenaga medis khususnya
dokter dan perawat semakin meningkat. Rumusan masalah dalam Penelitian ini : (1).
Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum atas hak kesehatan kerja bagi tenaga
kesehatan di rumah sakit swasta, ( 2 ). Apa sanksi bagi penyelenggara Rumah sakit
swasta yang Tidak Menyediakan K3 ( Kesehatan dan Keselamtan Kerja ) bagi tenaga
Kesehatan Yang terpapar Covid-19 serta pemenuhan hak keselamatan kesehatan kerja
( K3 ) bagi tenaga kesehatan yang sedang menghadapi pandemi.

Metode hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
Normatif yang didukung dengan penelitian hukum empiris. Aspek penelitian
diantarnya Bentuk perlindungan hukum atas hak kesehatan kerja bagi tenaga
kesehatan dalam situasi pandemi covid-19 di rumah sakit swasta, Penerapan sanksi
terhadapa RS yang melanggar K3 .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlindungan hukum tenaga kesehatan di
masa pandemi covid-19 terdiri dari upaya perlindungan preventif melalui program
vaksinasi,pemberian alat pelindung diri ( APD ) selain itu Pemerintah juga telah
memberikan insentif dan santunan kematian meskipun hal ini banyak mengalami
Kendala. Sanksi yang deberikan terhadap perusahan yang tidak melaksanakan
program kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) sangat rendah sehingga risiko
terjadinya kecelakaan kerja sangat tinggi.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan

1
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

ABSTRACT

Erikson Policardo Ama Piran, Legal Protection of Occupational Health Rights for Health
Workers Exposed to Covid-19 in Private Hospitals, Supervised by: Kotan Y. Stefanus and
Hermanus Ratu Udju

Medical staff is a noble profession, especially in the midst of the Covid-19 pandemic.
One of the aspects that has felt the most impact from this pandemic is in the health sector.
Problems in the health sector have become increasingly dangerous in the era of the Covid-19
Pandemic in Indonesia. The current condition is of concern to all parties related to efforts to
control and overcome the Covid-19 Pandemic in Indonesia. This includes doctors and other
health professionals. The number of deaths of medical personnel, especially doctors and
nurses, is increasing. The formulation of the problem in this research: (1). What is the form of
legal protection for the right to occupational health for health workers in private hospitals,
(2). What are the sanctions for private hospital administrators who do not provide K3
(Occupational Health and Safety) for health workers who are exposed to Covid-19 and
fulfilling the right to occupational health safety (K3) for health workers who are facing a
pandemic.

The legal method used in this research is normative legal research supported by
empirical legal research. Research aspects include forms of legal protection for health
workers' right to work in a Covid-19 pandemic situation in private hospitals, application of
sanctions against hospitals that violate K3.

The results of the study show that legal protection for health workers during the
Covid-19 pandemic consists of preventive protection efforts through vaccination programs,
provision of personal protective equipment (PPE) besides that the Government has also
provided incentives and death benefits even though this has experienced many obstacles.
Sanctions given to companies that do not implement occupational health and safety (K3)
programs are very low so that the risk of work accidents is very high.

Keywords: Legal Protection for Health Workers

2
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

Kesehatan). Khusus tenaga kesehatan


dikeluarkan Peraturan Pemerintah
PENDAHULUAN Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan. Meskipun,
Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 23 Tahun
Indonesia merupakan salah satu 1992 diganti dengan Undang-Undang
negara berkembang dengan sektor Nomor 36 Tahun 2009, namun
lapangan pekerjaan dan bidang yang Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32
beragam. Pengaruh dari kualitas Tahun 1996 tetap dinyatakan berlaku.
sumber daya manusia (SDM) dalam Profesi tenaga kesehatan menjadi
pembangunan suatu negara sangat sangat riskan selama pandemi Covid-
besar. Berbagai upaya dilakukan 19, para tenaga kesehatan harus
pemerintah untuk meningkatkan menanggung dua resiko besar yaitu
kualitas SDM, antara lain adalah resiko kesehatan dan resiko hukum
pendidikan wajib selama 12 tahun, karena belum ada perlindungan yang
beasiswa, pelatihan sebelum kerja, memadai dari peraturan dan/atau
pemenuhan gizi serta pembentukan kebijakan yang ada di Indonesia.
mental. Dengan upaya tersebut Mengingat, banyak masyarakat
diharapkan akan melahirkan tenaga yang telah menjadi korban, termasuk
kerja yang berkualitas. Selain penting tenaga kesehatan dan dokter yang
untuk pembangunan suatu negara, meninggal dunia ketika berjuang
manusia harus bekerja untuk melawan virus corona.2
mempertahankan kelangsungan hidu Tenaga kesehatan tidak hanya
pnya, tanpa bekerja manusia tidak diatur dalam Undang-undang
akan dapat memertahankan hidupnya Kesehatan tetapi juga mencakup
dengan baik.1 dalam hal kontrak pekerjaan sebagai
Tenaga kesehatan merupakan tenaga kerja, para tenaga kesehatan
unsur utama dalam mencapai juga diberikan payung hukum di
pelayanan kesehatan yang terbaik, dalam Undang-Undang Nomor 13
aman, tertib dan profesional yang Tahun 2003 tentang Ketena gakerjaan
terjadi setiap saat dan berkelanjutan. (yang selanjutnya disebut Undang-
Sesuai dengan pengamalan negara undang Ketenagakerjaan). Dalam
hukum, berlandaskan Pancasila yang Pasal 1 Angka 1 Undang-undang
terletak dalam Undang-undang Dasar Ketenagakerjaan, ketenagakerjaan
1945, tentang pengaturan di bidang merupakan segala hal yang
kesehat telah diundangkan Undang- berhubungan dengan tenaga kerja
Undang Nomor 23 Tahun 1992 pada waktu sebelum, selama, dan
tentang Kesehatan (Undang-undang
2
Hernadi Affandi, ‘Implementasi Hak
1 atas Kesehatan Menurut Undang-
Abdul Gani Abdullah, ‘Pengantar
Undang Dasar 1945: antara Pengaturan
Memahami Undang-Undang Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang- dan Realisasi Tanggung Jawab Negara’,
undangan’, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. Jurnal Universitas Padjadjaran, No. 1,
1, No. 2, 2004 2019.

3
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

sesudah masa kerja. Dalam kesehatan (Pasal 1 angka 1 Undang-


ketenagakerjaan terdapat hubungan Undang Republik Indonesia Nomor
yang erat antara pemberi kerja dan 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
pekerja, keduanya disebut dengan Kesehatan). Pekerja di bidang
tenaga kerja. Tenaga kerja adalah kesehatan terdapat banyak profesi,
setiap orang yang mempunyai meskipun seringkali masyarakat hanya
kemampuan melakukan pekerjaan menganggap dokter dan perawat saja.
untuk menghasilkan barang dan atau Dalam Pasal 11 Undang-Undang No.
jasa untuk memenuhi kebutuhan 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
sendiri dan memenuhi kebutuhan Kesehatan diatur tentang
masyarakat sesuai dengan Pasal 1 pengelompokan tenaga kesehatan
angka 2 Undang-Undang beserta disebutkan berbagai
Ketenagakerjaan. profesinya sesuai dengan
Seluruh warga negara memiliki pengelompokannya. 3

berbagai hak selama ia menjadi bagian


dari penduduk negara tersebut. Salah Tenaga kesehatan memiliki
satu hak yang dimiliki oleh peranan penting yang sangat
masyarakat Indonesia adalah hak atas dibutuhkan oleh pemerintahan
kesehatan. Kesehatan menjadi hal maupun masyarakat dalam
yang utama untuk dimiliki oleh pembangunan kesehatan suatu negara,
seseorang, karena apabila tanpa salah satunya yaitu sebagai pelaksana
kesehatan seseorang tersebut tidak pelayanan kesehatan, peran tenaga
dapat mendapatkan hak-hak lainnya. kesehatan masyarakat sangat penting
dalam penanganan Covid-19 pada
Didalam Pasal 1 angka 1 setiap level intervensi. Utamanya pada
undang-undang Kesehatan artinya level masyarakat untuk melaksanakan
kesehatan itu sangat penting, komunikasi risiko dan mengedukasi
kesehatan itu sendiri adalah keadaan masyarakat tentang prosedur
kesehatan fisik, mental, spiritual dan kesehatan melawan Covid-19.
sosial yang memungkinkan setiap Kemudian melakukan pelacakan dan
orang untuk menjalani kehidupan pelacakan kontak (investigasi kasus
yang produktif, sosial dan ekonomi. dan investigasi wabah), serta bantuan
Untuk mendukung hak atas kesehatan dan otorisasi komunitas. Tenaga
masyarakat, dibutuhkan tenaga di kesehatan masyarakat memiliki
bidang kesehatan. kemampuan untuk memahami model
Pekerja di bidang kesehatan atau promosi dan pencegahan Covid-19 di
yang lebih sering disebut dengan masyarakat. Oleh karena itu, peran
tenaga kesehatan, adalah setiap orang penting tenaga kesehatan sangat
yang mengabdikan diri dalam bidang dibutuhkan saat merancang rencana
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan kebijakan untuk mempercepat
dan/atau keterampilan melalui 3
LBHM Lembaga Bantuan Hukum
pendidikan di bidang kesehatan yang Masyarakat, “Buku Saku Hak Atas
untuk jenis tertentu memerlukan Kesehatan, LBHM, Jakarta,2019
kewenangan untuk melakukan upaya
4
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

penanganan Covid-19. Apabila sering disebut virus Corona adalah


masyarakat berhadapan dengan tenaga jenis penyakit baru yang.disebabkan
kesehatan, mereka memiliki harapan oleh virus dari golongan coronavirus.
dapat menemukan solusi dalam Virus tersebut mengakibatkan
menyelesaikan masalah kesehatan penyakit yang menyerang sistem
mereka, mulai dari masalah kesehatan pernapasan, penyakit tersebut dapat
yang mendasar hingga masalah menular. Pada bulan Desember 2019
kesehatan yang komplikasi. Namun, di Wuhan, dikonfirmasi merupakan
apabila dibandingkan dengan luas pertama kalinya kasus penyakit
wilayah dan jumlah penduduk di Covid-19 terjadi. Karena
Indonesia, jumlah tenaga kesehatan di penularannya sangat cepat melalui
Indonesia terbilang masih minim. anta rmanusia, sehingga menjadi
Data himpunan Badan Kepegawaian pandemi di seluruh wilayah di dunia,
Nasional dari data statistik Siaran Pers termasuk Indonesia.
Nomor : 058/RILIS/BKN/IV/2019 Kasus positif covid-19 pertama
bahwa jumlah Pegawai Negeri Sipil di Indonesia diketahui pada tanggal 2
(PNS) Indonesia tercatat 4,1 juta per Maret 2020, di Depok, Jawa Barat.
akhir 2018. Dari jumlah tersebut Semakin meningkatnya kasus positif
hanya 14,15% di antaranya covid-19 di Indonesia Pemerintah
merupakan tenaga kesehatan.4 melakukan upaya dan kebijakan, salah
Beban yang ditanggung oleh satunya adalah Work From Home
tenaga kesehatan Indonesia semakin (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara
berat saat memasuki tahun 2020. (ASN). Namun, tidak sedikit juga
Siaran Pers secara global dilakukan perusahaan-perusahaan swasta yang
WHO (World Heath Organizations) juga memberi kebijakan WFH
pada hari Rabu, tanggal 11 Maret terhadap para pekerjanya.5
2020 Organisasi Kesehatan Dunia Work from home (WFH) atau
(WHO) resmi mengumumkan bahwa bekerja di rumah di tengah wabah
wabah covid-19 merupakan pandemi covid-19 dapat dikaitkan dengan
global. Penyebaran covid-19 yang ketentuan Pasal 86 angka 1 huruf a
sangat cepat mengakibatkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
peningkatan orang yang terinfeksi 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu
pada berbagai negara di dunia. Dalam setiap pekerja/buruh mempunyai hak
waktu kurang dari tiga bulan, covid- untuk memperoleh perlindungan atas
19 telah menginfeksi lebih dari keselamatan dan kesehatan kerja.
126.000 orang di 123 negara, dari Namun, hal tersebut tidak berlaku
Asia, Eropa, AS, hingga Afrika terhadap semua bidang, salah satunya
Selatan. adalah bidang kesehatan. Selama masa
Covid-19 (coronavirus disease pandemi, pekerja di bidang kesehatan
2019) atau SARS-CoV-2 yang juga harus tetap bekerja karena semakin
4 5
WHO (World Heath Organizations) pada hari Work from home (WFH) atau bekerja di
Rabu, tanggal 11 Maret 2020 Organisasi rumah di tengah wabah covid-19 dapat
Kesehatan Dunia (WHO) resmi dikaitkan dengan ketentuan Pasal 86 angka 1
mengumumkan bahwa wabah covid-19 huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun
merupakan pandemi global 2003 tentang Ketenagakerjaan

