Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam analisis kebijakan terdapat lima prosedur umum antara lain

pemantauan, peramalan, evaluasi, rekomendasi, dan perumusan masalah. Salah

satu karakteristik penting dari prosedur analisis kebijakan adalah hubungan

mereka yang bersifat hirarkis, yaitu tidak mungkin untuk menggunakan beberapa

metode tanpa terlebih dahulu menggunakan metode-metode lain.

Merekomendasikan kebijakan umumnya mengharuskan analis untuk terlebih

dahulu terlibat dalam semua prosedur mulai dari pementauan, peramalan, dan

evaluasi. Hal ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa semua

rekomendasi kebijakan didasarkan pada premis faktual dan premis nilai.

Rekomendasi memungkinkan untuk menghasilkan informasi tentang

kemungkinan bahwa serangkaian tindakan yang akan datang akan mendatangkan

akibat-akibat yang bernilai.

Rekomendasi kebijakan yanag baik akan membawa manfaat pada penguatan

proses pengembangan kebijakan sehingga tujuan dari ditetapkannnya seabuah

kebijakan public sebagai bentuk respon tehadap kepentingan masyarakat luas,

solusi pemrasalahan public dapat tercapai. Namun demikan, kerap kali

rekomendasi kebijakan yang telah dikeluarkan tidaklah cukup, dibutuhakn upaya

sistematis untuk memastikan efektivitas keterlaksanaan rekomendasi kebijakan

terseabut daengan bentuk perjuangan advokasi.

1
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan rekomendasi kebijakan?

2. Jelaskan tujuan dari Rekomendasi Kebijakan!

3. Apa saja kriteria rekomendasi kebijakan?

4. Jelaskan pendekatan utama untuk rekomendasi dalam analisis kebijakan

publik!

5. Apa saja proses pemecahan masalah rekomendasi kebijakan?

6. Apa saja metode untuk rekomendasi?

7. Apa saja yang harus di pertimbangan dalam isi rekomendasi?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui konsep kebijakan (rekomendasi) dalam Administrasi Kebijakan

Kesehatan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian rekomendasi kebijakan

2. Untuk mengetahui tujuan rekomendasi kebijkan

3. Untuk mengetahui mengenai pendekatan utama untuk rekomendasi dalam

analisis kebijakan publik

2
4. Untuk mengetahui pendekatan utama untuk rekomendasi dalam analisis

kebijakan publik

5. Untuk mengimplementasi proses pemecahan masalah rekomendasi kebijakan

6. Untuk mengetahui metode rekomendasi.

7. Untuk mengetahui isi pertimbangan rekomendasi kebijakan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Rekomendasi Kebijakan

Luwis dan Harsini (2010) mengatakan bahwa rekomendasi adalah suatu

bentuk komunikasi sekaligus promosi tidak langsung yang dilakukan oleh para

konsumen yang sudah pernah membeli produk atau jasa yang kemudian

menceritakan berbagai pengalamannya yang berkaitan dengan produk atau jasa

tersebut kepada orang lain.

Kotler dan Keller (2007) mengutarakan bahwa rekomendasi adalah suatu

proses komunikasi atas produk atau jasa tertentu yang berguna untuk memberikan

informasi secara personal.

Rekomendasi kebijakan adalah prosedur anilisis kebijakan yang digunakan

untuk menghasilkan informasi mengenai konsekuensi yang mungkin dari

serangkaian arah tindakan di masa depan dan nilai-nilai atau manfaat dari

tindakan terseabut (Dunn, 1994).

Rekomendasi kebijakan adalah saran-saran kebijakan secara sederhana yang

disiapkan untuk keompok tertentu yang meiliki kewenagan untuk membuat

keputusan, baik cabinet, DPR, badan penyelenggara, atau lainnya. Rekomendasi

memungkinkan analis menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangakian

aksi di masa mendatang untuk menghasilkan konsekkuensi berharaga bagi

individu, kelompok, atau masyarakt seluruhnya. Hal ini dimungkinkan karena

4
rekomendasi kebijakan menjelaskan konsekuensi di masa dating stselah

dilakukannya berbagai alternatif tindakan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, rekomendasi secara sederhana

bisa disebut sebagai saran yang menganjurkan, membenarkan, atau menguatkan

mengenai sesuatu atau seseorang. Rekomendasi ini sangat penting artinya untuk

meyakinkan orang lain bahwa sesuatu atau seseorang tepat dan layak.

