KESEHATAN
POWER, POLITIK DAN KESEHATAN MASYARAKAT
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Daftar Isi …………………………………………………………………………..........i
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….……...1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………......2
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………..…........2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………............2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Pengertian Kekuasaan Dan Pengaruh Kekuasaan Dalam Kesehatan...3
2.2 Pengertian Politik Dan Pengaruh Politik Terhadap Kesehatan…………..4
2.3 Pengertian Kesehatan Dan Masyarakat, Serta Pentingnya Kekuasaan
Politik Untuk Mengembangkan Kesehatan Masyarakat..………….……..5
2.4 Penerapan Kekuasaan Dan Politik Dalam Kesehatan Masyarakat.........7
BAB III PENUTUP……………………………………………...................................9
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………........9
3.2 Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..10
i
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, kesehatan merupakan bagian dari politik oleh karena
pelayanan kesehatan merupakan pelayanan publik yang tidak hanya dijadikan
sebagai kendaraan politik para calon atau kandidat kepala daerah. (Bambra dkk.,
2005). Sebuah studi yang dilakukan Navarro dkk. (2006) meneguhkan korelasi
antara ideologi politik suatu pemerintahan terhadap derajat kesehatan
masyarakatnya, melalui kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintahan tersebut.
Konsep kesehatan yang dianut pemerintah kita saat ini, berbuah pembangunan
kesehatan yang berbentuk pelayanan kesehatan individu, ketimbang layanan
kesehatan komunitas yang lebih luas, program - program karitas yang bersifat
reaktif seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau pengobatan gratis.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.2 Pengaruh Kekuasaan Terhadap Kesehatan
4
Seperti yang tertera di atas, jika standar tidak ditetapkan, akan terjadi ambiguitas
dan ketimpangan dalam pelayanan kesehatan. Maka dari itu, politik memiliki
pengaruh yang besar terhadap kesehatan karena sejatinya baik buruk
implementasi kesehatan tersebut sangat bergantung pada kebijakan pemerintah.
Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan
sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health
Organization (WHO), 1948). Serta menurut Undang-undang tentang kesehatan
nomor 36 tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Definisi kesehatan menurut Kementerian
kesehatan yang tertulis dalam UU No. 23 tahun 1992 merupakan keadaan
normal dan sejahtera anggota tubuh, sosial dan jiwa pada seseorang untuk
dapat melakukan aktifitas tanpa gangguan yang berarti dimana ada
kesinambungan antara kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang termasuk
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan.
5
beberapa pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa masyarakat merupakan
kesatuan atau kelompok yang mempunyai hubungan serta beberapa kesamaan
seperti sikap, tradisi, perasaan dan budaya yang membentuk suatu keteraturan.
6
praktis (aplikatif). Artinya dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masyarakat (aplikasi) harus didasarkan pada temuan-temuan (evident based)
hasil kajian ilmiah (penelitian). Sebaliknya kesehatan masyarakat juga harus
terapan (applied) artinya hasil-hasil studi kesehatan masyarakat harus
mempunyai manfaat bagi pengembangan program.
Kekuasaan tanpa politik akan menjadi tidak terarah, begitu pun jika politik
tanpa kekuasaan. Dalam politik membutuhkan kekuasaan (power) dan
kewenangan (authority) yang akan menunjang bagi pemberlakuan kebijakan.
Power juga dapat digunakan sebagai problem solving, dimana melalui
pendekatan yang persuasive, penuh empati, peduli akan tetapi harus tetap
dibumbui dengan anjuran yang tegas agar kebijakan yang diterapkan dapat
dijalankan dengan baik. Oleh karena itu politik adalah sesuatu hal yang
berhubungan dengan kekuasaan (power) (Umar,2014)
7
terbebas dari penyakit itulah yang diukur dalam peningkatan derajat kesehatan.
Selama proses melakukan peningkatan, diperlukan tenaga kesehatan yang
optimal untuk merubah kebiasaan dan pola hidup yang tidak sehat. Dengan pola
hidup yang sehat, maka akan dicapai derajat kesehatan yang baik. Hal ini pula
harus didukung dari segala pihak. Sehingga ketika mengambil keputusan politik
pada kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat begitu pula
sebaliknya yang akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat, power dan
politik memiliki pengaruh yang begitu besar dalam kebijakan dan pengembangan
di bidang kesehatan.
Peran power dan politik yang dapat dilakukan yaitu melalui kebijakan
publik (Nurlaeli, 2007) yaitu peran sebuah Negara untuk melindungi, mengawasi
serta mencegah perilaku segelintir kelompok yang dapat merugikan masyarakat
khususnya dalam konteks kesehatan, maka pemerintah wajib untuk melakukan
kontrol atas pelayanan kesehatan yang dapat merugikan masyarakat miskin.
Politik kesehatan yang dilaksanakan secara sistematis dan sehat serta sesuai
dengan prinsip pemerintahan yang baik tentunya akan menjadi harapan bagi
masyarakat.
Guna dari power dan politik ini sendiri yaitu untuk menciptakan kesehatan
masyarakat yang prima dengan di bentuknya berbagai peraturan yang dijadikan
sebagai pedoman bagi para petugas kesehatan dan masyarakat luas agar
nantinya suasana serta lingkungan sehat selalu tercipta.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Politik dalam arti kepentingan umum adalah suatu rangkaian asas atau
prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan,
cara dan alat yang akan kita gunakan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.
Politik memiliki pengaruh begitu besar terhadap kebijakan dan pengembangan di
bidang kesehatan. Politik kesehatan atau kebijakan kesehatan memang akhirnya
ditentukan oleh keputusan politik. Dalam politik kesehatan, kekuasaan diperlukan
untuk mencapai tujuan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi melalui suatu
sistem ketatanegaraan. Selain itu, kekuasaan juga diperlukan untuk dapat
mencapai keadilan, dimana kesehatan yang merupakan hak dari semua orang
terjadi secara merata di seluruh wilayah. Hal ini diwujudkan dengan adanya
kewenangan dan kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk mengatur jalannya
peraturan kesehatan. Apabila kehidupan politik di suatu daerah tidak sehat,
jangan harap kesehatan masyarakat di daerah itu akan diurus dengan sehat
pula. Politik yang sakit akan membiarkan rakyatnya sakit.
3.2 SARAN
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon
kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
kesempurnaan kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bambra, C., Fox, D., & Scott-Samuel, A. 2003. Towards a New Politics of health.
Politics of Health Group Discussion Paper No. 1.
Bambra, Clare & Fox, Debbie & Scott-Samuel, Alex. 2005. Towards a New
Politics of Health. Health promotion international. 20. hal. 187-93.
10.1093/heapro/dah608.
Bambra, C., Smith, K., & Kennedy, L. 2008. Politics and Health. In N. J & W. J
(Eds.), Health Studies 2nd edition hal. 257-287. London: Palgrave
Macmillan.
Marsh, D., & Stoker, G. 2002. Theory and methods in political science.
Basingstoke, UK: Palgrave Macmillan.
10
Navarro, V., Muntaner, C., Borrell, C., Benach,J., Quiroga, A., Rodriguez-Sanz,
M., . Pasarin, M. I. 2006. Politics and health outcomes. Lancet, 367
11