5
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

meningkatnya pasien terutama pasien Reaction) 8 yaitu pemeriksaan


dengan kasus positif covid-19 yang laboratorium untuk mendeteksi
harus segera ditangani. Indonesia telah keberadaan material genetik dari sel,
melaporkan 184.268 kasus positif bakteri, atau virus. Segala hal tersebut
covid-19, per-tanggal 13 September baik berupa pencegahan ataupun
2020, dengan peringkat kematian penanganan, lazimnya dilakukan oleh
tertinggi ketiga di Asia dengan 7.750 tenaga kesehatan.
kematian. Namun diperkirakan angka Pada umumnya, rumah sakit
kasus positif dan kematian sebenarnya mengharuskan para pekerjanya
lebih tinggi, karena masih banyak bertugas selama 24 jam dengan sistem
yang belum terkonfirmasi ataupun bergantian sesuai dengan jadwal yang
penduduk yang tidak melakukan telah diatur sebelumnya atau lebih
Rapid Test. sering disebut dengan shift. Hal ini
Berdasarkan infoemasi laman sudah dilakukan sejak dulu, sebelum
resmi Kementerian Kesehatan yaitu terjadi masa pandemi covid-19. Para
akses www.kemekes.go.id, dikatakan pekerja di bidang kesehatan harus
bahwa secara umum, gejala mengorbankan waktunya demi
terinfeksinya covid- 19 seseorang profesionalitas dalam memberikan
akan merasakan demam yang suhu kenyamanan dan kualitas pelayanan
tubuhnya di atas 38°C, batuk kering, terbaik rumah sakit terhadap pasien.
serta sesak napas. 6Gejala tersebut Maka dari itu, tenaga kesehatan
berlangsung dari dua hari sampai dua terutama tenaga kesehatan sangat
minggu setelah terinfeksi virus rentan terinfeksi covid-19. Sehingga
tersebut. Seseorang dapat terinfeksi pada tenaga kesehatan yang terpapar
covid-19 karena berada di daerah yang covid-19 dapat diklasifikasikan
banyak terjadi kasus positif covid-19 sebagai penyakit akibat kerja.
ataupun berkontak langsung dengan Sehingga perlu adanya kebijakan
penderita covid-19.7 Namun, tidak untuk menjamin hak-hak tenaga
menutup kemungkinan bagi yang kesehatan Indonesia yang telah
tidak terjadi gejala tidak akan bekerja keras untuk menekan angka
terinfeksi virus tersebut. Hal yang kasus positif covid-19.
dapat dilakukan apabila terjadi gejala Kasus Pertama Covid-19 di
tersebut ataupun pencegahan adalah Lembata Pemerintah Kabupaten
antara lain dengan isolasi mandiri, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT)9
menjaga kebersihan, dan memenuhi memutuskan untuk mengisolasi Desa
gizi seimbang setiap hari. Selain tiga Babukerong, Kecamatan Nagawutung
hal tersebut, melakukan Rapid Test karena temuan kasus positif Covid-19
ataupun PCR (Polymerase Chain perdana di daerah itu.
6
www.kemekes.go.id,
7
Seseorang dapat terinfeksi covid-19 8
melakukan Rapid Test ataupun PCR
karena berada di daerah yang banyak (Polymerase Chain Reaction)
terjadi kasus positif covid-19 ataupun 9
Kasus Pertama Covid-19 di Lembata
berkontak langsung dengan penderita Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara
covid-19 Timur (NTT)

6
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

"Kita isolasi lokal. Isolasi/karantina secara ketat. Semua warga Lembata


di rumah. Isolasi desa. Semua yang saat ini berada di luar dan tidak
penduduk Desa Babokerong dilarang mempunyai keperluan mendesak di
keluar dan juga yang dari luar dilarang Lembata, diharapkan bertahan dulu di
masuk selama 14 hari ke depan," kata tempat masing-masing sampai virus
Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Covid-19 benar-benar sudah dapat
Langoday Dia mengemukakan hal itu, dikendalikan penyebarannya,"
berkaitan dengan langkah antisipasi
Kepala dinas kesehatan
pemerintah untuk mencegah
10 kabupaten lembata, Mathias Beyeng
penyebaran Covid-19. Kasus tersebut
kepada wartawan, senin 5 juli 2021,
berasal dari klaster Makassar.Tim
mengatakan sejak kasus covid-19 mulai
surveilans lalu melakukan pelacakan
menyerang kabupaten lembata hingga
kontak terhadap pihak-pihak yang
senin 5 juli 2021 jumlah tenaga
pernah berinteraksi dengan yang
kesehatan di Kabupaten Lembata yang
bersangkutan. Pemerintah juga
terkonfirmasi positif covid-19 sebanyak
memastikan pasien isolasi mandiri
93 orang. Dan termaksud 3 Dokter. 12
selama lebih kurang 14 hari secara
ketat di rumahnya.Selain itu, mereka Dari 93 tenaga kesehatan
tidak diperkenankan untuk melakukan tersebut yang sudah sembuh sebanyak
isolasi di fasilitas layanan kesehatan 33 orang sedangkan yang masi aktif
terdekat untuk menghindari penularan dan isolasi mandiri sebanyak 60 orang
lebih jauh. termaksud 3 dokter. Satgas covid-19
Kabupaten Lembata melaporkan hasil
Thomas pun memastikan ada
Rapid antigen terhadap 320 orang
pengawasan yang ketat oleh
dengan hasil 59 orang positif.
masyarakat/tetangga sekitar,
pemerintah desa, Gugus Tugas Meninggal 2 orang di kecamatan
Kecamatan dan Desa11, terhadap Nubatukan Sembuh 2 orang. Sehingga
perilaku yang bersangkutan agar total kasus aktif bertambah 55 orang
mematuhi protokol kesehatan yang menjadi 660 orang, tersebar di 9
berlaku.Dia menambahkan, akses dari kecamatan. Rincianya, yakni :
luar sudah sulit dibendung karena
Kecamatan Nubatukan
hampir semua kabupaten sudah
( 365) ,Kecamatan Lebatukan ( 41 ),Ile
membuka akses transportasi laut
Ape ( 29 ) ,Ile ape timu ( 25 ) ,Atadei
udara dan darat.
Upaya kita adalah tetap 12
Kepala dinas kesehatan kabupaten
menerapkan protokol kesehatan lembata, Mathias Beyeng kepada wartawan,
senin 5 juli 2021, mengatakan sejak kasus
10
langkah antisipasi pemerintah untuk covid-19 mulai menyerang kabupaten
mencegah penyebaran Covid-19 lembata hingga senin 5 juli 2021 jumlah
11
Thomas pun memastikan ada pengawasan tenaga kesehatan di Kabupaten Lembata
yang ketat oleh masyarakat/tetangga
sekitar, pemerintah desa, Gugus Tugas
yang terkonfirmasi positif covid-19
Kecamatan dan Desa sebanyak 93 orang. Dan termaksud 3 Dokter.
7
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

( 89 ), Nagawutung ( 59 ), Wulandoni vaksinasi covid-19," kata dokter Heny,


( 31 ) ,Omesuri ( 35 ) Buyasari ( 15 ) dari Puskesmas Waipukang,
Kecamatan Ile Ape.Ia juga mengeluh
Sejumlah Dokter dan Kepala
bahwa ada seorang pasien
Puskesmas yang bertugas di 9
terkonfirmasi Covid-19 meninggal,
kecamatan di Kabupaten Lembata,
langsung diangkut paksa
Nusa Tenggara Timur, meminta
keluarga."Warga mengikuti vaksinasi
dukungan aparat keamanan. Pasalnya,
Covid-19 bukan karena kesadaran
mereka merasa penanganan covid-19
memperkuat herd imunity, melainkan
terus mendapat hambatan dari warga
hanya untuk mendapatkan surat
Permintaan tersebut terungkap dalam
vaksinasi sebagai syarat melakukan
rapat kerja Pemerintah kabupaten
perjalanan," tambahnya.Dokter Heny
Lembata bersama seluruh dokter dan
meminta pemberian kartu tanda
kepala puskesmas serta tenaga
pernah divaksin hanya kepada warga
kesehatan di halaman tengah kantor
yang telah menjalani dua kali
Bupati Lembata. Rapat dipimpin PLT
vaksinasi.Lain lagi pengakuan Dokter
Bupati Lembata, Thomas Ola
Tika dari Puskesmas Lamau, Kecamtan
Langoday, serta Ketua DPRD, Petrus
Ile Ape Timur. Ia mengeluhkan pasien
Gero dan difasilitasi Sekda Lembata,
terkonfirmasi covid-19 yang di
Paskalis Ola Tapobali. Mereka
rekomendasikan menjalani isolasi 14
mendengarkan masukan dari seluruh
hari, tapi nekat berkeliaran dan tidak di
kepala puskesmas serta dokter selama
rumah. Satu keluarga saat hendak
penanganan pandemi covid-19 di
ditracing malah lari ke kebun.
Lembata.Seluruh tenaga kesehatan
mengeluh sejumlah perilaku Dokter Tika juga menyoroti
kebandelan warga yang didasari kegiatan adat maupun kumpul
mereka tidak percaya adanya covid- keluarga di desa tetap berlangsung
19.Perilaku warga juga dipicu adanya tanpa prokes yang ketat. Ia
isu sesat yang beredar baik melalui menyarankan agar Satgas Covid di
media sosial yang disebar secara desa lebih gesit lagi menyosialisasi
terstruktur.Beberapa bentuk prokes bagi seluruh warga. Lain lagi
penolakan warga itu di antaranya ialah pengakuan Dokter Indra dari
pengambilan paksa jenazah pasien Puskesmas Balauring, Kecamatan
covid-19, keluarga pasien yang Buyasuri."Keluhan saya, kalau ada
terkonfirmasi covid-19 dengan gejala pasien terkonfirmasi covid-19 dengan
berat menolak untuk dirujuk ke RSUD gejala berat harus dirujuk, mereka
Lewoleba, dan warga tidak disiplin tidak mau. Kita harus bujuk dulu, paksa
menjalankan protokol kesehatan."Ada dulu baru mau. Untuk itu, satgas harus
juga keluarga kontak erat dengan lebih aktif sosialisasi covid-19 kepada
pasien terkonfirmasi covid-19 warga. Mereka tidak percaya Covid itu
melarikan diri saat hendak dilakukan ada," keluhnya. Menurut nya, sikap
tracing. Warga juga enggan mengikuti keras kepala warga Lembata ini akan
8
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

mempersulit upaya memutus mata Berdasarkan latar belakang yang


rantai penyebaran pandemi Covid-19. telah diuraikan, maka rumusan
masalah hukum yang akan dikaji dan
Sementara itu, Plt Bupati diuraikan dalam penelitian ini adalah :
Lembata,bapa Thomas Ola Langoday 1. Untuk Mengetahui bentuk
menegaskan, pemerintah tidak boleh perlindungan hukum bagi
kalah dengan sikap keras kepala tenaga kesehatan yang
warga.Ia meminta aparat kemanan terpapar covid-19 di rumah
untuk tidak segan-segan sakit swasta.
memberlakukan Undang-undang 2. Untuk Mengetahui sanksi
Kekarantinaan jika warga bersikeras bagi penyelenggara rumah
dengan pemahaman sesat.Siapa yang sakit swasta yang tidak
keluar dari jalur itu berurusan dengan menyediakan K3 (kesehatan
hukum. Jika diberi peluang orang lain dan keselamatan kerja) bagi
akan ikuti. Ini menyangkut mati hidup pekerja kesehatan yang
rakyat Lembata, Jangan main-main," terpapar covid-19

Berdasarkan uraian di atas,


penulis melakukan penelitian hukum Manfaat Penelitian
untuk mengetahui secara konsep
1. Manfaat Teoretis
adanya problematika berkaitan dengan
a. Hasil dari penelitian ini
judul yang diangkat yaitu:
diharapkan dapat memberikan
Perlindungan Hukum Atas
manfaat, memberikan
Hak Kesehatan Kerja Bagai
referensi untuk menyelesaikan
Tenaga Kesehatan Yang
masalah-masalah dalam hal
Terpapar Covid-19 Di Rumah
yang berhubungan dengan
Sakit Swasta Dalam Perspektif
jaminan para pekerja di
Keselamatan Dan Kesehatan
bidang kesehatan. Serta
Kerja
memberikan gambaran betapa
Rumusan Masalah pentingnya hak-hak tenaga
1. Bagaimanakah bentuk kesehatan agar lebih terjamin
perlindungan hukum atas hak dalam hal keselamatan dan
kesehatan kerja bagi tenaga kesehatan kerja, karena
kesehatan dalam situasi pandemi berperan penting untuk
covid-19 di rumah sakit swasta ? memenuhi hak kesehatan
2. Apakah sanksi bagi masyarakat.
penyelenggara rumah sakit b. Bagi Kalangan Akademisi
swasta yang tidak menyediakan bahwa dari hasil penelitian ini
K3 (kesehatan dan keselamatan dapat menambah wawsan-
kerja) bagi tenaga kesehatan wawasan baru dalam bidang
yang terpapar covid-19 ? keilmuan hukum dan sebagai
sumber informasi dalam
Tujuan Penelitian penelitian selnjutnya.

