Anda di halaman 1dari 3

UHC THAILAND

Declaration of Human Right pada tahun 1948 telah menyatakan bahwa


perawatan kesehatan serta pelayanan sosial merupakan hak azasi manusia yang
mendasar dan diakui oleh seluruh bangsa di dunia. Berdasarkan pada deklarasi
tersebut, maka beberapa negara pun mulai mengembangkan sistem jaminan kesehatan
untuk seluruh penduduk (Universal Health Coverage). Adapun sarana pelayanan
kesehatan yang ditentukan haruslah memiliki standar kualitas pelayanan yang tinggi,
terjangkau dalam hal biaya, mudah diakses, dan juga menerapkan sistem pelayanan
kesehatan yang efisien (Atun, et al, 2013) Dalam rangka mewujudkan Universal
Health Coverage,sangat dibutuhkan peran dan juga dukungan dari berbagai sektor
yang ikut serta menjamin kesehatan masyarakat termasuk pendidikan, transportasi,
dan juga perencanaan perkotaan (WHO, 2012).
Menurut UNDP (2011), keberlangsungan suatu negara ditentukan oleh faktor
sosial dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakatnya. Adapun
peningkatan kesehatan warga negara akan berkontribusi langsung terhadap
pembangunan sumbar daya manusia. Menurut Bundy dalam Evans (2012),
peningkatan kesehatan juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dengan keadaan kesehatan yang baik seseorang akan mampu bekerja dan
menghasilkan sesuatu untuk meningkatkan ekonomi keluarganya.Keberhasilan
pembiayaan kesehatan dalam konsep UHC (Universal Health Coverage)didapatkan
dari Thailand. Pada tahun 1991, dua pertiga dari penduduk Thailand tidak memiliki
asuransi kesehatan. Namun, pada tahun 2000, hanya 20,3% dari penduduk Thailand
yang tidak diasuransikan. Setelah diberlakukannya Universal Health Coverage(UHC),
angka ini turun menjadi kurang dari 4%.

Walaiporn Patcharanarumol, researcher in health care financing International


Health Policy Program (IHPP), Ministry of Public Health menyampaikan beberapa
temuan hasil reviewer independen terkait dengan pelaksanaan UHC di Thailand kurun
waktu 2001-2010 (10 tahun). Independen reviewer yang terdiri dari narasumber
nasional dan internasional melakukan review dengan memfokuskan aspek pembuatan
kebijakan UHC, konteks lingkungan, pelaksanaan kebijakan, tata kelola UHC dan
dampak pelaksanaan UHC.
Beberapa temuan dijabarkan secara komprehensif dalam sebuah buku
"Thailand's Universal Coverage Scheme: Achievement and Challenge"

UHC Thailand telah tercapai dengan tiga skema asuransi kesehatan sosial
(SSS, CSMBS dan UCS). UCS merupakan skema terbesar dan dominan di Thailand
yang meng-cover kurang lebih 47,8 juta penduduk Thailand.

Jika dilihat lebih jauh, pelaksanaan UHC dilatarbelakangi oleh beberapa hal:

1. Adanya bukti terhadap ketidakmerataan pelayanan kesehatan pada akhir tahun


1990an, yang dapat dilihat dari 18 juta penduduk pada saat itu tidak terlindungi
asuransi kesehatan, pelayanan kesehatan yang tidak terdistribusi ke seluruh Thailand,
termasuk kualitas pelayanan kesehatan yang tidak merata.
2. Secara konstitusi telah memiliki pondasi yang kuat dengan adanya UU National
Helath Security Act tahun 2002.

Tiga faktor penting yang mendorong keberhasilan UHC di Thailand adalah


komitmen politik, pergerakan sosial dan sumber daya manusia yang menguasai UHC
(know how) melalui penelitian dan bukti-bukti ilmiah yang kuat.

1. Dalam pelaksanaannya, keberhasilan UHC disebabkan karena beberapa hal:


Sumber pembiyaaan yang pasti. Sumber pembiayaan UHC bersifat tetap yang berasal
dari pajak. Penghitungan dilakukan per-kapita per tahun yang mengalami peningkatan
dari tahun-ke tahun. Hal ini juga didukung dengan kebijakan pemerintah dengan
tingginya persentasi pengeluaran negara untuk kesehatan (tahun 2011 sebesar 14
persen dari total pengeluaran pemerintah untuk kesehatan), salah satunya untuk
membiayai UHC.
2. UHC memberikan pelayanan yang komprehensif meliputi pelayanan rawat jalan,
rawat inap, kecelakaan, kegawat-daruratan, pelayanan preventif dan promotif dengan
mekanisme kontrak terpusat. Jejaring penyedia layanan kesehatan di satu kabupaten
(rumah sakit dan primary care unit), melakukan kontrak kerjasama dengan NHSO
berdasarkan jumlah populasi yang dilayani dalam satu distrik tersebut.
3. Fokus pelayanan ditekankan pada primary care unit sebagai gatekeeper terhadap
pelayanan lanjutan. Penguatan sistem pelayanan kesehatan diutamakan pada
penyediaan layanan primer yang komprehensif di seluruh Thailand, yang didesain
untuk efisiensi dan pemerataan pelayanan kesehatan.
4. Mekanisme pembayaran pelayanan kesehatan yang diberikan secara kapitasi untuk
semua pelayanan rawat jalan dan DRG untuk pelayanan rawat inap (Close-end
provider payment)
5. Memanfaatkan sumber daya dan kebijakan kesehatan yang sudah ada seperti,
kebijakan tersedianya primary health center di setiap kecamatan, kebijakan PTT bagi
tenaga kesehatan minimal tiga tahun yang mencakup dokter, dokter gigi, perawat dan
farmasi.

DAFTAR PUSTAKA

Primasari, K. L. (januari 2015). Analisis Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan


NasionalRSUD. Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak. Analysis of National Health
Insurance Referral System in Public Hospital dr.Adjidarmo Lebak , 79-80.

(26 August 2013). MANAJEMEN PEMBIAYAAN KESEHATAN.

Anda mungkin juga menyukai