2.2. Tujuan Rekomendasi Kebijakan

Tujuan rekomendasi kebijakan adalah menentukan alternatif terbaik yang

harus diambil. Dalam menentukan keputusan, rekomendasi kebijakan terkait erat

dengan masalah moral dan etika. Sebagai produk utama kepala pemerintahan

untuk mengelola kebijakan public, rekomendasi kebijakan merupakan kunci

utama untuk memutuskan kebijakan di setiap tingkat pemerintahan.

Tujuan lainnya yaitu memberikan alternatif kebijakan yang paling unggul di

banding dengan alternatif kebijakan yang lain. Dalam proses pemilihan alternatif

tersebut harus mendasarkan pada seperangkat kriteria yang jelas dan transparan,

sehingga ada alasan yang masuk akal bahwa suatu alternatif kebijakan dipilih atau

di tolak.

2.3. Kriteria untuk Rekomendasi Kebijakan

Beberapa tipe pilihan rasional dapat diletakkan sebagai kriteria keputusan

yang digunakan untuk menyarankan pemecahan masalah kebijakan. Dengan

kriteria keputusan dimaksudkan secara eksplisit sebagai nilai-nilai yang

5
digunakan melandasi rekomendasi untuk tindakan. Kriteria keputusan terdiri dari

enam tipe utama, antara lain:

a. Efektifitas (effectiviness) berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai

hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya

tindakan. Efektifitas, yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas

teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya.

b. Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk

menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonin

dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektifitas dan

usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter.

c. Kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat

efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan

adanya masalah. Kriteria kecekupan menenkankan pada kuatnya hubungan

antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.

d. Kriteria kesamaan (aquity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan

sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-

kelompok yang berbada dalan masyarakat. Kriteria kesamaan erat

hubungannya dengan konsepsi yang saling bersaing, yaitu keadilan atau

kewajaran dan terhadap konflik etis sekitar dasar yang memadai untuk

mendistribusikan risorsis dalam masyarakat.

e. Responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu

kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-

kelompok masyarakat tertentu. Kriteria responsivitas adalah penting karena

6
analis yang dapt memuaskan semua kriteria lainnya, efektifitan, efisiensi,

kecukupan, kesamaan masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual

dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.

f. Kriteria kelayakan (appropriateness) biasanya bersifat terbuka, karena

perdefinisi kriteria ini dimaksudkan untuk menjangkau keluar kriteria yang

sudah ada. Oleh karenanya tidak ada dan tidak dapat dibuatkan definisi baku

tentang kriteria kelayakan.

2.4. Pendekatan Utama untuk Rekomendasi Dalam Analisis Kebijakan

Dalam rekomendasi ini terdapat dua pendekatan utama untuk rekomendasi

dalam analisis kebijakan publik, yaitu :

a. Analisis biaya manfaat adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan

yang memungkinkan analis membandingkan dan menganjurkan suatu

kebijakan dengan cara menghitung total biaya dan total keuntungan dalam

bentuk uang.

b. Analisis biaya efektivitas adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi

kebijakan yang memungkinkan analisis untuk membandingkan dan

memberikan anjuran kebijakan dengan mengkuantifikasi total biaya dan

akibat. Biaya dapat diukur dengan uang sementara efektivitas diukur dalam

satuan barang, pelayanan atau beberapa satuan nilai akibat lainnya.

7
c. Metode untuk Rekomendasi.Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk

pembuatan rekomendasi dengan analisis biaya manfaat dan biaya efektivitas

antara lain :

1. Pemetaan sasaran adalah teknik yang digunakan untuk menyusun tujuan,

sasaran, dan hubungannya dengan alternatif kebijakan.