9
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

2 Manfaat Prakitis menyebutkan bahwa setiap orang


a. Rumah Sakit Swasta diakui sebagai manusia pribadi yang
Diharapkan dengan adanya penelitian berhak menuntut dan memperoleh
ini pihak rumah sakit swasta bisa lebih perlakuan serta perlindungan yang
menyediakan K3( Kesehatan dan sama sesuai dengan martabat
Keselamatan Kerja) sesuai undang- kemanusiaannya di depan hukum.
undang Nomor 1 tahun 1970 Pasal 27 ayat (1) UU No.
b. Pemerintah 36/2009 tentang Kesehatan
Diharapakan dengan adanya menyebutkan bahwa tenaga kesehatan
penelitian ini pihak pemerintah berhak mendapatkan imbalan dan
dapat memberikan sanksi yang pelindungan hukum dalam
tegas kepada rumah sakit swasta melaksanakan tugas sesuai dengan
yang tidak menyediakan profesinya.14 Diperkuat dengan Pasal
K3( Kesehtan dan Keselamatan 57 huruf a Undang-undang No.
Kerja ) 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
yang juga menyebutkan bahwa tenaga
TINJAUAN PUSTAKA kesehatan dalam menjalankan praktik
berhak memperoleh pelindungan
Perlindungan Hukum Tenaga hukum sepanjang melaksanakan tugas
Kesehatan Di Masa Pandemi sesuai dengan Standar Profesi, Standar
COVID-19. Pelayanan Profesi, dan Standar
Pengertian perlindungan hukum Prosedur Operasional.15
Perlindungan Hukum adalah Peraturan diatas, memberikan
segala upaya pemenuhan hak dan kewenangan kepada Pemerintah untuk
pemberian bantuan untuk memberikan menjalankan perintah hukum dalam
rasa aman kepada saksi dan/atau memberikan jaminan atas
korban, perlindungan hukum korban perlindungan hukum kepada tenaga
kejahatan sebagai bagian dari kesehatan. Sehubungan dengan gugus
perlindungan masyarakat, dapat tugas penanganan percepatan Covid-
diwujudkan dalam berbagai bentuk, 19, maka Pemerintah memiliki
seperti melalui pemberian restitusi, kewajiban memberikan pengayoman
kompensasi, pelayanan medis, dan dan mejamin hak-hak tenaga
bantuan hukum. Pasal 28D ayat (1) kesehatan dalam melakukan
UUD 1945 menyebutkan bahwa setiap pelayanan termasuk di dalamnya
orangberhak atas pengakuan, jaminan, adalah imbalan dan jaminan atas
perlindungan, dan kepastian hukum keselamatan dan kesehatan selama
yang adil serta perlakuan yang sama bertugas. Tak hanya itu, pemerintah
dihadapan hukum. 13 Hal ini serupa juga bertanggung jawab dalam
dengan Pasal 5 ayat (1) UU No. menyediakan fasilitas pelayanan
39/1999 tentang HAM yang juga kesehatan bagi para tenaga kesehatan
untuk menjalankan pekerjaannya.
13
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa 14
setiap orangberhak atas pengakuan, jaminan, Pasal 27 ayat (1) UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
15
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta Pasal 57 huruf a Undang-undang No. 36/2014
perlakuan yang sama dihadapan hukum tentang Tenaga Kesehatan

10
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

Oleh karenanya, Pemerintah Pusat dan Menaker No. M/8/HK.04/V/2020.18


Pemerintah Daerah bertanggung Norma perlindungan kepada
jawab atas ketersediaan fasilitas tenaga kesehatan meliputi
pelayanan kesehatan dalam rangka perlindungan norma kerja,
mewujudkan derajat kesehatan yang perlindungan norma Kesehatan dan
setinggi-tingginya. Hal ini diatur dan Keselamatan Kerja (K3) dan
tertuang dalam Pasal 6 Peraturan perlindungan norma jaminan sosial
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tenaga kerja. Perlindungan norma
tentang Fasilitas Pelayanan kerja bagi tenaga kesehatan meliputi
Kesehatan. 16
upah, waktu kerja, waktu istirahat
Mengingat wabah penyebaran serta cuti. Perlindungan norma K3
Covid-19 saat ini bertatus bencana dalam rangka penanganan Covid-19
setelah dikeluarkannya SK Kepala meliputi pencegahan dan
BNPB Nomor 13 A Tahun 2020, pengendalian terhadap kecelakaan
maka seluruh jajaran Pemerintah kerja maupun Covid-19 akibat kerja.
wajib menjalankan seluruh Perlindungan norma jaminan sosial
kewajibannya sebagaimana diatur tenaga kerja kepada tenaga kesehatan
dalam perundang-undangan yang dengan memastikan kepesertaan pada
berlaku.17 Kewajiban yang seharusnya jaminan kesehatan nasional (JKN)
dipenuhi oleh Pemerintah ini diselenggarakan melalui program
termasuk: JKN-BPJS Kesehatan serta Jaminan
a. Mendukung ketersediaan Kecelakaan Kerja maupun Jaminan
peralatan kesehatan di lapangan; Kematian yang diselenggarakan
b. Menjamin terpenuhinya hak-hak melalui program BPJS
masyarakat dan para tenaga Ketenagakerjaan. Setiap nakes/ dokter
medis; yang dirawat karena Covid-19 maka
c. Transparansi informasi informasi pembiayaan yang berkaitan dengan
kepada publik; perawatan dan pengobatan infeksi
d. Pengambilan kebijakan yang Covid-19 ditanggung oleh pemerintah
memperhatikan nilai-nilai hak asasi sesuai KMK Nomor
manusia dan demokrasi Penetapan HK.01.07/MENKES/446/2020 19

COVID-19 akibat kerja sebagai tentang Petunjuk Teknis Klaim


penyakit akibat kerja yang spesifik Penggantian Biaya Pelayanan Pasien
pada pekerjan tertentu ditetapkan oleh Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
KMK HK.01.07/MENKES/327/2020. Bagi Rumah Sakit Yang
Perlindungan dokter sebagai pekerja Menyelengarakan Pelayanan Covid-
medis dalam Program Jaminan 19. Dalam hal Penyakit Akibat Kerja
Kecelakaan Kerja ( JKK) pada Kasus yang diderita adalah Covid-19 juga
Penyakit Akibat Kerja (PAK) karena mengacu pada aturan tersebut namun
COVID-19 melalui Surat Edaran kondisi akhir pasca
pengobatan/perawatan yaitu sembuh,
16
kecacatan atau meninggal dunia dapat
Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
18
2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menaker No. M/8/HK.04/V/2020
17 19
SK Kepala BNPB Nomor 13 A Tahun 2020 KMK Nomor HK.01.07/MENKES/446/2020

11
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

ditanggung oleh BPJS represif, Pemerintah telah


Ketenagakerjaan atau sesuai dengan memberikan insentif dan santunan
asuransi yang telah diikuti seperti kematian kepada tenaga kesehatan
Tenaga Kesehatan ASN ditanggung yang termuat dalam Kepmenkes No.
PT. Taspen dan Tenaga Kesehatan HK. 01.07/MENKES/278/202021
TNI/Polri ditanggung oleh PT. tentang Pemberian Insentif dan
ASABRI. Adapun yang dibayarkan Santunan Kematian bagi Tenaga
antara lain santunan berupa uang Kesehatan yang Menangani Covid-19,
(santunan sementara tidak mampu dan Kepmenkes No. HK.
bekerja, santunan cacat, biaya 01.07/MENKES/215/2020 22
tentang
rehabilitasi, beasiswa anak, uang Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus
duka, santunan kematian) dan Bidang Kesehatan untuk Pencegahan
tunjangan cacat. Pembiayaan dan Penanganan Covid-19 Tahun
pemeriksaan tenaga kesehatan terkait Anggaran 2020. Meskipun dalam
Covid-19 yang tidak dijamin atau kenyataanya pemberian insentif dan
klaim Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum santunan ini banyak mengalami
QISTIE Vol. 14 No. 2.20 November kendala, namun tetap diberikan.
2021 38 tidak mencukupi dalam Artinya Pemerintah nampak
jaminan Covid-19 merupakan berupaya memberikan pengayoman
tanggung jawab fasilitas pelayanan terhadap tenaga Kesehatan.
kesehatan terkait. Berdasarkan uraian Sedangkan bagi tenaga kesehatan
tersebut di atas, dapat disimpulkan yang mengalami diskriminasi,
bahwa perlindungan hukum tenaga Pemerintah Desa telah menyediakan
kesehatan di masa pandemi covid-19 ruangan khusus bagi warganya yang
terdiri dari upaya perlindungan terpapar Covid-19 seperti merubah
preventif an upaya perlindugan Sekolah-Sekolah menjadi ruang
represif. isolasi mandiri dan menempatkan
Dalam upaya perlindungan preventif, warganya di sana. Kemudian bagi
di tahun 2020 sampai tahun 2021 ini pelaku kekerasan terhadap tenaga
tenaga kesehatan telah mendapatkan kesehatan yang sedang bertugas
jaminan keselamatan kerja berupa menangani pandemi Covid-19,
perolehan APD lengkap dan juga organisasi profesi dan aparat penegak
pemberian Vaksinasi meskipun hukum juga telah campur tangan
sebelumnya di tahun 2019 mereka dalam memberikan kepastian hukum
kesulitan mendapatkan bantuan bagi tenaga kesehatan tersebut yakni
berupa APD sehingga banyak yang dengan pemberian sanksi pidana.
terpapar Covid-19. Program Vaksinasi
ini merupakan bentuk perlindungan Penerapan K3 Di Indonesia Pada
represif yang diberikan oleh Bidang Pelayanan Kesehatan
Pemerintah dalam menjamin Peraturan perundang-undangan di
keselamatan setiap warga negaranya.
Dalam upaya perlindungan
21
Kepmenkes No. HK.
01.07/MENKES/278/2020
klaim Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTIE
20 22
Kepmenkes No. HK.
Vol. 14 No. 2 01.07/MENKES/215/2020

12
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

Indonesia telah mewajibkan setiap yang terbaik.


pengelola tempat kerja/perusahaan b. Rumah Sakit mempunyai
menerapkan K3. Pengaturan teknis K3 karakteristik khusus antara lain banyak
rumah sakit (K3RS) telah diatur dalam menyerap tenaga kerja (labor
Permenkes K3RS23. Penerapan K3 juga intensive), padat modal, padat
menjadi kewajiban bagi pengelola teknologi, padat pakar, bidang
rumah sakit. Bahkan apabila pekerjaan dengan tingkat keterlibatan
mempertimbangkan karakteristik sektor manusia yang tinggi dan terbukanya
pada rumah sakit maka penerapan K3 akses bagi bukan pekerja Rumah Sakit
wajib diterapkan secara ketat dan teliti. (pasien, pengantar dan pengunjung),
Rumah sakit merupakan industri jasa serta kegiatan yang terus menerus
yang melibatkan pekerja sangat banyak setiap hari.
(labour intensive), padat modal dan c. SDM Rumah Sakit, pasien,
padat teknologi sehingga risiko pendamping pasien, pengunjung,
terjadinya Penyakit Akibat Kerja maupun lingkungan Rumah Sakit harus
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja mendapatkan perlindungan dari
(KAK) sangat tinggi, oleh karena itu gangguan kesehatan dan kecelakaan,
upaya K3 sudah menjadi suatu baik sebagai dampak proses kegiatan
keharusan. Karakteristik lainnya dalam pemberian pelayanan maupun karena
pelayanan rumah sakit adalah sifat
kondisi sarana dan prasarana yang ada
pelaksanaan pekerjaannya yang terus
di Rumah Sakit yang tidak memenuhi
menerus selama 24 jam dan akses
masuknya orang di luar pekerja ke standar.
dalam area tempat kerja seperti pasien, Untuk mewujudkan optimalisasi
pendamping pasien dan pengunjung. K3RS, Permenkes K3RS mengatur
Hal ini menyebabkan risiko pekerja tentang organisasi dan penilaian
rumah sakit terhadap PAK dan KAK pelaksanaan K3RS. Terkait dengan
semakin tinggi. organisasi, Permenkes K3RS mengatur
Dalam lampiran Permenkes K3RS bahwa setiap rumah sakit membentuk
dijelaskan tiga hal yang mendasari atau menunjuk satu unit kerja
semakin tingginya kebutuhan terhadap fungsional yang mempunyai tanggung
penyelenggaraan K3 Rumah Sakit jawab menyelenggarakan K3RS25. Unit
(K3RS)24, yaitu: ini dapat berbentuk komite tersendiri
a. tuntutan terhadap mutu pelayanan atau terintegrasi dengan komite lainnya
Rumah Sakit semakin meningkat, dan/atau instalasi K3RS. Komite K3RS
sejalan dengan tuntutan masyarakat bertanggungjawab langsung kepada
mendapatkan pelayanan kesehatan pimpinan tertinggi rumah sakit.
23 Anggota komite terdiri atas semua
Asmirajanti. M, ‘Modul Keselamatan
Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja jajaran Direksi dan/atau
dalam Keperawatan’, Universitas Esa kepala/perwakilan setiap unit kerja,
Unggul, 2019
25
Permenkes K3RS mengatur bahwa setiap
24
Permenkes K3RS dijelaskan tiga hal yang rumah sakit membentuk atau menunjuk satu unit
mendasari semakin tingginya kebutuhan terhadap kerja fungsional yang mempunyai tanggung
penyelenggaraan K3 Rumah Sakit (K3RS) jawab menyelenggarakan K3RS

13
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

(Instalasi/Bagian/Staf Medik tertinggi di dunia. Hingga awal Maret


Fungsional). Selain itu dalam komite 2021 jumlah kematian tenaga kesehatan
terdapat sekretaris. Apabila rumah mencapai 718 jiwa diantaranya dokter
sakit membentuk instalasi K3RS dan perawat. Berdasarkan Rapid
maka kepala instalasi tersebut Research hampir tujuh dari 10 petugas
bertanggung jawab kepada direktur kesehatan yang meninggal di Indonesia
teknis. Selain itu, rumah sakit juga (68%) berada pada kelompok usia
dapat membentuk unit pelayanan berisiko tinggi, yaitu antara 50 dan 79
kesehatan kerja tersendiri atau tahun. Dengan kondisi tersebut
terintegrasi dengan unit layanan rawat membuat para pekerja yang
jalanan yang sudah ada di rumah berkecimpung di dunia medis semakin
sakit. Unit ini ditujukan bagi SDM meningkatkan K3 dalam pelayanan
rumah sakit. Upaya lain yang sehari hari .
dilakukan oleh rumah sakit adalah
penilaian K3RS yang dapat dilakukan Pandemi Covid-19
secara internal dan eksternal.
Penilaian eksternal K3RS terintegrasi Pandemi adalah wabah
dengan akreditasi rumah sakit. Materi penyakit yang menyebar sangat cepat
tentang organisasi dan penilaian kepada orang-orang dan terjadi
K3RS yang terintegrasi hampir di seluruh daerah di dunia,
denganakreditasi menjadi strategi mencakup jangkauan yang sangat
untuk menjaga agar penerapan K3RS luas, serta melintasi batas
dapat dilakukan secara optimal dan internasional (Masrul, 2020). 26
berkesinambungan untuk memberikan Corona virus merupakan keluarga
perlindungan bagi pekerja rumah sakit besar virus yang menyebabkan
sebagai sasaran utama yang akan penyakit pada manusia dan hewan.
berdampak pada pasien, pendamping Pada manusia biasanya
pasien dan pengunjuang rumah sakit menyebabkan penyakit infeksi
Saat pandemi melanda Indonesia saluran pernapasan, mulai flu biasa
salah satu bidang yang terdampak dan hingga penyakit yang serius seperti
menjadi sorotan adalah bidang Middle East Respiratory Syndrome
kesehatan . Di awal pandemi tenaga (MERS) dan Sindrom Pernafasan
kesehatan di Indonesia berupaya Akut Berat/ Severe Acute
semaksimal mungkin untuk melakukan Respiratory Syndrome (SARS).
penanganan terhadap masyarakat yang Coronavirus jenis baru yang
terinfeksi COVID – 19. Pada kurun ditemukan pada manusia sejak
waktu awal masa pandemi tenaga kejadian luar biasa muncul di Wuhan
medis juga menjadi kelompok yang Cina, pada Desember 2019,
dalam pekerjaan merupakan kelompok kemudian diberi nama Severe Acute
dengan resiko tinggi karena berhadapan Respiratory Syndrome Coronavirus 2
langsung dengan pasien. Ikatan Dokter 26
Pandemi adalah wabah penyakit yang
Indonesia menyampaikan bahwa menyebar sangat cepat kepada orang-orang dan
Indonesia merupakan salah satu negara terjadi hampir di seluruh daerah di dunia,
mencakup jangkauan yang sangat luas, serta
dengan kematian tenaga kesehatan melintasi batas internasional (Masrul, 2020)

14
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

(SARS-COV2), dan menyebabkan umum kesehatan kerja adalah


penyakit Coronavirus Disease-2019 kesehatan kerja harus mencapai
(COVID-19).27 peningkatan dan perawatan paling
Pandemi COVID – 19 telah tinggi pada bidang fisik , sosial
berlangsung kurang lebih selama dua dalam bidang pekerjaan apapun,
tahun di Indonesia. Pemerintah dan pencegahan bagi para pekerja atas
masyrakat bersama – sama bertahan pengurangan kesehatan karena
dan melawan pandemi- Covid 19 kondisi kerja mereka, perlindungan
dalam berbagai sisi kehidupan. bagi pekerja untuk mengurangi
Penyakit virus corona (COVID-19) factor- factor yang dapat merugikan
adalah penyakit menular yang mereka. Penempatan dan perawatan
disebabkan oleh virus corona yang bagi pekerja di lingkungan kerja
baru ditemukan dan dikenal sebagai sesuai dengan kemampuan fisik dan
sindrom pernapasan akut parah virus psikologi dari pekerja dan meringkas
corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus adaptasi dari setiap pekerja ke
manusia pertama COVID-19 pekerjannya masing- masing.
diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina Indonesia telah menjalin kerjasama
pada Desember 2019 (WHO, 2020). dengan ILO((International Labour
Kesadaran dalam kesehatan Organization) pada 12 Juni 1950.
dan keselamatan kerja (K3) juga Tugas serta tanggung jawab ILO
merupakan salah satu fokus (International Labour Organization)
pemerintah untuk mengurangi sendiri adalah mempromosikan
dampak pandemic COVID- 19 pekerjaan yang layak untuk semua
terhadap para pekerja di berbagai kalangan. Sedangkan pada saat
profesi. Pandemi COVID- 19 masih pandemic COVID-19 yang melanda
terjadi hingga saat ini banyak dunia ILO((International Labour
kekhawatiran terkait meluasnya Organization) memastikan
penularan COVID – 19 upaya keselamatan dan kesehatan di tempat
perlindungan terhadap pekerja juga kerja. Berdasarkan konvensi
terus diupayakan di berbagai belahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dunia. Pemerintah , pekerja , (K3) (No. 155) dan Rekomendasi
pengusaha serta organisasi memiliki (No. 164)29: Hak, peran dan
tantangan yang besar untuk ntanggung jawab. Beberapa
memerangi pandemic Covid – 19 ketentuan tersebut Pengusaha harus
serta melindungi keselamatan dan diminta untuk memastikan, sejauh
kesehatan tempat kerja. ILO dapat dipraktikkan secara wajar,
(International Labour Organization ) tempat kerja, mesin, peralatan dan
serta WHO ( World Health proses di bawah kendali mereka
Organization) telah menetapkan dalam kondisi aman dan tanpa risiko
definisi umum tentang kesehatan WHO ( World Health Organization) telah
kerja sejak tahun 1950.28 Definisi menetapkan definisi umum tentang kesehatan
kerja sejak tahun 1950
Severe Acute Respiratory Syndrome
27 29
Berdasarkan konvensi Keselamatan dan
Coronavirus 2 (SARS-COV2) Kesehatan Kerja (K3) (No. 155) dan
28
ILO (International Labour Organization ) serta Rekomendasi (No. 164)

15
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

terhadap kesehatan dan bahwa zat Ketua ASEAN Labour Ministers


dan agen kimia, fisik serta biologis Meeting ( ALMM). 32 Program yang
yang ada di bawah kendali mereka berkaitan dengan K3 akan di
terbebas dari risiko kesehatan ketika promosikan oleh Indonesia pada
langkahlangkah perlindungan yang tingkat ASEAN selama kurun waktu
tepat diambil. Pengusaha harus 2021 hingga 2022. Menaker Ida
diminta untuk menyediakan, jika Fauziah dalam sebuah pertemuan
perlu, pakaian pelindung yang juga memperkenalkan slogan 3N
memadai dan alat pelindung diri yaitu nihil kecelakaan kerja , nihil
untuk mencegah, sejauh dapat pelanggaran norma K3 dan nihil
dipraktikkan secara wajar, risiko penindakan hukum K3. Hal tersebut
kecelakaan atau dampak buruk merupakan upaya pemerintah untuk
terhadap kesehatan (K. 155, Pasal melakukan sosialisasi kepada
16)30.Pakaian dan alat pelindung masyarakat Indonesia. Tercantum
yang demikian harus disediakan, dalam amanat undang – undang
tanpa membebankan biaya apa pun nomor 13 tahun 2003 bahwa
kepada pekerja (R. 164, paragraf 10 perusahaan harus bertanggung jawab
(e)). Pengusaha harus diminta untuk serta menerapkan sistem manajemen
menyediakan, jika perlu, langkah- K3.33 Indonesia juga memperhatikan
langkah untuk menangani keadaan laju era digital dalam penerapan K3
darurat dan kecelakaan, termasuk bagi buruh atau pekerja.
pengaturan pertolongan pertama Perubahan tersebut tentunya
yang memadai (K. 155, Pasal 18). tidak hanya terjadi pada jenis
Pengusaha juga harus memastikan pekerjaan , karakter pekerjaan
bahwa pekerja dan perwakilan maupun skill yang dibutuhkan,
mereka dikonsultasikan, namun tantangan ketenagakerjaan di
diinformasikan dan dilatih mengenai masa depan juga berubah. Oleh
K3 terkait dengan pekerjaan mereka karenanya peemrintah dan seluruh
(K. 155, Pasal 19).31 ILO sendiri juga stakeholders ketenagakerjaan harus
telah menerbitkan Daftar terus bersuap untuk meningkatkan
Pencegahan dan Mitigasi COVID-19 perlindungan bagi pekerja atau
di Tempat Kerja sebagai upaya buruh” ujar Menteri Ketenagakerjaan
menyediakan tindakan praktis yang Ida Fauziyah dikutip dari halaman
dapat mengurangi penyebaran resmi Kemnaker.
pandemi COVID-19 di tempat kerja Hal yang berkaitan tentang K3
diantaranya jarak fisik , higienitas, pada era digitalisasi juga perlahan
kebersihan , pelatihan dan telah terintegrasi dengan berbagai
komunikasi, Alat Perlindungan Diri ( kementrian yang mulai menerapkan
APD) , Tanggapan. pelayanan berbasis digital untuk
Selama dua tahun kedepan meminimalisir resiko terinfeksi
Indonesia sendiri akan menjadi Virus COVID- 19.34
30
risiko kecelakaan atau dampak buruk 32
ASEAN Labour Ministers Meeting ( ALMM)
terhadap kesehatan (K. 155, Pasal 16) 33
Undang
– undang nomor 13 tahun 2003
31 34
(K. 155, Pasal 19) menerapkan pelayanan berbasis digital untuk

16
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

2) Bekerja dengan tingkat


Hak-Hak Kesehatan Tenaga kewaspadaan yang lebih tinggi dari
Kesehatan Pada Masa Pandemi sebelumnya dan dengan protokol
Covid keamanan yang lebih tinggi dari
Menjadi tenaga medis di tengah sebelumnya (harus mengenakan
pandemi COVID-19 bukanlah hal APD berlapis);
yang mudah. Merawat pasien positif
COVID-19 yang beresiko 3) Beban kerja yang tinggi, dikarenakan
menularkan infeksi tersebut kepada lonjakan jumlah pasien terinfeksi
tenaga medis merupakan satu dari
di saat pandemi yang seringnya
sekian banyak tantangan yang
tidak seimbang dengan kapasitas
dihadapi oleh para tenaga medis.
SDM yang tersedia;
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) sedikitnya ada 26
4) Resiko tertular berbagai macam
dokter yang telah gugur akibat
pandemi ini.35 Sayangnya tantangan penyakit terutama infeksi COVID-
yang dihadapi oleh tanaga medis 19itu sendiri dikarenakan resiko
tidak sebatas di lingkungan kerja, di lingkungan pekerjaan, stress kerja
lingkungan rumah mereka ataupun daya tahan tubuh yang
dihadapkan kembali pada tantangan melemah akibat beban kerja yang
dalam menghadapi stigma di meningkat;
masayarat tentang kemungkinan
tenaga medis menjadi sumber 5) Stigma sebagian masyarakat yang
penularan infeksi COVID-19.36 menganggap tenaga medis sebagai
salah satu sumber penularan
Meskipun keinginan menolong sehingga tenaga medis tidak dapat
sesama besar dirasakan oleh seluruh pulang ke rumah;
tenaga medis di seluruh pelosok
nusantara namun tak lepas dari 6) Tertundanya bertemu
beberapa tantangan yang harus suami/istri/anak karena tidak
mereka hadapi di masa pandemic diperbolehkan pulang ke rumah
COVID-19 ini antara lain : oleh lingkungan sekitar rumah atau
kewajiban untuk isolasi diri 14 hari
1) Kontak langsung dengan pasien – setelah menangani pasien COVID-
pasien terinfeksi yang beresiko 19yang mengakibatkan mereka
menularkan infeksi tersebut; harus tinggal di karantina /
mencari hunian sementara lainnya;

7) APD berstandar yang tidak tersedia


meminimalisir resiko terinfeksi Virus COVID- 19 merata di seluruh rumah sakit di
35
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) sedikitnya ada 26 dokter Indonesia;
yang telah gugur akibat pandemi ini.
36
tenaga medis menjadi sumber penularan
infeksi COVID-19

17
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

8) Beban psikologis yang tinggi lain pada risiko kesehatan dan


dikarenakan permasalahan- keselamatan, dan berpartisipasi
permasalahan diatas; dalam pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja yang disediakan
9) Banyaknya pasien yang tidak jujur rumah sakit;
mengenai riwayat
perjalanan/kontak pada saat • menggunakan protokol yang
tenaga medis melakukan skrining, disediakan untuk menilai,
sehingga meningkatkan resiko melakukan triase, dan merawat
tertular infeksi COVID-19. pasien;