2. Klarifikasi nilai adalah prosedur untuk mengidentifikasikan premis nilai

atas dasar seleksi terhadap sasaran kebijakan.

3. Kritik nilai adalah serangkaian prosedur untuk menguji mana yang lebih

meyakinkan antara argumen-argumen yang saling berlawanan dalam suatu

debat mengenai tujuan kebijakan.

4. Perumusan elemen biaya adalah suatu prosedur untuk mengklarifikasikan

dan mendeskripsikan semua biaya yang akan dikeluarkan dengan

ditetapkan dan dilaksanakannya program.

5. Estimasi biaya adalah prosedur untuk menyediakan informasi tentang nilai

uang masing-masing komponen dari struktur elemen biaya.

6. Harga bayangan suatu prosedur untuk membuat keputusan subjektif

tentang nilai uang dari manfaat dan biaya ketika harga pasar tidak dapat

dipercaya atau tidak tersedia.

7. Pemetaan hambatan adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasi

keterbatasan dan hambatan yang menghadang jalan untuk mencapai

sasaran kebijakan dan program.

8. Internalisasi biaya adalah prosedur untuk memasukkan semua biaya luar

yang relevan kedalam struktur elemen biaya internal.

8
9. Diskonting adalah prosedur untuk memperkirakan nilai saat ini dari biaya

dan manfaat yang akan diperoleh pada masa mendatang.

10. Analisis sentivitas adalah suatu prosedur untuk mengetahui sensitivitas

hasil analisis biaya manfaat atau biaya efektivitas terhadap asumsi-asumsi

alternatif tentang kemungkinan tingkat biaya benar-benar terjadi.

11. Analisis fortiori adalah prosdur yang digunakan untuk membandingkan

dua atau lebih alternatif dengan cara memecahkan ketidakpastian untuk

menyetujui suatu alternatif yang secara intutif lebih disukai tetapi setelah

analisis pendahuluan diketahui lebih lemah dibandingkan alternatif lain.

12. Analisi plausabilitas adalah prosedur untuk menguji rekomendasi yang

menentang pernyataan yang berlawanan.

2.5. Proses Pemecahan Masalah Rekomendasi Kebijakan

Rekomendasi kebijakan dimulai dengan pokok persoalan kebijakan yang

akan diambil keputusannya. Bagain kedua terdiri dari analisis kebijakan dari

permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian pada bagian penutup barulah

disampaikan rekomendasi kebijakan, boleh satu atau lebih. Menulis rekomendasi

kebijakan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang megikuti alur

sebagai berikut :

a. Identifikasi dan klarifikasi isu kebijakan.

b. Meneliti latar belakang dan konteks yang relevan.

c. Idantifikasi alternatif kebijakan.

d. Melakukan konsultasi yang diperlukan.

9
e. Menyeleksi opsi kebijakan terbaik.

f. Menyiapkan dokumen rekomendasi.

Terkait dengan dokumen rekomendasi terdapat dua bentuk yang dibedakan

berdasarkan urutan pemaparan hasil rekomendasi dan anlisis. Bentuk pertama

adalah direct structure yang secara langsung menghasilkan rekomendasi setelah

memperhatikan info penting sebagai pendahuluan singkat. Adapun bentuk

dokumen rekomendasi kedua adalah indirect structure.

1. Direct Structure

Dikatakan direct structure karena rekomendasi kebijakan disampaikan

langsung setelah pendahuluan singakt yang berupa isu kebijkan dan informasi

penting yang diperlukan. Setelah itu barulah disampaikan bagian anlisis yang

meliputi latar belakang, factor yang dipertimbangkan dalam menentukan

alternative yang dipilih, analisis opsi, dan informasi penting lain dalam

rekomendasi. Yang perlu diperhatikan dalam analisis rekomendasi dalan

penyusunan dokumen direct structure ini adalah bagaimana penulis dokumen

bisa tetap membuat pembca rekomenadasi untuk focus ke inti rekomenasi

yang disampaikan, bukan pada pembahasan atau analisis rekomenasi.