Hal – hal diatas tentunya • memperlakukan pasien dengan


mengkhawatirkan, jika melihat secara hormat, kasih sayang, dan
umum, tentunya semua pekerjaan bermartabat;
memilki resiko pekerjaan, namun
seharusnya resiko ini dapat • menjaga kerahasiaan pasien;
diminimalisasi dengan adanya
peraturan mengenai hak dan • dengan cepat mengikuti prosedur
kewajiban yang jelas. Adalah pelaporan kesehatan masyarakat
kewajiban bagi setiap rumah sakit tersangka dan kasus yang
ataupun penyedia lapangan kerja dikonfirmasi;
untuk memaparkan hak dan kewajiban
sejelas-jelasnya kepada tiap tenaga • menyediakan atau mendukung
medis. Untuk tenaga medis sendiri pencegahan dan pengendalian
sering dibahas mengenai kewajiban infeksi melalui informasi kesehatan
yang harus dilakukan oleh setiap masyarakat yang akurat, termasuk
tenaga medis yang bekerja di tengah kepada orang-orang beresiko yang
pandemi COVID-1937. Seperti halnya tidak memiliki gejala;
WHO yang menulis bahwa terdapat 10
• mengenakan, menggunakan,
kewajiban yang harus dipatuhi dalam
melepas dan membuang alat
bekerja di tengah pandemi ini yaitu :38
pelindung diri dengan benar;
• mengikuti prosedur keselamatan
• memantau sendiri tanda-tanda
dan kesehatan kerja yang telah
penyakit dan mengisolasi diri atau
ditetapkan, menghindari
melaporkan penyakit kepada
kemungkinan memaparkan orang
atasan, jika itu terjadi;
37
Untuk tenaga medis sendiri sering dibahas
mengenai kewajiban yang harus dilakukan • memberi tahu manajemen jika
oleh setiap tenaga medis yang bekerja di mereka mengalami tanda-tanda
tengah pandemi COVID-19
38
WHO yang menulis bahwa terdapat 10 stres yang tidak semestinya atau
kewajiban yang harus dipatuhi dalam bekerja tantangan kesehatan mental yang
di tengah pandemi

18
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

memerlukan intervensi dukungan; kekerasan dan pelecehan di tempat


dan kerja.

• melaporkan kepada atasan langsung • memberikan informasi, instruksi dan


mereka setiap situasi yang mereka pelatihan tentang keselamatan dan
yakini memiliki alasan yang masuk kesehatan kerja, termasuk Pelatihan
akal untuk menimbulkan bahaya penyegaran tentang pencegahan
serius bagi kehidupan atau dan pengendalian infeksi (IPC) serta
kesehatan. tentang Menggunakan,
mengenakan, melepas dan
Kemudian apakah yang membuang alat pelindung diri
sebenarnya menjadi hak – hak (APD);
tenaga medis terutama sebagai
menjadi pihak yang berkontak • menyediakan persediaan IPC dan
langsung dengan para pasien yang APD yang memadai (masker, sarung
terinfeksi COVID-19 ataupun hak – tangan, kacamata, gaun, pembersih
hak mereka dalam menangani tangan, sabun dan air, persediaan
pasien secara keseluruhan di tengah pembersih) dalam jumlah yang
pandemi COVID-19. cukup untuk tenaga medis atau staf
lain yang merawat pasien terduga
WHO menyebutkan terdapat 14 hak atau terkonfirmasi sebagai pasien
dari tenaga medis yang wajib COVID-19, sehingga tenaga medis
dipenuhi rumah sakit: 39 tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk persyaratan keselamatan dan
• seluruh tenaga medis dan staf rumah kesehatan kerja;
sakit memikul tanggung jawab
bersama secara keseluruhan untuk • membiasakan personel dengan
memastikan bahwa semua tindakan pembaruan teknis tentang COVID-
pencegahan dan perlindungan yang 19 dan menyediakan alat yang tepat
diperlukan diambil untuk untuk menilai, melakukan triase,
meminimalkan risiko keselamatan menguji dan merawat pasien dan
dan kesehatan kerja (termasuk untuk berbagi informasi
penerapan keselamatan dan sistem pencegahan dan pengendalian
manajemen kesehatan kerja untuk infeksi dengan pasien dan
mengidentifikasi bahaya dan menilai masyarakat;
risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan; tindakan pencegahan • sesuai kebutuhan, berikan langkah-
dan pengendalian infeksi (IPC)) ; langkah keamanan yang sesuai
kebijakan tanpa toleransi terhadap untuk keselamatan pribadi;
39
WHO menyebutkan terdapat 14 hak dari • menyediakan lingkungan yang bebas
tenaga medis yang wajib dipenuhi rumah
sakit dari kesalahan atua “blame-free”

19
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

bagi tenaga medis untuk terinfeksi COVID-19 setelah paparan


melaporkan insiden, seperti paparan di tempat kerja. Ini akan dianggap
darah atau cairan tubuh dari sistem sebagai paparan pekerjaan dan
pernapasan atau untuk kasus – penyakit yang dihasilkan akan
kasus kekerasan, dan untuk dianggap sebagai penyakit akibat
mengadopsi langkah-langkah untuk pekerjaan,
tindak lanjut segera, termasuk
dukungan kepada para korban; • menyediakan akses ke kesehatan
mental dan sumber daya konseling;
• memberi tahu tenaga medis tentang dan
penilaian mandiri, pelaporan gejala
dan tinggal di rumah saat sakit; • memungkinkan kerjasama antara
manajemen dan tenaga medis dan /
• mempertahankan jam kerja yang atau perwakilan mereka.
sesuai dengan waktu istirahat;
Sementara itu, tenaga medis
• melaporkan segera kepada bagian juga tidak luput dari perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja hukum dalam menjalankan tugas
tentang kasus penyakit akibat kerja; profesinya. Sebagai contoh mengenai
permasalahan pasien yang berbohong
• tidak diharuskan untuk kembali ke mengenai kondisinya, dapat dijerat
situasi kerja di mana terdapat pasal dan dijatuhi hukuman sesuai
bahaya serius bagi kehidupan atau dengan peraturan yang berlaku.
kesehatan, sampai pihak rumah Beberapa undang-undang atau
sakit mengambil tindakan perbaikan keputusan yang mengatur hal ini
yang diperlukan; yaitu : UU No.4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular; UU No.6
• memungkinkan para tenaga medis Tahun 2018 tentang Karantina
untuk menggunakan hak untuk Kesehatan; Peraturan Pemerintah
memindahkan diri mereka dari No.40 Tahun 1991 tentang
situasi kerja yang mereka yakini Penanggulangan Wabah Penyakit
memiliki alasan yang masuk akal Menular; dan Permenkes No.4 Tahun
untuk menghadirkan bahaya serius 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit
dan segera bagi kehidupan atau dan Kewajiban Pasien.40
kesehatan mereka. Ketika seorang
tenaga medis kesehatan
menggunakan hak ini, mereka harus
dilindungi dari segala konsekuensi 40
UU No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
yang tidak semestinya; Menular; UU No.6 Tahun 2018 tentang
Karantina Kesehatan; Peraturan Pemerintah
No.40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
• menghormati hak atas kompensasi, Wabah Penyakit Menular; dan Permenkes No.4
Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit
rehabilitasi, dan layanan kuratif jika dan Kewajiban Pasien

20
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

Perlu diketahui terlebih dahulu kesehatannya; dan memberikan


mengenai yang dimaksud dengan imbalan jasa atas pelayanan yang
pasien dalam Pasal 1 angka 2 diterima.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2018 tentang Kewajban Rumah Sebelumnya patut diketahui
Sakit dan Kewajiban Pasien adalah bahwa COVID-19 telah ditetapkan
setiap orang yang melakukan sebagai jenis penyakit yang
konsultasi masalah kesehatannya menimbulkan kedaruratan kesehatan
untuk memperoleh pelayanan masyarakat berdasarkan Keputusan
kesehatan yang diperlukan, baik secara Presiden Nomor 11 Tahun 2020
langsung maupun tidak langsung, di tentang Penetapan Kedaruratan
rumah sakit. Kesehatan Masyarakat Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). Pasal 5 ayat
Kewajiban pasien, yaitu: (1) huruf bUndang-Undang Nomor 4
mematuhi peraturan yang berlaku di Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
rumah sakit; menggunakan fasilitas Menular(“UU 4/1984”) menyatakan
rumah sakit secara bertanggung jawab; bahwa 41setiap orang berperan serta
menghormati hak pasien lain, juga untuk: memberikan informasi
pengunjung dan hak tenaga kesehatan adanya penderita atau tersangka
serta petugas lainnya yang bekerja di penderita penyakit wabah; membantu
rumah sakit ; memberikan informasi kelancaran pelaksanaan upaya
yang jujur, lengkap dan akurat sesuai penanggulangan wabah;
dengan kemampuan dan menggerakkan motivasi masyarakat
pengetahuannya tentang masalah dalam upaya penanggulangan wabah;
kesehatannya; memberikan informasi kegiatan lainnya.
mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya; Jadi, pasien yang berbohong
mematuhi rencana terapi yang tentang informasi kesehatannya,
direkomendasikan oleh tenaga sehingga menghalangi
kesehatan di rumah sakit dan disetujui penanggulangan wabah COVID-19,
oleh pasien yang bersangkutan setelah padahal ia patut diduga terinfeksi atau
mendapatkan penjelasan sesuai membawa COVID-19, bisa dikenai
dengan ketentuan peraturan Pasal 14 ayat (1) atau (2) UU 4/1984,
perundang-undangan; menerima yang berbunyi:
segala konsekuensi atas keputusan
pribadinya untuk menolak rencana Barang siapa dengan sengaja
terapi yang direkomendasikan oleh menghalangi pelaksanaan
tenaga kesehatan dan/atau tidak penanggulangan wabah sebagaimana
mematuhi petunjuk yang diberikan
41
oleh tenaga kesehatan untuk Pasal 5 ayat (1) huruf bUndang-Undang
Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
penyembuhan penyakit atau masalah Penyakit Menular(“UU 4/1984”)
menyatakan bahwa

21
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

diatur dalam Undang-Undang ini, 5) memperoleh pelindungan atas


diancam dengan pidana penjara keselamatan dan kesehatan kerja,
selama-lamanya 1 (satu) tahun perlakuan yang sesuai dengan harkat
dan/atau denda setinggi-tingginya Rp dan martabat manusia, moral,
1.000.000,- (satu juta rupiah). kesusilaan, serta nilai-nilai agama;
mendapatkan kesempatan untuk
Barang siapa karena mengembangkan profesinya; menolak
kealpaannya mengakibatkan keinginan Penerima Pelayanan
terhalangnya pelaksanaan Kesehatan atau pihak lain yang
penanggulangan wabah sebagaimana bertentangan dengan Standar Profesi,
diatur dalam Undang-Undang ini, kode etik, standar pelayanan, Standar
diancam dengan pidana kurungan Prosedur Operasional, atau ketentuan
selama-lamanya 6 (enam) bulan Peraturan Perundang-undangan; dan
dan/atau denda setinggi-tingginya Rp memperoleh hak lain sesuai dengan
500.000,- (lima ratus ribu rupiah). ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA
perlindungan Hukum Tenaga Tenaga Kesehatan dalam
Kesehatan menjalankan praktik wajib
memberikan pelayanan kesehatan
Berbicara mengenai perlindungan sesuai dengan Standar Profesi, Standar
hukum tenaga kesehatan tentunya Pelayanan Profesi, Standar Prosedur
tidak bisa dilepaskan dari hak dan Operasional, dan etika profesi serta
kewajiban. 42 kebutuhan kesehatan Penerima
Berikut ini merupakan hak dan Pelayanan Kesehatan; memperoleh
kewajiban tenaga kesehatan, yaitu: persetujuan dari Penerima Pelayanan
Kesehatan atau keluarganya atas
1) memperoleh pelindungan tindakan yang akan diberikan; menjaga
hukum sepanjang melaksanakan kerahasiaan kesehatan Penerima
tugas sesuai dengan Standar Pelayanan Kesehatan; membuat dan
Profesi, Standar Pelayanan Profesi, menyimpan catatan dan/atau
dan Standar Prosedur Operasional; dokumen tentang pemeriksaan,
2) memperoleh informasi yang asuhan, dan tindakan yang dilakukan;
lengkap dan benar dari dan merujuk Penerima Pelayanan
Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain
3) Penerima Pelayanan Kesehatan yang mempunyai Kompetensi dan
atau keluarganya; kewenangan yang sesuai
4) menerima imbalan jasa; Tanggung jawab Pemerintah dan
Pemerintah Daerah yaitu sebagai
42
perlindungan hukum tenaga kesehatan tentunya berikut:
tidak bisa dilepaskan dari hak dan kewajiban...,op.
cit

22
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

Pengaturan, pembinaan, Prinsip perlindungan hukum


pengawasan, dan peningkatan mutu terhadap tindak pemerintah bertumpu
Tenaga Kesehatan; Perencanaan, serta bersumber dari konsep tentang
pengadaan, dan pendayagunaan pengakuan dan perlindungan terhadap
Tenaga Kesehatan sesuai dengan hak-hak asasi manusia karena menurut
kebutuhan; Pelindungan kepada sejarahnya di Barat, lahirnya konsep-
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan konsep tentang pengakuan dan
praktik perlindungan terhadap hak-hak asasi
menusia diarahkan kepada
Menurut Pasal 27 Ayat (1) UUD
pembatasan-pembatasan dan
1945, yaitu: “Segala warga negara
peletakan kewajiban masyarakat dan
bersamaan kedudukannya di dalam
pemerintah .
hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan “ Berikut juga merupakan hasil
itu dengan tidak ada kecualinya” (UUD, wawancara yang peneliti lakukan
1945).43 Pasal terebut merupakan dengan Kepala Dinas Kesehatan
benih perlindungan hukum setiap Kabupaten Lembata Mengenai ;
warna negara Indonesia termasuk juga Perlindungan Hukum atas hak
tenaga kesehatan. Menurut CST Kansil, kesehatan kerja bagi Tenaga
perlindungan hukum adalah segala Kesehatan Yang Terpapar COVID
di Rumah sakit 45
upaya hukum harus diberikan oleh
Perlindungan hukum terhadap
aparat penegak hukum demi
tenaga kesehatan telah diatur dalam
memberikan rasa aman, baik secara menular.
pikiran maupun fisik dari gangguan dan Pasal 8 ayat (1) Undang-undang
berbagai ancaman dari pihak manapu. terebut menyatakan bahwa kepada
Tenaga kesehatan mendapatkan mereka yang mengalami kerugian
kedua bentuk perlindungan, yaitu harta benda yang diakibatkan oleh
perlindungan hukum pencegahan, upaya penanggulangan wabah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
yang dikenal dengan perlindungan
dapat diberikan ganti rugi .46
hukum preventif dan perlindungan
Demikian juga dalam pasal 9 ayat (1)
hukum yang bertujuan untuk juga telah diatur secara tegas bahwa
menyelesaikan sengketa jika terjadi, kepada para petugas tertentu yang
dikenal dengan perlindungan hukum melaksanakan upaya penanggulangan
represif. Prinsip-prinsip perlindungan wabah sebgaiaman dimaksud dalam
hukum di Indonesia landasannya pasal 5 dapat diberikan penghargaan
adalah Pancasila sebagai ideology dan atas risiko yang ditanggung dalam
falsafah negara yang didasarkan pada melaksanakan tugasnya maka dari itu
konsep Rechstaat dan Rule Of Law.44 pemerintahan kabupaten lembata
mengeluarkan Peraturan Bupati

43
Pasal 27 Ayat (1) UUD 1945 45
Lembata, 8 november 2022
44
Rechstaat dan Rule Of Law 46
Pasal 8 ayat (1)

23
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

Lembata Nomor 34 Tahun 202147 Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang


Tentang pedoman pemberian insentif Wabah Penyakit Menular48 :
bagi tenaga kesehatan dan non
kesehatan dalam penanganan Corona  Pasal 1 huruf a mengatur bahwa
Virus Disease 2019 di kabupaten Wabah penyakit menular yang
lembata. selanjutnya disebut wabah
“ Kepal Dinas Kabupaten adalah kejadian berjangkitnya
lembata juga menyampaikan bahwa suatu penyakit menular dalam
stelah covid menyebar dikabupaten masyarakat yang jumlah
lembata, dinas kesehatan kabupaten penderitanya meningkat secara
lembata bergerak cepat dengan nyata melebihi dari pada
memanggil direktur Rumah sakit dan keadaan yang lazim pada waktu
para pimpinan Rumah sakit untuk dan daerah tertentu serta dapat
memperhatikan K3 ( kesehatan menimbulkan malapetaka.
Keselamatan Kerja ) bertujuan agar Penularan Covid-19 dapat
melindungi tenaga kesehatan dari dikategori wabah mengingat
COVID-19. penularan sangat cepat dan
Perlindungan hukum terhadap dengan jumlah penderita
tenaga kesehatan juga dapat diberikan semakin meningkat pada waktu
melalui tuntutan tindak pidana kepada dan daerah tertentu.
masyarakat yang masih tidak tertip  Pasal 5 UU menjelaskan bahwa,
untuk melaksanakan protokol upaya penanggulangan terhadap
penanggulangan wabah penyakit wabah menular dilakukan
menular yang berdampak pada dengan mengikutsertakan
tertularnya tenaga kesehatan atau masyarakat secara aktif sudah
bahkan mengakibatkan meninggal diatur dalam diantaranya
dunianya tenaga kesehatan maupun denganPenyelidikan
orang lain yang ikut terpapar. Tenaga epidemiologis,Pemeriksaan,
kesahtan masih harus terus berjuang pengobatan, perawatan, dan
untuk memberikan pelayanan medis isolasi penderita, termasuk
kepada pasien yang terpapar covid-19. tindakan karantina, Pencegahan
Itu artinya para tenaga medis dan dan pengebalan, Pemusnahan
keluarganya masih rentat risiko penyebab penyakit, Penanganan
tertular. Tingginya risiko tersebut jenazah akibat wabah,
tentunya perlu mrnjadi perhatian Penyuluhan kepada masyarakat,
bersama baik masyarakat dan negara dan Upaya penanggulangan
untuk terus memberikan dukungan lainnya.
moral dan perlindungan hukum  Pasal 8 ayat (1) Undang-undang
terhadap hak-haknya. tersebut menyatakan bahwa
A). Berikut merupakan regulasi Kepada mereka yang mengalami
perlindungan hukum tenaga kesehatan kerugian harta benda yang
pada masa pandemi covid–19 :Undang-
47 48
Peraturan Bupati Lembata Nomor 34 Tahun Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984
2021 Tentang Wabah Penyakit Menular

24
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

diakibatkan oleh upaya dalam Mendukung Keberlangsungan


penanggulangan wabah Usaha pada Situasi Pandemi .49
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 dapat diberikan ganti B). Berikut ini adalah bentuk
rugi. perlindungan hukum terhadap
tenaga kesehatan dalam upaya
 Pasal 9 ayat (1) juga telah diatur menanggulangi menlonjaknya
secara tegas bahwa kepada para pasien yang terkena Covid – 19,
petugas tertentu yang melaksanakan antara lain yaitu :
upaya penanggulangan wabah
a) Alat Pelindung Diri (APD)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dapat diberikan penghargaan atas Pada Pasal 50 huruf (b) Undang-
risiko yang ditanggung dalam Undang Praktek Kedokteran50 yang
melaksanakan tugasnya. Pasal 9 UU menyatakan bahwa, dokter dalam
Wabah Penyakit Menular ini sungguh melaksanakan praktek kedokteran
telah adil dan sepadan dengan risiko mempunyai hak untuk
yang dihadapi oleh para tenaga memberikan pelayanan medis
kesehatan .
menurut standar profesi dan
 Pasal 75 UU Nakes Tenaga
standar prosedur operasional.
Kesehatan dalam menjalankan
Standar pelayanan medis untuk
praktik berhak mendapatkan
pelindungan hukum sesuai dengan perawatan pasien dalam kategori
ketentuan Peraturan Perundang- penyakit wabah menular wajib
undangan. dilengkapi dengan APD sesuai
 Pasal 78 UU Nakes Dalam hal dengan standar medis .
Tenaga Kesehatan diduga b) Waktu Kerja Saat ini belum ada
melakukan kelalaian dalam regulasi khusus untuk mengatur
menjalankan profesinya yang mengenai jam kerja tenaga
menyebabkan kerugian kepada
kesehatan.Peraturan yang menjadi
penerima pelayanan kesehatan,
patokan yaitu Undang-undang Nomor
perselisihan yang timbul akibat
kelalaian tersebut harus diselesaikan 13 Tahun 2003 tentang
terlebih dahulu melalui penyelesaian Ketenagakerjaan dan Keputusan
sengketa di luar pengadilan sesuai Presiden RI Nomor 68 Tahun 1995
dengan ketentuan Peraturan tentang Hari Kerja di Lingkungan
Perundang-undangan . Lembaga Pemerintah (KEPRES, 1995).51
Keputusan Menteri Kesehatan 49
Keputusan Menteri Kesehatan nomor
nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di
tentang Panduan Pencegahan dan Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam
Pengendalian Covid-19 di Tempat Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi
Pandemi
Kerja Perkantoran dan Industri 50
Pada Pasal 50 huruf (b) Undang-Undang Praktek
Kedokteran
51
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan

25
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

Dalam penerapannya tentu pekerjaan c). Tunjangan dan SantunanTunjangan


tenaga kesehatan yang dengan bagi tenaga kesehatan yang langsung
pembagian waktu kerja dengan shift- dalam melayani pasien yang terkena
shift. Berdasarkan Keputusan Menteri, Covid – 19 harus diberikan dan juga
Kepmenakertrans No. 233 tentang santunan jika ada tenaga kesehatan
Jenis Dan Sifat Pekerjaan Yang yang meninggal dalam menjalankan
Dijalankan Secara Terus Menerus, tugasnya harus diberikan kepada pihak
keluarga yang ditinggalkan, tentu saja
tanpa mengikuti ketentuan jam kerja
itu tidaklah cukup untuk membayar
sebagaimana tercantum dalam UU No.
besarnya pengorbanan tenaga
13 tahun 2003 .52 Maka jenis-jenis kesehatan, bisa dikatakan bahwa
pekerjaan yang tercantum dalam pasal tujangan dan sentunan ini merupakan
3 ayat (1) tidak mengikuti jam kerja sebuah bentuk penghargaan negara
sesuai UU No 13 tahun 2003, Namun kepada warga negaranya yang menjadi
demikian, setiap kelebihan jam kerja garda terdepan dalam pandemi
yang dilakukan oleh buruh atau COVOD-19 seperti saat ini.53
pekerja dalam melaksanakan Ada pula anggaran yang akan
pekerjaan diatas, harus dihitung diperuntukkan sebagai insentif bagi
sebagai lembur yang harus dibayarkan tenaga medis sebesar Rp5,9 triliun.
karena merupakan hak buruh atau Rinciannya, tenaga medis pemerintah
pekerja yang dilindungi oleh Undang- pusat akan mendapat Rp1,3 triliun
Undang. sementara sisanya Rp4,6 triliun
diberikan untuk tenaga medis
Jika diamati regulasi tersebut
pemerintah daerah. Dalam
hampir sama, hal ini dapat dilihat pada
pembaguiannya, dokter spesialis akan
saat pandemi COVID-19 seperti saat ini
mendapatkan Rp15 juta setiap
aturan mengenai jam kerja tenaga
bulannya, dokter umum Rp10 juta per
kesehatan perlu mendapatkan
bulan, perawat 7,5 juta/bulan, dan
perhatian khusus apalagi Beban kerja
tenaga kesehatan lainnya Rp5
tenaga kesehatan perlu dirasionalisasi
juta/bulan. Ada pula santunan
agar tidak terjadi kelelahan dari para
kematian kepada keluarga tenaga
tenaga kesehatan yang bekerja di
medis sebesar Rp300 juta.
rumah sakit, baik dokter, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya. Rasionalisasi Di luar tenaga kesehatan,
jam kerja para tenaga medis diberikan anggaran itu juga akan digunakan
sebagai salah satu cara agar para untuk meningkatkan fasilitas
tenaga medis tetap prima. Apalagi, kesehatan di 132 rumah sakit rujukan
saat ini sudah banyak tenaga medis bagi penanganan pasien COVID-19.
yang gugur karena kelelahan . Pemerintah juga menjamin adanya
Presiden RI Nomor 68 Tahun 1995 tentang santunan kematian tenaga medis
Hari Kerja di Lingkungan Lembaga sebesar Rp300 miliar, dengan estimasi
Pemerintah (KEPRES, 1995)
52
Kepmenakertrans No. 233, UU No. 13
tahun 2003 53
Ibid

26
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

pemberian santunan sebesar Rp300 kecelakaan akibat kerja yang dapat


juta/orang . ditimbulkan oleh lingkungan tempat
pekerjaan. Perlindungan ini
d). Penambahan Rumah Sakit Rujukan merupakan perlindungan keselamatan
Covid – 19 Penambahan rumah sakit dan kesehatan kerja. Pernyataan ini
rujukan pada masa pandemi Covid- juga didukung oleh Undang-Undang
19 merupakan bentuk perlindungan No. 13 Tahun 2003 yang
kepada tenaga kesehatan. Hal ini menyebutkan bahwa setiap pekerja
juga membantu jika dilengkapi atau buruh berhak memperoleh
dengan peralatan kesehatan yang perlindungan atas:54
canggih dan tenaga yang terlatih a. Keselamatan dan kesehatan
dalam penanganan pasien Covid-19. kerja
Rumah Sakit dan masyarakat
b. Moral dan kesusilaan
dihimbau agar prioritaskan bagi
yang membutuhkan, agar pandemi c. Perlakuan yang sesuai dengan
ini dapat segera berakhir dan kita harkat dan martabat manusia serta
bisa melewati pandemi ini dengan nilai-nilai agama.
baik
Dari perlindungan peraturan
PelaksanaanPerlindungan perundang-undangan diatas hal ini
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat meningkatkan produktivitas
(K3) Bagi Tenaga Kesehatan Dalam atau kinerja yang optimal dari
Masa Pandemi Covid-19 di RS SANTO seorang pekerja. Perlakuan
DAMIAN LEWOLEBA dan RS BUKIT perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja bermaksud untuk
LEWOLEBA ditinjau menurut Undang-
menambah derajat kesehatan dan
Undang Ketenagakerjaan.
memperoleh jaminan keselamatan
Keselamatan dan Kesehatan
terhadap pekerja dengan cara
Kerja di RS SANTO DAMIAN
pengendalian bahaya di tempat kerja,
LEWOLEBA dan RS BUKIT LEWOLEBA
rehabilitas dan pengobatan secara
Dalam keselamatan dan kesehatan
rutin dan pencegahan penyakit dan
kerja perlindungan pekerja
kecelakaan akibat kerja. Pembahasan
merupakan faktor penting dalam
tentang keselamatan dan kesehatan
sebuah pekerjaan, hal ini menjadi
kerja yaitu yang berhubungan dengan
prioritas pada pekerjaan yang potensi
kecelakaan kerja ini terdapat
kecelakaan kerjanya tinggi. Maka dari
beberapa faktor yang
itu, wajib memberikan perlindungan
memperngaruhi/penyebab terjadinya
terhadap setiap pekerjanya.
kecelakaan kerja. Ada 4 (empat)
Menurut Soepomo, hal ini faktor yang memperngaruhinya,
termasuk perlindungan teknis yaitu diantaranya:
jenis perlindungan yang berhubungan
dengan menghindari pekerja dari
54
Ibid., Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