2. Indirect Structure

Bagian awal dokumen mengemukakan isu kebijakan sebagai pengantar

dokumen rekomendasi. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis yang meliputi

konten berikut yaitu latar belakang, factor yang dipertimbangkan dalam

menentukan alternative yang dipilih, analisis opsi, dan informasi penting

10
lainnuya. Analisis yang dilakukan terhadap isu dan permasalahan tersebutlah

yang nantinya kan menghasilkan rekomenasi pada akhir dokumen.

2.6. Metode untuk Rekomendasi

Terdapat serangkaian metode yang digunakan untuk pembuatan

rekomendasi dengan analisis biaya-manfaat dan biaya efektivitas, antara lain:

a. Pemetaan sasaran adalah teknik yang digunakan untuk menyusun tujuan,

sasaran dan hubungannya dengan alternatif kebijakan. Tujuan, sasaran, dan

alternatif yang telah diidentifikasikan dengan satu atau dua metode perumusan

kebijakan dapat digambarkan dalam pohon sasaran (objective tree).

b. Klarifikasi nilaiadalah prosedur untuk mengidentifikasi dan

mengklarifikasikan premis nilai atas dasar seleksi terhadap sasaran kebijakan.

Keuntungan dari klarifikasi nilai adalah bahwa cara ini memungkinkan kita

untuk keluar dari analisis tujuan jika ternyata tujuan tersebut tidak lebih dari

pencerminan dan keinginan dan selera pribadi.

c. Kritik nilai adalah serangkaian prosedur untuk menguji mana yang lebih

menyakinkan antara argumen-argumen yang salng belawanan dalam suatu

debat mengenai tujuan kebijakan.

d. Perumusan elemen biaya adalah suatu prosedur untuk mengklarifikasikan dan

mendeskripsikan semua biaya yang akan dikeluarkan dengan ditetapkan dan

dilaksanakannya suatu program.

e. Estimasi biaya adalah prosedur untuk menyediakan informasi tentang nilai

uang masing-masing komponen dari struktur elemen biaya.

11
f. Harga bayangan (shadow pricing) suatu prosedur untuk membuat keputusan

subjektif tentang nilai uang dari manfaat dan biaya ketika harga pasar tidak

dapat dipercaya atau tidak tersedia.

g. Pemetaan hambatan adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasi

keterbatasan dan hambatan yang menghadangjalan untuk mencapai sasaran

kebijakan dan program.

h. Internalisasi biaya adalah prosedur untuk memasukkan semua biaya luar yang

relevan ke dalam struktur elemen biaya internal.

i. Diskonting adalah prosedur untuk memperkirakan nilai saat ini dari biaya dan

manfaat yang akan diperoleh pada masa mendatang.

j. Analisis sensitivitas adalah suatu prosedur untuk mengetahui sensitivitas hasil

analisi biaya-manfaat atau biaya-efektivitas terhadap asumsi-asumsi alternatif

tentang kemungkinan tingkat biaya akan manfaat tertentu yang akan benar-

benar terjadi.

k. Analisis fortiori adalah prosedur yang digunakan untuk membandingkan dua

atau lebih alternatif dengan cara memecahkan ketidakpastian untuk

menyetujui suatu alternatif yang secara intuitif lebih disukai tetapi setelah

analisis pendahuluan diketahui lebih lemah dibandingkan alternatif lain.

l. Analisis plausabilitas adalah prosedur untuk menguji rekomendasi yang

menentang pernyataan yang berlawanan.

12
2.7. Pertimbangan Isi Rekomendasi

Dalam memaparkan hasil rekomendasi perlu diperhatikan pertimbangan

aspek efektivitas, efisiensi, adekuat, responsivitas, ekuitas atau memiliki

keasamaan, dan tentu saja memiliki aspek Appropriatness atau kelayakan.