27
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

a. Faktor manusia, Misalnya :  faktor psikososial (kerja


pekerja yang salah penempatannya bergilir, hubungan sesama
dipekerjakan di bagian tata usaha karyawan/atasan).
karena lulusan sekolah tinggi
menengah (STM). Bahaya potensial yang
b. Akibat bahan atau materialnya, dimungkinkan ada di rumah sakit,
Misalnya: Dibuat dengan bahan yang diantaranya adalah mikrobiologik,
lebih murah akan tetapi bahan yang desain/fisik, kebakaran, mekanik,
digunakan seharusnya lebih tahan kimia/gas/karsinogen, radiasi dan
lama. risiko hukum/keamanan. Penyakit
c. Akibat sumber bahaya, akibat kerja (PAK) di rumah sakit,
penyebabnya diantarannya yaitu; umumnya berkaitan dengan faktor
 Perbuatan yang menimbulkan biologik (kuman patogen yang berasal
bahaya, Misal: karena ada salah satu umumnya dari pasien); faktor kimia
tenaga kerja yang capek, dia bekerja (pemaparan dalam dosis kecil namum
kurang baik dan menimbulkan terus menerus seperti antiseptik pada
kecelakaan akibat keteledorannya. kulit, gas anestasi pada hati; faktor
 Lingkungan dan peralatan yang tidak ergonomi (cara duduk salah, cara
terawat juga dapat menimbulkan mengangkat pasien salah); faktor fisik
kondisi yang berbahaya sehingga dalam dosis kecil yang terus menerus
menimbulkan kecekaan kerja.
(panas pada kulit, tegangan tinggi
Menurut keputusan menteri pada sistem reproduksi, radiasi pada
kesehatan Nomor sistem pemproduksi darah); faktor
432/MENKES/SK/IV/2007 55
tentang psikologis (ketegangan di kamar
Pedoman Manajemen Kesehatan dan bedah, penerimaan pasien, gawat
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah darurat dan bangsal penyakit jiwa).
Sakit, ada beberapa sebab bahaya
Kesehatan kerja juga
potensial di rumah sakit yang dapat
merupakan faktor yang sangat
mengakibatkan penyakit dan
penting untuk keeselamatan kerja.
kecelakaan akibat kerja. Yaitu
Kesehatan dan keselamatan kerja ini
disebabkan oleh faktor biologi (virus,
keduanya berhubungan dan tidak
bakteri dan jamur);
dapat dipisahkan. Beberapa tujuan
 faktor kimia (antiseptik, gas dari kesehatan kerja yaitu
anestasi); diantaranya:
 faktor ergonomi (cara kerja
a. Meningkatkan dan memelihara
yang salah);
derajat kesehatan tenaga kerja
 faktor fisika (suhu, cahaya, yang setinggi-tingginya baik
bising, listrik, getaran dan fisik, mental maupun sosial.
radiasi); b. Menjaga para pekerja dari
penyakit akibat kerja yang
55
keputusan menteri kesehatan Nomor
432/MENKES/SK/IV/2007

28
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

ditimbulkan oleh keadaan terinfeksi virus Covid-19.56 “Dari data


lingkungan kerja. menunjukkan bahwa sebanyak 6
c. Menyesuaikan pekerjaan dengan (enam ) tenaga kesehatan di RS
yang dijalani dari tenaga kerja SANTO DAMIAN LEWOLEBA dan
d. Memajukan daya produksi 8 ( delapan ) Tenaga kesehatan di RS
pekerja Di dalam perusahaan BUKIT LEWOLEBA mengalami
diwajibkan untuk melaksanakan kecelakaan kerja berupa pernyakit
keselamatan dan kesehatan kerja akibat kerja (PAK) yang disebabkan
Akan tetapi, di Indonesia tidak oleh virus Covid-19.” Kecelakaan
banyak perusahaan yang kerja bisa dicegah jika perusahaan
melaksanakan hal tersebut. Hal ini tersebut menerapkan pelayanan
sesuai dengan banyaknya tenaga- kesehatan dan keselamatan kerja
tenaga kesehatan yang gugur akibat terhadap para pegawainya sekaligus
kecelakaan kerja yaitu terinveksi virus memberikan jaminan atas kecelakaan
Covid-19, hal ini disebabkan penyakit kerja tersebut. Dengan terlaksananya
akibat kerja (PAK). Padahal, pelayanan kesehatan dan keselamatan
keselamatan dan kesehatan kerja kerja tersebut maka para pegawai
adalah cara untuk menambah kinerja akan merasa terlindungi dan aman.
tenaga kesehatan dan juga menjadi RS SANTO DAMIAN LEWOLEBA
hak asasi mereka. Pelaksanaan dan RS BUKIT LEWOLEBA merupakan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagian perusahaan yang
meskipun telah dicantumkan dalam menerapkan keselamatan dan
undang-undang dan memiliki dasar kesehatan kerja (K3). Hal ini ditandai
hukum yang kuat dalam kenyataannya dengan upaya yang dilakukan RS
belum terlaksana secara menyeluruh. SANTO DAMIAN dan RS BUKIT
Dikarenakan kecelakaan kerja
LEWOLEBA kepada pegawainya
merupakan kejadian yang tidak
terkait upaya keselamatan dan
diketahui kapan terjadi dan terjadi
secara tak terduga” Kemudian ada keselahatan kerja. Mengingat rumah
beberapa tenaga kesehatan di RS sakit ini bergerak di bidang pelayanan
SANTO DAMIAN dan RS BUKIT kesehatan yang beresiko kecelakaan
LEWOLEBA yang mengalami kerja yang tinggi apalagi di masa
kecalakaan kerja berupa pernyakit pandemi Covid-19.
akibat kerja (PAK) yang disebabkan “ Berikiut juga hasil wawncara
oleh virus Covid-19. yang peneliti lakukan dengan
“ Berikut merupakan hasil seksi pelayanan Medik di RS
wawancara yang peneliti lakukan SANTO DAMIAN dan RS
dengan seksi pelayanan medik dan BUKIT LEWOLEBA apabila ada
rawat inap, didapatkan sebuah data tenaga kesehatan yang terkena
yang menunjukkan data tenaga COVID .
kesehatan di RS SANTO DAMIAN Langkah pertama tenaga
dan RS BUKIT LEWOLEBA yang Kesehatan diistirahatkan bekerja
56
Lewoleba, 8 november 2022

29
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

selama tiga hari, pada hari ke tiga perusahaan. SMK3 adalah bagian dari
harus masuk dan dilakukan sistem manajemen keseluruhan yang
pengecekan rapid test SARS- meliputi struktur organisasi,
COVID. Apabila hasilnya negatif perencanaan, tanggung jawab,
hari keempat pegawai bisa masuk pelaksanaan, prosedur, proses dan
bekerja dan hari ketujuh dilakukan sumber daya yang dibutuhkan bagi
rapid tes kembali untuk pengembangan, penerapan,
memastikan. Apabila dari ketiga ini
pencapaian, pengkajian dan
ada yang positif, pegawai ini tidak
pemeliharaan kebijakan keselamatan
boleh masuk. Kalau hari ketujuh ini
ada yang bermasalah maka akan dan kesehatan kerja dalam rangka
dikoordinasikan dengan dokter pengendalian risiko yang berkaitan
penyakit dalam untuk penanganan dengan kegiatan kerja guna
secara medis Dari penjelasan terciptanya tempat kerja yang aman,
tersebut dapat kita ketahui bahwa efisien, dan produktif.Tujuan dan
RS SANTO DAMIAN dan RS sasaran SMK3 adalah terciptanya
BUKIT LEWOLEBA sudah sistem K3 di tempat kerja yang
melaksanakan upaya keselamatan melibatkan segala pihak, sehingga
dan kesehatan kerja tersebut. dapat mencegah dan mengurangi
Dengan cara mengistirahatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
pegawai dan dilakukan pengetesan dan terciptanya tempat kerja yang
atau investigasi secara mendalam aman, efisien, dan produktif.
sebab akibat dari kecelakaan
tersebut. Hal ini sesuai dengan Peraturan mengenai SMK3 ini
Pasal 3 Undang-Undang No. 1 terdapat dalam Peraturan Pemerintah
Tahun 1970 tentang Keselamatan Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Kerja mengenai syarat-syarat Penerapan Sistem Manajemen
keselamatan kerja yakni Keselamatan dan Kesehatan Kerja58.
memberikan pertolongan pada Dalam PP tersebut dijelaskan di pasal 5
kecelakaan. ayat (1) dan (2) bahwasannya:

Sistem Manejemen Kesehatan 1) Setiap perusahaan wajib


Keselamtan Kerja di Rs Bukit dan RS menerapkan SMK3 di perusahaannya,
SANTO Damian 2) Kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
Dalam Pasal 87 ayat (1) Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 57tentang a) Mempekerjakan pekerja/buruh
Ketengakerjaan disebutkan bahwa paling sedikit 100 (seratus) orang
setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegerasi 58
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
dengan sistem manajemen 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
57
Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Kerja

30
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

b) Mempunyai tingkat potensi Peraturan Pemerintah Nomor 50


bahaya tinggi. Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
”RS BUKIT dan RS SANTO
Kesehatan Kerja pasal 6 ayat (1)60
DAMIAN LEWOLEBA ini sudah masuk
sistem manajemen keselamatan dan
dalam kriteria dari Peraturan
kesehatan kerja perusahaan wajib
Pemerintah diatas, dan juga termasuk
menerapkan:
dalam kategori perusahaan yang
tingkat bahaya yang tinggi sehingga “a) Penetapan kebijakan K3,
rawan terjadi kecelakaan kerja.
b) Perencanaan K3,
Berikut juga merupakan hasil
c) Pelaksanaan rencana K3,
wawancara yang peneliti lakukan
dengan Kasubag Tata Usaha RS BUKTI d) Pemantauan dan evaluasi kinerja
dan RS DAMIAN , beliau menuturkan: K3; dan
59
e) Peninjauan dan peningkatan kinerja
”Di RS BUKIT jumlah tenaga di Tahun SMK3.”
2022 yaitu sebanyak 130 orang dan
Namun pada kenyataanya,
jumlah Tenaga di RS SANTO DAMIAN
pihak RS bukit dan RS SANTO DAMIAN
sebanyak 170 ”
belum sepenuhnya menerapkan SMK3
Berdasarkan penjelasan di atas pihak di perusahaannya. Setiap perusahaan
RS BUKIT dan RS SANTO DAMIAN yang memiliki tingkat potensi bahaya
sudah termasuk dalam kriteria yang yang tinggi wajib menerapkan sistem
disebutkan dalam Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 (SMK3), hal ini sudah sangat jelas
tentang Penerapan Sistem Manajemen tercantum dalam Peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
pasal 5 ayat (1) dan (2). Kriteria tentang Penerapan Sistem Manajemen
tersebut yaitu RS BUKIT dan RS SANTO Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
DAMIAN mempekerjakan pegawai
“ Berikut juga merupakan hasil
dengan total 130 dan 170 orang dan
Wawancara yang peneliti lakukan
juga lingkungan di sekitar kedua rumah
dengan Direktur RS SANTO DAMIAN
sakit mempunyai tingkat potensi
dan Direktur RS BUKIT LEWOLEBA
bahaya yang tinggi seperti terkena
beserta Ketua Komite K3RS, beliau
Penyakit Akibat Kerja (PAK).
menuturkan Bahwa61 :
RS BUKIT dan RS SANTO
DAMIAN merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pelayanan 60
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
kesehatan. Maka dari itu, dalam 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 6
ayat (1)
59
Lembata 8 November 2022 61
Lewoleba, 08 november 2022

31
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

1. Penerapan dan pelaksanaan  Penerapan K3RS sudah


K3RS di RS DAMIAN terlaksana di RS BUKIT
 Penerapan K3 sudah terlaksana LEWOLEBA
dengan baik di RS SANTO  Strategi Penerapan K3RS
DAMIAN  Pembinaan dan pengawasan
 Mendapatkan komitmen dari  Pemeliharaan sarana penunjang
Direktur, Artinya direktur RS K3RS
SANTO DAMIAN secara serius  Faktor pendukung K3RS di RS
mendukung dan terlibat dalam BUKIT
program-program K3 seperti :  Tersedianya sarana dan prasarana
 Kebijakan  SDM yang terampil dalam bidang
 Perencanaan K3
 Implementasi  Faktor penghambat K3RS di RS
 Monitoring evaluasi BUKIT adalah Kekurangan dana
 Perbaikan berkelanjutan  Solusi dalam mengatasi hambatan
 Faktur Pendukung adalah dengan mengajukan anggaran
 Memperaktekan kerja secara ke yayasan pengelola RS BUKIT
aman LEWOLEBA dan pengajuan
 Melatih setiap individu dalam proposal
melaksanakn tugas dan ”Beliau menyampaikan bahwa
pekerjaan yang penuh risiko penerapan K3 Belum sepenuhnya
 Inspeksi keselamatan kerja berjalan dengan baik dikarenakan
pemeriksaan keselamatan
belum ada ahli K3 , jadi orang SMK3
secara formal
sebenarnya itu harus ada ahli K3 nya,
 Komunikasi, ada kebijakan
tapi disini hanya sebatas pelatihan K3
tertulis tentang keselamtan
kerja dan juga ada banyak faktor
 Faktor penghambat penghambat penerapan K3 yaitu
 Kurangnya pelatihan kurangnya pelatihan terhadap tenaga
mengenai keselamatan dan kesehatan, kurangnya peralatan yang
kesehatan kerja memadai dan kurangnya dana
 Terbatas disediakan alat sehingga penerapan K3 belum terlalu
pelindung diri ( APD ) terealisasikan dengan baik.
 Solusi Melihat dari keterangan
 Memberi APD pada tenaga tersebut, untuk perusahaan yang
kerja yang memadai
bekerja di bidang layanan kesehatan
 Mencega dan mengurangi
dan mempekerjakan pekerja lebih dari
kecelakaan kerja
100 orang ditambah memiliki potensi
 Meningkatkan pengetahuan
bahaya yang tinggi maka seharusnya
tentang k3
2. Penerapan K3RS di RS BUKIT penerapan sistem manajemen
LEWOLEBA keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) ini sangat penting dan wajib

32
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

untuk dilaksanakan. Selain itu, ada 1). Menteri atau pejabat yang
beberapa manfaat jika perusahaan ditunjuk mengenakan sanksi
menjalankan SMK3 baik itu untuk administratif atas pelanggaran
perusahaan maupun karyawan. ketentuan-ketentuan
Manfaat tersebut yaitu: sebagaimana diatur dalam
Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal
a) Manfaat langsung:
25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45
• Mengurangi jam kerja yang ayat (1), Pasal 47 ayat (1),
hilang akibat kecelakaan kerja Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106,
Pasal 126 ayat (3), dan Pasal
• Menghindari kerugian material
160 ayat (1) dan ayat (2)
dan jiwa akibat kecelakaan kerja
Undang-undang ini serta
• Menciptakan tempat kerja yang peraturan pelaksanaannya.
efisien dan produktif karena
2) Sanksi administratif sebagaimana
tenaga kerja merasa aman dalam
dimaksud dalam ayat (1) berupa :
bekerja
a) teguran;
b) Manfaat tidak langsung
b) peringatan tertulis
• Perawatan terhadap mesin dan
peralatan semakin baik, sehingga c) pembatasan kegiatan usaha;
mebuat umur alat semakin lama
d) pembekuan kegiatan usaha;
• Menciptakan hubungan yang
e) pembatalan persetujuan;
harmonis bagi karyawan dan
perusahaan. f) pembatalan pendaftaran;
• Meningkatkan image terhadap g) penghentian sementara
perusahaan sebagian atau seluruh alat
produksi;
h) pencabutan ijin.
Sanksi bagi penyelenggara rumah
sakit swasta yang tidak menyediakn Ketentuan mengenai sanksi
K3 Bagi tenaga kesehatan yang administratif sebagaimana dimaksud
terpapar COVID-19 dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
Dalam Undang-Undang Nomor lanjut oleh Menteri.” Berikutnya dalam
13 Tahun 2003 tentang Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
Ketenagakerjaan terdapat sanksi tentang Keselamatan Kerja juga diatur
pelanggaran berupa sanksi mengenai sanksi pidana yang
administratif, yaitu dalam pasal 190
UU No. 13 Tahun 2003 yang
disebutkan sebagai berikut.62
62
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, pasal 190 UU No. 13 Tahun 2003

33
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

tercantum dalam pasal 1563, yaitu kegiatan usaha, pembekuan kegiatan


sebagai berikut: usaha.
a). Pelaksanaan ketentuan tersebut Dari penelitian yang penulis
pada pasal-pasal di atas diatur lakukan tentang sanksi yang diterima
lebih lanjut dengan peraturan RS BUKIT dan RS SANTO DAMIAN
perundangan. penulis mengtahui bahwa sanksi yang
diterima oleh RS BUKIT dan RS
b). Peraturan perundangan tersebut
DAMIAN selama covid berupa
pada ayat (1) dapat
Teguran secara langsung dan
memberikan ancaman pidana
peringatan tertulis dikarenakan ada
atas pelanggaran peraturannya
Tenaga Kesehatan yang terpapr covid
dengan hukuman kurungan
di RS BUKIT dan RS SANTO DAMIAN
selama-lamanya 3 (tiga) bulan
sehingga direktur dari kedua Rumah
atau denda setinggitingginya Rp.
Sakit Pernah dipanggi Kepala Dinas
100.000,- (seratus ribu rupiah).
dan kepal dinas melakukan teguran
c). Tindak pidana tersebut adalah secara langsung agar penerapan K3
pelanggaran.” Semua peraturan lebih diperhatikan sehingga risiko
ini masih berlaku sampai saat ini terkena covid terhadap tenaga
dan juga menjadi dasar dalam kesehatan semakin berkurang
penetapan perlindungan dikarenakan tenaga kesehatan adalah
terhadap K3. garda terdepan dalam penanganan
covid.
Hasil wawncara yang peneliti
lakukan dengan Kepala Dinas
Kabupaten Lembata mengenai Sanksi
Yang diberikan Terhadap RS Bukit dan
RS Damian Apabila tidak melaksankan PENUTUP
K3 ( Kesehatan, Keselamtan, Kerja ) KESIMPULAN
pada saat Pandemi Covid yaitu64 : “
Kepala Dinas Menyampaikan Bahwa 1. Perlindungan hukum tenaga
Jika kedua Rumah Sakit Tersebut kesehatan di masa pandemi
Tidak Menjalankan K3 dengan Baik covid-19 terdiri dari upaya
pada Saat Pandemi Covid maka perlindungan preventif melalui
sesuai Peraturan Yang berlaku Kedua program vaksinasi,pemberian
alat pelindung diri ( APD )
Rumah sakit tersebut mendapatkan
selain itu Pemerintah juga telah
sanksi Administari Beruba : teguran,
memberikan insentif dan
peringatan tertulis, pembatasan santunan kematian meskipun
hal ini banyak mengalami
63
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Kendala.
Menteri.” Berikutnya dalam Undang-Undang 2. Sanksi yang deberikan
Nomor 1 Tahun 1970 terhadap perusahan yang tidak
64
Lewoleba, 08 november 2022

34
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

melaksanakan program Legislasi Indonesia, Vol. 1, No. 2,


kesehatan dan keselamatan 2004
kerja ( K3 ) sangat rendah
sehingga risiko terjadinya Asmirajanti. M, ‘Modul Keselamatan
kecelakaan kerja sangat tinggi. Pasien dan Keselamatan Kesehatan
Kerja dalam Keperawatan’,
SARAN Universitas Esa Unggul, 2019

1. Mengingat pentingnya pengaruh Christie Pricilia Pelealu, ‘Penerapan


pelaksanaan program Aspek Hukum Terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja’,
di Rumah Sakit terhadap Jurnal Sipil Statik, Vol. 3, No. 5,
produktivitas tenaga kerja maka Manado, 5 Mei 2015.
sangat diharapkan dapat lebih
menerapkan pelaksanaan Endang Wahyati Yustina, Mengenal
perogram ini untuk mengurangi Hukum Rumah sakit, Keni Media,
angka kecelakaan kerja Bandung, 2011
2. Memberikan pelatihan program
Hernadi Affandi, ‘Implementasi Hak
Keselamtan dan kesehatan kerja
atas Kesehatan Menurut Undang-
di Rumah sakit secara berkala
Undang Dasar 1945: antara
sehingga tersedia tenaga ahli di
Pengaturan dan Realisasi Tanggung
setiap Rumah Sakit
Jawab Negara’, Jurnal Universitas
Padjadjaran, No. 1, 2019.
3. Dilihat secara menyeluruh UU
No. 1 Tahun 1970 jelas tidak Jurnal Negara Hukum, No. 9, 2018
cocok dengan zaman sekarang
karena tidak bisa memberi efek Komite Tenaga Kesehatan, Pedoman
jera. Maka saran dari penulis Kredensial Tenaga Kesehatan di
diharpakan pemerintahan pusat Rumah Sakit, Direktorat Jenderal
dapat memperbarui peraturan Pelayanan Kesehatan RSUP
tentang K3 dan memberikan Nasional Dr. Cipto
sanksi yang berat sehinggah ada
Mangunkusumo, Jakarta, 2018
efek jera terhadap perusahan
yang tidak menerapkan K3 .
Laksono Trisnantoro, Aspek Strategis
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Rumah Sakit
(Antara Misi Sosial dan
A. Buku dan Jurnal Tekanan Pasar),Andi
Publisher, Surabaya, 2017
Abdul Gani Abdullah, ‘Pengantar Lanny Ramli, Hukum
Memahami Undang-Undang Ketenagakerjaan,
Tentang Pembentukan Peraturan Airlangga University Press,
Perundang-undangan’, Jurnal Surabaya, 2008. Mansyur

35
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

effendi, Hak Azasi Manusia Indonesia,


Dalam Hukum Nasional
dan Internasional, Ghalia B. Praturan Perundang-
Indonesia, Jakarta, 1994 Undangan

LBHM Lembaga Bantuan Hukum Undang-Undang Dasar Negara


Masyarakat, “Buku Saku Republik Indonesia 1945
Hak Atas Kesehatan, LBHM, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
Jakarta,2019 Tentang Keselamatan Kerja Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Tentang Hak Asasi Manusia Undang-
Hukum, Kencana Prenada Undang Nomor 13 Tahun 2003
Media Group, Jakarta, Tentang Ketenagakerjaan Undang-
2016. Undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Sri Rejeki, “Kesehatan dan
Keselamatan Kerja”, Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Kementerian Kesehatan 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
Republik Indonesia,
KEMENKES RI, Jakarta, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
2016 HK. 01.07/MENKES/215/2020
Tentang Pemanfaatan Dana Alokasi
Sri Siswati, “Hukum Kesehatan dalam Khusus Bidang Kesehatan Untuk
Perspektif Undang- Pencegahan dan Penanganan
Undang”, Rajawali, Covid-19 Tahun Anggaran 2020.
Jakarta, 2013 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK. 01.07/MENKES/278/2020
Surya Chandra, Labour Law and Tentang Pemberian Insentif dan
Development in Indonesia, Santunan Kematian Bagi Tenaga
Leiden University Kesehatan Yang Menangani Covid-
Repository, 2016 19.

Susatyo Herlambang, Etika Profesi


Tenaga Kesehatan, Gosyen C. Sumber Lainnya
Publishing, Yogyakarta, 2011
BernadethaAu ”beda tenaga medis
Theresia Louize Pesulima, dan tenaga Kesehatan”
‘Perlindungan Hukum Terhadap https://www.hukumonline.com/kli
Keselamatan Kerja Bagi Tenaga nik/detail/ulasan/lt5eaa9a59e79 a5
Kesehatan Akibat Pandemi Covid-
19’, Jurnal SASI, Vol. 26, No. 2, BernadethaAureliaOktavira,S.H.htt
2020 ps://www.hukumonline.com/
klinik/penjawab/
Zaka Aditya, ‘Rekonstruksi Hirarkhi
lt5d537b77ab8d5/mitra/
Peraturan Perundang-Undangan di
lt4b457ff0c3e1b/bernadetha-

36
JURNAL PENELITIAN

[ ERIKSON POLICARDO AMA PIRAN ] Fakultas Hukum

Universitas Nusa Cendana

aurelia- oktavira--sh

Detik news, tambah 11.749,


https://news.detik.com/berita/d-
5362765/tambah- 11749-kasus-
corona-di-ri-5-februari-jadi-
113485.

Edityaep,”doktermeninggalkarena
covid”https://www.liputan6.com/
health/read/4447499/237-dokter-
di-indonesia-meninggal-karena-
virus-corona- covid-19.

Ellyionpranita,artikelviruscoronamasu
k https://www.kompas.com/sains/
read/2020/05/11/130600623/
diumumka n-awal-maret-ahli--virus-
corona-masuk-indonesia-dari-januari.

merrydame cristy pane , halaman 1


viruscoronAhttps://www.alodokter.co
m/virus- corona.

Sutyantowabahttp://
www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/
mobile/berita/baca/35 8/Penyakit-
Yang-Pernah-Menjadi-Wabah-Di-
Dunia.

Tata Suciato,arti pemerintah”


https://pemerintah.net/arti-pemerinta

http://site.lembatakab.go.id

https://www.cnnindonesia.com

37

Anda mungkin juga menyukai