Efektivitas, berasal dari kata “efektif”, munvul sebagai acuan agar rekomendasi

yang dibuat dapat benar-benar mencapai tujuan yang telah direncanakan sejak

awal pembahassan isu atau masalah kebijakan. Untuk mencapai tujuan perlu

diperhitungkan sumber dayanya sehingga tidak terjadi pemborosan atau dengan

kata lain harus efisen terhadap alokasi sunber daya. Keefektifan dalam mencapai

tuuan itu perlu diukur apakah sudah cukup memuaskan kebutuhan, nilai atau

peluang yang memunculkan masalah sehingga aspek adekuat pun menjadi

penting. Pertimbangan penting lain yang harus ada dalam rekomendasi adalah

ekuitas (equity) terkait dengan pemerataan distribusi dampak dari kebijakan yang

dibuat, maksudnya adalah rekomendasi terseabut bisa berlaku dan berdampak

(positif, red) pada setiap masyarakat.

Pembuatan rekomendasi membutuhkan aspek-aspek yang dengannya akan

mengahsilkan rekomendasi kebijakan yang baik. Penulisan rekomendasi yang

baik harus focus pada isu yang hendak dipecahkan dan alternative rekomendasi

yang diajukan, meskipun dalam penulisan rekomendasi selalu ada analisis dan

informasi penunjang sebagai pendahuluan, dokumen rekomendasi harus

meruncing pada rekomendasi yang di gulirkan. Oleh karena itu, informasi penting

dan analisis kebijakan yang melandasi rekomendasi harus disajukan secara padat

oleh data dan argumen yang kuat serta jelas arah atau tujuannya.

13
Kejelasan dokumen rekomendasi juga perlu diperhatikan karena yang

biasanya menyampaikan rekomendasi terseabut adalah pemimpin dari organisasi

atau peneltian kebijakan, sedangkan penerima dokumen terseabut biasanya adalah

kepala pemerintah atau yang mampu mewakili. Pihak pertama bisa jadi

merupakan seorang ahli yang tidak terlibat langsung secara teknis sehingga

diperlukan resume yang sejalas-jelasnya agar rekomendasi disampaikan secara

tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Pihak kedua bisa jadi tidak memiliki

latar belakang pendidikan dan pemahaman yang sama maka kejelasan dalam

penyampain akan menentukan keputusan yang akan diambil. Selain itu,

rekomendasi harus berdasarkan informasi terkini, akurat, dan lengkap, serta

didukung oleh informasi yang bersifat evidence based. Dengan demikian,

rekomendasi yang disampaikan menjadi akurat, sesuai dengan masalah pokok

yang menjadi isu kebijakan dan dapat meminimalkan biaya yang diperlukan.

Bentuk perjuangan yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan rekomendasi

kebijkan agar dapat diakomodasi dan ditindaklanjuti dengan langkah kebijakan

berikiutnya adalah melalui advokasi kebijakan.

14
BAB III

SIMPULAN

Dari hasil tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rekomendasi secara sederhana bisa disebut sebagai saran yang menganjurkan,

membenarkan, atau menguatkan mengenai sesuatu atau seseorang.

Rekomendasi ini sangat penting artinya untuk meyakinkan orang lain bahwa

sesuatu atau seseorang tepat dan layak.

2. Rekomendasi kebijakan terkait erat dengan masalah moral dan etika.

3. Kriteria keputusan terdiri dari enam tipe utama, antara lain: efektifitas,

efisiensi, kecukupan, kriteria kesamaan, responsivitas dan kriteria kelayakan.

4. Dalam rekomendasi ini terdapat dua pendekatan utama untuk rekomendasi

dalam analisis kebijakan public.

5. Menulis rekomendasi kebijakan pada dasarnya adalah proses pemecahan

masalah yang megikuti alur.

6. Metode untuk pembuatan rekomendasi dengan menggunakan analisis biaya-

manfaat dan biaya efektivitas.

7. Dalam memaparkan hasil rekomendasi perlu diperhatikan pertimbangan aspek

efektivitas, efisiensi, adekuat, responsivitas, ekuitas atau memiliki keasamaan,

dan tentu saja memiliki aspek Appropriatness atau kelayakan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012. Rekomendasi Aksi-Aksi Kebijakan.


http://ariefdotcom.blogspot.co.id/2012/06/rekomendasi-aksi-aksi-
kebijakan.html (diakses 8 Mei 2018)
Ayuningtyas, Dumilah. 2014. Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai